OLEH:
KELOMPOK 4
KETUA:
HARRY ERLANDO NIM. 21067
SEKRETARIS:
TIUR YULANDA SIREGAR NIM. 21088
ANGGOTA:
DELLA DERISCHA NIM. 21064
MIRZA OKTARINA NIM. 21075
OLEH:
KELOMPOK 4
Ketua:
Harry Erlando Nim. 21067
Sekretaris:
Tiur Yulanda Siregar Nim. 21088
Anggota:
Della Derischa Nim. 21064
Mirza Oktarina Nim. 21075
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Praktik Kerja Industri Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Sanitasi Jurusan
industri ini merupakan salah satu bentuk penjelasan tentang apa yang dilakukan
selama kegiatan Praktik Kerja Industri oleh mahasiswa pada mata kuliah Praktik
proses belajar mengajar praktik serta pemenuhan nilai tugas pada mata kuliah
tersebut.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu atas tersusunnya laporan ini.
Semoga laporan Praktik Kerja Industri ini, memberikan manfaat bagi mahasiswa
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 106
A. Kesimpulan .......................................................................... 106
B. Saran .................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Air Limbah Domestik ............................. 31
Tabel 2.2 Kualifikasi Peralatan Pewadahan Sampah .............................. 34
Tabel 2.3 Indeks Pencemaran Udara ....................................................... 41
Tabel 2.4 Mikroorganisme Pada Berbagai Bahan Pangan ...................... 51
Tabel 2.5 Skala Risiko Berdasarkan Dampak ......................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Pengawasan Penyehatan Udara ..................................... 82
Tabel 4.7 Hasil Pemantauan Pengelolaan Tempat Cuci Tangan ............ 83
Tabel 4.8 Hasil Pengawasan Penyediaan Makanan dan Minuman ......... 83
Tabel 4.9 Hasil Pengawasan Pelaksanaan Housekeeping ....................... 84
Tabel 4.10 Hasil Pengawasan Keselamatan Kerja 11, 12, 15 ................... 85
Tabel 4.11 Hasil Pengawasan Keselamatan Kerja 13 ............................... 85
Tabel 4.12 Hasil Pengawasan Pengelolaan Limbah Cair 49, 50, 51, 52 . . 86
Tabel 4.13 Hasil Pengawasan Pengelolaan Limbah Cair Domestik ......... 86
Tabel 4.14 Hasil Pemantauan Pengelolaan Sampah ................................. 87
Tabel 4.15 Hasil Pengawasan Kesehatan Kerja ........................................ 88
Tabel 4.16 Hasil Pemantauan Kualitas Tanah .......................................... 89
Tabel 4.17 Hasil Pemantauan Pengelolaan Jamban dan Peturasan .......... 89
Tabel 4.18 Hasil Pengawasan Pengendalian Vektor ................................. 90
Tabel 4.19 Jumlah APD ............................................................................ 93
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi
Lampiran 2. Laporan Penyelidikan Insiden
Lampiran 3. Hasil Analisa Tanah
Lampiran 4. Hasil Analisa Udara Ambien
Lampiran 5. Kebijakan K3LH
Lampiran 6. Hasil Analisa Limbah Cair
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agar dapat mendukung aktivitas kehidupan manusia baik saat ini dan di masa
depan. Lingkungan yang tidak sehat dapat menjadi penghalang bagi manusia
pencegahan, lingkungan menjadi tetap terjaga kebersihan dan bebas dari risiko
1. Sarana air bersih dengan kuantitas dengan kualitas air yang memenuhi
binatang pengerat
membuang air limbah dengan benar sehingga aman bagi badan air dan
biota air
Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi seperti tersebut di atas merupakan hal
utama yang diperlukan bagi manusia agar dapat berperilaku hidup bersih dan
sehat. Kesehatan merupakan awal bagi manusia agar dapat bekerja dengan baik
dengan cara mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat dilakukan
dengan cara:
bisa mengetahui lebih dini potensi bahaya yang akan muncul sehingga
4. Penanganan celaka
Kegiatan ini dilakukan agar celaka yang terjadi tidak lebih berat dan
5. Pengendalian celaka
Kagiatan ini dilakukan agar celaka yang terjadi tidak menimbulkan
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja yang pada akhirnya menjadi
kerja (K3) harus mendapat pengawasan oleh Tenaga Kerja yang memiliki
aman bagi Tenaga Kerja dan semua orang yang berada di Industri (Winarko,
2019).
tempat kerja diharapkan perwujudan lingkungan kerja yang bersih, bebas potensi
bahaya yang bisa mengakibatkan celaka dan risiko pekerja menderita penyakit
dapat diatasi, serta perwujudan kondisi kerja yang memberi rasa aman, nyaman
bagi pekerja untuk bekerja dengan baik bisa diwujudkan (Ramlan dan Sumihardi,
2018).
Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
B. Perumusan Masalah
3
2. Bagaimana kegiatan yang dilakukan selama praktik di PT. Baturona
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
industri.
dilakukan di industri.
D. Manfaat
Pendidikan untuk bekerja sama lebih lanjut, baik bersifat akademis maupun
4
non akademis dan dapat memanfaatkan tenaga PKL sesuai dengan kebutuhan
di unit kerjanya.
3. Bagi Mahasiswa
umum industri
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
a. Faktor keturunan
b. Faktor prilaku
d. Faktor lingkungan.
dengan kesehatan manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat akan menjadi
bermasalah akibat tumpukan kotoran, sampah dan genangan air limbah yang
Sumihardi, 2018).
Dari pengertian sanitasi seperti tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
menular
penyakit.
penyakit
2. Ruang lingkup
d. Mencegah penyakit
Terdapat hubungan yang erat antara sanitasi dan kesehatan. Sarana dan
dan kolera melalui beberapa jalur penularan melalui kotoran manusia yang
sekitar sumber air yang dibuat tidak kedap air sehingga air bekas
di kulit.
menjadikan pencemaran terhadap tanah dan air tanah sebagai sumber air
dampak yang timbul akibat pengelolaan sampah yang tidak baik sebagai
berikut:
manusia.
2) Bilamana dibakar akan menimbulkan pengotoran udara.
Air limbah adalah air hasil pemakaian yang sudah tidak digunakan
lalu dibuang. Limbah dapat berasal dari rumah tangga, daerah komersial,
secara:
3) Biologis (mikroorganisme)
B. Keselamatan Kerja
1. Definisi
a. Keselamatan kerja
b. Kesehatan kerja
d. Kesusilaan
tidak terjadi celaka pada pekerja yang berhubungan dengan mesin, peralatan
kerja, bahan kerja, proses pengolahan, tempat kerja dan lingkungan fisik
2. Tujuan
baik secara rohani maupun jasmani yang meliputi hasil kerja budaya
efisien.
f. Memberi rasa aman dan nyaman bagi pekerja saat berada di tempat
kerja
3. Manfaat
a. Pekerja
b. Peralatan kerja
c. Mesin kerja
f. Aspek biologi
g. Aspek sosial
h. Sistem produksi
banyak digunakan adalah teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory).
Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan
a. Faktor manusia
oleh:
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Masa kerja
4) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
5) Tingkat Pendidikan
6) Perilaku
b. Faktor lingkungan
2) Suhu udara
3) Penerangan
4) Lantai licin
c. Faktor peralatan
1) Kondisi mesin
3) Letak mesin
5) Pencegahan kecelakaan
dialami baik pekerja maupun pemilik usaha, untuk itu upaya pencegahan
terhadap kecelakaan kerja merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk
6. Pencegahan celaka
di tempat kerja
kerja
tempat kerja
kualitas dari air tersebut. Perlu diketahui bahwa sumber air bersih di alam
tanah kecil maka aliran air tidak sampai kepermukaan sedang bila
b. Air permukaan
sehingga menjadi air tanah. Air permukaan dikatakan bersih bila jalur
2) Air limbah
4) Sampah
c. Air laut
Air laut kadar garamnya dalam 1liter terdapat 35gram yang tidak
semuanya berupa garam dapur. Air terasa asin karena air laut terdiri
dari bahan mineral yang bersumber dari bebatuan dan tanah seperti
menghantam bebatuan itu membawa garam, yang pada akhirnya air laut
tawar lebih ringan dari air laut, untuk mengubah air laut menjadi air
tawar dapat dilakukan dengan cara osmosis terbalik yaitu pengaliran air
Osmosis) SWRO.
d. Mata air
Mata air berarti tempat air yang mengalir dari batuan atau tanah
meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Air tanah kemudian
mengalir melalui retakan dan celah di dalam tanah, berupa celah kecil
e. Air hujan
bumi dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer.
zat, energi, atau komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya. Bahan pencemaran air bisa berasal dari
pencemaran air dapat disebabakan oleh berbagai jenis bahan pencemar antara
dapat mempengaruhi kualitas air, air menjadi keruh, kotor dan berbau.
3. Penampungan air bersih
air bersih. Berbagai jenis asal atau model penampungan air yang banyak
a. Penampungan Alami
b. Penampungan Buatan
hidran, tong, tangki air yang sengaja dibuat atau diadakan untuk
digunakan.
bahan yang bisa digunakan untuk memindahkan air dari satu tempat ke
tempat lain. Adapun proses pemindahan air dapat dilakukan dengan system
a. Terbuka
saluran yang terjadi secara alami maupun buatan, yang airnya biasa
disepanjang saluran.
b. Tertutup
bahan PVC atau GI, beton yang banyak digunakan untuk distribusi air
diperhatikan kualitas dari air tersebut. Air dikatakan bersih bila memenuhi
a. Fisik
1) Tidak berwarna
2) Tidak berbau
3) Tidak berasa
b. Kimia
c. Biologi
Air dikatakan bersih bila telah memenuhi syarat mikrobiologi
Air limbah yang merupakan air hasil sisa dari aktivitas manusia berasal
Limbah cair dari pabrik tahu diawali dari buangan air sisa proses
perendaman, pencucian kedelai dan proses buangan air tahu yang tidak
bahan kimia pada badan air sehingga menghambat kehidupan dalam air.
sakit, dengan kandungan bahan kimia organik yang berasal dari air sisa
hasil aktivitas mandi, mencuci, dan juga air limbah yang mengandung
bahan kimia an organik yang berasal dari air sisa hasil aktivitas pada
dapat mencemari lingkungan dan kehidupan biota air bila dibuang tidak
tidak mencemari badan air yang mengakibatkan kematian biota air. Secara
garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi tiga golongan
a. Golongan Fisik
limbah terdiri dari bahan organik seperti benda padat berupa potongan
sayuran, buah - buahan, sisa makanan, dan bahan an organik berupa air
cucian yang mengandung sabun, minyak atau lemak dengan kondisi air
b. Golongan Kimia
parameter DO, BOD, COD, Amonia, Phosphat, dan minyak atau lemak.
dari kamar mandi seperti air sabun, dan air sisa dari bahan pembersih.
c. Golongan Mikrobiologi
yang bersumber dari hasil sisa pembersihan kotoran peralatan dan badan
kuantitas dan kadar pencemar air limbah sebelum dibuang ke badan air.
Secara umum pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan cara (Ramlan
a. Fisika
b. Kimia
Pengolahan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi
c. Biologi
tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Pada tahap berlangsung
(filtrasi/penyaringan).
penyaringan).
tanah).
Air limbah merupakan hasil sisa dari kegiatan berupa cairan yang
dibuang yang berisi bahan pencemar, agar aman diperlukan wadah sebagai
e. Penampungan di tanah
a. Kedap air
b. Volume besar
c. Bahan kuat
Perlu diperhatikan bahwa untuk saluran air limbah harus dibuat aman
g. Mudah dibersihkan
Untuk menyatakan air limbah yang diolah menjadi air bersih benar
telah memenuhi syarat, maka hal penting yang menjadi indikator adalah
2018):
a. pH
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel
maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Untuk
adalah BOD5, yaitu BOD yang diperoleh setelah inkubasi selama 5 hari.
waktu inkubasi yang lebih lama (bisa 6 hingga 10 hari). Hal ini karena
yang juga banyak di dapat di dalam air limbah. Kandungan zat minyak
dan lemak dapat ditentukan melalui contoh air limbah dengan heksana.
Minyak dan lemak membentuk ester dan alkohol. Lemak tergolong pada
bahan organik yang tetap dan tidak mudah untuk diuraikan oleh bakteri.
Untuk air sungai kadar maksimum minyak atau lemak 1 mg/l, minyak
mengapung di atas air limbah, namun ada yang mengendap terbawa oleh
lumpur.
f. Amoniak (NH3)
alkali dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan dapat
g. Phospat
Harus tidak melebihi standard baku mutu air limbah domestik Per. Men LH
sebagai berikut:
Hasil Uji
No. Parameter Satuan NAB Metode Uji
Sebelum Sesudah
Minyak/
5. mg/l 5 SNI 6989.10-2011
Lemak
1. Sumber sampah
a. Pemukiman
b. Pasar
c. Industri
d. Institusi Pendidikan
e. Tempat pariwisata
2. Pemilahan sampah
3. Sifat sampah
Perlu diketahui bahwa benda padat hasil aktivitas manusia yang sudah
1) Tempat penampungan
3) Jumlah tumpukan
a) Sampah daun
b) Sampah kayu
Seperti:
berikut ini:
5. Pengangkutan sampah
a. Gerobak sampah
b. Mobil sampah
Sampah adalah hasil sisa kegiatan yang tidak digunakan lalu dibuang,
bermasalah bila tidak ditangani dengan baik dan benar. Kandungan bahan
organik yang terdapat dalam sampah yang dapat mengakibatkan masalah bagi
b. Gas Methan
Gas ini terjadi dari hasil aktivitas sampah yang ditumpuk kemudian
mengudara dan mengeluarkan gas dengan bau yang tidak sedap, namun
c. Gas Khlorine
Gas ini bersifat racun dan terjadi sebagai akibat panas yang berasal
dari tumpukan sampah plastik yang banyak dan tersimpan dalam waktu
yang lama.
d. Zat Timbal
Zat timbal ini berasal dari sampah logam bahan elektronik yang
dibuang tampa melalui proses penanganan yang baik, dalam waktu lama
kemudian kontak dengan air yang berasal dari hujan, sehingga terjadi
penguraian bahan kimia yang dapat masuk ke dalam tanah dan berpotensi
mencemari air sumur gali dengan sumber air dari tanah yang digunakan
7. Pengolahan sampah
dibuang sebagai hasil akhir dari kegiatan manusia antara lain (Ramlan dan
Sumihardi, 2018):
a. Recycle (Mendaur Ulang)
misalnya:
c. Reduce (Mengurangi)
seperti:
d. Replace (Mengganti)
untuk memperkecil jumlah sampah yang sulit atau sukar diolah atau
misalnya:
1) Menggunakan alat bungkus bahan dari daun bukan kantong
plastik.
diisi lagi
manusia serta makhluk hidup lainnya harus di jaga dan di pelihara kelestarian
fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta
pencemaran udara adalah masuknya bahan asing di udara, yang bisa dipantau
dengan cara diukur dan mengakibatkan atmosfer berubah dan berdampat pada
pencemaran udara. Adapun karena sifat alami udara yang bisa menyebar
tanpa batasan ruang, membuat dampak pencemaran udara bisa bersifat lokal,
beberapa bahan gas yang mengandung unsur kimia seperti (Ramlan dan
Sumihardi, 2018):
kejadian alam dan hasil aktivitas manusia. Bahan pencemar berasal dari
a. Peristiwa alam
2) Kebakaran hutan
b. Aktivitas manusia
1) Asap industry
3) Pembangkit Listrik
4) Bahan Radioaktif
dari hasil aktivitas alam maupun manusia dapat berupa (Ramlan dan
Sumihardi, 2018):
a. Gas
Gas sebagai zat atau bahan pencemar yang terdapat di udara dapat
6) Hidrokarbon (HC)
7) Khlorin (Cl2)
8) Timah
9) Ozon (O3)
b. Debu
Nilai
No Kategori CO NO2 O3 SO2 Debu
(PPM)
1. Baik 0-50 Normal Berbau Beberapa Bebera Normal
spesies pa
tanaman spesies
Rusak tanama
terpapar n rusak
SO2 terpapa
r O3
2. Sedang 51- 100 Kimia Berbau Beberapa Bebera Jarak
darah spesies pa pandang
tapi tidak tanaman spesies terbatas
diketahui rusak tanama
n rusak
3. Sakit 101- Peningka Berbau Penurunan Berbau Jarak
200 tan dan kemampua dan pandang
kardiova tidak n tanama dekat
kuler berwar berolraga n rusak karena
bagi na debu
perokok
yang
sakit
4. Parah 201- Peningka Sensitiv Olahraga Sensitiv Sentivita
300 tan itas ringan itas s
kardiova penderi mempenga pasien penderita
kuler ta asma ruhi dokter asma asma dan
bagi dan dan bronkhiti
yang bronkhi bronkhi s
tidak tis tis meningk
merokok mening at
kat
5. Sangat >300 Berbahaya bagi kehidupan di bumi termasuk manusia,
bahaya hewan dan tanaman.
c. Asap
1) Kebakaran hutan
2) Kebakaran sampah
3) Kebakaran kayu
d. Kabut
Kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah
tercemar atau tidak. Dari hasil pengukuran atau pemeriksaan diperoleh data
dan menganalisa konsentrasi dari CO, HC, CO2, O2 dan NO atau NOX
yang terkandung dalam gas buang yang berasal dari mesin industri,
bakar.
gangguan pernafasan
2) Pengukuran volume debu dalam ruangan (low volume sampler),
kerja.
80 %. Ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur uap air di udara.
Bahan pencemar didalam dan luar ruangan berakibat buruk bagi yang
terpapar, oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk mengatasi atau mengurangi
konsentrasi dari bahan pencemar hingga berada dibawah batas ambang yang
a. Penegakan aturan
b. Penanaman pohon
d. Melakukan penyaringan
f. Penggunaan biogas
j. Kesadaran masyarakat
k. Adsorbsi
l. Absorbsi
m. Kondensasi
udara bagi kehidupan antara lain berupa (Ramlan dan Sumihardi, 2018):
a. Dampak Kesehatan
atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-
paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah
dengan noda hitam, kulit menjadi keriput, kulit bisa mengalami kanker,
Hujan asam PH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di
atmosfer. Pencemaran udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air
2) Merusak tanaman
ozon, dan N2O di lapisan udara kita, sebenarnya zat-zat ini ada di lapisan
siangnya tidak terlalu panas dan malam nya tidak terlalu dingin,
banyak maka jumlah energi matahari yang masuk ke bumi hanya sedikit
kalu kita analogikan jumlah sinar matahari yang masuk 100 maka yang di
pantulkan cuma 30, 70 nya lagi tetap berada di bumi. suhu bumi yang
naik ini lah yang di sebut dengan fenomen global warming (pemanasan
1) Pencairan es di kutub
d. Eutrofikasi
Suatu kondisi dalam tubuh air di mana konsentrasi nutrisi (seperti
e. Haze
membersihkan lingkungan.
dengan oksigen
i. Tidak terlalu sering berada di luar rumah yang sudah tercemari oleh
asap pabrik.
ruangan.
dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi
tubuh. Menurut WHO Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang
apabila ditelan akan member suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan
atau berfungsinya tubuh (Chandra, 2012). Selain itu, memberi energi, dalam
manusia.
a. Kontaminasi makanan
Kontaminasi makanan dapat diartikan rusaknya makanan yang
rusak, sehingga apabila dikonsumsi oleh manusia atau oleh tenaga kerja
Jenis Bahan
Mikroorganisme
Pangan
Daging sapi Salmonella, C. perfringens, S. aureus, C. jejuni,
L. monocytogenes, Y. enterocolitica, E. coli
Daging unggas Salmonella, C. perfringens, S. aureus, C. jejuni,
Shigella
Susu Salmonella, S. aureus, C. jejuni,
L.monocytogenes, Y. enterocolitica,
Sterptococci
Telur Salmonella, Streptococci, S.aureus
Buah Parasit, Shigella spp, L. monocytogenes, E. coli
Sayuran Parasit, Shigella spp, L. monocytogenes, E.
coli, B. cereus
Ikan dan Hasil Laut Parasit, V. parahaemolyticus, V. cholera,
Salmonella
Beras B. cereus
Singkong dan Umbi- B. cereus
umbian
Serealia C. perfringens, B.cereus
Kacang B. cereus
Rempah-rempah B. cereus
Demikian juga peralatan yang digunakan dan pada saat proses produksi
2009) yaitu:
alat.
7) Bahan pangan yang mudah rusak, seperti buah, sayur, dan bahan
bahaya dan titik kendali kritis merupakan suatu sistem manajemen yang
digunakan untuk melindungi makanan dari bahaya biologi, kimia dan fisik.
melalui makanan (food borne diseases). Adapun tujuan khusus dari penerapan
dapat dilakukan baik secara fisik, kimia, biologis dan perbaikan sanitasi
dengan tujuan untk membasmi vektor sampai tuntas, namun hal tersebut tidak
hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai, bahkan
benar.
pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak
yaitu ada aquatic rodent (rodent yang hisup di air), leaping rodent (rodent
yang biasanya hidup di rumput atau padang pasir), tunneling rodent (rodent
2) Liang
7) Kumpulan tanda
b. Pengendalian tikus (Rodent Control) di Industri
tahap yaitu:
2) Sanitasi
3) Rat proofing
kerja
adalah:
tempat kerja.
dan efisien
4) Kesehatan kerja
kerusakan atau gangguan lainnya. Berikut jenis bahaya yang ada (Ramli
4) Bahaya Fisik, Bahaya yang berasal dari faktor fisik antara lain:
a) Bising
b) Getaran
gas bumi.
(Soedirman, 2014).
1) Jenis-jenis risiko
sebagai berikut:
a) Risiko keselamatan
b) Risiko Kesehatan
c) Risiko lingkungan
e) Risiko keuangan
a) Mengantisipasi
b) Mengenal atau rekognisi bahaya
d) Pengendalian (Control)
d. Manajemen risiko
melalui suasana kerja yang aman, sehat dan nyaman, memotong mata
sebagai berikut:
c) Check List
2) Analisis risiko
a) Mengidentifikasi risiko
disebut dengan risk value atau risk exposure. Risk value dapat
3) Penilaian Risiko
a) Analisis kualitatif
b) Analisis semi-kuantitatif
2. Kecelakaan kerja
a. Kecelakaan kerja
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda (PP No.50 Tahun
2012).
(1) Terjatuh
(1) Mesin
(11) Amputasi
(22) Lain-lain
(24) Kepala
(25) Leher
(26) Badan
tersebut
b. Sebab-sebab kecelakaan kerja
1) Faktor manusia
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Tingkat pendidikan
d) Pengalaman kerja
2) Faktor pekerjaan
3) Faktor lingkungan
a) Lingkungan fisik
(1) Pencahayaan
(2) Kebisingan
b) Lingkungan kimia
c) Lingkungan biologi
berlaku.
c) Perlengkapan kerja
penggunaannya.
d) Faktor manusia
a) Pendekatan energi
b) Pendekatan manusia
(5) Audit K3
(6) Komunikasi K3
c) Pendekatan teknis
instalasi.
d) Pendekatan Administratif
peraturan tentang K3
A. Rencana Kegiatan
sebagai berikut:
pembimbing lapangan.
C. Waktu Kegiatan
D. Jenis Kegiatan
sebagai berikut:
3. Induksi
industri
E. Metode Kegiatan
sanitasi industri
industri
di industri
industri
2. Prosedur kerja
sasarannya
pengawasan
d. Siapkan alat angkut atau kendaraan yang akan digunakan (jika perlu)
A. Hasil
a. Sejarah perusahaan
sendiri, totsl luas wilayah 23.700 Ha dengan Kawasan hutan seluas 990
Lais.
produksi pada tahun 2021 pada kegiatan tambang dan pengolahan adalah
1) Visi
lingkungan.
2) Misi
KETUA
ANDI CANDRA
SEKRETARIS
1. DEDY RUSMAN
2. AGUNG
HARTANTO
ANGGOTA ANGGOTA
(PORT) ANGGOTA
(SITE)
1. KUSWANTORO (KONTRAKTOR)
1. ADAM
DIRGANTARA 2. ANDIKA YS. 1. ADRIZAL IDRUS
2. ERWIN HARIS 3. MARTAHAN S. 2. HENDRA
LEMATANG
3. TARA ADITYA 4. ALAMSYAH
3. REDI ASPAR
4. FREDY 5. NASRUL AFENDI
4. SUMAR HARIYADI
5. ROHMAN 6. DEDY SYAPUTRA
5. GALANG P.
6. SUTARDO 7. PARDUSI
6. ARI NUR AMRI
KETUA
ANDI CANDRA
PELAKSANA HARIAN
TARA ADITYA
FREDI
ROHMAN
SUTARDO
DESTIANTO
c. Induksi
dilakukannya pengawasan
pelabuhan
sebagai berikut:
dengan filtrasi. Air baku yang diperoleh dari sungai, diendapkan di bak
sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut:
1) Lokasi Pengukuran:
Hasil Analisa
No Item Pemantauan Satuan
11 12 15
1. Temperatur udara o
C 29 30 31,5
2. Kelembaban % 68,2 67,9 62,5
3. Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 0,04 0,04 0,01
4. Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 32 30 36
5. Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 <2,373 <2,373 <2,373
6. Oksidan (O3) µg/Nm3 32 34 34
7. Debu (TSP) µg/Nm3 36 34 36
8. Partikulat (PM10) µg/Nm3 14 15 14
9. Kebisingan dB 42,4 41,8 40,2
Desa Jantibun
Hasil
No Item Pemantauan Satuan Analisa Metode Uji
13
1. Temperatur udara o
C 30 Manual Alat
2. Kelembaban % 65,5 Manual Alat
Karbon Monoksida µg/Nm3 Manual Alat
3. 0,01
(CO)
4. Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 30 SNI 1719.7-2017
Nitrogen Dioksida µg/Nm3 SNI 1719.2-2017
5. <2,373
(NO2)
6. Oksidan (O3) µg/Nm3 30 SNI 7119.8-2017
7. Debu (TSP) µg/Nm3 33 SNI 7119.3-2017
8. Partikulat (PM10) µg/Nm3 15 SNI 7119.15-2016
9. Kebisingan dB 40,1 SNI 7570 : 2010
sebagai berikut:
Lokasi:
Tabel 4.12 Hasil Pengawasan pengelolaan Limbah Cair 49, 50, 51, 52
sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut:
industri
sebagai berikut:
Pembawa Penyakit
B. Pembahasan
praktik kerja industri mengetahui dan memahami sistem dan manajemen kerja
di PT Baturona Adimulya.
serta dosen dan kepala teknik tambang. Pembekalan berupa arahan dan
3. Induksi
terhadap item-item yang ada di wilayah kerja baik di kantor, wilayah tambang
a. Kesehatan kerja
b. Keselamatan pertambangan
kelayakannya
Perusahaan
c. Lingkungan hidup
PT Baturona Adimulya
2) Menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat melalui
(Community Development)
(terlampir).
sebagai berikut:
orang lain.
alat yang digunakan untuk keadaan darurat/ bahaya tanpa seizin dari
dept.HSE / KTT.
lingkungan kerjanya
(terlampir)
b. Tanjakan
c. Turunan
d. Tikungan ke kanan
e. Tikungan ke kiri
h. Banyak tikungan
i. Simpang tiga
j. Penunjuk arah
(terlampir)
Pit 6-Pit 2
Safety talk dilaksanakan setiap hari Rabu dan diikuti oleh seluruh
Pada tanggal 15 Januari 2021, terjadi insiden di Pit 6 pada saat shift 1
Adimulya. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.
asam tambang (limbah tambang). Air asam tambang atau acid mine drainage
menampung dan mengendapkan partikel air limpasan yang berasal dari lokasi
tersebut dibuang menuju tempat pembuangan, seperti sungai, rawa, danau dan
lain-lain. Pada kolam inilah dilakukan proses pengolahan, yaitu air asam
pelabuhan
a. Land clearing
b. Pengupasan topsoil
soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali
lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang
dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil
Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank
pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan
c. Pengupasan overburden
pertama kali dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big
diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat angkut.
Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan
km (pulang pergi).
dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil
kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan
berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah
dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini
ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan
unit excavator, dimana alat angkut yang digunakan yaitu dump truck
e. Pengangkutan batubara
pelabuhan. Hal ini mengingat jarak antara lokasi front tambang terhadap
f. Stockpile batubara
Stocpile adalah tempat penumpukan batubara atau bahan yang
g. Pengolahan/Crushing batubara
dengan batubara yang diinginkan.
tujuan.
filtrasi. Air baku yang diperoleh dari sungai, diendapkan di bak sedimentasi
mandi, dll.
kantor kerja dan dilengkapi dengan sabun, namun tidak terdapat pemisahan
minuman, dengan lokasi yang bersih dan bebas dari pencemaran, namun tidak
diperiksa meliputi:
menangani makanan
telah sesuai dengan standar, kecuali septick tank yang sudah tidak terlihat
kerja industri sesuai dengan standar baku mutu pada Peraturan Menteri
Baturona Adimulya, seluruh item yang diperiksa yaitu dari Inlet KPL 2 Pit,
Outlet KPL 2 Pit, Inlet KPL Pit 1, Outlet KPL Pit 1 dan limbah cair domestic
telah memenuhi standar baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batu Bara dan Peraturan
kerja, tersedia tempat sampah yang memadai, ada upaya pemisahan sampah,
semua sampah dapat tertampung, tempat sampah yang tersedia kuat, tempat
tempat sampah kedap air, upaya pengangkutan sampah yang baik, dan ada
orang yang berada di tempat kerja agar hidup sehat dan terbebas dari
tersedia kotak P3K sesuai kebutuhan, isi kotak P3K sesuai ketentuan, semua
diperlukan.
sekaligus sebagai penopang akar. Oleh karena itu, pemantauan kualitas tanah
tindakan pembersihan jamban setiap hari, tersedia alat yang memadai dan air
yang cukup, tersedia sabun, dan lain sebagainya. Namun, tidak ada peturasan
industri
A. Kesimpulan
disimpulkan:
yakni udara ambien, limbah cair, dan tanah oleh Dinas Lingkungan
ditetapkan. Hanya pada item tertentu yang masih kurang atau tidak
disediakan, diantaranya septick tank yang tidak sanitair dan tidak adanya
peturasan.
B. Saran
dari praktik kerja di PT Baturona Adimulya, sehingga telah diketahui hasil maka
perempuan
Ramlan, J dan Sumihardi. 2018. Sanitasi Industri dan K3. Jakarta: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2018/09/Sanita
si-Industri-dan-K3_SC.pdf Diakses pada 10 Maret 2021.
Gambar 18. Kondisi atap dapur Gambar 19. Kondisi ruang dapur
Gambar 20. Kondisi wastafel di luar Gambar 21. Kondisi wastafel di
ruangan dalam ruangan
Gambar 22. Kondisi tempat sampah
Gambar 25. Kondisi udara ambien Gambar 26. Pengendalian debu dijalan
Gambar 27. Penutupan Praktik Kerja di PT Baturona Adimulya