NPM: 19031010179
UTS K3 Paralel C
I. Identifikasi Masalah
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai faktor bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik
maupun psikis terhadap tenaga kerja. Meskipun demikian, kesadaran akan bahaya
kebisingan masih kurang dipahami baik oleh kalangan masyarakat umum maupun
para pekerja khususnya. Tidak jarang ditemukan bahwa keluhan akibat terjadinya
kebisingan pada kesehatan pekerja tersebut sering terjadi. Paparan terhadap tingkat
bising yang ekstrim menyebabkan beberapa penyakit seperti rusaknya pendengaran
atau terjadinya kenaikan tekanan darah akibat dari kebisingan tersebut. Pada kilang
minyak PERTAMINA RU V di kecamatan Balikpapan Tengah, Balikpapan, terdapat
banyak mesin yang menimbulkan suara bising dan bersumber dari seluruh ‘Rotating
Equipment’ yang ada seperti pompa dan kompressor lalu proses pembakaran dari
equipment pemanas seperti heater & boiler dimana yang dapat menghasilkan
kebisingan sekitar 80-85 dB.
II.2 Boiler
Boiler pipa api merupakan pengembangan dari ketel lorong api dengan
menambah pemasangan pipa –pipa api, dimana gas panas hasil pembakaran dari
ruang bakar mengalir didalamnya, sehingga akan memanasi dan menguapkan air
yang berada di sekeliling pipa –pipa api tersebut. Pipa - pipa api berada atau terendam
didalam air yang akan diuapkan. Pada boiler terdapat kebisingan 90-100 db. Dalam
perancangan boiler ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan agar
boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan.
Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas yang digunakan
b. Kondisi steam yang dibutuhkan
c. Bahan bakar yang dibutuhkan
d. Konstruksi yang sederhana dan perawatan mudah
e. Tidak perlu air isian yang berkualitas tinggi
II.3 Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel
saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran
dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara
atau penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki
oleh karena mengganggu atau timbul di luar kemauan seseorang. Suara adalah sensasi
yang sewaktu vibrasi longitudinal dari molekulmolekul udara, yang berupa
gelombang mencapai membrana timpani dari telinga. Dalam konteks keselamatan
dan Kesehatan kerja, pembahasan suara (sound) agak berbeda dibandingkan
pembahasanpembahasan suara dalam ilmu fisika murni maupun fisika terapan.
Frekuensi kebisingan juga penting dalam menentukan perasaan yang
subjektif, namun bahaya di area kebisingan tergantung pada frekuensi bising yang
ada. Telinga manusia hanya mampu menangkap suara yang ukuran intensitasnya
berkisar antara 20–20.000 Hertz dan dengan frekuensi suara sekitar 80 desibel (batas
aman). Paparan suara atau bunyi yang melampaui batas aman diatas dalam waktu
yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketulian sementara atau permanen.
Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pengaruh berupa peningkatan
sensitivitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskular dalam bentuk kenaikan
tekanan darah dan peningkatan denyut jantung. Apabila kondisi tersebut tetap
berlangsung dalam waktu yang lama, akan muncul reaksi psikologis berupa
penurunan konsentrasi dan kelelahan.
IV. Data
IV.1 Tingkat Kebisingan Alat dan Pada Ruangan
Alat/Ruangan Tingkat Kebisingan (dB)
Kantor 30-40
Boiler 92.3
Kilang area 87
V. Pembahasan
Pertama-tama, dari sebagian kecil data-data yang sudah dikumpulkan diatas,
terdapat beberapa alat dan ruangan yang memiliki tingkat kebisingan di atas Nilai
Ambang Batas (NAB) yaitu 85 dB, dimana, intensitas kebisingan melebihi 85 dB
dapat menimbulkan gangguan dan batas ini disebut critical level of intensity. Dimana
pengaruh utama dari kebisingan terhadap Kesehatan adalah kerusakan pada indra
pendengaran yang dapat menyebabkan ketulian progresif, Jika telinga selalu terpapar
dengan kebisingan yang melebihi NAB (85 dB untuk 8 jam), maka ada hair cells pada
telingan yang rusak atau mati sehingga suara tadi jadi tidak terdengar. Pada beberapa
ruangan dan alat, belum memenuhi standar yang ditentukan dari Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup KEP-48/MENLH/11/1996 atau Permenaker
No.51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja,
dimana NAB yang seharusnya diterapkan perusahaan yaitu 85 dB selama 8 jam/hari
atau 40 jam/minggu.
Untuk ruangan-ruangan dan alat yang memiliki tingkat kebisingan di atas
Nilai Ambang Batas yaitu sebagai berikut: ruang Genset, boiler, dan area kilang
secara general. Para pekerja di dalam kilang minyak sendiri dibagi menjadi 3 shift,
yaitu shift pagi (07.00-15.30), sore (15.00-24.00), dan malam (23.00-08.00), dimana
rata-rata pekerja berkerja selama 8-8.5 jam perhari. Untuk menanggulangi hal-hal
yang bersangkutan dengan tingkat kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas,
perusahaan mewajibkan pekerja yang berkerja di sekitar area kilang yang memiliki
tingkat kebisingan yang tinggi tersebut untuk memakai earplug dan earmuff. Dimana
APD tersebut sudah disediakan oleh perusahaan.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut: Beberapa ruangan-ruangan dan alat-alat pada kilang minyak
Pertamina RU V Balikpapan memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi dan
melebihi Nilai Ambang Batas yang telah ditentukan oleh Permenaker
No.51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja,
dimana NAB yang seharusnya diterapkan perusahaan yaitu 85 dB selama 8 jam/hari
atau 40 jam/minggu.
VII. Saran
1. Dalam upaya pengendalian faktor bahaya kebisingan, sebaiknya perusahaan
memasang lebih banyak safety sign untuk meningkatkan awareness pekerja
tentang permasalahan bahaya dari kebisingan tersebut, serta memperbanyak
APD berupa earplug dan earmuff untuk keselamatan pekerja
2. Pengendalian terhadap faktor bahaya kebisingan pada kilang minyak
Pertamina RU V Balikpapan, sebaiknya dapat dipertahankan atau ditingkatkan
lebih baik lagi, dan diperlukan juga pengawasan yang lebih ketat terkait
tentang pemakaian APD dan hal-hal tentang K3 lainnya.