A. Komplikasi Plaque
1. Erosi, ulserasi dan fisura timbul akibat adanya denudasi pada permukaan endotel.
2. Kalsifikasi, dapat terjadi pada daerah sekitar nekrosis dan plaque
3. Mural trombosis , terjadi akibat adanya gangguan pada aliran darah disekeliling plaque
dan terjadi penonjolan pada lumen. Gangguan aliran darah ini juga menyebabkan
kerusakan pada lapisan endotel.
4. Plaque haemorrhage, dapat terjadi akibat robeknya fibrous cap ataupun rupture pada
pembuluh darah yang tipis, yang baru terbentuk.
B. Komplikasi Atherosclerosis
Komplikasi pada atherosclerosis bermacam-macam tergantung pada lokasi dan ukuran
pembuluh darah yang terkena serta tergantung pada proses kronisnya.
1. Oklusi akut
Thrombosis pada plak atherosclerosis sering behubungan dengan rupture plak yang tibatiba menyumbat lumen arteri muscular. Keadaan ini dapat mengakibatkan iskemi necrosis
(infark) pada jaringan yang mendapat suplai darah tersebut. Manifestasi klinis dapat
berupa infark myocard, stroke ataupun gangrene pada usus ataupun ekstremitas bawah.
2. Penyempitan lumen pembuluh darah yang kronik
Pada proses pembentukan plak atherosclerosis pada lumen pembuluh darah
dapat mengakibatkan berkurangnya distribusi aliran daran arteri secara progresif.
Iskemia kronik pada jaringan yang terkena ditandai dengan adanya atrofi pada
organ, misalnya
a. unilateral renal arteri stenosis dengan atrofi pada ginjal
b. intestinal striktur pada atherosclerosis arteri mesenterika
c.iskemia atrofi pada kulit penderita diabetes dengan penyakit vascular perifer yang
berat
3.Aneurysma
Pada atherosclerosis terjadi kelemahan pada elatisitas dinding arteri sehingga dapat
menimbukan aneurysma, sering pada aorta abdominalis.Pada aneurysma ini bisa
menimbulkan peforasi ataupun ruptur vascular yang tiba-tiba.dan bisa berakibat fatal.
4.Emboli
Trombus pada plak atherosclerosis dapat terlepas dan tersangkut pada pembuluh darah
pada bagian distal menjadi embolus. Misalnya emboli yang berasal dari thrombus aorta
abdominalis dapat menyumbat dengan akut arteri poplitea dapat mengakibatkan gangren.
Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat
yaitu :
a. Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut.
Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah
koroner. Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler.
Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise padapenderita
angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Bila di berikan sebelum
exercise dapat mencegah serangan angina.1
b. Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi
serangan pada beberapa bentuk angina dengan cara kerjanya sebagai
berikut:
b.1. Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus
vasometer pembuluh darah arteri koroner (terutama pada angina
Prinzmetal).
b.2. Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke
miokard
b.3. Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan
menurunkan afterload.
b.4. Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi
denyut, jantung dan kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan
O2. 1
c. Beta Bloker
Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang
menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung
dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini
sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan
angina pektoris pada sebagian besar penderita. 1
2. Pembedahan
Prinsipnya bertujuan untuk :
a. Memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
b. Memperbaiki obstruksi arteri koroner.
Ada 4 dasar jenis pembedahan :
a. Ventricular aneurysmectomy : Rekonstruksi terhadap kerusakan ventrikel
kiri
meningkat seiring
bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Faktor resiko lain
masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik. Faktor- faktor
tersebut adalah abnormalitas kadar serum lipid, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, faktor
psikososial, konsumsi buah-buahan, diet dan alkohol, dan aktivitas fisik.1
Wanita mengalami kejadian infark miokard pertama kali 9 tahun lebih lama daripada
laki-laki. Perbedaan onset infark miokard pertama ini diperkirakan dari berbagai faktor resiko
tinggi yang mulai muncul pada wanita dan laki-laki ketika berusia muda. Wanita agaknya relatif
kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti
pria. Hal diduga karena adanya efek perlindungan estrogen. 1
Resiko terkena infark miokard meningkat pada pasien yang mengkonsumsi diet yang
rendah serat, kurang vitamin C dan E, dan bahan-bahan polisitemikal. Mengkonsumsi alkohol
satu atau dua sloki kecil per hari ternyata sedikit mengurangi resiko terjadinya infark miokard.
Namun bila mengkonsumsi berlebihan, yaitu lebih dari dua sloki kecil per hari, pasien memiliki
peningkatan resiko terkena penyakit. 2
1.Anand, S.S., Islam, S., Rosengren, A., et al., 2008. Risk factors for myocardial infarction in
women and men: insights from the INTERHEART study, European Heart Journal.
2. Beers, M.H., Fletcher A.J., Jones, T.V., 2004. Merk Manual of Medical Information:
Coronary Artery Disease. 2nd ed. New York: Simon & Shcuster.