OLEH:
KELOMPOK 4
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum.................................................................................................................4
C. Manfaat Praktikum...............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Definisi Kanker Seviks.........................................................................................................5
B. Faktor Penyebab Kanker Serviks..........................................................................................6
C. Pencegahan Kanker Serviks.................................................................................................9
D. Software Projectlibre..........................................................................................................14
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................15
A. Diagram Masalah................................................................................................................15
B. Spesifikasi Masalah............................................................................................................21
C. Indikator Keberhasilan Program.........................................................................................24
D. Strategi Program.................................................................................................................28
E. Alternatif Strategi Program.................................................................................................31
F. Prioritas Program................................................................................................................33
G. Detail Program....................................................................................................................35
H. Cost Activity........................................................................................................................37
I. Gant Chart..........................................................................................................................42
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................43
REFERENSI................................................................................................................................45
LAMPIRAN.................................................................................................................................48
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Kanker leher rahim merupakan tumor ganas yang muncul pada dinding
rahim bagian terbawah yang menempel di ujung vagina, dimana Human
Papillomavirus (HPV) yang menjadi agent penyebabnya. International Agency
for Research on Cancer (IARC) melaporkan bahwa sebanyak 19,3 juta kejadian
kanker di dunia terjadi sampai pada tahun 2020 dengan angka kematian mencapai
10 juta kematian, dimana secara global kanker serviks berada di urutan kelima
dan di Indonesia berada di urutan kedua dari sepuluh jenis kanker yang ada
(Astuti, Rasyid, & Ulva, 2021).
Kanker serviks adalah salah satu jenis tumor ganas yang mempengaruhi
lapisan permukaan (epitel) serviks. Kanker ini dapat terjadi pada permukaan sel
yang mengalami penggandaan dan perubahan sifat tidak seperti sel normal.
Kanker ini terjadi pada leher rahim atau serviks, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk rahim, terletak di antara rahim
dan hubungan seksual. Angka kejadian kanker di dunia memasuki masa kritis
dimana setiap tahun kejadian kanker meningkat. Ada banyak jenis kanker di
dunia, salah satunya adalah kanker serviks. Kanker ini menempati urutan kedua
dari seluruh keganasan pada wanita di dunia setelah kanker payudara (Ulfa,
Stang, & Tahir, 2019)
Kanker serviks merupakan kanker paling banyak kedua yang diderita oleh
perempuan di dunia. Penyebab utama dari perkembangan kanker serviks yakni
adanya infeksi yang persisten tipe high risk (HR) – Human Papillomavirus
(HPV). HPV dalam perannya menimbulkan kanker serviks diawali dengan
masuknya HPV ke dalam lapisan sel epitel pejamu karena adanya mikroabrasi
atau luka kecil. Bila berhasil melakukan pelekatan pada sel epitel serviks melalui
reseptornya, virus akan diendositosis dan masuk ke dalam sel. Setelah berhasil
masuk sel, virus akan mengalami uncoating, kemudian virus akan memulai proses
replikasinya dengan cara mengambil alih sistem transkripsi dan translasi sel
pejamu. Protein E6 dan E7 berperan penting dalam hal ini karena adanya kedua
protein tersebut menghalangi kerja dari protein supressor tumor p53 dan pRb
sehingga sel menjadi imortal dan pembelahan sel menjadi tidak terkendali.
Apabila proses ini terakumulasi tanpa berhasil dieliminasi oleh sistem imun,
infeksi oleh virus HPV dapat menjadi persisten dan timbul suatu keganasan
berupa kanker serviks. Dari paparan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mekanisme HPV dalam menyebabkan kanker serviks merupakan mekanisme
yang cukup kompleks dan melibatkan protein-protein penting yang ada dalam
genom (Evriati & Andi, 2019)
Kanker serviks adalah masalah kesehatan global yang signifikan di
seluruh dunia dan penyebab paling umum kedua kematian akibat kanker terutama
di negara berkembang. Faktor risiko utama adalah infeksi jangka panjang dengan
tipe 16 dan 18 Human Papillomavirus (HPV). Ini ditularkan melalui aktivitas
seksual dan umumnya menyerang wanita di bawah usia 30 tahun. Remaja yang
memiliki berbagai perilaku seksual dan sistem genital yang belum matang lebih
berisiko. HPV juga merupakan faktor risiko kanker vulva, anus, vagina, penis,
kepala, dan leher (Gönenç, Abbas, Çalbayram, & Yılmaz, 2020).
Kanker serviks adalah penyebab kanker terbesar nomor dua bagi wanita di
seluruh dunia. Menurut data terkini dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)
setiap tahunnya 500,000 wanita diseluruh dunia didiagnosa mengidap kanker
serviks dan sekitar 300,000 meninggal karena kanker serviks. Angka kematian
pada wanita diakibatkan kanker serviks selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Tingkat kematian wanita dengan kanker serviks sangatlah tinggi dan hampir 60%
diantaranya datang dari kaum-kaum yang menengah dan menengah kebawah
dikarenakan individu tidak memiliki dana untuk melakukan pengecekan atau
deteksi dini dan pengobatan untuk kanker serviks yang ada pada dalam tubuhnya.
(Andrian, et al., 2020).
Faktor-faktor yang terkait dengan perkembangan kanker serviks termasuk
aktivitas seksual yang dimulai pada usia muda (kurang dari 16 tahun), jumlah
total pasangan seksual yang tinggi (lebih dari empat), dan riwayat kutil kelamin.
Sebenarnya, vaksin untuk virus seperti HPV 16 dan HPV 18 sekarang tersedia di
pasaran, tetapi karena kurangnya kesadaran, pengetahuan dan juga sosialisasi
yang baik, maka langkah-langkah pencegahan ini tidak umum digunakan.
(Andrian, et al., 2020).
Data kanker global mengungkapkan bahwa kanker serviks adalah penyakit
paling umum keempat di antara perempuan, dengan tingkat kematian sekitar 90%
di negara-negara terbelakang dan berkembang karena tidak adanya pengetahuan -
pengetahuan publik tentang penyebab dan dampaknya yang ditimbulkan dari
kanker serviks. Penyebab utama kanker serviks adalah HPV (Human Papilloma
Virus). Virus ini dapat membahayakan sel-sel serviks, sel skuamosa dan sel
kelenjar. Sel-sel prakanker ini disebut sebagai Neoplasia Intraepithelial Serviks
(CIN), yang mempengaruhi permukaan jaringan serviks saja. Seiring waktu,
sebagian kecil CIN akan berkembang menjadi kanker. Untuk itu diperlukan
periode dua hingga tiga dekade bagi kanker serviks untuk mencapai keadaan
agresif, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat secara signifikan mengurangi
penyakit ini. (Andrian, et al., 2020).
Indonesia sendiri, angka kejadian kanker masih cukup tinggi. Menurut
WHO, di Indonesia kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker
payudara. Sekitar 20.928 kasus baru kanker serviks dan kematian akibat kanker
serviks dengan persentase 10,3%. Angka kejadian kanker serviks di Indonesia
berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015 diperkirakan 100/100.000
wanita per tahun (Ulfa, Stang, & Tahir, 2019).
B. Tujuan Praktikum
Secara khusus tujuan dari kegiatan praktikum kesehatan masyarakat sebagai
berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesi kesehatan
masyarakat yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan dasar profesionalisme dalam pengembangan dan
kebijakan kesehatan.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan mendekati masalah
kesehatan masyarakat secara holistic.
4. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat yang kompetitif dan
mampu bersaing dikancah global kemampuan.
5. Meningkatkan masyarakat, profesi permasalahan kesehatan khusus menangani
kesehatan masyarakat.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat meliputi:
1. Mahasiswa peserta praktikum dapat mengetahui permasalahan-permasa lahan
kesehatan melakukan perencanaan kesehatan.
2. Peserta praktikum dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilannya dalam bidang health policy dan mampu management.
3. Peserta praktikum dapat mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat
secara holistik ditinjau dari kultur budaya masyarakat, status ekonomi, status
kesehatan masyarakat, akses, struktur masyarakat. organisasi kesehatan dan
keterlibatan stakeholder secara umum.
4. Peserta praktikum memiliki kemampuan negosiasi dan advokasi kepada
pengambil dan pembuat kebijakan kesehatan.
5. Peserta praktikum mampu membangun tim kerja, solidaritas, kerjasama,
kepemimpinan, tanggungjawab, kreativitas dan inisiatif antarsesama
praktikum.
6. Sebagai bentuk aplikasi tri dharma perguruan tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diagram Masalah
KANKER
SERVIKS
Ekonomi
Pergaulan Bebas
Rendah
Pemakaian Alat
Mandi (Handuk)
Secara Bergantian
Kurangnya Pendapatan
Pengetahuan Kurang
Kurangnya Agama
Pengetahuan
Tentang Kespro
Minimnya
Kurangnya lapangan
pendidikan pekerjaan
Tinggal dini dari orang
Bersama tua
Penderita
Akibat Broken
Home
Kanker serviks adalah suatu penyakit ganas yang tidak asing lagi di
kalangan masyarakat. Pergaulan bebas menjadi salah satu faktor terkait
terjadinya kanker serviks pada kalangan PSK dikarenakan masalah ekonomi dan
broken home serta kurangnya kesadaran/pengetahuan tentang agama dan kespro.
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati
batas-batas norma yang ada. Status ekonomi keluarga juga menjadi faktor
pemicu terjadinya pergaulan bebas karena ekonomi yang kurang serta masalah
keluarga seperti broken home menyebabkan anak kurang mendapat perhatian dan
pengawasan dari orang tua sehingga mencoba mencari pelarian dengan bergaul
di lingkungan yang bebas. Selain itu, pergaulan bebas juga menyebabkan anak
kurang pengetahuan akan kesehatan reproduksi. Akibat dari kurangnya
pengetahuan tentang kespro, para PSK melakukan seks bebas, dimana melakukan
pergantian pasangan seksual yang bebas terhadap yang lain. Kurangnya
pengetahuan tentang kespro disebabkan oleh tidak adanya tenaga penyuluh yang
mengakibatkan kurangnya edukasi/penyuluhan dari tenaga kesehatan kepada
mahasiswa terkait virus HPV dan bahaya kanker serviks.
Penyakit kanker serviks umumnya terjadi akibat terpapar virus Human
Papillomavirus (HPV) yang merangsang perubahan sel epitel serviks. Pada awal
perkembangannya, kanker serviks biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu
sehingga mengharuskan setiap perempuan di mulai antara usia 20 dan 30 tahun
yang telah aktif secara seksual, perlu melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan
sitologi yaitu Pap smear (Surmanto, Lumbanraja, & Fauzi, 2021).
Kurangnya edukasi/penyuluhan dari tenaga kesehatan menyebabkan
rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya mahasiswa mengenai kanker
serviks dan vaksin yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker
serviks. Untuk itu langkah awal atau pencegahan primer yang dapat dilakukan
antara lain meningkatkan atau mengintensifikasikan kegiatan promosi kesehatan
melalui penyuluhan kepada masyarakat supaya menjalankan pola hidup sehat,
menghindari faktor resiko penyebab terjadinya kanker, serta melakukan
imunisasi dengan vaksin HPV (Rahmayanti & Isesreni, 2020)
1. Terjadinya penularan HPV
Hampir semua kasus kanker serviks (lebih dari 95%) disebabkan oleh
infeksi human papillomavirus (HPV) risiko tinggi. Human papillomavirus
(HPV) adalah nama kelompok virus yang sangat umum, biasanya
menginfeksi kulit atau mukosa. HPV dapat ditularkan melalui hubungan
seksual; termasuk melalui kontak kulit genital. (Aliza, A. D., & Kolifah, K.
(2022).
2. Seks Bebas
Seks bebas/berganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker serviks. Hal ini disebabkan oleh virus HPV sebagai
penyebab kanker serviks yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Oleh karena itu, kejadian kanker serviks dapat dicegah dengan cara
membatasi partner seksual baik wanita maupun pria agar tidak membawa
virus HPV yang dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks
(Lismaniar, Sari, Wardani, GP, & Abidin, 2021)
3. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang
melewati batas-batas norma yang ada. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kanker serviks akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik (Sawitri,
Rohmawati, Wahyuningsi, & N, 2022)
4. Ekonomi Rendah & Pendapatan Rendah
Faktor sosial ekonomi mempengaruhi dalam kepatuhan pasien dalam
menjalankan pengobatan kanker, semakin tinggi pendapatan pasien maka
akan semakin mudah dalam menerima pengobatan kanker sehingga
keberlanjutan pengobatan dapat dipertahankan. Perkerjaan juga dapat
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam pengobatan, orang yang memiliki
perkerjaan cenderung memiliki waktu yang sedikit ke fasilitas kesehatan,
namun memiliki wawasan yang tinggi dikarenakan dapat memperoleh
informasi dari komunikasi antar sesama perkerja (Abdulah, 2022).
5. Pemakaian Handuk Secara Bergantian
Menggunakan handuk secara bergantian dengan orang lain dapat
menyebab kan seseorang tertular kanker serviks karena ada kemungkinan
salah satu dari orang yg memakai handuk tersebut mengidap kanker serviks
dan virus HPV tertinggal di handuk tersebut dalam keadaan virus yang masih
aktif, kemudian handuk tersebut digunakan kembali oleh orang lain yang
mempunyai imun tubuh rendah sehingga sangat cepat tertular virus HPV
tersebut. Diusahakan jangan memakai handuk bersama atau saling meminjam
celana dalam yang dipakai bergantian. Karena barang-barang yang
dipertukarkan bisa jadi perantara penularan virus HPV, dikarenakan Bakteri
ini mau dibasmi pakai alkohol saja tidak mati (Afrida & Aryani, 2022)
6. Kurangnya Pengetahuan Agama
Kurangnya pengetahuan tentang agama juga dapat menyebabkan
terjadinya kanker serviks karena mengarah pada perubahan seks yang
dilakukan tanpa ikatan perkawinan. Dengan pemahaman agama yang baik
mahasiswa dapat terhindar dari melakukan seks bebas (Rahmayanti &
Isesreni, 2020).
7. Kurangnya Pendidikan Dini Dari Orangtua
Kurangnya pendidikan orang tua bisa membuat seorang anak
terjerumus ke pergaulan yang salah atau bebas. Karena orang tua atau
keluarga sebagai pendidik utama bagi anaknya, merupakan panutan utama
seorang anak yang perilakunya akan ditiru dan di ikuti. Jika tidak adanya
pendidikan dari orang tua, bisa membuat seorang anak terjerumus ke dalam
hal - hal yang tidak baik sejalan dengan pendapat Lestari dkk (2017) yang
menjelaskan bahwa biasanya remaja terjerumus dalam pergaulan bebas
karena disebabkan oleh kurangnya pengawasan/perhatian dari orang tua.
Dengan demikian, remaja merasa bebas untuk bertindak sesukanya tanpa
perlu memikirkan dampak negatif yang dihasilkan dari pergaulan bebas
(Anwar, Martunis, & Fajriani, 2019).
8. Kurangnya Pengetahuan Kespro
Kespro adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Namun, masih banyak masyarakat khususnya mahasiswa yang kurang
memahami atau mengatahui makna dari kespro. Akibat dari kurangnya
pengetahuan tentang kespro ini, mahasiswa melakukan hubungan seksual
secara bebas tanpa mengetahui dampak yang akan ditimbulkan. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kanker serviks karena masyarakat khususnya
mahasiswa tidak mengetahui apakah pasangannya masih sehat atau sudah
membawa virus penyebab kanker serviks (Rahmayanti & Isesreni, 2020).
9. Kurangnya Lapangan Pekerjaan
Dilihat dari lapangan pekerjaan, maka masyarakat yang telah bekerja
sebagian besar sebagai karyawan swasta, petani, dan ibu rumah tangga.
Ketiga jenis pekerjaan tersebut dapat dikatakan berisiko rentan dalam
keuangan keluarga. Karyawan swasta berisiko dipecat dari pekerjaan pada
suatu waktu. Hasil kerja dari petani pada era saat ini dinilai lebih kecil
melihat dari besaran nilai tukar petani. Besarnya persentase ibu rumah tangga
menunjukkan bahwa ibu rumah tangga perlu dibina agar dapat memberikan
nilai tambah perekonomian bagi keluarga. Secara otomatis, kualitas sumber
daya ibu rumah tangga mesti diperhatikan dengan baik. Salah satu aspek
kualitas yang mesti diperhatikan adalah aspek Kesehatan (Putra, Giri, &
Sudarsana, 2022).
10. Akibat Broken Home
Keadan keluarga yang tidak stabil (Broken Home) bisa membuat anak
terjerumus ke pergaulan bebas karena tidak nyaman dengan keadaan di
rumah dan membuat anak tersebut mencari kesenangan di luar. Karena
keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau perkembangan
psikis remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang
membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak cenderung
kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melupakan hal yang terjadi di
keluarganya karena orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga sang
anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan bebas. Kemudian
dari pergaulan bebas itu bisa saja berakibat pada tertularnya anak tersebut
terinfeksi HPV Human Papiloma Virus yang menyebabkan kanker serviks
(Anwar, Martunis, & Fajriani, 2019)..
B. Spesifikasi Masalah
KANKER
SERVIKS
TERJADINY
A
PENULARAN
SEKS BEBAS HPV
EKONOMI
RENDAH
SISTEM PROGRAM
INPUT PROSES OUTPUT
Petugas Kesehatan Melakukan Screening Layanan Screening
Resepsionis Memastikan Pelanggan Layanan Monitoring
Menggunakan Kontrasepsi
Dinas Kesehatan Memastikan Suplai Alat Layanan Distribusi
Kontrasepsi Tersedia Kontrasepsi
PSK Sebaya Mengedukasi dan Layanan Edukasi Sebaya
Mengingatkan Rekan
Sesama Penggunaan Alat
Kontrasepsi
Satpol PP Melakukan Razia Tempat Layanan PATROLI
Hiburan yang Tidak Aman
Sumber: Data Primer 2023
STRATEGI ALTERNATIF
PROGRAM VERSI VERSI 1 VERSI 2 VERSI 3 VERSI
LAMA TERBARU
INPUT Petugas Resepsionis SATPOL PP Dinas PSK Sebaya
Kesehatan Kesehatan
PROSES Melakuka Memastikan Melakukan Memastikan Mengedukasi
n Pelanggan Razia Tempat Suplai Alat Dan
Screening Menggunaka Hiburan Kontrasepsi Mengingatkan
n Kontrasepsi Yang Tidak Tersedia Rekan Sesama
Aman Penggunaan
Alat
Kontrasepsi
OUTPUT layanan Layanan Layanan Layanan Layanan
screening Monitoring Patroli Distribusi Edukasi
Kontrasepsi Sebaya
Sumber: Data Primer 2023
Berikut ini penjelasan mengenai perhitungan total seluruh biaya dari kegiatan:
1. Biaya Persiapan
Total biaya dari seluruh kegiatan persiapan yaitu Rp. 18.450.000,00
a. Pada tahap rapat internal Puskesmas, kami melakukan rapat internal
terkait edukasi/penyuluhan yang akan dilakukan oleh tenaga penyuluh.
Material yang dibutuhkan yaitu ATK sebanyak 10, biaya transportasi
sebanyak 10 untuk para tenaga pelatih, paket konsumsi untuk para
anggota rapat sebanyak 10, dan Sound System sebanyak 1 untuk
digunakan dalam rapat. Sehingga total keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk tahap koordinasi dengan tenaga penyuluh yaitu Rp.
6.150.000.
b. Pada tahap penetapan PSK sebaya, kami bertujuan agar dapat
menjelaskan kepada mereka tentang program yang akan kami lakukan
serta mengundang mereka untuk ikut berpartisipasi dalam program
kami. ATK sebanyak 10, biaya transportasi sebanyak 10 untuk para
tenaga pelatih, paket konsumsi untuk para anggota rapat sebanyak 10,
dan Sound System sebanyak 1 untuk digunakan dalam rapat.. Total
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk tahap perekrutan teman
sebaya yaitu Rp. 6.150.000.
c. Pada tahap membuat pelatihan, kami mempersiapkan dan membahas
hal yang akan di lakukan nanti saat penyuluhan/edukasi kesehatan.
Material yang dibutuhkan yaitu ATK sebanyak 10, biaya transportasi
sebanyak 10 untuk para tenaga pelatih, paket konsumsi untuk para
anggota rapat sebanyak 10, dan Sound System sebanyak 1 untuk
digunakan dalam rapat. Total keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk pelatihan teman sebaya yaitu Rp. 6.150.000.
2. Biaya Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, teman sebaya merupakan stakeholder
penyuluhan terkait vaksin HPV, kanker serviks, dan seks bebas. Material
yang dibutuhkan yaitu paket konsumsi sebanyak sebanyak 20, biaya
transportasi sebanyak 20, sewa gedung, spanduk sebanyak 2, dan sound
system sebanyak 1. Total keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk tahap
implementasi yaitu Rp. 8.360.000
3. Biaya Evaluasi
Total biaya dari tahap evaluasi yaitu Rp. 14.830.000
a. Pada tahap rapat evaluasi, kami mengevaluasi hasil dari kegiatan yang
sudah kami lakukan sebagai pembelajaran untuk kegiatan selanjutnya.
Material yang dibutuhkan yaitu sound system dan biaya konsumsi
sebanyak 10 untuk para pekerja laporan. Total keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk tahap rapat evaluasi yaitu Rp. 5.300.000.
b. Pada tahap laporan evaluasi, kami membuat hasil dari kegiatan
program penyuluhan yang sudah di lakukan apakah berhasil atau tidak.
Material yang dibutuhkan yaitu ATK sebanyak 10 dan paket konsumsi
sebanyak 10 untuk para pekerja laporan. Total keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk tahap laporan keberhasilan program yaitu Rp.
9.100.000.
I. Gant Chart
Dari Gant Chart di atas dapat dilihat kegiatan apa saja yang akan
dilakukan, waktu, dan tanggal pelaksanaan kegiatan, alat dan bahan yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan agar kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
BAB IV PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan tumor ganas yang
muncul pada dinding rahim bagian terbawah yang menempel di ujung vagina,
dimana Human Papilloma virus (HPV) yang menjadi agent penyebabnya.
Adapun permasalahan kanker serviks disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
masalah ekonomi, seks bebas, terpapar/ terinveksi virus Human Papilloma virus
(HPV) dan kanker serviks. Masalah ekonomi terjadi karena keinginan untuk
memenuhi gaya hidup yang tinggi dalam keterbatasan sumber daya. Seks bebas
disebabkan karena sudah menjadi pekerjaan mereka yang bertugas melayani
aktivitas seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau uang dari yang
telah memakai jasa mereka. Human Papilloma virus (HPV) adalah kelompok
virus yang terdiri dari 150 virus yang dapat menginfeksi sel-sel permukaan kulit.
Kaum muda yang terkena infeksi HPV lebih sering karena perilaku seksual
mereka, dan wanita muda lebih rentan daripada wanita yang lebih tua karena zona
transformasi terletak di ectocervix. Sistem kekebalan tubuh berperan besar untuk
melawan virus HPV. Kanker serviks termasuk masalah kesehatan yang sangat
serius dan menjadi perhatian dunia. Setiap tahun, lebih dari 300.000 wanita
meninggal dunia.
Untuk mengatasi masalah kanker serviks pada Pekerja Seks Komersial
(PSK) kita harus mengetahui sasaran yang tepat untuk masalah kanker serviks
pada Pekerja Seks Komersial (PSK), sasaran tersebut terdiri dari persentase
Pekerja Seks Komersial (PSK) yang memakai alat kontrasepsi, persentase PSK
yang memakai handuk bersih, persentase PSK yang ekonominya rendah,
persentase petugas kesehatan yang membagikan alat kontrasepsi, dan persentase
petugas kesehatan yang memberikan konseling.
B. Saran
1. Bagi Pekerja Seks Komersial (PSK)
a. Pekerja Seks Komersial (PSK) harus menggunakan alat kontrasepsi saat
bekerja agar mengurangi resiko terpapar Human Papilloma virus (HPV).
b. Pekerja Seks Komersial (PSK) diharapkan tidak bertukar pakaian atau
handuk dengan teman sebaya
2. Bagi Resepsionis
a. Harus selalu memastikan pelanggan menggunakan alat kontrasepsi
3. Bagi Petugas Kesehatan
a. Wajib memberi konseling mengenai penggunaan alat kontrasepsi
b. Petugas kesehatan juga harus membagikan alat kontrasepsi.
4. Bagi Teman Sebaya PSK
a. Teman sebaya diharapkan memberikan edukasi dan mengingatkan
mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5. Bagi Dinas Kesehatan
a. Harus memastikan suplai alat kontrasepsi tersedia
6. Bagi Pemerintah Ketenaga Kerjaan
a. Diharapkan agar membuka lapangan pekerjaan
7. Bagi satpol PP
a. Harus selalu melakukan razia ditempat hiburan yang tidak legal
REFERENSI
Afrida, B. R., & Aryani, N. P. (2022). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Bojong Pekalongan: Penerbit NEM.
Andrian, Steele, Salim, E. S., H. B., E. P., & A. D. (2020). Analisa Metode Random
Forest Tree dan K-Nearest Neighbor. Ilmu Komputer Dan Sistem Informasi
(JIKOMSI), 3(2), 97-101.
Astuti, L. N., Rasyid, S. A., & Ulva, S. M. (2021). Determinan Perilaku Pemeriksaan
IVA pada Wanita Usia Subur. MIRACLE Journal Of Public , 4(2), 160-168.
Gönenç, İ. M., Abbas, M. N., Çalbayram, N., & Yılmaz, S. (2020). A review of
knowledge and attitudes of young people on cervical cancer and HPV
vaccination. Journal of Public Health (Germany), 28(1), 97-103.
Lismaniar, D., Sari, W., Wardani, S., GP, C. V., & Abidin, A. R. (2021). Faktor
Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Serviks Di Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2020. Media
Kesmas(Public Health Media(Public Health Media), 1(3), 1023-1042.
Mardiah. (2019). Studi Literatur Predisposisi Dan Upaya Prevensi Keganasan Kanker
Serviks Pada Wanita. In Proceeding Of Sari Mulia University Midwifery
National Seminars, 1(1), 167-176.
Mulati, D., & Lestari, D. I. (2019). Hubungan Penggunaan Media Sosial dan
pengaruh teman sebaya dengan perilaku seksual remaja. Jurnal Untuk
Masyarakat Sehat (JUKMAS), 3(1), , 24-34.
Nurdiana, Daswita, & Nurlina. (2023). DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DAN
KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL
ASAM ASETATDAN SADANIS. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(1),
937.
Ramadhaningtyas, A., & Besral. (2020). Hubungan Seksual Usia Dini Dapat
Meningkatkan Risiko Kanker Serviks. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan
Informatika Kesehatan, 1(1),, 46-56.
Tuman, Y. K., Safitri, D., & Kartiani, A. (2019). IVA Terhadap Deteksi Dini Kanker
Serviks Pada Wanita Pekerja Seks Komersial Di Kota Palu: VIA To The
Early Detection Of Cervical Cancer Women In Commercial Sex Workers In
Palu. Media Publikasi Penelitian Kebidanan, 2(2), , 41-45.
Ulfa, M., Stang, & Tahir, A. M. (2019). The Effects Of Audio Visual Information
And Leaflets Towards Increasing Knowledge, Mother’s Demeanour On
Cervical Cancer And Visual Inspection With Acetic Acid (Via) In Sudiang
Health Center, Makassar. East African Scholars Journal of Medical Sciences,
4421(6), 329-325.