Anda di halaman 1dari 61

Dampak Rencana Usaha/Kegiatan terhadap Komponen Fisik-Kimia

Kualitas Udara, Kebisingan dan Iklim Mikro-Meso By: DR.Ir. Sobri Effendy, M.Si.
STAF GEOFISIKA & METEOROLOGI-FMIPA-IPB
Sobri E 1

Dampak Rencana Usaha/Kegiatan


Terhadap Kualitas Udara TerhadapKebisingan Terhadap Iklim Mikro/Meso
Sobri E 2

Dampak Rencana Usaha/Kegiatan


Terhadap Kualitas Udara 1. Industri (kontribusi terbesar secara Global) 2. Transportasi (kontrusi terbesar skala mikro-meso, khusus wilayah urban) 3. Domestik (indoor polutan) 4. Pariwisata (outdoor polutan)
Sobri E 3

KEGIATAN/USAHA WAJIB AMDAL

Sobri E

Perubahan kualitas Udara akibat Emisi Pabrik

Sobri E

Polutan Primer dan Sekunder

Sobri E

Identifikasi Sumber Emisi

Sobri E

Jenis Sumber Emisi


Sumber Emisi Bergerak (Mobile Source) Sumber Emisi Tdk Bergerak (Stationary Source)

Sumber Titik (Point Source): Cerobong (stack) Sumber Ruang (Volume Source): kawasan terpadu Sumber Area (Area Source): Industri Sumber Garis (Line Source): Transportasi
Sobri E 8

Jenis Sumber Emisi


Emisi Liar (Fugitive Emission): Pelepasan Emisi ke udara tanpa melalui sistem penangkapan polutan dan proses pelepasan terkendali lewat cerobong (stack)
Contoh: emisi polutan dari kegiatan konstruksi, tangki penyimpanan cairan terbuka (storage tanks), timbunan bahan baku terbuka (Stockfile), Lokasi penurunan dan pemuatan barang (loading area), pelapisan aspal, instalasi pengol;ahan air limbah, menara pendingin (coolling towers), kebocoran alat, lahan terbuka yg tererosi angin (open area wind erosian)
Sobri E 9

Lokasi Sumber Emisi


Emisi Titik sumbernya dapat ditentukan dgn koordinat Cartesian Emisi garis dan area: jarak emisi dengan obyek penerima

Sobri E

10

Kegiatan yang Menimbulkan EMISI

Sobri E

11

Kegiatan yang Menimbulkan EMISI

Sobri E

12

DAMPAK KUALITAS UDARA

Sobri E

13

DAMPAK KUALITAS UDARA (2)

Sobri E

14

DAMPAK KUALITAS UDARA (3)

Sobri E

15

DAMPAK KUALITAS UDARA (4)

Sobri E

16

DAMPAK KUALITAS UDARA (5)

Sobri E

17

Dampak Rencana Usaha/Kegiatan


Terhadap Kebisingan: 1. Insdutri, tranportasi, jasa perdagangan, pariwisata, domestik 2. Kegiatan : tahap konstruksi dan operasional

Sobri E

18

DEFINISI
Bunyi merupakan gelombang zat yang sampai ke telinga manusia Bising merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan manusia.

Sobri E

19

Sumber Bising

Sobri E

20

SUMBER BISING
Bising Di Industri: 1. Bising Intermitten: Bunyi bising dan tidak (on/off) berlangsung dalam interval waktu yang sepadan 2. Bising Interupted: Bunyi bising dimana jeda bisingnya lebih singkat disbanding lama bisingnya 3. Bunyi Impulsive / Eksplosive: Durasi bising hanya dalam seper detik Ada dua variasi frekuensi bising: - Frekuensi tinggi : mesin bergerak cepat - Frekuensi rendah : mesin bergerak lambat
Sobri E 21

SUMBER BISING (lanjut)


- Mesin berputar / bolak balik berulang-ulang - Mesin elektrik (karena gaya magnetic mekanis) - Pengolahan material - Confeyor-confeyor ketika beroperasi - Pengaduk, penyaring dan sebagainya - Alat-alat pneumatic - Turbin gas dan uap - Cutdoor prosesber-sumber Bising di Industri:
Sobri E 22

Bising Di Konstruksi
Truck, mesin diesel, peralatan penambangan / penggalian Peralatan pemadatan tanah, Pneumatic Hammer Compresor Penghancuran material Pembuatan / pengadukan semen

Sobri E

23

Bising Di Daerah Transportasi


Karena kendaraan bermotor, (tergantung kondisi mesin, cara mengemudi, ban yang dipakai serat lingkungannya) Pesawat terbang, (terutama take off ) Kereta api, subway lebih bising karena sekelilingnya sangat refleksif

Sobri E

24

Bising Di Pemukiman
Sumber bising karena dari aktivitas perumahan: bising karena adanya pemanasan (heater) dan pendinginan (AC), bising alamiah (factor atmosferik). Kasus-kasus khusus missal di lingkungan shopping center, hotel-hotel. Kebisingan bervariasi terhadap waktu, tergantung aktivitas manusia
Sobri E 25

Bising Karena Sebab-sebab Tertentu


Bising karena peristiwa alam, Perang Pertunjukan Dan lain sebagainnya.

Sobri E

26

Aspek Penting Parameter Kebisingan


1. Tingkat kebisingan 2. Lamanya kebisingan (prosentase kejadian bising dalam rentang waktu tertentu) 3. Pola kebisingan (Siklus siang malam)

Sobri E

27

Terminologi :
1. Kebisingan Ambien 2. Kebisingan Background

Sobri E

28

Sobri E

29

EFEK KEBISINGAN
Sensitifitas pendengaran manusia = 1. Level suara : 0 140 dB 2. Frekuensi : 20 20.000 Hz 3. Ambang pendengaran : suara paling lemah yang masih bisa didengar 4. Ambang rasa sakit : suara paling tinggi yang masih bisa didengar tanpa menimbulkan rasa sakit.
Sobri E 30

Sobri E

31

Sobri E

32

Sobri E

33

Sobri E

34

Tidak semua bunyi menimbulkan gangguan pada pendengar. Hal ini tergantung dari tingkat tinggi rendahnya ukuran kebisingan yang dihasilkan; dan diukur dalam decibel.
Semakin tinggi desibelnya semakin banyak pengaruh yang ditimbulkan.

Sobri E

35

Tidak semua bunyi menimbulkan gangguan pada pendengar. Hal ini tergantung dari tingkat tinggi rendahnya ukuran kebisingan yang dihasilkan; dan diukur dalam decibel.
Semakin tinggi desibelnya semakin banyak pengaruh yang ditimbulkan.

Sobri E

36

Temporasily Threshold Shifts (TTS)


Bergesernya (melemahnya) kemampuan pendengaran seseorang ketika terpapar kebisingan yang cukup intensif, bersifat semntara

Sobri E

37

Permanent Treswhold Shifts (PTS)


Melemahnya secara permanent kemampuan pendengaran seseorang karena terpapar kebisingan yang intensif ataupun mendadak. TTS bisa sembuh dalam hitungan detik sampai dengan berhari-hari, sedangkan PTS tidak menunjukkan gejala penyembuhan setelah 2-3 minggu. Manusia memiliki Refleks Akustik yang merupakan kemampuan untuk meredam bunyi yang berintensitas tinggi dengan mengeraskan gendang telinganya serta gerakan ossides.
Sobri E 38

Auditory Effects
Efek-efek yang dilakukan oleh organ-organ dalam telinga untuk mengontrol kebisingan. Dikendalikan oleh otot-otot di telinga bagian tengah.

Sobri E

39

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya TTS dan PTS adalah:


1. Level bunyi, biasanya di atas 80dBA 2. Distribusi frekuensi bunyi, bunyi yang minimal berfrekuensi seperti percakapan berpolensi 3. Durasi bunyi, semakin lama semakin tinggi resiko TTS dan PTS 4. Distribusi waktu temporer bunyi, jumlah dan panjang periode diam mengurangi TTS dan PTS 5. Toleransi individu 6. Tipe bunyi, Steady state, intermitten, impulse
Sobri E 40

Hubungan Antara TTS dan PTS


Bunyi kebisingan yang tidak menghasilkan TTS setelah pemaparan selama 2-8 jam tidak akan menghasilkan PTS bila dipaparkan lebih dari itu.

Sobri E

41

Sobri E

42

Sobri E

43

Sobri E

44

Trauma Akuistik
Merupakan kehilangan pendengaran secara permanent yang diakibatkan oleh pemaparan singkat kebisingan yang sangat nyaring.

Sobri E

45

Gangguan Percakapan
Marking effect merupakan gangguan pada percakapan Karena fungsi yang kompleks antara jarak pembicara-pendengar dan frekuensi dari kata-kata yang diucapkan. Spech Interference Level merupakan pengukuran kesulitan dalam komunikasi yang terjadi pada tingkat bising background yang berbeda.
Sobri E 46

Gangguan Tidur
Tiga tahap tidur (mengantuk, rem, lelap) Gangguan yang terjadi dipengaruhi oleh: motivasi bangun, kenyaringan, lama kebisingan, dan umur manusia. Standar kebisingannya sulit ditetapkan karena sulitnya mengukur karakteristik individual

Sobri E

47

Gangguan Psikologis
Gangguan ini bisa bisa berupa kejengkelan, mudah marah, dan tersinggung. Gangguan psikologis dipengaruhi oleh kelakuan masyarakat dan sensitifitas terhadap sumber bising.

Sobri E

48

Dampak Rencana Usaha/Kegiatan


Terhadap Iklim Mikro/Meso 1. Insdutri, tranportasi, jasa perdagangan, pariwisata, domestik 2. Kegiatan : tahap konstruksi (pembukaan lahan-pematangan lahan) 3. Secara bertahap: iklim mikro 4. Secara total: iklim meso

Sobri E

49

IKLIM yaitu sintesis atau kesimpulan atau rata-rata nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah.
Sintesis tersebut dapat dinyatakan pula sebagai nilai statistik (sebaran, rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian, pola, peluang kejadian,)

Sobri E

50

Unsur cuaca/iklim

Faktor pengendali cuaca/iklim

Mekanisme pembentukan cuaca dan iklim


Sobri E 51

UNSUR IKLIM Unsur Iklim yang diukur (prioritas): 1. Angin (kecepatan dan arah), 2. Hujan (jumlah dan hari hujan), 3. Suhu udara 4. Kelembaban udara
Sobri E 52

SKALA KAJIAN
IKLIM MIKRO: 0-100 KM (HORISONTAL); 0-100 M (VERTIKAL) IKLIM MESO: 100-1000 KM (HORISONTAL); 010 KM (VERTIKAL) IKLIM GLOBAL: 1000 KM-100.000 KM (HORISONTAL); 0-100 KM (VERTIKAL)

Sobri E

53

KAJIAN IKLIM MIKRO-MESO


KAJIAN UTAMA: PERUBAHAN TERHADAP 1. SUHU UDARA 2. KELEMBABAN UDARA KAJIAN PENUNJANG: 1. ANGIN (KECEPATAN & ARAH) WINDROSE UTK KAJIAN SEBARAN POLUTAN UDARA 2. HUJAN (JUMLAH, INTENSITAS, HARI HUJAN)KAJIAN HIDROLOGI
Sobri E 54

DAMPAK IKLIM MIRO/MESO


MENINGKATNYA SUHU UDARA DAN MENURUNNYA KELEMBABAN UDARA: (KENYAMANAN MENURUN) PENYEBAB KETERBUKAAN LOKASI KEGIATAN DARI VEGETASI (SAAT KONSTRUKSI: BERTAHAP BERDAMPAK MIKRO, TOTAL DAN LUAS BERDAMPAK MESO); SAAT OPERASIONAL JIKA KETERBUKAAN TDK DIUPAYAKAN ADANYA RTH MAKA dampak TERUS BERLANJUT
Sobri E

55

DAMPAK KENYAMANAN
KENYAMANAN: DIUKUR BERDASARKAN NILAI THI (TEMPERATURE HUMIDITY INDEX) THI=0.8 T + (RH x T)/ 500 (NIEUWOLT, 75) T: SUHU UDARA (oC) RH: KELEMBABAN UDARA (%)
JIKA NILAI THI THI THI : 21-24 (100% POPULASI NYAMAN) : 25-27 (50% POPULASI NYAMAN) : > 27 (100 % POPULASI TDK NYAMAN)
Sobri E 56

DAMPAK KENYAMANAN
TERHADAP MANUSIA, TERNAK, TANAMAN: 1. MENURUNKAN PRODUKTIVITAS (KERJA, TELUR, DAGING, BUAH) 2. CEPAT LELAH 3. DEHIDRASI 4. TIDAK SADARKAN DIRI

Sobri E

57

Sobri E

58

Sobri E

59

Sobri E

60

Sobri E

61

Anda mungkin juga menyukai