Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


PENGUKURAN KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN
SOUND LEVEL METER

TANGGAL PRAKTIK : RABU, 1 NOVEMBER 2023

DISUSUN OLEH :
NAMA : SHEREN SHASI PASKAH DWITA
NPM : 210207017
KELAS : 3A TPPL

Dosen Pengampu :
Ayu Pramita, S.T., M.M., M.Eng

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK NEGERI CILACAP
CILACAP
NOVEMBER 2023
I. TUJUAN PEMBUATAN PROJEK
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami tata cara pengukuran kebisingan
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat Sound Level Meter (SLM)
3. Mahasiswa mampu mengukur kebisingan di tempat kerja
4. Mahasiswa mampu membuat hasil laporan pengukuran kebisingan
sebagai salah satu tugas mata kuliah praktik PPU

II. DASAR TEORI


Bunyi adalah gejala yang umum dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga jarang dihargai kegunaannya. Bunyi yang tidak nyaman atau
tidak dikehendaki, dinamakan kebisingan. Besar kecilnya kebisingan
tergantung pada kualitas bising, selain itu juga bagaimana sikap
terhadap kebisingan itu sendiri dan ini bersifat subjektif. Kebisingan
bisa didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi pendengarnya. Bising dapat
diartikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
aktivitas alam seperti bicara dan aktivitas buatan manusia seperti
penggunaan mesin (Marisdayana et.al, 2016). Menurut World Health
Organization (WHO), kebisingan juga bisa diartikan sebagai suara apa
saja yang sudah tidak diperlukan dan memiliki efek yang buruk untuk
kualitas kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan (WHO, 2001).
Djalante (2010) menambahkan bahwa polusi udara atau kebisingan
dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki dan
mengganggu manusia. Sehingga beberapa kecil atau lembut suara yang
terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut
mengganggu.
Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja.
Sedangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
“Bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat produksi dan atau alatalat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran”. Dari kedua definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah semua bunyi atau
suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan (Anizar, 2009).
Kepmen LH No 48. tahun 1996 juga menjelaskan bahwa
kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan 6
Nomor 718/Menkes/Per/XI/1987, kebisingan dapat diartikan sebagai
terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga menganggu dan atau
dapat membahayakan kesehatan. Berdasarkan dari beberapa pengertian
yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak diinginkan yang
bersumber dari usaha atau kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
Sumber Bising Menurut Suroto (2010), sumber-sumber kebisingan
pada dasarnya dibagi menjadi tiga macam yaitu sumber titik, sumber
bidang, dan sumber garis. Untuk kebisingan lalu lintas termasuk dalam
kriteria sumber garis. Sumber-sumber kebisingan menurut Prasetio
dapat bersumber dari:
1) Bising Interior (dalam)
Bising Interior atau bising dalam yaitu sumber bising yang
bersumber dari manusia, alat-alat rumah tangga, atau mesing-
mesin gedung.
2) Bising Outdoor (luar)
Bising Outdoor atau bising luar yaitu sumber bising yang berasal
dari aktivitas lalu lintas, transportasi, industri, alat-alat mekanis
yang terlihat dalam gedung, tempat-tempat pembangunan gedung,
perbaikan jalan, kegiatan olahraga dan lain-lain diluar ruangan
atau gedung.
Menurut World Health Organization (1980), sumber kebisingan dapat
diklasifikasikan menjadi :
1) Lalu lintas jalan
Salah satu sumber kebisingan adalah suara lalu lintas jalan raya.
Kebisingan lalu lintas di jalan raya ditimbulkan oleh suara dari
kendaraan bermotor dimana suara tersebut bersumber dari mesin
kendaraan, bunyi pembuangan kendaraan, serta bunyi dari
interaksi antara roda dengan jalan. Dari beberapa sumber
kebisingan yang berasal dari aktivitas lalu 7 lintas alat transportasi,
kebisingan yang bersumber dari lalu lintas jalan raya ini
memberikan proposi frekuensi kebisingan yang paling
mengganggu.
2) Industri
Kebisingan industri bersumber dari suara mesin yang digunakan
dalam proses produksi. Intensitas kebisingan ini akan meningkat
sejalan dengan kekuatan mesin dan jumlah produksi dari industri.
3) Pesawat Terbang
Kebisingan yang bersumber dari pesawat terbang terjadi saat
pesawat akan lepas landas ataupun mendarat di bandara.
Kebisingan akibat pesawat pada umumnya berpengaruh pada
awak pesawat, penumpang, petugas lapangan, dan masyarakat
yang bekerja atau tinggal di sekitar bandara.
4) Kereta Api
Pada umumnya sumber kebisingan pada kereta api berasal dari
aktivitas pengoperasian kereta api, lokomotif, bunyi sinyal di
pelintasan kereta api, stasiun, dan penjagaan serta pemeliharaan
konstruksi rel. Namun, sumber utama kebisingan kereta api
sebenarnya berasal dari gesekan antara roda dan rel serta proses
pembakaran pada kereta api tersebut. Kebisingan yang
ditimbulkan oleh kereta api ini berdampak pada masinis, awak
kereta api, penumpang, dan juga masyarakat yang tinggal di
sekitar pinggiran rel kereta api.
5) Kebisingan konstruksi bangunan
Berbagai suara timbul dari kegiatan konstruksi bangunan mulai
dari peralatan dan pengoperasian alat, seperti memalu,
penggilingan semen, dan sebagainya.
6) Kebisingan dalam ruangan
Kebisingan dalam ruangan bersumber dari berbagai sumber seperti
Air Condition (AC), tungku, unit pembuangan limbah, dan
sebagainya. Suara bising yang beraasal dari luar ruangan juga
dapat menembus ke dalam ruangan sehingga menjadi sumber
kebisingan di dalam ruangan.
Tipe-Tipe Kebisingan Menurut Tambunan (2005), dilihat dari
hubungan tingkat bunyi sebagai waktu maka kebisingan dapat dibagi
menjadi :
1) Kebisingan Kontinyu
Kebisingan yang fluktuasi intensitas kebsingan tidak lebih dari 6
dB dengan spektrum frekuensi yang luas. Contohnya misalnya
seperti suara mesin gergaji.
2) Kebisingan terputus-putus
Kebisingan yang dimana bunyi mengeras dan melemah secara
perlahan. Contohnya misalnya seperti jalan raya dan bunyi yang
dihasilkan dari kereta api.
3) Kebisingan impulsif berulang
Kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
puncaknya tidak lebih dari 65 ms dan waktu yang dibutuhkan
untuk penuruna intensitasnya sampai 20 dBA dibawah puncaknya
tidak lebih dari 500 ms. Contohnya seperti suara mesin tempa di
pabrik.
4) Steady-state noise
Kebisingan dengan tingkat tekana bunyi stabil terhadap perubahan
waktu dan tak mengalami kebisingan yang stabil. Contohnya
seperti kebisingan sekitar air terjun dan kebisingan pada interior
pesawat terbang saat sedang diudara.
5) Fluctuating noise
Kebisingan yang kontinyu namun berubah-ubah tingkat tekanan
bunyinya.

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48


Tahun 1996, baku mutu tingkat kebisingan bisa dilihat pada table
berikut ini :

Tabel 1. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Berdasarkan Kawasan


atau Lingkungan Kegiatan

Peruntukan Tingkat
Kawasan/Lingkungan Kegiatan Kebisingan
dBA
a. Peruntukan Kawasan

1. Perumahan atau permukiman 55


2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas 60
Umum
7. Rekreasi 70
8. Khusus
- Bandar Udara -
- Stasiun Kereta Api -
- Pelabuhan Laut 70
- Cagar Budaya 60
b. Lingkungan Kegiatan
- Rumah Sakit 55
- Sekolah atau sejenisnya 55
- Tempat Ibadah atau 55
Sejenisnya

Standar alat ukur yang digunakan untuk mengukur kebisingan


adalah Sound Level meter (SLM). Sound Level meter (SLM) sendiri
merupakan alat ukur dengan basis sistem pengukuran elektronik.
Menurut Buchla dan Mclachan (1992), Meskipun pengukuran bisa
dibuat secara langsung dengan cara mekanis, sistem pengukuran
elektronik memberikan banyak keuntungan untuk beberapa
pengukuran, antara lain kecepatan sistem mengambil, mengirim,
mengolah, dan menyimpan data.

Sound Level meter (SLM) dapat mengukur tiga jenis karakter


respon frekuensi, yang ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala
ditemukan paling mewakili batasan pendengaran manusia dan respons
telinga terhadap kebisingan, termasuk kebisingan akibat lalu lintas,
serta kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Skala A dinyatakan dalam satuan dBA (Djalante, 2010).

Sound Level meter (SLM) biasanya dipakai untuk mengukur


tingkat kebisngan pada saat tertentu. Biasanya alat ini digunakan
untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang tingkat kebisingannya
lebih tinggi dari aturan batas maksimum yakni 85 dBA. Alat ini terdiri
dari Microphone, alat penunjuk elektronik, amplifilter, 3 skala
pengukuran A,B,C.

1) Skala Pengukuran A untuk memperlihatkan perbedaan kepekaan


yang besar pada frekuensi rendah dan tinggi yang menyerupai
reaksi telinga untuk intensitas rendah.

2) Skala Pengukuran B untuk memperlihatkan kepekaan telinga


untuk bunyi dengan intensitas sedang.

3) Skala Pengukuran C untuk skala dengan intensitas tinggi

Menurut KMNLH No. 48 (1996) pengukuran kebisingan dapat


dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Cara Sederhana
Dengan sebuah Sound Level Meter, biasa diukur tingkat tekanan
bunyi dBA selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan
dilakukan setiap 5 detik.
2) Cara Langsung
Dengan sebuah Integrating Sound Level Meter yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTMS , yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5
detik, dilakukan pengukuran selama 10 menit.

Menurut KMLH No. 48 (1996) perhitungan kebisingan bisa dilakukan


dengan rumus sebagai berikut :

1. Ls = 10 Log 1/16 {T1.100,1.L1 + ... + T4.100,1.L4} dB (A).......


(1)
2. Lm = 10 Log 1/8 {T5.100,1.L5 + ... + T7.100,1.L7} dB (A)........
(2)
3. Lsm = 10 Log 1/24 {16.100,1.L5 + ... + 8.100,1.L7} dB (A)........
(3)

Gangguan bunyi hingga tingkat tertentu dapat diadaptasi oleh fisik


namun syaraf dapat terganggu. Menurut Satwiko (2004), kekerasan
bunyi dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia, bila
berlangsung terus menerus, kekerasan bunyi sebesar 30 – 65 dB akan
mengganggu selaput telinga dan menyebabkan gelisah, 65 – 90 dB
akan merusak lapisan vegatatif manusia (jantung, peredaran darah,
dll), bila mencapai 90 – 130 dB akan merusak telinga. 12 Dari segi
kesehatan, tingkat kebisingan yang dapat diterima tergantung pada
beberapa lama kebisingan tersebut diterima. Tingkat kebisingan yang
dapat ditolerir oleh seseorang tergantung pada kegiatan apa yang
sedang dilakukan orang tersebut. Seseorang yang sedang sakit,
beribadah, belajar, akan terganggu oleh kebisingan yang rendah
sekalipun.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1) Sound Level Meter (SLM)
2) Stopwatch
Bahan :
1) Formulir kebisingan
2) Bolpoint

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Menentukan lokasi untuk untuk pemantauan kebisingan di sekitar
atau di lokasi-lokasi lain yang ramai dan menimbulkan kebisingan,
mencantumkan data lokasi yang di pilih sebagai data pengamatan.
2. Mengaktifkan alat sound level meter dengan cara memasang
baterai pada alat sound level meter kemudian menunggu sehingga
angka pada monitor stabil.
3. Mempersiapkan stopwatch untuk memulai pengukuran.
4. Memposisikan Alat Sound Level Meter dan Stopwatch sejajar,
mengamati waktu dengan dicabel dari sumber bunyi.
5. Melakukan pembacaan setiap 5 detik selama 5 menit, 10 menit dan
15 menit dengan menggunakan stopwatch, kemudian melakukan
pengambilan data dan mendokumentasikan hasil yang diperoleh.
6. Mencatat setiap hasil pembacaan dicabel dari sumber bunyi pada
tabel kemudian mencatat hasil dibuku tulis dan
mendokumentasikan hasil.

V. DATA HASIL PENGAMATAN


Lokasi pengamatan : SPBU Damalang Jalan Gatot Subroto
Waktu pengamatan : 13.30 – 13.40 WIB

Tabel 1. Hasil pengukuran kebisingan di SPBU Damalang

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 70,7 72,9 67,4 66,0 71,4 73,5 73,1 68,9 66,5 73,2
2 67,7 65,8 73,2 63,3 65,6 72,2 68,4 67,1 61,5 72,8
3 65,8 65,0 67,4 65,4 65,0 69,1 59,8 75,2 62,8 68,3
4 65,8 65,5 65,1 66,8 63,4 67,5 64,7 67,9 65,6 67,7
5 69,6 63,9 73,8 65,6 74,4 65,5 65,8 65,0 64,9 69,3
6 67,0 64,5 65,5 65,4 75,9 67,2 64,4 63,4 67,5 65,7
7 72,3 71,0 80,9 70,3 70,0 71,9 66,3 70,3 68,0 65,5
8 67,4 73,1 76,6 70,7 73,3 80,4 68,5 65,0 75,9 64,7
9 68,3 72,9 74,2 71,1 59,2 72,5 66,3 64,4 68,5 71,3
10 67,0 69,4 68,2 64,6 73,6 60,6 65,0 62,3 67,7 83,6
11 65,4 66,9 74,5 72,4 64,5 63,4 66,2 63,3 69,8 79,3
12 69,1 66,6 62,3 65,2 65,3 64,9 67,7 63,8 66,5 76,7
68 68,1 70,8 67,2 68,5 69,1 66,4 66,4 67,1 71,5

Lokasi pengamatan : Terminal bus Jalan Gatot Subroto


Waktu pengamatan : 14.00 – 14.10 WIB
Tabel 2. Hasil pengukuran kebisingan di Terminal bus jalan Gatot
Subroto

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 61,2 75,7 75,5 73,6 68,2 67,7 68,8 69 70,9 68,3
2 68,3 67,9 75,6 68,2 69,7 67,8 67,7 67,7 67,8 68,2
3 68,4 67,6 67,5 68 67,8 67,5 68,1 68,3 67,6 73,2
4 67,5 67,9 67,4 67,9 69,4 67,7 68,0 68,2 67,9 67,9
5 68 67,6 67,5 67,8 67,8 67,9 68,7 68,9 67,8 67,4
6 71,5 71,2 67,6 67,4 67,4 68,5 67,9 68,4 67,8 67,5
7 67,7 70,2 68,2 68 71 67,9 68,1 70,7 68,0 67,7
8 68,2 69,2 67,7 67,7 67,8 70,3 68 69,9 69,5 67,4
9 67,6 68,2 67,5 67,6 67,6 67,6 67,8 67,9 68,1 68,7
10 68,1 69,8 68,7 67,7 67,7 67,5 71,2 69,3 68 70,4
11 68,1 79,4 67,4 67,4 75,7 68 67,8 68 71,2 72,1
12 69,9 68,9 70,2 67,4 73,2 68 68,1 70,8 67,6 72,9
67,9 70,3 69,2 68,2 69,5 68,03 68,3 68,9 68,5 69,3

VI. PERHITUNGAN
A. Terminal Bus
1. LS ( Leq selama siang hari)
a. LS1 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (814,5)
= 10 log 50,90
= 17,0671 dB
b. LS2 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (843,6)
= 10 log 52,725
= 17,2201 dB
c. LS3 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (830,8)
= 10 log 51.925
= 17.1537 dB
d. LS4 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (818,7)
= 10 log 51.1687
= 17,0900 dB
e. LS5 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (833,3)
= 10 log 52,0812
= 17,1668 dB
f. LS6 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (816,4)
= 10 log 51,025
= 17,0778 dB
g. LS7 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (820,2)
= 10 log 51,2625
= 17,0979 dB
h. LS8 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (827,1)
= 10 log 51,6937
= 17,1343 dB
i. LS9 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (822,2)
= 10 log 51,3875
= 17,1085 dB
j. LS10 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (831,7)
= 10 log 51,9812
= 17,1584 dB
2. LM ( Leq selama malam hari)
a. LM1 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (814,5)
= 10 log 45,25
= 16,5561 dB
b. LM2 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (843,6)
= 10 log 46,8666
= 16,7086 dB
c. LM3 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A))
= 10 log 1/18 (830,8)
= 10 log 46,1555
= 16,6422 dB
d. LM4 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (818,7)
= 10 log 45,4833
= 16,5785 dB
e. LM5 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (833,3)
= 10 log 46,2944
= 16,6552 dB
f. LM6 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (816,4)
= 10 log 45,3555
= 16,5662 dB
g. LM7 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (820,2)
= 10 log 45,5666
= 16,5864 dB
h. LM8 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (827,1)
= 10 log 45,95
= 16,6228 dB
i. LM9 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (822,2)
= 10 log 45,6777
= 16,5970 dB
j. LM10 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (831,7)
= 10 log 46,2055
= 16,6469 dB
3. LSM (Leq selama siang hari dan malam hari )
a. LSM1 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (814,5)
= 10 log 33,9375
= 15,3067 dB
b. LSM2 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (843,6)
= 10 log 35,15
= 15,4592 dB
c. LSM3 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (830,8)
= 10 log 34,6166
= 15,3928 dB
d. LSM4 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (818,7)
= 10 log 34,1125
= 15,3291 dB
e. LSM5 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (833,3)
= 10 log 34,7208
= 15,4058 dB
f. LSM6 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (816,4)
= 10 log 34,0166
= 15,3169 dB
g. LSM7 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (820,2)
= 10 log 34,175
= 15,3370 dB
h. LSM8 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (827,1)
= 10 log 34,4625
= 15,3734 dB
i. LSM9 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (822,2)
= 10 log 34,2583
= 15,3476 dB
j. LSM10 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m ) dB
(A)
= 10 log 1/24 (831,7)
= 10 log 34,6541
= 15,3975 dB
B. SPBU Damalang
1. LS ( Leq selama siang hari)
a. LS1 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (816,1)
= 10 log 51,0063
= 17,0762 dB
b. LS2 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (817,5)
= 10 log 51,0938
= 17,0836 dB
c. LS3 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (849,1)
= 10 log 53,0688
= 17,2483 dB
d. LS4 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (806,8)
= 10 log 50,425
= 17,0264 dB
e. LS5 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (821,6)
= 10 log 51,35
= 17,1054 dB
f. LS6 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (828,7)
= 10 log 51,7938
= 17,1427 dB
g. LS7 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (796,2)
= 10 log 49,7625
= 16,9696 dB
h. LS8 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (796,6)
= 10 log 49,7875
= 16,9712 dB
i. LS9 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (805,2)
= 10 log 50,325
= 17,0178 dB
j. LS10 = 10 log 1/16 ( T1.100 , 1.L 1+…+T4. 100 , 1.L 4) dB (A)
= 10 log 1/16 (858,1)
= 10 log 53,6313
= 17,2941 dB
2. LM ( Leq selama malam hari)
a. LM1 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (816,1)
= 10 log 45,3383
= 16,5647 dB
b. LM2 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (817,5)
= 10 log 45,4166
= 16,5721 dB
c. LM3 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (849,1)
= 10 log 47,1722
= 16,7368 dB
d. LM4 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (806,8)
= 10 log 44,8222
= 16,5149 dB
e. LM5 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (821,6)
= 10 log 45,6444
= 16,5938 dB
f. LM6 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (828,7)
= 10 log 46,0388
= 16,6312 dB
g. LM7 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (796,2)
= 10 log 44,2333
= 16,4574 dB
h. LM8 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (796,6)
= 10 log 44,2555
= 16,4596 dB
i. LM9 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (805,2)
= 10 log 44,7333
= 16,5063 dB
j. LM10 = 10 log 1/18 (T5.100 , 1.L 5+…+T7. 100 , 1.L 7) dB (A)
= 10 log 1/18 (858,1)
= 10 log 47,6722
= 16,7826 dB
3. LSM (Leq selama siang hari dan malam hari )
a. LSM1 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (816,1)
= 10 log 34,0041
= 15,3153 dB
b. LSM2 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (817,5)
= 10 log 38,9285
= 15,9026 dB
c. LSM3 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (849,1)
= 10 log 35,3791
= 15,4874 dB
d. LSM4 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (806,8)
= 10 log 33,6166
= 15,2655 dB
e. LSM5 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (821,6)
= 10 log 34,2333
= 15,3444 dB
f. LSM6 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (828,7)
= 10 log 34,5291
= 15,3818 dB
g. LSM7 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (796,2)
= 10 log 33,175
= 15,2081 dB
h. LSM8 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (796,6)
= 10 log 33,1916
= 15,2102 dB
i. LSM9 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m) dB (A)
= 10 log 1/24 (805,2)
= 10 log 33,55
= 15,2569 dB
j. LSM10 = 10 log 1/24 (16.100 , 1.L s+…+8. 100 , 1(L+5) m ) dB
(A)
= 10 log 1/24 (858,1)
= 10 log 35,7541
= 15,5332 dB

Table Perhitungan Leq60 dan Leq10 di Terminal Bus


menit/detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah leq 10
5 6591283,69 185767615 177406695 114543383 33034672,4 29442182,8 37928878,8 39716411,7 61513438,5 33804148,8 719748708 78,5718
10 33804148,8 30829750,1 181539027 33034672,4 46662715 30127979,3 29442182,8 29442182,8 30127979,3 33034672,4 478045310 76,7947
15 34591548,5 28771996,9 28117066,3 31547867,2 30127979,3 28117066,3 32282711,5 33804148,8 28771996,9 104464807 380597188 75,8047
20 28117066,3 30829750,1 27477043,7 30829750,1 43548179,5 29442182,8 31547867,2 33034672,4 30829750,1 30829750,1 316486012 75,0035
25 31547867,2 28771996,9 28117066,3 30127979,3 30127979,3 30829750,1 37065512,1 38812355,8 30127979,3 27477043,7 313005530 74,9555
30 70626877,2 65912836,9 28771996,9 27477043,7 27477043,7 35397289,2 30829750,1 34591548,5 30127979,3 28117066,3 379329432 75,7902
35 29442182,8 52356427,4 33034672,4 31547867,2 62946270,6 30829750,1 32282711,5 58744877,7 31547867,2 29442182,8 392174810 75,9348
40 33034672,4 41588188,6 29442182,8 29442182,8 30127979,3 53575965,3 31547867,2 48861861 44562546,9 27477043,7 369660490 75,678
45 28771996,9 33034672,4 28117066,3 28771996,9 28771996,9 28771996,9 30127979,3 30829750,1 32282711,5 37065512,1 306545679 74,865
50 32282711,5 47749629,3 37065512,1 29442182,8 29442182,8 28117066,3 65912836,9 42556901,9 31547867,2 54823909,8 398940800 76,0091
55 32282711,5 435481795 27477043,7 27477043,7 185767615 31547867,2 30127979,3 31547867,2 65912836,9 81090504,9 948713264 79,7713
60 48861861 38812355,8 52356427,4 27477043,7 104464807 31547867,2 32282711,5 60113221,7 28771996,9 97492230 522180522 77,1782
jumlah 409954928 1019907014 678921800 441719012 652499420 387746963 421378988 482055800 446124950 585118871
leq 60 68,3458486 72,3040933 70,536685 68,6699484 70,3642888 68,1039715 68,4652163 69,0494606 68,7130526 69,8909285

Rumus :
Leq60 = 10 log 1 60 (5x 104610+5x106010 + dst)
Leq10 = 10 log1 10 (5x104610+5x105010+dst)

Keterangan :
Leq = tingkat kebisingan
n = interval waktu pengambilan data

Analisis Data Pengukuran Kebisingan


N 120
MAX 79,4
MIN 61,2
RANGE 18,2
K 7,861298
P 2,315139

Rentangan = Nilai max – Nilai min


= 79,4 – 61,2
= 18,2
Jumlah kelas = 1 + (3,2 x log n)
= 1 + (3,2 x log 120)
= 7,6
= 8
Interval = R/K
= 18,2/8
= 2.275
= 2
INTERVAL Nilai tengah FREKUENSI %
51 54 52,5 0 0%
55 58 56,5 0 0%
59 62 60,5 1 1%
63 66 64,5 0 0%
67 70 68,5 97 82%
71 74 72,5 17 14%
75 79 77 4 3%
119 100%
Rumus :
1 𝐿1 𝐿2
Leqtotal = 10 𝑙𝑜𝑔 ⁄𝑁 (Ʃn1x ⁄10+ Ʃn2x10 ⁄10+dst)
10
Keterangan :
N = jumlah sampel total (120)
n1 = jumlah per sampel (dari frekuensi)
x = jumlah total nilai sampel (120)
L1,L2 dst = dari data nilai tengah
1 𝐿1 𝐿2
Leqtotal = 10 𝑙𝑜𝑔 ⁄𝑁 (Ʃn1x10 ⁄10+ Ʃn2x10 ⁄10+dst)
1 53,5⁄ 57,5⁄ 61,5⁄
Leqtotal = 10 𝑙𝑜𝑔 ⁄𝑁 (4x10 10 + 9x10 10 + 24x10 10 +
65,5⁄ 69,5⁄ 73,5⁄ 77,5⁄
41x10 10 + 33x10 10 + 6x10 10 + 3x10 10)

= 68,90 dBA

Table Perhitungan Leq60 dan Leq10 di SPBU Damalang


menit/detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah leq 10
5 58744877,7 97492230 27477043,7 19905358,5 69019213,2 111936057 102086897 38812355,8 22334179,6 104464807 652273019 78,1443
10 29442182,8 19009469,8 104464807 10689810,4 18153902,7 82979345,4 34591548,5 25643069,2 7062687,72 95273035,9 427309859 76,3074
15 19009469,8 15811388,3 27477043,7 17336842,5 15811388,3 40641525,8 4774962,93 165565561 9527303,59 33804148,8 349759634 75,4377
20 19009469,8 17740669,5 16179682,8 23931504,6 10938808,1 28117066,3 14756046,1 30829750,1 18153902,7 29442182,8 209099083 73,2035
25 45600542 12273544,6 119941646 18153902,7 137711435 17740669,5 19009469,8 15811388,3 15451477,2 42556901,9 444250977 76,4763
30 25059361,7 14091914,7 17740669,5 17336842,5 194522572 26240373 13771143,5 10938808,1 28117066,3 18576761,5 366395513 75,6395
35 84912182,6 62946270,6 615134385 53575965,3 50000000 77440830,9 21328975,9 53575965,3 31547867,2 17740669,5 1068203113 80,2865
40 27477043,7 102086897 228544095 58744877,7 106898104 548239098 35397289,2 15811388,3 194522572 14756046,1 1332477412 81,2466
45 33804148,8 97492230 131513400 64412477,6 4158818,86 88913970,5 21328975,9 13771143,5 35397289,2 67448144,1 558240598 77,4682
50 25059361,7 43548179,5 33034672,4 14420157,5 114543383 5740768,11 15811388,3 8491218,26 29442182,8 1145433826 1435525138 81,5701
55 17336842,5 24488941 140919147 86890041,4 14091914,7 10938808,1 20843469,2 10689810,4 47749629,3 425569019 799517622 79,0283
60 40641525,8 22854409,5 8491218,26 16556556,1 16942207,8 15451477,2 29442182,8 11994164,6 22334179,6 233867571 418575492 76,2177
jumlah 426097009 529836145 1470917809 401954337 752791748 1054379990 333142350 401934623 461640338 2228933113
leq 60 68,5135724 69,4599033 73,8943716 68,2602547 70,985236 72,448459 67,4447859 68,2600417 68,861525 75,6994579

Rumus :
Leq60 = 10 log 1 60 (5x 104610+5x106010 + dst)
Leq10 = 10 log1 10 (5x104610+5x105010+dst)
N 120
MAX 83,6
MIN 59,2
RANGE 24,4
K 7,861298
P 3,103813
Keterangan :
Leq = tingkat kebisingan
n = interval waktu pengambilan data

Analisis Data Pengukuran Kebisingan


Rentangan = Nilai max – Nilai min
= 83,6 – 59,2
= 24,4
Jumlah kelas = 1 + (3,2 x log n)
= 1 + (3,2 x log 120)
= 7,6
= 8
Interval = R/K
= 24,4/8
= 3.05
= 3

INTERVAL Nilai tengah FREKUENSI %


51 54 52,5 0 0%
55 58 56,5 0 0%
59 62 60,5 1 1%
63 66 64,5 0 0%
67 70 68,5 97 82%
71 74 72,5 17 14%
75 79 77 4 3%
119 100%
Rumus :
1 𝐿1 𝐿2
Leqtotal = 10 𝑙𝑜𝑔 ⁄𝑁 (Ʃn1x ⁄10+ Ʃn2x10 ⁄10+dst)
10
Keterangan :
N = jumlah sampel total (120)
n1 = jumlah per sampel (dari frekuensi)
x = jumlah total nilai sampel (120)
L1,L2 dst = dari data nilai Tengah
1 𝐿1 𝐿2
Leqtotal = 10 𝑙𝑜𝑔 ⁄𝑁 (Ʃn1x10 ⁄10+ Ʃn2x10 ⁄10+dst)
1 53,5⁄ 57,5⁄ 61,5⁄
Leqtotal = 10 𝑙𝑜𝑔 ⁄𝑁 (4x10 10 + 9x10 10 + 24x10 10 +
65,5⁄ 69,5⁄ 73,5⁄ 77,5⁄
41x10 10 + 33x10 10 + 6x10 10 + 3x10 10)

= 68,90 dBA

VII. PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN


Pada praktikum kali ini dapat memahami kegunaan dan fungsi dari
Sound Level Meter SL-4001, memahami batas kebisingan
dilingkungan sekitar kampus. mengukur tingkat kebisingan pada satu
kali pengambilan data yaitu SPBU Damalang mulai pukul 13.30 –
13.40 WIB. Pengukuran tingkat kebisingan selanjutnya dilakukan di
Terminal bus yang dilakukan pada jam 14.00 – 14.10 WIB. Pada
pengukuran ini menggunakan alat pengukuran Sound Level Meter
bermerk SL-4001.
Berdasarkan hasil praktikum kami data yang didapatkan pada
SPBU Damalang nilai terendah yaitu 59,2 dBA, sedangkan nilai
tertingginya mencapai 83,6 dBA. Sedangkan pada Terminal bus
didapatkan data nilai terendah yaitu 79,4 dBA dan nilai tertingginya
yaitu 61,2 dBA. Menurut standar baku mutu kebisingan, menurut
KEPMENLH No 48 tahun 1996 untuk fasilitas umum yaitu 60 dBA
dan tempat khusus yaitu 60 dBA. Menurut kami nilai kebisingan di
SPBU Damalang dan Terminal bus berada di atas baku mutu sehingga
kurang aman bagi kesehatan dan nyaman.
Berdasarkan perbandingan dari SPBU Damalang dengan Terminal
bus pada lokasi yang berbeda terdapat perbedaan, berdasarkan data dan
nilai kebisingan dari perhitungan yang didapat, berikut ini:
Tabel 1. Hasil Pengambilan Data SPBU Damalang
menit/detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah leq 10
5 58744877,7 97492230 27477043,7 19905358,5 69019213,2 111936057 102086897 38812355,8 22334179,6 104464807 652273019 78,1443
10 29442182,8 19009469,8 104464807 10689810,4 18153902,7 82979345,4 34591548,5 25643069,2 7062687,72 95273035,9 427309859 76,3074
15 19009469,8 15811388,3 27477043,7 17336842,5 15811388,3 40641525,8 4774962,93 165565561 9527303,59 33804148,8 349759634 75,4377
20 19009469,8 17740669,5 16179682,8 23931504,6 10938808,1 28117066,3 14756046,1 30829750,1 18153902,7 29442182,8 209099083 73,2035
25 45600542 12273544,6 119941646 18153902,7 137711435 17740669,5 19009469,8 15811388,3 15451477,2 42556901,9 444250977 76,4763
30 25059361,7 14091914,7 17740669,5 17336842,5 194522572 26240373 13771143,5 10938808,1 28117066,3 18576761,5 366395513 75,6395
35 84912182,6 62946270,6 615134385 53575965,3 50000000 77440830,9 21328975,9 53575965,3 31547867,2 17740669,5 1068203113 80,2865
40 27477043,7 102086897 228544095 58744877,7 106898104 548239098 35397289,2 15811388,3 194522572 14756046,1 1332477412 81,2466
45 33804148,8 97492230 131513400 64412477,6 4158818,86 88913970,5 21328975,9 13771143,5 35397289,2 67448144,1 558240598 77,4682
50 25059361,7 43548179,5 33034672,4 14420157,5 114543383 5740768,11 15811388,3 8491218,26 29442182,8 1145433826 1435525138 81,5701
55 17336842,5 24488941 140919147 86890041,4 14091914,7 10938808,1 20843469,2 10689810,4 47749629,3 425569019 799517622 79,0283
60 40641525,8 22854409,5 8491218,26 16556556,1 16942207,8 15451477,2 29442182,8 11994164,6 22334179,6 233867571 418575492 76,2177
jumlah 426097009 529836145 1470917809 401954337 752791748 1054379990 333142350 401934623 461640338 2228933113
leq 60 68,5135724 69,4599033 73,8943716 68,2602547 70,985236 72,448459 67,4447859 68,2600417 68,861525 75,6994579

Tabel 2. Hasil Pengambilan Data Terminal Bus


menit/detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah leq 10
5 6591283,69 185767615 177406695 114543383 33034672,4 29442182,8 37928878,8 39716411,7 61513438,5 33804148,8 719748708 78,5718
10 33804148,8 30829750,1 181539027 33034672,4 46662715 30127979,3 29442182,8 29442182,8 30127979,3 33034672,4 478045310 76,7947
15 34591548,5 28771996,9 28117066,3 31547867,2 30127979,3 28117066,3 32282711,5 33804148,8 28771996,9 104464807 380597188 75,8047
20 28117066,3 30829750,1 27477043,7 30829750,1 43548179,5 29442182,8 31547867,2 33034672,4 30829750,1 30829750,1 316486012 75,0035
25 31547867,2 28771996,9 28117066,3 30127979,3 30127979,3 30829750,1 37065512,1 38812355,8 30127979,3 27477043,7 313005530 74,9555
30 70626877,2 65912836,9 28771996,9 27477043,7 27477043,7 35397289,2 30829750,1 34591548,5 30127979,3 28117066,3 379329432 75,7902
35 29442182,8 52356427,4 33034672,4 31547867,2 62946270,6 30829750,1 32282711,5 58744877,7 31547867,2 29442182,8 392174810 75,9348
40 33034672,4 41588188,6 29442182,8 29442182,8 30127979,3 53575965,3 31547867,2 48861861 44562546,9 27477043,7 369660490 75,678
45 28771996,9 33034672,4 28117066,3 28771996,9 28771996,9 28771996,9 30127979,3 30829750,1 32282711,5 37065512,1 306545679 74,865
50 32282711,5 47749629,3 37065512,1 29442182,8 29442182,8 28117066,3 65912836,9 42556901,9 31547867,2 54823909,8 398940800 76,0091
55 32282711,5 435481795 27477043,7 27477043,7 185767615 31547867,2 30127979,3 31547867,2 65912836,9 81090504,9 948713264 79,7713
60 48861861 38812355,8 52356427,4 27477043,7 104464807 31547867,2 32282711,5 60113221,7 28771996,9 97492230 522180522 77,1782
jumlah 409954928 1019907014 678921800 441719012 652499420 387746963 421378988 482055800 446124950 585118871
leq 60 68,3458486 72,3040933 70,536685 68,6699484 70,3642888 68,1039715 68,4652163 69,0494606 68,7130526 69,8909285

Sumber utama kebisingan di SPBU yaitu dikarenakan suara mesin


kendaraan yang berhenti saat akan mengantri mengisi bahan bakar,
kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya dekat SPBU dan bunyi
klakson dari kendaraan. Dan sumber utama yang terdapat pada
Terminal bus yaitu dikarenakan suara mesin bus yang sedang
dipanaskan dan suara para masyarakat yang sedang menunggu bus.
Pengaruh kebisingan intensitas tinggi terjadinya kerusakan pada
indera pendengaran yang dapat menurunkan pendengataran baik yang
bersifat sementara maupun permanen atau ketulian. Pengaruh
kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-
putus dan sumbernya tidak diketahui.

VIII. PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengukuran
kebisingan adalah sebagai berikut :
1) Alat Sound Level Meter (SLM) dipakai dengan cara memasangkan
komponen (baterai) dari alat tersebut. Tekan tombol power untuk
menyalakan/mematikan alat dan kalibrasi sebelum alat digunakan
untuk pengukuran kebisingan. Mengukur kebisingan dengan SLM
ialah selesai kalibrasi, alat sudah dipergunakan langsung dengan
mengalokasikan alatnya pada sumber pengukurannya.
2) Sumber utama kebisingan di SPBU Damalang yaitu dikarenakan
suara yang dihasilkan dari kendaraan yang berlalu lalang dan suara
klakson kendaraan. Dan sumber utama yang terdapat pada
Terminal bus dikarenakan kendaraan yang dihasilkan dari bus yang
sedang memanaskan mesin, suara orang-orang yang sedang
menunggu sehingga sedikit bising namun tidak terlalu menggangu.
3) Tingkat kebisingan di SPBU Damalang melebihi standar baku
mutu KEPMENLH no.48 tahun 1996 Tentang Kebisingan yang
menyatakan bahwa tingkat kebisingan diwilayah fasilitas umum
hanya mencapai 60 dBA, sehingga kebisingan yang berada di
SPBU Damalang dapat dikatakan kurang aman.
4) Tingkat kebisingan di Terminal bus melebihi standar baku mutu
KEPMENLH no.48 tahun 1996 Tentang Kebisingan yang
menyatakan bahwa tingkat kebisingan diwilayah khusus hanya
mencapai 60 dBA, sehingga kebisingan yang berada di Terminal
bus dapat dikatakan kurang aman.

SARAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, disarankan agar
pengukuran dilakukan tidak hanya disiang hari tetapi juga dilakukan di
pagi, sore dan malam hari untuk menentukan waktu produktif aktivitas
masyarakat. Praktikan perlu untuk mendokumentasikan setiap praktik
yang sedang dilakukan termasuk dokumentasi pengambilan data saat
pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1994. Materi Job Trining Petugas Pengawas Faktor
Risiko Lingkungan Kebisingan di Kawasan Bandara Internasional
Yogyakarta. Jakarta: Depaertemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Pelunjuk Pelaksanaan Pengawasan Kebisingan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Hidayat S. 2012. Kajian Kebisingan dan Persepsi Ketergantungan Penduduk
Akibat Penambangan Batu Andesit di Desa Jeladri, Kecamatan Winongan,
Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Semarang. Undip.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51. 1999. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di tempat kerja. Jakarta.
Mansyur, Munchtaruddin. 2003. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan. Job
Training Petugas Pengawas Kebisingan. Yogyakarta.
Oktarini I. 2010. Pengaruh Kebisingan Terhadap Stress Kerja Tenaga Kerja
Penggilingan Padi CV Padi Makmur Karanganyar. Universitas Negeri
Sebelas Maret.
Purnomo, H dan Wijadi. 1996. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Jakarta:
Bina Rupa Aksara
Sasongko D.P., dkk. 2000. Kebisingan Lingkungan. Semarang. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang.
Tigor S. 2009. Kebisingan di Tempat Kerja. Yogyakarta: Andi.
Widiapura. 1993. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Bising.
Simposium Pengaruh Polusi Bising Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Bandung.
Yulianingsih, N.T. 2009. Perbedaan Tingkat Stress Kerja pada Kebisingan kurang
dari NAB dan lebih dari NAB pada Tenaga Kerja Bagian Finishing dan
Assembling di PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia (PECGI) Bekasi.
Universitas Sebelas Maret.

LAMPIRAN
Pengukuran kebisingan di SPBU Damalang

Pengukuran kebisingan di terminal bus jalan Gatot Subroto

Anda mungkin juga menyukai