Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI
1. Pengukuran Debu
Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri seperti pengolahan,
penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun debu
anorganik. Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik
bumi. Debu yang membahayakan adalah debu kapas, debu asbes, debu silicosis, debu
stannosis pada pabrik timah putih, debu siderosis, debu yang mengandung Fe2O3
Gas tertentu yang lepas ke udara dalam konsentrasi tertentu akan membunuh
manusia. Konsentrasi flourida yang diperkenankan dalam udara adalah 2,5
mg/m3. Flourida dan persenyawanya adalah racun dan mengganggu metabolisme
kalsium dan enzim. Sedangkan hidrogen flourida sangat initatif terhadap jaringan
kulit, merusak paru-paru dan menimbulkan penyakit pneumonia. Asam sulfat,
garam sulfida dan karbon disulfida adalah persenyawaan yang mengandung
sulfur. Persenyawaan sulfur dapat terurai dan lepas ke udara menyebabkan
kerusakan pada sel susunan syaraf.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemaparan debu, adalah :
a. Tipe debu
1) Metalik
2) Non metalik
b. Lama paparan
1) Jenis debu
2) Lama seorang bekerja di tempat kerja

2. Pengukuran Iklim Kerja


Iklim kerja adalah suatu kondisi kerja yang merupakan perpaduan antara
suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi.
Kombinasi keempat faktor tersebut dihubungkan dengan produksi panas oleh
tubuh disebut tekanan panas. Suhu udara diukur dengan thermometer dan disebut
suhu kering. Kelembaban udara diukur dengan menggunakaan hygrometer.
Sedangkan suhu dan kelembaban udara dapat diukur bersama-sama dengan
menggunakan psychrometer. Suhu basah adalah suhu yang ditunjukkan oleh suatu
thermometer yang berbola basah (reservoir dibungkus kain basah). Kecepatan
gerakan udara yang besar dapat diukur dengan suatu anemometer, sedangkan
kecepatan udara yang rendah diukur dengan Kata Thermometer. Suhu radiasi
diukur dengan globe Thermometer.
Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, yaitu
antara lain :
a. Suhu effektif, yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh
seorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu,
kelembaban dan kecepatan aliran udara.
b. Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB), yaitu dengan rumus :
1) ISBB = 0,7 suhu basah + 0,2 suhu radiasi + 0,1 suhu kering ( bekerja di
luar ruangan dengan sinar matahari )
2) ISBB = 0,7 suhu basah + 0,3 suhu radiasi ( untuk dalam ruangan
pekerjaan tanpa penyinaran matahari )
3. Pengukuran Getaran
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996
yang dimaksud getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
seimbang terhadap suatu titik acuan.
Penyebab getaran dibedakan dalam 2 jenis yaitu:
a. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia.
b. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa
alam dan kegiatan manusia.
Standar menurut Kepmenaker, No: KEP-13/MEN/2011; NAB getaran yang
kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar
0,5 meter per detik kuadrat (m/det2). NAB getaran alat kerja yang kontak
langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan
sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).

NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan :


Jumlah waktu pemaparan Per Nilai percepatan pada frekuensi dominan
hari kerja M/det2 Gravitasi
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22
Catatan: 1 Gravitasi = 9,81 m/det

4. Pengujian Biomedik
a. Kadar Phenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Berdasarkan SNI no 19‐0232‐2005 tentang nilai ambang batas zat kimia di
tempat kerja nilai maksimum yang diijinkan adalah 10 ppm. Benzene merupakan
bahan kimia yang diklasifikasikan a2 yaitu zat kimia yang diperkirakan
karsinogen untuk manusia.
b. Kadar Kreatinin
Kreatinin adalah produk limbah kimia yang berada dalam darah, limbah ini
kemudian disaring olh ginjal dan dibuang ke dalam urin. Kreatinin
merupkakan produk sampingan dari kontraksi otot normal, dimana kreatinin
terbuat dari creatine yang merupakan pemasok energy untuk otot.
1. Kadar kreatinin normal pada laki-laki : sekitar 0,6 – 1,2 mg/dL.
2. Kadar Kreatinin normal pada perempuan : sekitar 0,5 – 1,1 mg/dL.
c. Kadar Cholinestrease
Cholinestrease adalah enzyme katalisator biologis pada jaringan tubuh yang
berfungsi untuk memelihara otot, kelenjar dan sel-sel pada urat syaraf.
Pemeiksaan kadar cholinesterase dalam darah dilakukan pada pekerja yang
melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pestisida, seperti : disektor
pertanian, kehutanan, serta dala rumah tangga.
Berdasarkan Interpretasi Instruction The Loviband Cholisterase. Test Kit SF 267
(412670), kadar enzyme cholinesterase dalam darah adalah :
 100% - 87,5% : Normal
 75% - 50% : keracunan ringan (perlu istirahat 2 minggu)
 32,5% - 25% : Keracunan berat ( tidak boleh bekerjaa dengan pestisida
dengan rekomendasi dokter)
5. Pengukuran Nilai Ambang Dengar
Audiometri adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian
(gangguan dengar). Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis ketulian yaitu
tuli konduktif, tuli saraf (sensorineural), serta derajat ketulian. Ambang frekuensi
bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia berkisar getaran frekuensi 20 Hz
sampai 20.000 Hz.
Menurut buku FK UI, derajat ketulian :
a. Normal : 0-25 dB
b. Tuli ringan : 26-40 dB
c. Tuli sedang : 41-60 dB
d. Tuli berat : 61-90 dB
e. Tuli sangat berat : >90 dB
6. Pengukuran Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk kebisingan di tempat kerja adalah
intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk
waktu kerja yang terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu. NAB untuk kebisingan di tempat kerja ditetapkan 85 dB (A).
Berdasarkan sifat dan spektrum bunyi, kebisingan dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Bising yang kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan
tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1) Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang
luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk
periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin
tenun.
2) Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000)
misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
b. Bising terputus-putus
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising
yang berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode
relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
c. Bising impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40
dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya
seperti suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.
d. Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-
ulang, misalnya mesin tempa.
7. Pengukuran Kapasias Fungsi Paru
Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru-paru
dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru.
Pemeriksaan spirometri bertujuan:
a. Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran
b. Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik
(PPOK), dll
c. Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum
d. Memantau perjalanan penyakit apakah mengalami perbaikan atau
perburukan
e. Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang
f. Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum
8. Pengukuran Penerangan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Adapun jenis-jenis pencahayaan diantaranya sebagai berikut :
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-
jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari
pada luas lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif
dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas
terutama saat siang hari.
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat
diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami
atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
9. Pengukuran Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja adalah keadaan karyawan yang mengakibatkan terjadinya
penurunan vitalitas dan produktifitas kerja akibat factor pekerjaan. Kelelahan itu
sendiri mempunyai tiga pengertian yaitu :
a. Terdapatnya penurunan hasil kerja secara fisiologis
b. Adanya perasaan lelah
c. Bosan bekerja
Kelelahan kerja dapat diukur dengan alat Reaction time, alat tersebut dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan waktu reaksi antara rangsangan yang
diberikan kepada responden dengan respon yang diberikan oleh responden.
Rangsangan yang diberikan berupa rangsangan cahaya dan rangsangan suara.
Untuk pengujian kelelahan dengan berkaitan waktu reaksi maka kelelahan dibagi
menjadi :
a. Normal waktu reaksi < 240 mili detik
b. Kelelahan ringan waktu reaksi 240-410 mili detik
c. Kelelahan sedag waktu reaksi 410-580 mili detik
d. Kelelahan berat waktu reaksi >580 mili detik
BAB III
HASIL ANALISIS

A. Pengukuran Kadar Debu di Dalam Ruangan


1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar debu di lingkungan tempat kerja
2. Alat dan bahan : Low Volume Sample, filter, tiang statis, selang, vacuum
3. Cara Kerja
a. Langkah sebelum pngambilan sample
 Ambil filter yang akan dipakai baik untuk sample maupun untuk
blangko
 Oven selama 2 jam pada sekitar 40C (jika filter lembab)
 Masukan kedalam eksikator selama 24 jam
 Timbang filter tersebut ditimangan analitik
 Siapkan pompa isap, ukur flownya dengan filter terpasang di filter
holder di ujung pompa hisap.
 Catat flow dan nomor filter serta berat awalnya
b. Pengambilan sample
 Letakan tripod ditempat yang akan diukur
 Pasang pompa dengan filter holder di ujung pompa isap
 Letakan filter blangko dibawah tripod
 Nyalakan pompa, catat waktu mulai sampling da biarkan selama waktu
yang di kehendaki
 Matikan pompa, catat waktunya, ambil filter dan masukan ke eksikator
 Setelah 24 jam kita timbang filter beserta blangkonya, catat sebagai
berat akhir.
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN
B. Pengukuran Iklim Tempat Kerja
1. Tujuan
Untuk mengetahui iklim kerja pada tempat kerja meliputi suhu kering, basah, radiasi dan
kelembapan.
2. Alat dan Bahan
Quesstemp ( terintegrasi untuk suhu kering, basah, dan radiasi). Satuan derajat celcius
dalam ISBB
3. Cara Kerja
Pengukuran dapat dilakukan dengan cara ;
a. Secara forteble ( Heat Stress Area Monitor) ;
 Cek bateray
 Tempatkan pada ruangan yang mau diukur iklim kerjanya (ambil temat yang
panas)
 Hidupkan power
 Tunggu ±10 menit, catat suhu kering, suhu basah, suhu radiasi, WBGT (ISBB)
 Lihat table akan didapat kelembaban
b. Secara Manual
 Tempatkan Statip/Tripod pada tempat yang akan diukur
 Pasang thermometer basah(Tw), thermometer kering (Ta), dan thermometer
globe (Tg) pada tripod
 Basahi reserpoir thermometer basah
 Tunggu ±10 menit, catat Ta, Tw, dan Tg
 Hitung ISBB
 Rumus (Indoor) = 0,7 Tw + 0,3 Tg
 Rumus (outdoor) = 0,7 Tw + 0,2 Tg + 0,1 Ta
 Catat RH dengan melihat tabel RH
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN
C. Pengukuran Getaran
1. Tujuan
Untuk mengetahui intensitas getaran pada anggota tubuh atau peralatan kerja
a. Alat dan Bahan
Vibration meter merk Vlutron VB-8200
b. Cara Kerja
 Sambungkan kabel pada sensor dan pada alat ukur
 Geser tombol Acc/Vel untuk pengukuran yang diinginkan
 Pengukuran Velocity : geser pada posisi Vel
 Pegukuran Acceleration : geser pada posisi Acc
 Pilih pengukuran RMS untuk pengukuran rata-rata, untuk pengukura puncak pilih
Peak.
 Tekan tombol power
 Letakan ujung kabel sensor kepermukan yang akan diukur
 Jika permukaan mengandung besi tempatkan dengan menempelkan ujung sensor pada
permukaan ujung tersebut
 Jika permukaan tidak mengandung besi pegang ujung sensor
 Tekan tombol hold untuk mendapatkan hasil setiap pengukuran
 Catat hasil pengukuran
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN

D. Pengujian Biomedik
a. Pemeriksaan kadar phenol
1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar phenol dalam urine
2. Alat dan Bahan
- Botol sampel urine dari poly etylen kapasitas 100-150 ml, bertutup anti bocor
- Alat-alat gelas lab
- UV Vis Spektrofotometer
- Ph meter atau paper indikator
3. Cara Kerja
a. Reagen
- Thymol cristal sebagai pengait sampel urine
- Larutkan 4 aminoantipirin (harus selalu segar), 2gr 4 aminoantipirin
dilarutkan dalam 100 ml dengan air suling. Siapkan larutan ini dalam
keadaan segar setiap mau digunakan
- Larutan ammonium clorida 20 gr/L atau 2 gr/ 100 ml dalam aquades
- Larutan standar phenol
 Larutan stocek, 1gr phenol (C6H5OH) larutkan dalam aquades
yang telah dididihkan dan didinginkan. Encerkan sampai menjadi
100ml larutan ini mengandung 1mg phenol per ml.
 Larutan medium, 10ml larutan standar 4a, diencerkan menjadi
1000 ml dengan aquades yang telah dididihkan dan di dinginkan.
Larutan ini mengandung 0,01 mg phenol per ml. Stabilitas larutan
ini 30 hari.
 Larutan standar, 50ml larutan 4b, diencerkan menjadi 500ml
dengan aquades yang telah dididihkan dan di dinginkan. Larutan
ini mengandung 1mg phenol per ml. Siapkan larutan ini paling
lama 2 jam sebelum digunakan.
 Larutan photosium sianida 8g K3Fe (CN6) larutan dalam aquades
menjadi 100ml.
b. Standar Kalibrasi
Siapkan satu seri larutan standar dalam labu ukur yang mengandung 0ml,
10ml, 20ml, dan 40ml larutan standar dan jadikan volumenya 100ml dengan aquades.
Siapkan pula larutan blanko, yaitu 50-100 ml urine yang tidak terpapar benzene,
phenol, p.creosol dalam beaker glass. Tambahkan aquades sehingga volumenya
menjadi 100ml.
c. Analisa Sampel
Standar kalibrasi dan larutan blanko dikerjakan waktunya bersamaan dengan
analisa sampel dengan perlakukan yang sama terhadap sampel urin.
 Ambil 50-100 ml sampel urin, masukan kedalam beaker glass.
Jadikan volumenya 100 ml dengan aquades.
 Tambahkan 5 ml larutan NH4 CL.
 CEK Ph-nya agar mencapai 9,8-10,2 dengan penambhan
NH4OH.
 Tambah 2 ml larutan 4-aminoantipyrin, aduk hingga homogen.
 Diamkan 15 menit pada suhu ruangan.
 Baca absorbansinya pada UV Vis spektrofometer pada panjang
gelombang 510 nm.
 Hitung kadar Phenol dalam urin.
Perhitungan
4. Data Hasil Perhitungan
Dik : sampel A1 = 1,326 A2 = 0,802
Standar A1 = 0,812 A2 = 0,062
Dit : kadar fhenon dalam urin
Jawab : Sp A1 – A2
Std A1 – A2 x2

1,326 – 0,802
0,812 – 0.062 x2
1,361
0,750 x2
= 3,629 g = 0,003629 mg
Kadar phenol = 1000 x 0,003629
5
= 0,7258 mg/l urin phenol

b. Pemeriksaan Kadar Kreatinin


1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam urin
2. Alat dan Bahan
Nama alat : spektofotometer, pipet
3. Analisis sampel
a. Prinsip
Kreatin bereaksi dengan asam pikrat dalam keadaan biasa membentuk
suatu komplek warna, dan timbul warna merah yang diukur secara fotometris
pada panjang gelombang 500-520.
b. Specimen
Pengenceran sampel urine 1:100 dengan aquades (1ml urine diencerkan sampai
100 ml dengan aquades)
c. Nilai rujukan
Laki-laki : 0,7 – 1,2 mg/dl (62 – 105 mol/l)
Wanita : 0,6 – 1,1 mg/dl (53 – 97 mol/l)
Urine 24 jam : 250 – 750 mg/24 jam (2,21 – 6,63 mol/l)
d. Reagen
Reagen 1 : 1 x 50 ml (cairan)
Reagen 2 : 1 x 50 ml (cairan)
e. Persiapan
Campurkan 1 bagian reagen 1 dan 1 bagian reagen 2, diinkubasi pada suhu 37oC
selama 5 menit
f. Prosedur
- Pipet 1 ml reagen campuran , tambahkan 0,01 ml larutan standar.
Diamkan 1 menit pada 37oC.
- Ukur absorbasinya pada panjang gelombang 510 mm, dengan
spektofotometer sinar tampak (A1).
- Pipet 1 ml reagen campuran (dd 5), tambahkan 0,01 ml larutan sampel
urine, diamkan 1 menit pada 37oC.
- Ukur absorbasinya pada panjang gelombang 510 mm, dengan
spektofotometer sinar tampak (A2)
4. Data Hasil Pengukuran
Dik : sampel A1 = 1,326 A2 = 0,802
Dit : nilai kreatinin pada urin?
Jawab : kadar kreatinin (mg/dl) = A2 x 2 x 100
A1
= 0,802 x 2 x 100
1,326
= 120,965 mg/dl
Kesimpulan : kadar kreatinin dalam urin normal karena tidak melampaui nilai
creatinin yang diperkenankan (BEIs) ACGIH yaitu 250 mg/g chreatinin.
c. Kadar Cholinesterase dalam Darah
3. Tujuan
Untuk mengetahui kadar cholinesterase dalam darah
4. Alat dan Bahan
 1 set tintometer kit
 Aquades bebas CO2
 Alcohol swabs
 Blood lancet
 Tissue
 Alat-alat gelas yang telah dibebaskan CO2
5. Cara Kerja
a. Pemeriksaan control reagen
 Siapkan dua buah tabung yang telah bebas CO2, beri
label B dan CR
 Pada tabung blanko diisikan 1 ml aquades CO2 , tutup
dengan proparet
 Pada tabung reagen diisikan 0,5 larutan Brom Tymol
Blue, tutup dengan prokaret
 Ambil 10 µl/ 0,01 ml darah dari orang yang tidak
terpajan atau bekerja dengan pestisida. Masukan
kedalam tabung blanko dan tabung control reagen.
 Tambahkan 0,5 ml larutan substrat pada tabung control
reagen. Kocok.
 Pindahkan kedalam kuvet, tempatkan disebelah kiri
untuk blanko dan sebelah kanan untuk kintrol reagen
pada komparator. Baca bila mendpatkan hasil 0 – 12,5
%, reagen bias digunakan. Kemudian liat temperature
table dan untuk mnentukan waktu bereaksinya substrat
pada sample darah.
b. Penetapan Cholinesterase pada darah
 Masukan 0,5 ml larutan Brom Tymol Blue pada tabung,
tutup dengan prop karet.
 Ambil 10 µl/0,01 ml contoh darah, masukan ke dalam
tabung yang telah berisi larutan Brom Thymol Blue.
Kocok.
 Tambahkan larutan substrat 0,5 ml. Kocok.
 Tunggu waktu reaksi sesuai dengan temperature table
sesuai dari control reagen
 Pindahkan ke dalam kuvet. Masukan dalam komparator
 Bandingkan dengan warna yang ada dalam komparator
dan dilihat hasilnya.
 Baca. Tentukan dalam % berdasarkan warna yang ada
di komparator.
E. Pengukuran Nilai Ambang Dengar
2. Tujuan
Untuk mengukur nilai ambang dengar pekerja. Yaitu suara
terendah yang masih dapat didengar oleh telinga.
3. Alat dan Bahan
Audiometri, headband
3. Cara Kerja
 Hubungakan alat audiometri dengan sumber power
 Pasangkan headband sesuaikan untuk tiap telinga (warna merah
untuk telinga kanan dan warna biru untuk telnga kiri)
 Untuk tiap telinga berikan frekuensi mulai dari 500 Hz, berikan
intensitas suara misalnya 40 dB, bila di 40 dB tersebut bisa
didengar, maka turunkan pada intensitas 30 dB. Bila pada 30 dB
tidak terdengar, maka naikan intensitas sebesar 5 dB.
 Catat suara terendah tersebut pada lembar audiogram.
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRAN

F. Pengukuran Kebisingan
1. Tujuan
Untuk mengetahuan intensitas kebisingan disuatu tempat
kerja
2. Alat dan Bahan
Sound Level Meter, lembar data
3. Cara Kerja
a. Persiapan alat
 Pasang baterai pada tempatnya
 Tekan tombol power
 Cek garis tanda pada monitor untuk mngetahui baterai
dalam keadaan baik atau tidak
 Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga angka pada
monitor sesuai dengan angka kalibrator
b. Pengukuran
 Pilih selector pada posisi :
- Fast : untuk jenis kebisingan continue
- Slow : untuk jenis kebisingan impulsive/
terputu-putus
 Pilih selector range intensitas kebisingan
 Pilih skala pengukuran (dB.A atau dB.C) untuk
pengukuran lingkungan fisik tempat kerja gunakan
skala dB.A
 Tentukan lokasi pengukuran pada beberapa titik.
 Catat hasl pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan
sesaat (Lek)
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN

G. Pengukuran Kapasitas Kemampuan Paru


1. Tujuan
Untuk mengukur kemampuan paru dalam
menghirup dan menampung udara oksigen
2. Alat dan Bahan
Spirometri
3. Cara Kerja
 Rangkaikan peralatan spirometer
 Hidupkan power
 Isi data orang yang akan diperiksa spirometri, umur, tinggi
badan, berat badan, jenis kelamin
 Kemudian tekan FVC, tekan start
 Tangan yang satu memegang mouse piece masukan mulut
sambil digigit orang yang akan diperiksa, mulut tertutup
rapat dan tangan yang lain mengapit hidung. Mulai tarik
dan buang nafas biasa lewat mulut sebanyak 2 atau 1 kali
kemudian ambil nafas yang banyak setelah penuh
keluarkan sambil dihentakan sekaligus.
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN

H. Pengukuran Kelelahan Kerja


1. Tujuan
Untuk mengukur tingkat kelelahan pekerja
2. Alat dan Bahan
Reaction Timer L 77
3. Cara Kerja
 Rangkaikan perlatan
 Hidupkan power dengan menekan tombol “ON/OFF”
 Periksa sinyal suara dan cahaya dengan menekan ombol
untuk suara dan cahaya
 Pengujian siap dimulai, pekerja yang akan diuji hendaknya
tidak melihat gerakan tangan penguji
 Dimuai dengan sinyal suara, tekan resert untuk meng- Nol-
kan waktu kemudian tekan tombol start. Jika pekerja
mendengar suara hendaknya secepatnya menekan tombol
mouse dan angka yang tertera pada layar menunjukan
waktu reaksi. Lakukan seperti tadi selama 10 kali pengujian
selanjutnya dirata-rata
 Lakukan hal sama untuk pengujian sinyal lampu
 Pengambilan prediksi lelah tidaknya dengan
membandingkan waktu reaksi yang didapat dengan
ketentuan waktu dalam kategori yang ada.
4. Data Hasil Pengukuran
DI LAMPIRKAN

I. Pengukuran Pencahayaan
1. Tujuan
Untuk mengetahui intensitas pencahayaan disuatu tempat
kerja
2. Alat dan Bahan
Luxmeter atau Digital Light Meter
3. Cara Kerja
 Cek baterai
 Hidupkan power
 Untuk pengukuran penerangan umum
Pengukuran dilakukan pada ruang tempat kerja setiap meter dan
setinggi pinggang kurang lebih 1 meter dengan mengarahkan atau
menghadapkan fotocell pada sumber cahaya. Hasil langsung
terbaca pada layar luxmeter tersebut dan diambil nilai terkecil dan
terbesar dibuat range.
 Untuk pengukuran penerangan local
Pengukuran dilakukan pada tempat kerja dan diambil beberapa
titik. Dengan mengarahkan atau menghadapkan fotocell pada
sumber cahaya dan setinggi objek kerja. Hasil langsung terbaca
pada layar luxmeter kemudian hasilnya dirata-rata.
4. Data Hasil Pengukuran.
DI LAMPIRAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai