Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zumrotul Hamidah

NIM : 12422013
Prodi : Teknik Lingkungan

UAS Fisika Lingkungan


1. Jelaskan pengaruh salinitas terhadap densitas air laut !
Densitas atau kepadatan air laut adalah jumlah massa air laut per satuan volume.
Nilai densitas air laut pada umumnya antara 1,02-1,07 gram per cm³. Nilai densitas sangat
berkaitan dengan temperatur, salinitas, dan tekanan. Densitas air laut tergantung pada suhu
(t) dan salinitas (s) sampel dan juga tekanan air laut ρ sebagai hasil dari kompresibilitas
air. Temperatur, salinitas dengan densitas memiliki hubungan yang sangat erat, dimana
densitas akan meningkat jika salinitas bertambah atau suhu berkurang.
Penyebaran salinitas dipengaruhi oleh kedalaman, arus pasang-surut, aliran
permukaan, penguapan dan jumlah air tawar yang masuk ke laut. Salinitas merupakan
tingkat jumlah garam dalam gram per kg air laut. Salinitas menjadi faktor penting dalam
penyebaran organisme ekosistem laut. Komponen yang paling utama yaitu klorida (Cl).
Salinitas laut mendekati 35 ‰ terhadap berat. Densitas bertambah tinggi ketika salinitas
bertambah. Salinitas berbeda-beda tiap daerah tetapi jumlahnya kebanyakn unsur terlalut
yang tetap konstan. Ion-ion utama membentuk 99,9% unsur terlarut: Cl–, Na+, SO42-, Mg+,
Ca2+, K+, HCO3-, Br–, H2BO3-, Sr2+ dan F–. Walaupun evaporasi dan presipitasi mampu
mengubah total salinitas, namun tidak berpengaruh terhadap komposisi konstantanya.
Densitas maksimum mengakibatkan konveksi panas yang terjdi di atas titik beku dibawah
dan diatas salinitas 24,7.
• S < 24,7: air menjadi dingin yang mengakibatkan densitas maksimum. Ketika densitas
maksimum terlewati maka air permukaan menjadi ringan dan terjadi pembekuan.
Densitas maksimum akan memenuhi bagian kolam (basin) yang lebih dalam
• S > 24,7: Air mencapai titik beku sebelum mencapai densitas maksimum. Konveksi
terjadi di seluruh badan air. energi panas yang tersimpan di dalam badan air
menyebabkan lambatnya pendinginan.

2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam parameter dari suara !


Parameter Standar Kebisingan dBA
Pada ukuran tertentu dengan intensitas suara yang telah ditetapkan akan terjadi
kebisingan dan berdampak pada tubuh manusia khususnya alat pendengaran manusia.
Apabila sering terpapar radiasi suara terlalu keras atau terlalu lama maka bisa
menyebabkan gangguan sementara atau permanen.
Di Eropa ada batas normal standar kebisingan di tempat kerja yakni 85dB dan
mewajibkan para pekerja menggunakan pelindung telinga. Berikut ini contoh tingkat
kebisingan pada aktivitas sehari-hari, di antaranya:
0: Ambang pendengaran suara atau dalam keadaan diam total
10: Gemerisik daun
15: Berbisik
30: Kamar tidur atau bisikan
40: Suara dengungan kulkas
45: Perpustakaan
60: Percakapan biasa
70: Halaman sekolah
80: Lalu lintas mobil yang padat
90: Mesin pemotong rumput atau restoran yang padat pengunjung
100: Bengkel lembaran logam atau situasi bangsal rumah sakit yang ramai
110: Badai petir parah atau suara bayi menangis
120: Konser rock atau sirine ambulans atau mesin jet
130: Palu jack
140: Mesin pesawat lepas landas
157: Suara balon meletus
180: Roket lepas landas
Di Indonesia sendiri, sudah ada aturan khusus yang menjadi standar kebisingan.
Berikut ini aturan-aturan yang mengatur tingkat standar kebisingan suara.
1. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No.SE 01/MEN/1978
Yang tertulis, “Nilai Ambang Batas yang disingkat NAB untuk kebisingan di tempat
kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk
waktu kerja yang terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
NAB di tempat kerja ditetapkan dengan 85 dB.”
2. Keputusan Menteri Negara Tenaga Kerja No.KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Kebisingan

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 718/Men/Kes/Per/XI/1987


tentang Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan. Pembagian zona bising yang
telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan di antaranya sebagai berikut.
Keterangan zona:
• Zona A : Diperuntukkan untuk rumah sakit, tempat perawatan kesehatan, tempat
penelitian dan sejenisnya.
• Zona B : Diperuntukkan untuk tempat pendidikan, perumahan, rekreasi dan sejenisnya.
• Zona C : Diperuntukkan untuk perdagangan,, pasar, pertokoan, perkantoran, dan
sejenisnya.
• Zona D : Diperuntukkan untuk stasiun kereta api, terminal bis, pabrik, industri dan
sejenisnya.

3. Sebutkan dan jelaskan sumber kebisingan dan bagaimana cara mengukur tingkat
kebisingan!
Menurut Subaris dan Haryono (2008) sumber kebisingan dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Bising Industri
Industri besar termasuk di dalamnya pabrik, bengkel dan sejenisnya. Bising industri
dapat dirasakan oleh karyawan maupun masyarakat di sekitar industri dan juga setiap
orang yang secara tidak sengaja berada di sekitar industri tersebut. Sumber kebisingan
bising industri dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
1) Mesin Kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin.
2) Vibrasi Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada
roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, dan lain-lain.
3) Pergerakan udara, gas dan cairan a. Kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan
udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa
penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, dan lain-lain.
b. Bising Rumah Tangga Bising disebabkan oleh rumah tangga dan tidak terlalu tinggi
tingkat kebisingannya, misalnya pada saat proses masak di dapur.
c. Bising Spesifik Bising yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus, misalnya
pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.
Menurut Subaris dan Haryono (2008) sumber bunyi dilihat dari sifatnya dibagi menjadi
dua, yaitu:
1) Sumber kebisingan statis seperti pabrik, mesin, tape dan lain-lain.
2) Sumber kebisingan dinamis seperti mobil, pesawat terbang, kapal laut dan lainnya.

• Cara mengukur tingkat kebisingan sebagai berikut :


1. Menyiapkan Alat Ukur Kebisingan (Mini Sound Meter)
Salah satu alat yang digunakan untuk pengukuran kebisingan adalah Sound
Meter. Beri daya baterai pada alat dan pastikan terisi dengan benar.
2. Mengukur kebisingan di suatu tempat
Nyalakan tombol power hingga terlihat angka pada layar. Tekan tombol max dan
min untuk menyesuaikan. Ukur kebisingan yang ada di tempat yang sudah
ditentukan. Tekan hold untuk mengambil hasil pengukuran.
3. Mencatat data hasil pengukuran kebisingan
Setelah semua tempat diukur kebisingannya dan dicatat hasilnya, isikan hasil
pengukuran kebisingan ke Tabel.
4. Analisis Data
Analisislah data dalam tabel 1 untuk menentukan ukuran kebisingan dari rasa
nyaman hingga sangat nyaman dan ukuran kebisingan dari tidak nyaman
sampaikurang nyaman.
5. Menyimpulkan
Berdasarkan analisis data simpulkan ukuran kebisingan dari:
a. Rasa nyaman hingga sangat nyaman
b. Rasa tidak nyaman sampai kurang nyaman

4. Sebutkan dan jelaskan prosedur dalam praktikum pengukuran kualitas air !


Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika
(suhu, kekeruhan, warna, bau, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH,
oksigen terlarut, BOD, kadar logam, salinitas dan sebagainya) dan parameter biologi
(keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003). Pengukuran kualitas air
dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan
parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas, Kecerahan,
Alkalinitas), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter
biologi (Plankton dan Benthos) (Sihotang, 2007).
Total Dissolved Solid (TDS) merupakan bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm)
dan koloid (diameter 10-6 mm – 10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan
bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm (Effendi,
2003).
Chemical Oxygen Demand/ COD adalah pengukuran kebutuhan oksigen untuk
mengoksidasi senyawa terlarut, partikel organic, dan anorganik di air. Jumlah oksigen
terlarut di air merupakan faktor penting pada kehidupan air. Penyebab berkurangnya
jumlah oksigen terlarut di air disebabkan oleh effluen (keluaran) limbah industri, limpasan
kegiatan pertanian dan kegiatan perkotaan, dan lain-lain. Standar kualitas air untuk oksigen
terlarut ditetapkan oleh peraturan untuk menjaga kehidupan air. Banyak danau dan sungai
yang berada pada suatu negara tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prinsip
dari uji COD dengan refluk terbuka secara titrimetric adalah Zat organik dioksidasi dengan
campuran mendidih asam sulfat dan kalium dikromat yang diketahui normalitasnya dalam
suatu refluk selama 2 jam. Kelebihan kalium dikromat yang tidak tereduksi, dititrasi
dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS).
Derajat Keasaman (pH) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan. pH juga merupakan satu cara untuk
menyatakan konsentrasi ion H+. Perubahan pH air dapat menyebabkan berubahnya bau,
rasa dan warna (Sutrisno, 1996).

Anda mungkin juga menyukai