Dosen Pengampu :
Ir. Yan Yozef. AS. MP
Disusun Oleh :
BANJARBARU
2023
ii
KATA PENGANTAR
Penulisan materi ini di dorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi
kelangkaan perpustakaan, khususnya ilmu Mekanisasi Pertanian. Kelangkaan ini
mengetahui masalah ini biasanya terlalu sibuk untuk dapat mengisih sebagian waktunya
guna menulis buku, atau mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari
segi keuangan serta terbatasnya pasaran yang dipengaruhi oleh jumlah tenaga ahli dan
tenaga kejuruan yang relatif kecil, dan bahkan iklim masyarakat yang belum
memahami tentang ilmu mekanisasi pertanian.
Dari hal tersebut, maka penulis sempat menyusun tujuh bab yang berisikan :
Pendahuluan, Motor penggerak, Motor Bakar, Pompa pengairan, Traktor, Alat
pembukaan dan pengolahan tanah, Macam dan jenis/mesin penanam,
Oleh karena itu kehadiran materi tentang mekanisasi ini patut dihargai dan dapat
dijadikan suatu bahan rujukan dalam kegiatan perkuliahan mekanisasi pertanian.
Meskipun penulis sudah berusaha untuk memasukkan semua karya asli yang penting
sebagai referensi dalam materi ini kemungkinan beberapa kekurangan yang terdapat,
Olehnya itu memerlukan bantuan, saran-saran serta kritikan-kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan materi ini.
Akhirnya semoga materi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan
para mahasiswa Fakultas Pertanian yang menggunakannya, maka penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya pembaca materi
ini. A M I N.
Banjarbaru,11 September 2023
Penulis,
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGATAR ……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..... iii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. PENGERTIAN MEKANISASI PERTANIAN …….……………… 1
B. PERANAN MEKANISASI PERTANIAN …………………………. 1
C. SISTEM MEKANISASI PERTANIAN ……………………………. 2
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mekanisasi Pertanian ….. ……. 4
perbedaan tinggi permukaan atau karena serangan hama dan penyakit tanaman. Untuk
menanggulangi kekurangan air diadakan pompa air sebagai sistem irigasi, hama dan
penyakit tanaman diadakan penyemprotan dengan alat semprot (sprayer)
Perluasan areal tanam dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan tanah-tanah
potensial yang ditanami dapat dirubah menjadi lahan kering atau sawah dengan
menggunakan alat/mesin pertanian. Pencetakan sawah baru tidak dapat dilaksanakan
tanpa bantuan alat/mesin pertanian meskipun pada tingkat yang paling sederhana
seperti cangkul, garpu kampak dan lain-lain. Pada tingkat pertengahan dan tingkat
lanjut alat dan mesin dalam pekerjaan perluasan areal sangat diperlukan.
Pembuatan tanggul-tanggul, saluran irigasi, teras-teras, membongkar tanggul,
membongkar tanah lapisan bawah (sub soil), meratakan tanah dan sebagainya, hanya
dapat terlaksana berkat bantuan alat dan mesin pertanian. Penimbunan rawa-rawa
yang tidak produktif menjadi lahan pertanian yang produktif, pencampuran kapur
pada tanah-tanah asam secara besar-besaran, konservasi tanah dan lain-lain pekerjaan
konsolidasi lahan pertanian dengan menggunakan alat an mesin pertanian. Peranan
alat dan mesin pertanian semakin nyata jika keberhasilan pekerjaan fisik tersebut
disertai dengan penekanan biaya kerja dan peningkatan perluasan areal dan produksi.
3. Teknologi adaptif di daerah padat penduduk dan pemukiman baru harus alat/mesin
sederhana baik yang ditarik oleh hewan maupun tenaga motor.
4. Penerapan teknologi adaptif atau teknologi maju harus menjamin kelestarian
ekosistem.
Dari hal tersebut untuk menerapkan mekanisasi pertanian evaluasi dan
penanganan testing alat-alat dan mesin pertanian. Pengadaan alat/mesin pertanian
supaya dapat efisien harus memenuhi persyaratan yaitu:
1. Harus bersifat selektif serta memenuhi persyaratan teknis dan sosial ekonomi
2. Harus merangsang atau mendorong timbulnya industri logam dan mesin dalam
negeri untuk memproduksinya.
3. Kebijakan jangka panjang harus menuju ke arah pembentukan standarisasi alat dan
mesin pertanian.
Penerapan teknologi mekanis belum merata cakupannya dan intensitasnya. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari segi petani pemakai maupun dari luar
diri petani. Oleh karena itu penyuluhan penggunaan alat dan mesin pertanian sangat
diperlukan untuk membuka kemungkinan bagi para petani untuk meningkat efisiensi
kerja. Akan tetapi hal ini sering tidak berhasil yang mungkin disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan, keterampilan, ataupun percontohan yang diperlukan serta
tidak berkembangnya nilai-nilai tradisional.
Faktor tersebut terkait dengan sistem drainase dan irigasi pada saat pengolahan
tanah, waktu tanam dan panen, demikian juga pemilikan lahan yang sempit dan
tersebar akan mempersulit pelaksanaan mekanisasi pertanian.
2. Faktor teknis
Faktor pembatas ini dapat berupa: langka dan sulitnya pelayanan suku cadang,
adanya kelambatan atau kekurangan pelayanan bahan bakar dan minyak pelumas
atau bengkel yang sangat diperlukan untuk perbaikan alat apabila terjadi
kerusakan, letaknya jauh dari lokasi.
3. Faktor pendidikan
Faktor ini termasuk kurangnya tenaga yang bermutu untuk perencanaan dan
pelaksana yang dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, sebagai akibat
dari introduksi input teknologi yang lebih tinggi. Juga petani-petani yang
kekurangan keterampilan teknis, yang tidak dapat diharapkan memelihara
alat/mesin dengan baik
4. Faktor sosial ekonomi
Faktor ini merupakan yang sangat penting. Hasil usahatani yang rendah,
konservatisme diantara tenaga kerja yang melimpah, sulitnya atau terbatasnya
fasilitas kredit, merupakan faktor-faktor pembatas. Juga pemilikan lahan yang
sempit, banyaknya penggarap dan buruh tani tak berlahan dan kepadatan penduduk
selalu merupakan hal yang menyebabkan adanya kelompok yang pro dan kontra
mekanisasi pertanian.
6
BAB II
SUMBER TENAGA
1. Tenaga Manusia
Tenaga manusia merupakan sumber tenaga yang tertua. Bila seorang manusia
melakukan suatu pekerjaan maka ia akan merubah energi makanan yang dicernahnya
menjadi energi mekanis. Dalam hal ini manusia berfungsi sebagai: motor dan dapat
dipergunakan untuk banyak hal antara lain mengangkut, mendorong, menarik,
memutar engkol dan lain-lain
Tenaga manusia menurut perhitungan berkisar 0,1 HP. Dan dipengaruhi oleh:
o Jenis kelamin
o Umur
o Kebiasaan
o Kondisi badan
Hal tersebut secara matematika
F×S
P = F × V= T
Keterangan :
P = Tenaga (HP)
F = Gaya (N)
V = Kecepatan (m/dt)
S = Jarak yang ditempuh (m)
7
2. Tenaga Hewan
Penggunaan tenaga ternak masih memegang peranan yang penting terutama
untuk pekerjaan-pekerjaan menarik. Tenaga ternak kurang sesuai untuk pekerjaan
stationer (memutar), karena itu penggunaannya untuk jenis kerja ini sangat terbatas.
Akan tetapi tetap memegang peranan penting disebabkan karena luas tanah yang
sempit, topografi, jenis tanaman, bahan bakar mahal, harga mesin mahal, tenaga
manusia banyak tersedia. Tenaga ternak hanya mampu sekitar 0,8 HP (kuda, sapi)
dan sangat dipengaruhi oleh :
o Jenis kelamin
o Umur
o Kebiasaan
o Berat badan
Hal tersebut secara matematika
F×S
P = F × V= T
Keterangan :
P = Tenaga (HP)
F = Gaya (N)
V = Kecepatan (m/dt)
S = Jarak yang ditempuh (m)
T= Waktu yang dipergunakan sepanjang S (dt)
Menurut King, seekor kuda yang bekerja terus menerus dengan kecepatan 2,5
mill perjam, hanya mampu menarik beban 1/10 dari berat badannya.
Hasil penelitian di Iowa State College mengatakan:
1. Seekor kuda dapat menarik beban 1/10 berat badan sejauh 35 km/hari tanpa
terlalu lelah.
2. Seekor kuda dengan berat badan lebih dari 1500 lb dapat menghasilkan tenaga 1
HP terus menerus selama sehari atau lebih.
8
3. Untuk waktu yang singkat seekor kuda yang terlatih dapat mengatasi kelebihan
3. Tenaga Air
Tenaga air dapat diperoleh dari aliran air di daerah-daerah yang berbukit atau
gunung dimana di dapati aliran terjal. Beberapa tenaga dipengaruhi oleh volume air
yang mengalir dan tinggi jatuhnya air (head) dengan persamaan:
P = 9.8 Q H
Keterangan:
P = Daya yang dibangkitkan, kW
Q= Debit air yang mengalir, m3/dt
H= tinggi jatuhnya air efektif, m
9
4. Tenaga Angin
Penggunaan tenaga angin sangat terbatas karena susah dikontrol dan sering
tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Besarnya tenaga yang dihasilkan tergantung pada besarnya kincir dan
kecepatan angin yang terjadi. Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah: tipe,
design kincir serta tingginya di atas permukaan tanah.
Besarnya tenaga secara teoritis adalah:
P = 0,00000525 D2 W3
Keterangan:
P = Tenaga angin yang dihasilkan, HP
D = Diameter kincir, ft
W = Kecepatan angin, mill/jam
5. Tenaga Listrik
Penggunaan tenaga listrik di bidang pertanian di negara-negara maju telah
berkembang, lebih-lebih pada 30 tahun terakhir. Listrik digunakan untuk penerangan,
sumber panas, memompa air dan menggerakkan motor pada bengkel-bengkel. Tipe
yang digunakan satu phase karena lebih murah dimana tenaga yang dihasilkan sekitar
5 sampai 7,5 HP. Untuk tenaga yang lebih besar harus digunakan 3 phase akan tetapi
pemasangannya sangat mahal. Motor listrik untuk pekerjaan-pekerjaan stationer
mempunyai keuntungan yaitu:
1. Konstruksi sederhana dan kompak
2. Ringan per HP
3. Pemeliharaan murah
4. Start murah
5. Tidak berbisik
6. Tenaganya uniform
10
P=I.V kW atau
P = I . V. t kWh
Keterangan
P = Daya yang dibangkitkan kW (kWh)
I = Arus yang mengalir Ampere (A)
V = Tegangan (voltase) Volt (V)
T = Waktu yang digunakan Jam (h)
BAB III
MOTOR BAKAR
C. Sistem Pelumasan
Dalam sistem pelumasan ini akan terkait dengan pemeliharaan suatu motor
(mesin) yang sangat ditentukan sistem pelumasan, apabila suatu mesin tidak dijaga
(diperhatikan pelumasannya) akan terpengaruh terhadap umur mesin, karena mesin
itu akan mengalami kerusakan antara lain :
o Klep terbakar
o Klep bisa bengkok
o Torak macet
o Poros terbakar
Untuk menghindari hal-hal tersebut harus diperhatikan :
o Gunakan oli dengan kualitas baik
o Jangan selalu berganti-ganti merek oli
o Periksa oli motor (mesin) sebelum dihidupkan
o Ganti oli tepat waktunya
Kegunaan dari pelumasan adalah :
o Mengurangi gesekan
o Mengurangi keausan/kerusakan
o Mengurangi pemborosan tenaga
o Dapat menyerap dan melepaskan panas
o Dapat melunakkan getaran-getaran pada bagian yang bergerak (berputar).
Fungsi pelumasan adalah
o Untuk memberi pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak (bergesek)
o Sebagai bantalan (penyangga) antara dua bagian yang bergerak (bergesek)
o Sebagai pendinginan
o Sebagai penghantar panas dari dinding torak ke dinding selinder
o Sebagai seal untuk mencegah kebocoran kompresi ke ruang engkol
o Sebagai pencuci bagian yang aus.
Bagian- bagian yang perlu dilumasi adalah :
15
o Dinding silinder
o Dinding torak
o Pen torak
o Poros engkol (crankshaft)
o Mekanisme klep
Untuk mendapatkan penggunaan oli yang baik harus diedarkan ke bagian-
bagian yang memerlukan dilakukan dengan cara :
o Cara percikan yaitu dengan menggunakan sendok oli dan stang torak. Cara ini
biasanya dipakai pada motor kecil
o Cara olesan yaitu oli dioleskan ke bagian-bagian yang memerlukan
o Cara pompa oli yaitu digunakan dengan cara menggunakan pompa oli untuk
diedarkan ke bagian-bagian yang memerlukan, cara ini ada beberapa tipe
yaitu:
Tipe plunyer
Tipe roda gigi
Tipe trichoid (rotor, bintang)
D. Sistem Pendinginan
Pendinginan suatu mesin sangat penting karena dapat merusak mesin dan oli
pelumas apabila tidak dijaga pendinginnya.
Tujuan dari pendinginan;
Mencegah kenaikan suhu menjadi terlalu tinggi
Mencegah kerusakan kekentalan oli
Bagian-bagian yang perlu didinginkan
Dinding silinder
Dinding torak
Mekanisme klep
Ada beberapa macam sistem pendinginan yaitu:
1. Sistem pendinginan dengan udara
17
Sistem pendinginan ini udara dialirkan pada motor terutama pada bagian
kepala silinder. Udara dihembuskan dengan bantuan kipas angin, atau dapat juga
oleh laju gerakan dari motor, seperti pada sepeda motor.
Pada semua motor dengan pendinginan udara selinder-selindernya dilengkapi
dengan rusuk-rusuk berupa sirip pendingin di daerah blok . Rusuk-rusuk ini untuk
memperbesar luas yang dapat menyerahkan panas kepada udara pendingin.
Untuk mendapatkan udara yang banyak, diadakan perluasan pada
permukaannya yaitu di daerah silinder blok dibuat bersirip.
Udara merupakan bahan pendinginan yang buruk, disebabkan karena 1 kg
(0.77 m3) udara hanya dapat menerima 1 kJ tiap derajat Celsius. Panas jenis udara
adalah 1 kJ/kg 0C.
Oleh karena bahan pendinginan dengan udara hanya dapat dipergunakan
apabila:
a. Udara itu tersedia dalam jumlah yang besar
b. Motor dengan berdaya kecil
BAB IV
POMPA PENGAIRAN
A. Pengertian
Pompa adalah suatu pesawat pengangkut zat cair dari tempat lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi. Pengangkutan zat cair itu pertama kali diperoleh dari energi
kinetik kemudian berangsur-angsur berubah menjadi energi potensial. Spesifikasi pompa
itu dinyatakan dengan jumlah zat cair yang dapat diangkut persatuan waktu dan tinggi
energi angkat. Faktor energi angkat tersebut menyatakan kemampuan pompa untuk
menaikkan zat cair itu. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa untuk
tujuan sistem pengairan adalah:
B. Jenis Pompa
Jenis pompa yang dipergunakan untuk keperluan irigasi antara lain:
a. Pompa Plunyer (Piston). Pompa ini merupakan pompa bolak-balik. Kapasitas
pompa ini sangat tergantung dari ukuran silinder, panjang langkah dan kecepatan
streke. Pompa ini cocok untuk menaikkan air dengan jumlah yang kecil dengan
tinggi angkat yang lebih besar, sehingga penggunaan pompa ini paling cocok
untuk areal yang kecil.
b. Pompa sekrup. Pompa ini adalah pompa yang memiliki impeller yang
menyerupai sekrup atau yang berbentuk sudu-sudu untuk menekan air di atas,
dan dapat digunakan untuk kedalaman yang cukup dalam , tetapi karena tinggi
angkat tiap-tiap sudu terbatas sehingga pompa ini harus dibuat impeller
bertingkat-tingkat pada sebuah poros secara berurutan. Oleh karena itu lebih
cocok untuk daerah yang muka airnya berubah-ubah. Akan tetapi apabila terjadi
kerusakan sulit untuk diperbaiki dan sukar perawatannya.
c. Pompa Turbin. Pompa ini dibuat dengan susunan impeller yang bertingkat-
tingkat pada sebuah poros vertikal seperti hal pompa sekrup. Dalam hal ini
merupakan pompa yang memerlukan daya yang besar dan dipergunakan untuk
sumur yang sangat dalam dengan pengangkutan yang lebih tinggi, akan tetapi
19
efisiensi yang dihasilkan adalah rendah, serta apabila terjadi kerusakan sulit
diperbaiki.
d. Pompa Sentrifugal. Pompa ini umumnya digunakan untuk irigasi, dimana pada
volume yang sama harga pembeliannya lebih rendah, tidak banyak bagian yang
bergerak, lebih sedikit memerlukan tempat, jumlah putaran tinggi, jalan tenang,
aliran airnya tidak terputus-putus. Akan tetapi efisiensinya lebih rendah, kurang
cocok untuk zat cair kental, dan tidak bisa terdapat udara pada pipa isap.
C. Kapasitas pompa
Dalam menentukan kapasitas pompa air hal yang perlu diketahui yaitu:
a. Debit pompa teoritis
Menurut Monson et al. (1990) bahwa kapasitas pompa secara teoritis diperoleh
dengan persamaan :
Keterangan
Qpt = debit pompa teoritis (m3/dt)
Cq = koefisien aliran air
n = putaran pompa (rpm)
D = diameter pompa (m)
Nilai Cq = 0,4 pada efisiensi puncak pompa yang tergantung dari spesifikasi
pompa itu sendiri, nilai range yang biasanya sekitar 0,1 – 0,6
Qa = A . V (m3/dt)
Keterangan
Qa = debit air aktual (m3/dt)
A = luas penampang pipa tekan (m2)
V = kecepatan air yang keluar pipa tekan (m/dt)
20
c. Tenaga Air
Tenaga air yang dibangkitkan oleh pompa ditentukan dengan persamaan :
Keterangan :
WHP = tenaga air (kW)
Qa = debit air aktual (m3/dt)
Ht = heat total (m)
Ht = (H + Hf + Hv + ∑HL)s + (H + Hf + Hv + ∑HL)d
Keterangan
Ht = head (tinggi) total air (m)
H = tinggi dari bawah ke pusat pompa dan dari pusat pompa ke atas (m)
S,d = simbol dari pipa isap dan pipa tekan
21
e. Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan prestasi suatu pompa untuk menaikkan zat cair
dengan persamaan:
Qa
ῃ= 100 % (%)
Qpt
Keterangan
ῃ = efisiensi pompa (%)
Qpt = debit pompa teoritis (m3/dt)
Qa = debit pompa aktual (m3/dt)