OLEH:
KELAS REGULER D 2021
KELOMPOK 2
RANGGA HARDIANTO J1A121181
SANIYAH DWIYANTI AMIN J1A121189
SASMITA WULAN DARI J1A121192
SERLINA KAMBAN J1A121194
SILVIA ANASTASYA KIA J1A121196
SRI MULIATI SANI J1A121201
SUN JUNIAR MARNO J1A121207
TALITAH AL FITRAH J1A121210
UMMI ARINA DEWI J1A121213
WA ODE AMEITHA LADIAZ J1A121215
WA ODE MUTMAINNAH J1A121219
WA ODE NUR INSAAN SAKINAH LOGO J1A121221
WA ODE NURSILMI J1A121222
WA ODE SALEHA J1A121224
WADE FARIANA J1A121225
WAODE DHIVA RAFIDAH PALAIDO J1A121227
WERLIN MANGAGO J1A121228
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pekerjaan memiliki potensi bahaya (hazard) yang dapat
menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Salah satu potensi bahaya
yang terdapat di lingkungan kerja adalah kebisingan. Kebisingan merupakan
polusi ketiga tertinggi di kota-kota besar. Setiap hari terdapat 4 juta pekerja
dalam bahaya kebisingan, sedangkan setiap tahunnya 22 juta pekerja
berpotensi terpapar bahaya kebisingan. Industri di Amerika Serikat membayar
denda lebih dari 1,5 juta dolar akibat tidak melindungi para pekerja dari
kebisingan. WHO juga melaporkan bahwa kebisingan menyebabkan kerugian
kesehatan sebesar 4 juta dolar setiap harinya dan menempatkan pekerja pada
risiko kesehatan yang tinggi (Amin, 2019).
Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Dalam pembangunan di Indonesia, industri akan
terus berkembang sampai tingkat industri maju. Seperti diketahui bahwa
hampir semua jenis industri mempergunakan mesin-mesin yang dapat
menjadikan sumber kebisingan. Selanjutnya dapat dimengerti bahwa dengan
berkembangnya industri di Indonesia, maka akan semakin besarlah jumlah
tenaga kerja dalam pekerjanya yang selalu terpapar pada intensitas bising yang
tinggi dan berlangsung lama. Oleh karena itu, sebaiknya kesehatan kerja
mendapatkan perhatian lebih banyak bagi kalangan kesehatan. Perlindungan
tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan keselamatan,
kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat dan moral bangsa (Amin, 2019).
Kebisingan dalam kesehatan kerja dapat diartikan sebagai suara yang
dapat menurunkan pendengaran, baik secara kuantitatif (peningkatan ambang
pendengaran) maupun secara kualitatif (penyempitan spektrum pendengaran)
yang berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola (Amin,
2019).
1
2
B. Tujuan Praktikum
Adapun yang menjadi tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut
(Pratiwi, 2023):
1. Mahasiswa terampil dalam melaksanakan pengukuran tingkat kebisingan.
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis dari hasil pengukuran yang
diperoleh.
3. Mahasiswa mampu melakukan penilaian dari hasil data yang diperoleh.
C. Prinsip Alat
Prinsip kerja Sound Level Meter ialah didasarkan pada getaran yang
terjadi. Apabila ada objek atau benda yang bergetar, maka akan menimbulkan
terjadinya sebuah perubahan pada tekanan udara yang kemudian akan
ditangkap oleh sistem peralatan, lalu selanjutnya jarum analog akan
menunjukkan angka jumlah dari tingkat kebisingan yang dinyatakan dengan
nilai desibel (dB) (Pratiwi, 2023).
Pada umumnya, Sound Level Meter (SLM) akan diarahkan ke sumber
suara, setinggi telinga agar bisa menangkap kebisingan yang telah tercipta.
Untuk keperluan mengukur nilai kebisingan pada suatu ruangan kerja,
pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan
dari Sound Level Meter (SLM) (Pratiwi, 2023).
D. Manfaat Praktikum
Adapun yang menjadi manfaat praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa terampil dalam melaksanakan pengukuran tingkat
kebisingan.
2. Agar mahasiswa mampu melakukan analisis dari hasil pengukuran yang
diperoleh.
3. Agar mahasiswa mampu melakukan penilaian dari hasil data yang
diperoleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kebisingan
Definisi lain tentang kebisingan menurut para ahli: Denis, kebisingan
adalah suara yang timbul dari getaran – getaran yang tidak teratur dan periodik;
Spooner, kebisingan adalah suara yang tidak mengandung kualitas musik;
Hiers and Ward, kebisingan adalah suara yang kompleks dimana mempunyai
sedikit/tidak punya periodik dan bentuk gelombang yang tidak beraturan dalam
waktu tertentu; Born and Littler, kebisingan adalah suara yang tidak
dikehendaki oleh pendengar; dan Wall, kebisingan adalah suara yang
mengganggu. Ada beberapa perbedaan mengenai definisi bising, diantaranya
yang paling sederhana adalah bising atau kebisingan merupakan sesuatu hal
yang tidak diinginkan yang dipengaruhi oleh frekuensi dan intensitas suara.
Berikut adalah jenis - jenis bising menurut Soeripto, 2009 (Hendrawan, 2020):
1. Kebisingan yang kontinu dengan frekuensi spektrum luas (steady state,
wide band noise), misalnya mesin dan alat elektronik.
2. Kebisingan yang kontinu dengan frekuensi spektrum sempit (steady state,
narrow band noise), misalnya gergaji. Kebisingan dengan frekuensi
terputus – putus (intermitten), misalnya lalu lintas dan pesawat.
3. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), seperti pukulan, meriam
atau tembakan, ledakan, dan kebisingan impulsive berulang, misalnya
mesin – mesin yang ada di perusahaan.
Kebisingan (noise) telah menjadi aspek yang berpengaruh di lingkungan
kerja dan komunitas kehidupan yang sering kita sebut sebagai polusi suara dan
sering kali dapat menjadi bahaya bagi Kesehatan. Menurut Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. KEP 48/MENLH/11/1996 definisi bising
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan
lingkungan. Bising adalah bunyi yang ditimbulkan oleh gelombang suara
dengan intensitas dan frekuensi yang tidak menentu Jenis kebisingan
4
5
1. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
2. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam
satuan desibel yang disingkat dB.
3. Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga
tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.
Adapun untuk Standar Kebisingan yang sesuai dengan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, baku mutu tingkat kebisingan
bisa dilihat pada gambar berikut (Pratiwi, 2023)
Tabel 1. Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Pembentukan Tingkat Kebisingan dB(A)
Kawasan/Lingkungan Kesehatan
A. Perumtukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdangangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industry 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus:
a. Bandar Udara 60
b. Stasiun Kereta Api 70
c. Pelabuhan Laut
d. Cagar Budaya
B. Lingkungan Kegiatan 55
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya 55
2. Sekolah atau Sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya
Sumber: Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996
D. Nilai Ambang Batas
Nilai batas ambang kebisingan adalah 85 dB yang dianggap aman untuk
sebagaian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai
ambang batas untuk kebisingan ditempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
8
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan
lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan
cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur
cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat
1. Sound Level Meter SL-4001
Alat pengukuran kebisingan yaitu Sound Level Meter SL-4001
yang berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
kebisingan.
Gambar 2. Stopwach
11
12
3. Alat Tulis
Alat tulis merupakan alat yang berfungsi untuk mencatat hasil
pengukuran yang dilakukan selama praktikum.
Gambar 4. Kalkulator
B. Bahan
Pada pengukuran kebisingan pada tiga titik yaitu ruang kelas, fakultas
Kesehatan masyarakat, jalan raya depan fakultas Kesehatan masyarakat dan
parkiran fakultas Kesehatan masyarakat.
C. Prosedur Kerja
1. Penggunaan Alat
Cara pakai alat Sound Level Meter SL-4001 (Pratiwi, 2023):
13
A. Hasil
1. Pengukuran Intensitas Kebisingan di Ruang Kelas FKM UHO
Pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan di ruang kelas FKM
UHO dalam tiga waktu, yaitu pengukuran L1 diambil pada jam 07.00 yang
mewakili jam 06.00-09.00, pengukuran L2 diambil pada jam 10.00 yang
mewakili jam 09.00-11.00, dan pengukuran L3 diambil pada jam 16.00
yang mewakili jam 14.00-17.00.
a. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L1) di Ruang Kelas FKM UHO
Tabel 3. Hasil Pengukuran (L1) di Ruang Kelas FKM UHO
47,2 51,7 49,4 48,3 48,8 48,9 55,4 45,5 45,9 47,3
46,3 46,9 53,9 50,3 51,5 53,4 51,2 47,4 47,1 47,9
51,0 46,1 50,7 49,9 45,8 51,6 50,4 45,8 52,2 48,0
46,9 50,3 52,6 52,4 46,9 50,4 48,2 44,8 47,5 49,5
46,6 51,4 48,0 52,1 48,8 52,6 48,3 47,4 46,6 50,1
47,6 54,7 48,2 49,7 45,7 47,3 48,7 46,1 48,3 49,8
54,7 46,5 48,8 52,0 47,4 47,4 56,3 45,3 47,3 50,1
58,7 47,2 50,1 47,6 48,7 48,6 47,9 46,5 47,6 47,8
51,4 49,9 48,6 47,9 52,2 48,9 46,8 50,4 47,7 48,2
56,9 48,8 49,7 48,4 53,5 49,5 46,5 45,6 47,2 48,4
51,3 54,9 49,8 48,3 48,0 53,5 51,5 47,0 51,5 45,5
55,7 52,2 49,1 49,2 49,5 47,5 50,3 45,0 47,4 46,0
Jumlah: 5.909,5
Sumber: Data Primer, 2023
b. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L2) di Ruang Kelas FKM UHO
Tabel 4. Hasil Pengukuran (L2) di Ruang Kelas FKM UHO
55,1 48,5 48,9 46,5 48,5 48,2 66,8 55,3 45,5 49,3
53,9 47,0 50,6 48,0 50,9 50,3 50,4 51,7 48,2 51,2
50,3 48,2 46,9 51,2 45,0 48,6 51,2 54,4 46,9 46,9
49,3 49,2 48,1 52,9 47,5 47,1 48,4 48,8 48,8 46,5
51,5 47,0 48,6 50,5 45,7 47,0 50,4 60,9 46,0 51,1
50,5 50,9 50,8 48,3 46,9 47,6 50,4 56,1 45,0 46,7
50,8 49,1 47,6 49,9 48,9 48,4 61,4 47,5 44,8 46,4
54,9 51,1 48,2 47,7 46,2 46,6 58,9 46,9 46,1 46,3
50,4 63,5 56,3 50,8 45,6 47,8 53,2 47,3 46,7 46,0
48,9 51,8 50,5 49,8 45,5 48,0 48,5 52,1 46,0 44,8
51,4 50,7 44,2 50,5 44,4 60,9 46,7 59,3 45,7 48,2
15
16
49,0 51,6 47,6 47,7 46,9 53,1 52,5 46,7 47,1 46,2
Jumlah: 5.955,3
Sumber: Data Primer, 2023
c. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L3) di Ruang Kelas FKM UHO
Tabel 5. Hasil Pengukuran (L3) di Ruang Kelas FKM UHO
51,6 47,4 50,8 54,1 49,3 56,8 56,1 51,0 53,0 53,3
47,3 51,4 52,5 51,4 49,6 53,6 52,1 53,1 49,0 54,6
48,5 50,2 52,9 50,2 50,0 52,1 53,7 53,0 50,6 53,5
49,2 51,2 54,7 49,4 52,0 51,2 52,5 49,2 53,6 53,4
47,9 52,0 54,3 52,1 54,0 52,0 52,4 48,9 52,9 54,0
49,3 49,7 54,7 49,8 51,7 54,5 50,3 50,4 53,4 55,7
49,0 49,3 52,6 50,6 49,9 53,1 50,1 49,0 54,7 56,7
49,3 48,5 51,1 53,3 50,6 50,8 48,9 48,8 50,0 64,1
51,8 53,1 53,4 50,0 54,1 51,8 49,9 50,0 52,1 59,5
48,8 55,2 51,9 55,3 51,5 50,7 51,3 51,7 55,8 58,2
50,1 52,8 51,3 51,4 53,0 50,1 59,4 51,6 56,6 59,9
50,1 50,4 52,2 49,2 54,3 50,9 60,4 50,1 55,9 60,6
Jumlah: 6.265,8
Sumber: Data Primer, 2023
2. Pengukuran Intensitas Kebisingan Di Parkiran FKM UHO
Pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan di parkiran FKM
UHO dalam tiga waktu, yaitu pengukuran L1 diambil pada jam 07.00
yang mewakili jam 06.00-09.00, pengukuran L2 diambil pada jam
10.00 yang mewakili jam 09.00-11.00, dan pengukuran L3 diambil
pada jam 16.00 yang mewakili jam 14.00-17.00.
a. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L1) di Parkiran FKM UHO
Tabel 6. Hasil Pengukuran L1 di Parkiran FKM UHO
58,2 54,0 50,3 49,9 67,0 63,6 54,0 52,6 55,8 53,4
57,0 52,2 48,9 49,2 61,9 56,3 53,7 54,7 53,7 52,7
56,8 48,5 54,0 53,4 55,9 59,1 53,2 51,0 53,1 55,1
53,6 50,4 54,2 51,3 56,3 74,2 53,0 51,2 51,5 53,0
50,0 52,2 52,8 51,7 58,3 57,3 53,2 48,8 52,0 52,5
51,5 51,5 53,0 55,3 57,6 61,3 53,1 53,3 53,3 54,7
52,6 49,8 57,8 53,1 58,4 61,0 59,9 51,0 53,7 51,2
55,7 54,4 57,0 52,6 57,1 62,3 59,0 55,8 53,0 50,4
62,3 54,0 53,2 56,7 57,4 64,1 54,2 51,8 53,0 52,1
64,0 54,1 52,7 54,7 59,4 64,3 58,7 53,6 53,3 52,1
55,5 51,3 52,8 73,4 58,1 53,2 57,1 55,7 53,2 50,4
17
54,6 49,6 51,4 62,0 57,7 55,2 54,4 55,0 58,4 54,2
Jumlah: 6.605,5
Sumber: Data Primer, 2023
b. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L2) di Parkiran FKM UHO
Tabel 7. Hasil Pengukuran (L2) di Parkiran FKM UHO
48,7 48,9 51,8 48,6 51,5 68,4 51,7 47,4 51,0 51,2
48,5 57,4 50,0 51,6 48,4 57,8 51,4 48,1 53,3 53,0
49,6 52,6 50,0 52,5 51,6 61,3 51,3 49,4 49,0 49,3
47,0 64,3 50,2 58,0 51,7 52,8 56,7 49,9 51,6 47,2
50,6 54,3 50,5 51,5 51,5 58,4 55,8 47,3 51,5 53,9
54,3 51,9 49,7 57,7 59,6 52,0 51,9 47,6 53,9 52,0
48,5 58,8 49,2 56,7 59,4 51,1 51,4 49,0 52,5 58,0
48,2 52,9 54,2 50,2 59,1 50,7 51,3 58,5 48,2 70,1
50,7 52,6 55,1 50,5 62,5 48,1 46,2 46,1 49,4 65,2
53,1 50,1 53,9 54,8 58,4 48,9 47,3 46,9 47,7 65,5
54,6 52,0 51,4 52,0 57,6 51,3 49,9 50,7 48,5 50,4
54,8 50,9 53,8 54,3 67,7 55,3 46,5 51,5 48,2 54,4
Jumlah: 6.283,3
Sumber: Data Primer, 2023
c. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L3) di Parkiran FKM UHO
Tabel 8. Hasil Pengukuran (L3) di Parkiran FKM UHO
55,7 59,2 55,3 63,4 63,5 71,6 59,0 61,7 60,0 57,6
60,3 56,4 60,2 53,1 69,9 59,6 59,3 63,8 60,8 52,6
59,4 53,3 52,3 58,5 58,7 63,0 65,3 60,5 58,9 56,1
55,2 70,0 59,6 58,5 61,0 61,7 60,5 59,4 56,0 67,0
58,5 57,8 53,7 60,0 69,9 50,8 60,9 52,6 61,3 66,9
63,5 53,2 58,8 73,1 58,2 60,7 59,8 77,1 58,0 56,9
67,1 64,1 57,5 55,9 59,7 60,2 65,9 53,7 64,6 59,1
67,3 54,6 55,0 54,1 67,1 61,5 54,1 56,6 61,5 59,2
57,1 63,7 65,4 57,7 61,9 54,2 62,9 62,9 57,6 61,4
57,7 58,6 56,4 69,3 61,5 56,0 55,0 57,1 64,3 58,7
60,1 60,3 52,6 65,2 60,0 56,7 63,4 62,5 58,8 57,8
58,7 53,0 56,9 58,0 61,5 62,9 60,9 52,0 56,4 68,7
Jumlah : 7.184,2
Sumber: Data Primer, 2023
3. Pengukuran Intensitas Kebisingan di Jalan Raya Depan FKM UHO
Pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan di jalanan depan
FKM UHO dalam tiga waktu, yaitu pengukuran L1 diambil pada jam
07.00 yang mewakili jam 06.00-09.00, pengukuran L2 diambil pada
18
60,7 55,5 57,2 62,7 75,2 58,6 60,4 57,0 58,3 60,5
54,0 57,9 61,3 62,6 59,9 65,8 61,0 67,2 68,3 65,9
61,0 57,8 61,7 55,9 64,9 61,2 55,4 65,1 55,9 63,6
67,2 60,7 64,1 66,0 57,1 67,6 63,0 55,0 62,3 61,3
54,5 53,8 61,4 67,5 65,4 61,0 63,0 65,3 60,4 54,7
58,1 67,2 58,1 63,0 56,0 56,5 60,0 67,6 52,0 63,1
58,7 58,5 60,9 57,0 58,1 61,3 67,6 60,2 66,6 67,0
70,6 58,6 58,8 56,4 56,1 65,0 63,1 57,4 62.0 61,7
55,1 61,6 60,2 57,6 53,1 50,1 54,2 61,2 63,0 66,2
63,1 62,7 59,1 60,1 64,1 60,3 59,1 63,0 60,8 65,4
59,0 74,9 62,5 55,9 58,1 57,2 57,4 57,4 58,1 66,7
Jumlah: 7.269,4
Sumber: Data Primer, 2023
B. Analisis Data
1. Pengukuran Intensitas Kebisingan di Ruang Kelas FKM UHO
a. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L1) di Ruang Kelas FKM UHO
Jumlah Total Kebisingan
Rata -rata =
Jumlah Data
5.909,5
=
120
= 49,25 dB
b. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L2) di Ruang Kelas FKM UHO
Jumlah Total Kebisingan
Rata -rata =
Jumlah Data
5.955,3
=
120
= 49,63 dB
Ditanyakan : LS = …?
Penyelesaian:
Ls = 10 log 1/11 {TL 100,1 L1 + TL2 100,1 L2 +TL3100,1L3}
= 10 log 1/11 {4×100,1×49,25 + 3×100,1× 49,63+ 4 ×100,1× 52,22}
= 10 log 1/11 {4×104,925 + 3×104,963+ 4 ×105,222}
=10 log 1/11 {1.278.956,72066}
=10×5,06546
=50,65 dB
2. Pengukuran Intensitas Kebisingan di Parkiran FKM UHO
a. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L1) di Parkiran FKM UHO
Jumlah Total Kebisingan
Rata -rata =
Jumlah Data
6.605,5
=
120
= 55,04 dB
b. Pengukuraan Intensitas Kebisingan (L2) di Parkiran FKM UHO
Jumlah Total Kebisingan
Rata -rata =
Jumlah Data
6.283,3
=
120
= 52,37 dB
= 63,40 dB
= 60,99 dB
c. Pengukuran Intensitas Kebisingan (L3 Jalan Raya Depan FKM UHO
Jumlah Total Kebisingan
Rata -rata =
Jumlah Data
7.269,4
=
120
= 60,58 dB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dari pelaksanaan praktikum kebisingan yang dilaksanakan pada tanggal 2
Maret 2023 pada pukul 07.30-17.10 WITA. Dilakukan di tiga tempat
pengukuran yaitu pelataran parkiran, ruang kelas dan jalanan depan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo, serta dilakukan di tiga waktu
pengukuran, yaitu pengukuran L1 diambil pada jam 07.00 yang mewakili
jam 06.00-09.00, pengukuran L2 diambil pada jam 10.00 yang mewakili
jam 09.00-11.00, dan pengukuran L3 diambil pada jam 15.00 yang mewakili
jam 15.00-17.00
2. Adapun hasil pengukuran intensitas tingkat kebisingan adalah sebagai
berikut:
a. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di pelataran Parkiran Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Dilakukan pengukuran
tingkat kebisingan tiap 5 detik selama 10 menit, diperoleh rata-rata L1
sebesar 55,04 dB, L2 sebesar 52,63 dB, dan L3 sebesar 59,87 dB. Dari
rata-rata tersebut telah didapatkan hasil perhitungan Intensitas
Kebisingan (Ls) yakni 57,13 dB .Dimana berdasarkan dalam Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996, tentang baku mutu
tingkat kebisingan di pelataran Parkiran Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo, yang termasuk pada Kawasan pemerintah dan
fasilitas umum dari hasil data yang diperoleh telah melampaui standar
baku mutu yaitu 60 dB.
b. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di Jalanan Depan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Dilakukan pengukuran
tingkat kebisingan tiap 5 detik selama 10 menit, diperoleh rata-rata L1
sebesar 63,40 dB, L2 sebesar 60,99 dB, dan L3 sebesar 60,58 dB. Dari
rata-rata tersebut telah didapatkan hasil perhitungan Intensitas.
25
26
B. Saran
1. Universitas
Setelah mengikuti praktikum kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
mengenai pengukuran kebisingan pada 3 area yaitu tempat parkir FKM
UHO, jalanan FKM UHO dan ruang kelas FKM UHO, ada beberapa hal
dapat menjadi saran yaitu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
dampak kebisingan pada Indra pendengaran manusia atau kualitas
lingkungan yaitu dengan memberikan penghalang atau rintangan (pagar)
yang tak terputus, padat dan tak berlubang antara sumber bising dan
penerima akan mereduksi bising tergantung pada sudut bayangan bising.
2. Fakultas
Setelah mengikuti praktikum kesehatan dan keselamatan kerja (k3) di
fakultas kesenatan masyarakat, saran yang dapat kami berikan adalah alat-
alat yang digunakan dalam praktikum kebisingan, yaitu sound level meter
SL-4001 dapat dijaga dengan baik sehingga tersimpan dengan aman untuk
meminimalisir adanya kehilangan atau kerusakan pada alat. Selain itu,
upaya untuk menambah alat ukur kebisingan, yaitu sound level meter SL-
4001 sehingga semua kelompok dapat melaksanakan praktikum dengan
efektif dan efisien.
3. Praktikan
Adapun saran untuk kita sebagai praktikan yaitu melakukan
pengukuran kebisingan sesuai tata cara penggunaan alat sound level meter
SL-4001 dengan baik dan benar, kemudian para praktikan lainnya
diharapkan fokus dalam mengikuti praktikum kebisingan ini, agar
mendapatkan hasil pengukuran yang benar dan akurat, serta sebaiknya
penggunaan alat kebisingan dilakukan secara bergiliran, agar praktikan
lainnya dapat mengetahui cara mengukur dan penggunaan alat sound level
meter SL-4001.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2019). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pekerja Kopi
Terpajan Kebisingan di Penggilingan Padi. Journal of Telenursing
(JOTING), 27-33.
Hendrawan, A. H. (2020). Analisa Kebisingan di Bengkel Kerja Akademi Maritim
Nusantara. Jurnal Saintara Vol.5 No.1S, 2.
Krisnanti, K. E. (2020). Potensi Risiko Gangguan Pendengaran Pada Ibu Rumah
Tangga Yang Terpapar Kebisingan: Observasi di Kawasan Rel Kereta Api
Kelurahan Sukosari Madiun. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11-20.
Mahawati, E. (2021). Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan Industri.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Muslih Nasution. (2019). Ambang Batas Kebisingan Lingkungan Kerja Agar Tetap
Sehat Dan Semangat Dalam Bekerja. 87-90.
Meylinda Balirante, L. I. (2020). Analisa Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Jalan
Raya Ditinjau Dari Tingkat Baku Mutu Kebisingan. Jurnal Sipil Statik Vol.8
No.2, 251.
Pratiwi, A. D. (2022). Panduan Praktikum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Kendari.
28
LAMPIRAN