Anda di halaman 1dari 3

Dampak Limbah Industri Gula Terhadap Lingkungan dan kesehatan

Perindustrian yang saat ini berkembang di pasaran ternyata memberikan dampak negatif bagi
masyarakat di sekitarnya. Dampak negatif tersebut ditimbulkan oleh berbagai macam jenis
pencemar yang ada. Pencemar-pencemar tesebut terbagi menjadi beberapa pokok bahasan seperti
pencemar dalam bentuk asap atau gas, dalam bentuk padatan dan dalam bentuk cairan.

Pencemar dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi kesehatan, baik itu
bagi kesehatan paru-paru dan sistem pernafasan serta bagi indera yang lain seperti kulit, mata
dan lain sebagainya.

dalam bentuk padatan dibagi menjadi dua yaitu abu tebu dan blotong. Abu tebu merugikan
masyarakat dalam segi pertanian. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan abu tebu yang
menurunkan tingkat kesuburan tanah. Sedangkan menurut Herlina Fitrihidajati Hadi, blotong
adalah limbah padat hasil dari proses produksi pembuatan gula. Blotong ini cenderung dihasilkan
cukup besar dalam setiap produksi pembuatan gula. Sehingga terjadi penumpukan di mana-
mana. Penumpukan blotong pada lahan-lahan kosong berpotensi menjadi sumber pencemaran
karena dapat ikut aliran air hujan yang masuk ke sungai di sekitar pabrik. Pencemaran air sungai
dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan oksigen dalam air, sedang blotong yang
ditumpuk dalam keadaan basah dapat menimbulkan bau yang menusuk dan sangat mengganggu
masyarakat sekitar.

Dalam bentuk cairan, limbah industri ini berbahaya karena merusak ekosistem air. Untuk itu
perlu diadakan nya pemanfaatan daripada limbah cair itu sendiri untuk mengurangi dampak yang
dirasakan oleh mayarakat.

pengaruh terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan

1. Kurang baiknya sanitasi akibat sulitnya penyediaan air Sebagian besar kota di Indonesia
menggunakan air sungai/air permukaan lain sebagai sumber air baku untuk air bersih.
Bila air permukaan tercemar limbah, otomatis penyediaan air akan
terganggu.Terganggunya penyediaan air akan berakibat pada buruknya sanitasi.

2. Berbagai penyakit pernapasan akibat pencemaran udara Asap cerobong serta partikulat
dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan. Bila kesehatan masyarakat dan
pekerja terganggu maka produktifitas juga akan terganggu. Pada akhirnya juga akan
membawa pengaruh buruk pada kinerja perusahaan itu sendiri.

3. Stres akibat kebisingan Kebisingan pada tingkatan tertentu dapat menyebabkan gangguan
pendengaran dan stres pada manusia di sekitarnya.

4. Penyakit kulit akibat pembuangan limbah cair Limbah cair tertentu bila dibuang ke badan
air dan badan air tersebut digunakan untuk MCK masyarakat, akan dapat menyebabkan
penyakit gatal-gatal. Meski begitu banyak dampak kegiatan/usaha, pada kenyataannya
mustahil untuk menghindari dampak dengan cara melarang kegiatan/usaha, karena
berbagai aktifitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Cara menanggulangi dampak negative dari limbah industry gula

perlu dilakukan pengelolaan lingkungan untuk meminimalisir dampak. Dalam istilah


pengelolaan lingkungan dikenal istilah dampak besar dan penting. Suatu kegiatan/usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting wajib mengelola dampak tersebut dengan dokumen
AMDAL. Sedangkan usaha/kegiatan yang tidak wajib AMDAL diwajibkan menyusun UKL
UPL (upaya pengelolaan lingkunga dan upaya pemantauan lingkungan).

cara pemanfaatan limbah dari pabrik tebu dapat memberikan nilai lebih.

Pemanfaatan limbah pabrik tebu bisa berupa pembuatan bioetanol, pemanfaatan pucuk tebu
sebagai bahan pakan ternak, ampas tebu untuk pakan ternak dan pembuatan senyawa furfural
besrta turunannya, serta pembuatan pupuk kompos dari blotong. Sedangkan untuk limbah berupa
asap dapat dikelola dengan jalan menekan pengeluaranya diudara bebas.Limbah dari pabrik gula
yaitu tetes, dapat dipakai sebagai bahan baku pabrik alcohol. Limbah cair yang dikeluarkan
pabrik merupakan limbah organik dan bukan Limbah B3 (bahan beracu dan berbahaya). Limbah
cair ini dikelola melalui dua tahapan.Limbah padat berupa ampas tebu (bagasse) dapat dapat
dijadikan bubur pulp dan dipakai untuk pabrik kertas, untuk makanan ternak; bahan baku
pembuatan pupuk, particle board, bioetanol, dan sebagai bahan bakar ketel uap (boiler) sehingga
mengurangi konsumsi bahan-bakar minyak oleh pabrik.

Fraksi limbah tebu lainnya yang masih memiliki nilai gizi yang baik adalah blotong. Blotting
adalah limbah yang dapat dipisahkan dengan proses penapisan dalam proses klarifkasi nira.
Untuk meningkatkan nilai gizi dari protein pada blotong perlu dilakukan fermentasi dengan
menggunakan kapang. Keseimbangan asam amino diharapkan dapat ditingkatkan melalui
fermentasi. Dengan meningkalnya kualitas protein diharapkan dapat meningkatkan kecernaan
zat-zat makanan. Jenis kapang yang biasa digunakan adalah Saccharomyces cereviceae,
Aspergillus oryzae, Aspergiltus niger.Ampas tebu juga dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik
yang dijual ke rumah tangga. Misalnya saja sisa ampas tebu pada musim giling 2008 (279.332
ton) dapat menghasilkan listrik sekitar 36 ribu MW, atau dapat untuk memenuhi kebutuhan
listrik sekitar 60.000 rumah tangga di lingkungan pabrik gula selama 6 bulan (asumsi kebutuhan
rumah tangga 100 KW per bulan) yang menghasilkan rupiah sekitar Rp. 18 Milyard.

Limbah filter cake, abu boiler, dan vinasse merupakan bahan organik. Untuk bisa menjadi pupuk
organik yang siap diaplikasikan maka diperlukan suatu proses dekomposisi bahan oleh bantuan
mikoorganisme. Proses daur ulang limbah menjadi pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan
mikroorganisme secara manual. Sekitar 20-23 hari, proses thermofolik bisa tercapai, maka
jadilah humus yang kandungan unsurnya cukup bagus dan berguna untuk memperbaiki struktur
tanah.

Sumber :
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/01/02/dampak-limbah-industri-gula-terhadap-
lingkungan-521670.html

http://www.academia.edu/8001301/PENGOLAHAN_DAN_PEMANFAATAN_LIMBAH_PAB
RIK_GULA

http://fransiskagupita.wordpress.com/2013/11/19/pengelolaan-limbah-pabrik-tebu/

Anda mungkin juga menyukai