LANDASAN TEORI
1. Pengukuran Debu
Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri seperti pengolahan,
penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun debu
anorganik. Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik
bumi. Debu yang membahayakan adalah debu kapas, debu asbes, debu silicosis, debu
stannosis pada pabrik timah putih, debu siderosis, debu yang mengandung Fe2O3
Gas tertentu yang lepas ke udara dalam konsentrasi tertentu akan membunuh
manusia. Konsentrasi flourida yang diperkenankan dalam udara adalah 2,5
mg/m3. Flourida dan persenyawanya adalah racun dan mengganggu metabolisme
kalsium dan enzim. Sedangkan hidrogen flourida sangat initatif terhadap jaringan
kulit, merusak paru-paru dan menimbulkan penyakit pneumonia. Asam sulfat,
garam sulfida dan karbon disulfida adalah persenyawaan yang mengandung
sulfur. Persenyawaan sulfur dapat terurai dan lepas ke udara menyebabkan
kerusakan pada sel susunan syaraf.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemaparan debu, adalah :
a. Tipe debu
1) Metalik
2) Non metalik
b. Lama paparan
1) Jenis debu
2) Lama seorang bekerja di tempat kerja
4. Pengujian Biomedik
a. Kadar Phenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Berdasarkan SNI no 19‐0232‐2005 tentang nilai ambang batas zat kimia di
tempat kerja nilai maksimum yang diijinkan adalah 10 ppm. Benzene merupakan
bahan kimia yang diklasifikasikan a2 yaitu zat kimia yang diperkirakan
karsinogen untuk manusia.
b. Kadar Kreatinin
Kreatinin adalah produk limbah kimia yang berada dalam darah, limbah ini
kemudian disaring olh ginjal dan dibuang ke dalam urin. Kreatinin
merupkakan produk sampingan dari kontraksi otot normal, dimana kreatinin
terbuat dari creatine yang merupakan pemasok energy untuk otot.
1. Kadar kreatinin normal pada laki-laki : sekitar 0,6 – 1,2 mg/dL.
2. Kadar Kreatinin normal pada perempuan : sekitar 0,5 – 1,1 mg/dL.
c. Kadar Cholinestrease
Cholinestrease adalah enzyme katalisator biologis pada jaringan tubuh yang
berfungsi untuk memelihara otot, kelenjar dan sel-sel pada urat syaraf.
Pemeiksaan kadar cholinesterase dalam darah dilakukan pada pekerja yang
melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pestisida, seperti : disektor
pertanian, kehutanan, serta dala rumah tangga.
Berdasarkan Interpretasi Instruction The Loviband Cholisterase. Test Kit SF 267
(412670), kadar enzyme cholinesterase dalam darah adalah :
100% - 87,5% : Normal
75% - 50% : keracunan ringan (perlu istirahat 2 minggu)
32,5% - 25% : Keracunan berat ( tidak boleh bekerjaa dengan pestisida
dengan rekomendasi dokter)
5. Pengukuran Nilai Ambang Dengar
Audiometri adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian
(gangguan dengar). Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis ketulian yaitu
tuli konduktif, tuli saraf (sensorineural), serta derajat ketulian. Ambang frekuensi
bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia berkisar getaran frekuensi 20 Hz
sampai 20.000 Hz.
Menurut buku FK UI, derajat ketulian :
a. Normal : 0-25 dB
b. Tuli ringan : 26-40 dB
c. Tuli sedang : 41-60 dB
d. Tuli berat : 61-90 dB
e. Tuli sangat berat : >90 dB
6. Pengukuran Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk kebisingan di tempat kerja adalah
intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk
waktu kerja yang terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu. NAB untuk kebisingan di tempat kerja ditetapkan 85 dB (A).
Berdasarkan sifat dan spektrum bunyi, kebisingan dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Bising yang kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan
tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1) Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang
luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk
periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin
tenun.
2) Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000)
misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
b. Bising terputus-putus
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising
yang berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode
relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
c. Bising impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40
dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya
seperti suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.
d. Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-
ulang, misalnya mesin tempa.
7. Pengukuran Kapasias Fungsi Paru
Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru-paru
dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru.
Pemeriksaan spirometri bertujuan:
a. Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran
b. Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik
(PPOK), dll
c. Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum
d. Memantau perjalanan penyakit apakah mengalami perbaikan atau
perburukan
e. Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang
f. Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum
8. Pengukuran Penerangan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Adapun jenis-jenis pencahayaan diantaranya sebagai berikut :
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-
jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari
pada luas lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif
dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas
terutama saat siang hari.
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat
diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami
atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
9. Pengukuran Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja adalah keadaan karyawan yang mengakibatkan terjadinya
penurunan vitalitas dan produktifitas kerja akibat factor pekerjaan. Kelelahan itu
sendiri mempunyai tiga pengertian yaitu :
a. Terdapatnya penurunan hasil kerja secara fisiologis
b. Adanya perasaan lelah
c. Bosan bekerja
Kelelahan kerja dapat diukur dengan alat Reaction time, alat tersebut dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan waktu reaksi antara rangsangan yang
diberikan kepada responden dengan respon yang diberikan oleh responden.
Rangsangan yang diberikan berupa rangsangan cahaya dan rangsangan suara.
Untuk pengujian kelelahan dengan berkaitan waktu reaksi maka kelelahan dibagi
menjadi :
a. Normal waktu reaksi < 240 mili detik
b. Kelelahan ringan waktu reaksi 240-410 mili detik
c. Kelelahan sedag waktu reaksi 410-580 mili detik
d. Kelelahan berat waktu reaksi >580 mili detik
BAB III
HASIL ANALISIS
D. Pengujian Biomedik
a. Pemeriksaan kadar phenol
1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar phenol dalam urine
2. Alat dan Bahan
- Botol sampel urine dari poly etylen kapasitas 100-150 ml, bertutup anti bocor
- Alat-alat gelas lab
- UV Vis Spektrofotometer
- Ph meter atau paper indikator
3. Cara Kerja
a. Reagen
- Thymol cristal sebagai pengait sampel urine
- Larutkan 4 aminoantipirin (harus selalu segar), 2gr 4 aminoantipirin
dilarutkan dalam 100 ml dengan air suling. Siapkan larutan ini dalam
keadaan segar setiap mau digunakan
- Larutan ammonium clorida 20 gr/L atau 2 gr/ 100 ml dalam aquades
- Larutan standar phenol
Larutan stocek, 1gr phenol (C6H5OH) larutkan dalam aquades
yang telah dididihkan dan didinginkan. Encerkan sampai menjadi
100ml larutan ini mengandung 1mg phenol per ml.
Larutan medium, 10ml larutan standar 4a, diencerkan menjadi
1000 ml dengan aquades yang telah dididihkan dan di dinginkan.
Larutan ini mengandung 0,01 mg phenol per ml. Stabilitas larutan
ini 30 hari.
Larutan standar, 50ml larutan 4b, diencerkan menjadi 500ml
dengan aquades yang telah dididihkan dan di dinginkan. Larutan
ini mengandung 1mg phenol per ml. Siapkan larutan ini paling
lama 2 jam sebelum digunakan.
Larutan photosium sianida 8g K3Fe (CN6) larutan dalam aquades
menjadi 100ml.
b. Standar Kalibrasi
Siapkan satu seri larutan standar dalam labu ukur yang mengandung 0ml,
10ml, 20ml, dan 40ml larutan standar dan jadikan volumenya 100ml dengan aquades.
Siapkan pula larutan blanko, yaitu 50-100 ml urine yang tidak terpapar benzene,
phenol, p.creosol dalam beaker glass. Tambahkan aquades sehingga volumenya
menjadi 100ml.
c. Analisa Sampel
Standar kalibrasi dan larutan blanko dikerjakan waktunya bersamaan dengan
analisa sampel dengan perlakukan yang sama terhadap sampel urin.
Ambil 50-100 ml sampel urin, masukan kedalam beaker glass.
Jadikan volumenya 100 ml dengan aquades.
Tambahkan 5 ml larutan NH4 CL.
CEK Ph-nya agar mencapai 9,8-10,2 dengan penambhan
NH4OH.
Tambah 2 ml larutan 4-aminoantipyrin, aduk hingga homogen.
Diamkan 15 menit pada suhu ruangan.
Baca absorbansinya pada UV Vis spektrofometer pada panjang
gelombang 510 nm.
Hitung kadar Phenol dalam urin.
Perhitungan
4. Data Hasil Perhitungan
Dik : sampel A1 = 1,326 A2 = 0,802
Standar A1 = 0,812 A2 = 0,062
Dit : kadar fhenon dalam urin
Jawab : Sp A1 – A2
Std A1 – A2 x2
1,326 – 0,802
0,812 – 0.062 x2
1,361
0,750 x2
= 3,629 g = 0,003629 mg
Kadar phenol = 1000 x 0,003629
5
= 0,7258 mg/l urin phenol
F. Pengukuran Kebisingan
1. Tujuan
Untuk mengetahuan intensitas kebisingan disuatu tempat
kerja
2. Alat dan Bahan
Sound Level Meter, lembar data
3. Cara Kerja
a. Persiapan alat
Pasang baterai pada tempatnya
Tekan tombol power
Cek garis tanda pada monitor untuk mngetahui baterai
dalam keadaan baik atau tidak
Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga angka pada
monitor sesuai dengan angka kalibrator
b. Pengukuran
Pilih selector pada posisi :
- Fast : untuk jenis kebisingan continue
- Slow : untuk jenis kebisingan impulsive/
terputu-putus
Pilih selector range intensitas kebisingan
Pilih skala pengukuran (dB.A atau dB.C) untuk
pengukuran lingkungan fisik tempat kerja gunakan
skala dB.A
Tentukan lokasi pengukuran pada beberapa titik.
Catat hasl pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan
sesaat (Lek)
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN
I. Pengukuran Pencahayaan
1. Tujuan
Untuk mengetahui intensitas pencahayaan disuatu tempat
kerja
2. Alat dan Bahan
Luxmeter atau Digital Light Meter
3. Cara Kerja
Cek baterai
Hidupkan power
Untuk pengukuran penerangan umum
Pengukuran dilakukan pada ruang tempat kerja setiap meter dan
setinggi pinggang kurang lebih 1 meter dengan mengarahkan atau
menghadapkan fotocell pada sumber cahaya. Hasil langsung
terbaca pada layar luxmeter tersebut dan diambil nilai terkecil dan
terbesar dibuat range.
Untuk pengukuran penerangan local
Pengukuran dilakukan pada tempat kerja dan diambil beberapa
titik. Dengan mengarahkan atau menghadapkan fotocell pada
sumber cahaya dan setinggi objek kerja. Hasil langsung terbaca
pada layar luxmeter kemudian hasilnya dirata-rata.
4. Data Hasil Pengukuran.
DI LAMPIRAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan