Anda di halaman 1dari 26

LATAR BELAKANG

Fungsi Dan Kewenangan KLH (UU No.32 /2009)

Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Perlindungan dan pengelolaan LH dilaksanakan


berdasarkan asas keterpaduan (salah satu asas yang harus ada)

Perlindungan dan pengelolaan LH meliputi : Perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum Perencanaan perlindungan dan pengelolaan LH dilaksanakan melalui tahapan : 1. Inventarisasi LH 2. Penetapan Wilayah ekoregion 3. Penyusunan RPPLH

Landasan Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air


1. 2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

3.
4. 5. 6. 7. 8.

Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Peraturan Menteri LH No.1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis untuk Menetapkan Kelas Air Permen No. 28 Tahun 2009 tentang Daya Tampung Baban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

ISSUE NASIONAL PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR


KAWASAN RESAPAN AIR SEMPADAN SUMBER AIR
Perambahan hutan

Illegal logging Kebakaran hutan dan lahan Alih fungsi lahan dll

KERUSAKAN LINGKUNGAN

mata air sungai danau/waduk dll

EROSI/ SEDIMENTASI

FLUKTUASI DEBIT TINGGI

DEBIT BESAR

INDUSTRI/HOTEL/

RESTORAN/RUMAH SAKIT RUMAH TANGGA PERTANIAN/PETERNAKAN

DEBIT KECIL

PENCEMARAN AIR
KRISIS AIR BANJIR

Grafik Indeks Ketersediaan Air (1000 m3/orang/tahun)


30.000 25.500 25.000 18.400 18.800 18.300

20.000

15.000

10.000 5.700 5.000 1.600

0.000 S umatera Jawa & Madura Bali & Nusa Tenggara Kalimantan S ulawesi Maluku & Papua

PULAU

IKA (1000 m3/orang/tahun)

Sumber : Fakta Air Indonesia, 2002

Tabel Ketersediaan & Kebutuhan Air di Indonesia Periode 2000-2020


No. Wilayah / Pulau Ketersediaan Air Rata-Rata Kemarau 2000 Kebutuhan Air 2010 2020 2.054,00 2.474,00 4.475,00 4.715,00 508,00 544,00 1.233,00 1.035,00 2.226,00 12.227,00 Kondisi Musim Kemarau Surplus Minus Minus pada tahun 2010 Surplus Surplus Surplus

1 Sumatera 2 Jawa & Madura 3 Bali & Nusa Tenggara 4 Kalimantan 5 Sulawesi 6 Maluku & Papua JUMLAH

735.038,00 6.150,00 1.634,00 187.221,00 1.560,00 4.234,00 59.933,00 1.008.055,00 246.782,00 980.969,00 3.217.998,00 499,00 472,00

8.400,00 588,00 911,00 2.057,00 852,00 943,00 8.175,00 379,00 1.302,00 26.841,00 8.159,00 10.193,00

Sumber : Fakta Air Indonesia, 2002

Sinergi Pengelolaan Kualitas Air 13 Sungai Prioritas


Pulau Jawa: Ciliwung, Cisadane, Citarum, Citanduy, Progo, Bengawan Solo & Brantas Pulau Sumatera: Batanghari, Kampar, Musi, dan Siak Pulau Kalimantan: Barito
Pulau Sulawesi: Saddang-Mamasa

KELAS AIR & PERUNTUKANNYA


KELAS 1 (air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman) KELAS 2 (rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

KELAS 3 (perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)


KELAS 4 (pertanaman)

PENGGUNAAN AIR: SAAT INI YANG AKAN DATANG

KUALITAS AIR SEMAKIN BAIK

PP No.82 Tahun 2001

Dari Kelas Air Menuju Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai


Hulu 1 PROSES PENETAPAN DAS PRIORITAS 2 PROSES SEGMENTASI DAS (Watershed Segmentation) Hilir SUNGAI/DANAU (DAS) PRIORITAS BADAN AIR BAIK/ CEMAR SEMPADAN SUNGAI/DANAU BAIK/ RUSAK CATCHMENT AREAS BAIK/ RUSAK 3 SEGMENT 1

PROSES PENETAPAN KELAS AIR MUTU AIR SAAT INI KELAS 2 MUTU AIR SASARAN KELAS 1

SEGMENT 2

KELAS 3

KELAS 2

SEGMENT 3

KELAS 3

KELAS 2

INVENTARISASI & IDENTIFIKASI RAGAM KEGIATAN

5 MASTER PLAN DAN MONITORING PLAN 6

SUMBER KERUSAKAN SUMBER PENCEMAR KONSERVASI DAN PKL IMPLEMENTASI, MONEV & PELAPORAN

PKA DAN PPA

STATUS PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI DI KALIMANTAN TAHUN 2011

Perhitungan Status Mutu Air Berdasarkan Metode Storet

(1) Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu (2) Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan (3) Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang (4) Kelas D : buruk, skor = -31 cemar berat

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


Sungai yang dipantau: Sungai Mahakam dari Melak (Hulu)- Kota Bangun Tenggarong - Samarinda sampai ke Anggana (Hilir) +/- 380 Km Kelas Air yang di pantau : Kelas I dan Kelas II Parameter parameter yang melampaui baku mutu (PP 82 tahun 2001):DO, BOD, COD, TSS, Minyak/Lemak, Bakteri
Coliform fecal Coliform, Amoniak, Phosfat, Fe dan Mn Perhitungan status mutu air dengan menggunakan metode STORET menghasilkan skore rata-rata 105,83 yang berarti segmen sungai yang dipantau tersebut berada dalam kondisi tercemar berat

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


Sungai yang dipantau: Sungai Martapura Mutu Kelas Air yang di pantau : Kelas I Parameter parameter yang melampaui baku mutu (PP 82 tahun2001):TDS, TSS, DO, Sulfida, BOD, COD, Fe, Mn,
Zn, Cl2, Fenol, Total Coliform dan E.Coli (diseluruh segmen yang dipantau)

dan Nitrit, pH, As, amoniak dan Phospat di 2 lokasi pemantauan


Perhitungan status mutu air dengan menggunakan metode STORET menghasilkan skore berkisar antara 100- 133 dengan rata-rata 115,33 yang berarti segmen sungai yang dipantau tersebut berada dalam kondisi Tercemar Berat

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


Sungai yang dipantau: Sungai Barito yang melalui 2 kab/ Kota yaitu Kota banjarmasin dan Kab. Barito Kuala Mutu Kelas Air yang di pantau : Kelas I Parameter parameter yang melampaui baku mutu (PP 82 tahun 2001): TDS, TSS, DO, H2S (Sulfida), BOD, COD,
Fe, Mn, Cl2, Fenol, Total Coliform dan E.Coli Perhitungan status mutu air dengan menggunakan metode STORET menghasilkan skore berkisar antara 101- 114 dengan rata-rata 105,83 yang berarti segmen sungai yang dipantau tersebut berada dalam kondisi tercemar berat..

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


Sungai yang dipantau: Sungai Barito Mutu Kelas Air yang di pantau : Kelas II Parameter parameter yang melampaui baku mutu (PP 82 tahun 2001): BOD, COD, Phosfat, Zn, Cl2, dan Nitrat
Perhitungan status mutu air dengan menggunakan metode STORET menghasilkan skor rata-rata 70 yang berarti segmen sungai yang dipantau tersebut berada dalam kondisi tercemar berat..

PROVINSI KALIMANTAN BARAT


Sungai yang dipantau: Sungai Jelai Mutu Kelas Air yang di pantau : Kelas I dan II Parameter parameter yang melampaui baku mutu (PP 82 tahun 2001): BOD, COD, Zn, Fenol, dan dan E.Coli
Untuk parameter logam berat mercuri (Hg) sudah terdeteksi di semua segmen sungai yang dipantau, tapi konsentrasinya masih dibawah baku mutu yang ditetapkan. Perhitungan status mutu air dengan menggunakan metode STORET menghasilkan skore 96 yang berarti segmen sungai yang dipantau tersebut berada dalam kondisi tercemar berat..

PROVINSI KALIMANTAN BARAT


Sungai yang dipantau: Sungai Kapuas Mutu Kelas Air yang di pantau : Kelas I dan II Parameter parameter yang melampaui baku mutu (PP 82 tahun 2001): DO, BOD, COD, Zn, Fe, Mn, Fenol, dan
E.Coli Untuk parameter logam berat mercuri (Hg) sudah terdeteksi di semua segmen sungai yang dipantau, tapi konsentrasinya masih dibawah baku mutu yang ditetapkan.

KEGIATAN UTAMA SAAT INI DI KALIMANTAN

Izin Perkebunan Kelapa sawit

Izin pertambangan batubara

Sebaran Izin usaha dan atau kegiatan di Kalimantan


No 1 2 3 4 5 Jenis usaha dan atau Kegiatan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) tahun 2003 Hutan Tanaman Industri (HTI) tahun 2009 Perkebunan Sawit tahun 2009 Pertambangan Batubara (PKP2B) tahun 2008 Pertambangan Batubara (KP) tahun 2007 Jumlah Jumlah Izin 120 73 569 62 455 1.279 Luas 10.456.526 2.793.936 10.001.551 1.856.794 2.681.987 27.790.794

Luasan izin yang telah dikeluarkan : 51,66 % dari luas Kalimantan

DATA SEMENTARA PERTAMBANGAN DI KALIMANTAN


NO. PROPINSI
JUMLAH PERUSAHAAN TAMBANG

KP

IUP

LUASAN (HA) KP IUP -

1 2 3. 4.

KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH TOTAL

770 239 123 421

188

80 173

TOTAL LUASAN (HA) 1.106.280 202.904,38 993.329 2.770.557 5.073.070,38

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai