Di susun oleh:
Kelas: X-IPA4
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Polusi Suara/
Pencemaran Suara
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
ii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….……………..............………………………. i
1.4.Manfaat Penulis………………………………………………………………………………………………………………..2
2.3 Jenis…………………………………………………………………….……………………………………………………………3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara lebih dari
masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak
berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga
kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat
berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan
umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain.
Menurut hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari–hari
tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah –
langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu
berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas
terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari.
Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana cara untuk
menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu kehidupan
manusia.
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut :
1
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang masalah
pencemaran suara beserta dampak yang di timbulkannya juga cara mencegah dan
menanggulanginya
BAB II
PEMBAHASAN
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun
1982).
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan
suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat
dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo
atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat
gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20
kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
2
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau
suara yang mengakibatkan ketidak tentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara
diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan
tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat
disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor
utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak
sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang
bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa
ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC,
televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek
pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di
kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di
pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di
hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
2.3 Jenis
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur
dengan dB atau desibel adalah
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak.
Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2.Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang
kronis.
Dalam ilmu kedokteran,kronis menunjukan kondisi atau sifat penyakit yg telah lama terjadi
Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada
psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan
peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang
bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan
kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka
otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi
pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan
organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan
sebagian dari efek suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin.
Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara
pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat
hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat
dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir.
Mungkin Anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk
kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang mungkin kita
pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman
menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan
mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal
di daerah tenang.
Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat
bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidak mampuan untuk mendengar dan
memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan
bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidak lulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang
dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan
di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang
meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak
seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput
yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti
guna memberi bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–
gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara
yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat
mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan
kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan
menurun.
Dari uraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan
berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif.
Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik
Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan
memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas
bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi.
Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih
berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit
diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber
suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
5
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise
control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya
disebut antisound).
Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena
karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi,
amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu
lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak
bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999
mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara
lain :
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton
ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen
: Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15)
atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk
memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya
mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi
udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus
diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara
mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah
mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu
terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak
lepas dari kendaraan bermotor. 6
Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih
digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan
suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone
dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak
dalam mendengar.
Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga
tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen
seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat
diminimalisir.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-
pikuk yang kian meningkat. Dimanapun kita berada kita selalu mendengar kebisingan yang
secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh kita. Walaupun tidak begitu mendapat
perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting
untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat.
Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran suara diantaranya mulai dari konsentrasi
yang kurang sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima dalam jangka waktu yang lama
dan secara tidak langsung mengajak otak untuk mengubah cara kerja organ tubuh.
3.2 Saran
Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan
meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan
bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan
elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa
menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia.
7
DAFTAR PUSTAKA
· http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran-lingkungan/ diakses
21 Januari 2009
·
http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suar
a_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009
·
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendeng
aran diakses 24 Januari 2009
·http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDA
M+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISI
NG&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009
8
RINGKASAN HASIL DISKUSI POLUSI/PENCEMARAN SUARA
Dalam diskusi ini kami ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
pencemaran suara. Selain itu, kami juga akan menguraikan bagaimana cara untuk
menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu kehidupan
manusia.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau
suara yang mengakibatkan ketidak tentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara
diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan
tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor
utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak
sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang
bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa
ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC/kipas
angin, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain:
proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang
lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu.
Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan
pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising
3)Dampak Pencemaran Suara
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak.
Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2.Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang
kronis.
Dalam ilmu kedokteran,kronis menunjukan kondisi atau sifat penyakit yg telah lama terjadi
Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada
psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan
peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang
bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan
kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka
otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi
pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan
organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan
sebagian dari efek suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin.
Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara
pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat
hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat
dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir.
Dari uraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan
berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif.
Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik
Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan
memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas
bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi.
Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih
berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit
diimplementasikan," kata Bambang.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan
lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang
tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun
1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut
antara lain :
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton
ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen
: Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15)
atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk
memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya
mengurangi polusi suara
Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor,
karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat
kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.