Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PRO DAN KONTRA MEKANISASI PERTANIAN DI INDONESIA

Dosen Pengampu :
Ir. Yan Yozef. AS. MP

Disusun Oleh :

Muhammad Surya Saputra


21542010010

YAYASAN PENDIDIKAN HAJI MUHAMMAD ROESLI KALIMANTAN SEL

ATAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ACHMAD YANI

BANJARBARU

2023
ii

KATA PENGANTAR

Penulisan materi ini di dorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi
kelangkaan perpustakaan, khususnya ilmu Mekanisasi Pertanian. Kelangkaan ini
mengetahui masalah ini biasanya terlalu sibuk untuk dapat mengisih sebagian waktunya
guna menulis buku, atau mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari
segi keuangan serta terbatasnya pasaran yang dipengaruhi oleh jumlah tenaga ahli dan
tenaga kejuruan yang relatif kecil, dan bahkan iklim masyarakat yang belum
memahami tentang ilmu mekanisasi pertanian.
Dari hal tersebut, maka penulis sempat menyusun tujuh bab yang berisikan :
Pendahuluan, Motor penggerak, Motor Bakar, Pompa pengairan, Traktor, Alat
pembukaan dan pengolahan tanah, Macam dan jenis/mesin penanam,
Oleh karena itu kehadiran materi tentang mekanisasi ini patut dihargai dan dapat
dijadikan suatu bahan rujukan dalam kegiatan perkuliahan mekanisasi pertanian.
Meskipun penulis sudah berusaha untuk memasukkan semua karya asli yang penting
sebagai referensi dalam materi ini kemungkinan beberapa kekurangan yang terdapat,
Olehnya itu memerlukan bantuan, saran-saran serta kritikan-kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan materi ini.
Akhirnya semoga materi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan
para mahasiswa Fakultas Pertanian yang menggunakannya, maka penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya pembaca materi
ini. A M I N.
Banjarbaru,11 September 2023
Penulis,

Muhammad Surya Saputra


iii

DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGATAR ……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..... iii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. PENGERTIAN MEKANISASI PERTANIAN …….……………… 1
B. PERANAN MEKANISASI PERTANIAN …………………………. 1
C. SISTEM MEKANISASI PERTANIAN ……………………………. 2
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mekanisasi Pertanian ….. ……. 4

BAB II SUMBER TENAGA ……………………………….. 6


1. Tenaga Manusia ………………………………….………………… 6
2. Tenaga Hewan ……………………………………………………… 7
3. Tenaga Air ………………………………………………………….. 8
4. Tenaga Angin ………………………………………………………. 9
5. Tenaga Listrik …………………………………………………….... 9
6. Tenaga Motor Bakar ……………………………………………….. 10
BAB III MOTOR BAKAR ………………………………………………………. 11
A. Klasifikasi motor bakar ………………..…………………………… 11
B. Prinsip Kerja Motor Bakar …………………………………………. 12
C. Sistem Pelumasan ………………………………………………….. 14
D. Sistem Pendinginan ………………………………………………... 16

BAB IV POMPA PENGAIRAN …………………………… 18


A. Pengertian …………………………………………………………… 18
B. Jenis Pompa …………………………………………………………. 18
C. Kapasitas Pompa ……………………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Mekanisasi Pertanian


Pengertian mekanisasi pertanian terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Agricultural Engineering yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang penggunaan
dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya karya
manusia
2. Agricultural Mechanization yaitu semua kegiatan penggunaan alat/mesin pertanian
yang digerakkan baik dengan tenaga manusia, hewan, angin, air, listrik, motor
bakar, bahkan tenaga matahari serta tenaga nuklir untuk memperbaiki dan
meningkatkan efesiensi kerja.

B. Peranan Mekanisasi Pertanian


Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia
adalah :
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usahatani dari kebutuhan keluarga menjadi
perusahaan.
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat
industri
Penggunaan alat dan mesin pertanian dimaksudkan agar produktivitas tenaga
meningkat, pekerjaan lebih mudah dan efisiensi, kapasitas kerja lebih tinggi,
pendapatan bertambah dan diharapkan dapat menekan biaya produksi.
Perluasan areal pertanian dapat diartikan sebagai perluasan areal tanam maupun
perluasan areal panen. Suatu tanaman pangan dapat gagal atau tidak panen karena
macam-macam sebab, antara lain karena air yang tidak tersalurkan karena adanya
2

perbedaan tinggi permukaan atau karena serangan hama dan penyakit tanaman. Untuk
menanggulangi kekurangan air diadakan pompa air sebagai sistem irigasi, hama dan
penyakit tanaman diadakan penyemprotan dengan alat semprot (sprayer)
Perluasan areal tanam dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan tanah-tanah
potensial yang ditanami dapat dirubah menjadi lahan kering atau sawah dengan
menggunakan alat/mesin pertanian. Pencetakan sawah baru tidak dapat dilaksanakan
tanpa bantuan alat/mesin pertanian meskipun pada tingkat yang paling sederhana
seperti cangkul, garpu kampak dan lain-lain. Pada tingkat pertengahan dan tingkat
lanjut alat dan mesin dalam pekerjaan perluasan areal sangat diperlukan.
Pembuatan tanggul-tanggul, saluran irigasi, teras-teras, membongkar tanggul,
membongkar tanah lapisan bawah (sub soil), meratakan tanah dan sebagainya, hanya
dapat terlaksana berkat bantuan alat dan mesin pertanian. Penimbunan rawa-rawa
yang tidak produktif menjadi lahan pertanian yang produktif, pencampuran kapur
pada tanah-tanah asam secara besar-besaran, konservasi tanah dan lain-lain pekerjaan
konsolidasi lahan pertanian dengan menggunakan alat an mesin pertanian. Peranan
alat dan mesin pertanian semakin nyata jika keberhasilan pekerjaan fisik tersebut
disertai dengan penekanan biaya kerja dan peningkatan perluasan areal dan produksi.

C. Sistem Mekanisasi Pertanian


Secara geografis wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau, keadaan sosial
ekonomi maupun teknis fisik wilayah-wilayahnya juga tidak sama. Oleh karena itu
sulit untuk dapat menerapkan satu pola pengembangan mekanisasi pertanian secara
menyeluruh.
Sistem atau pola pengembangan yang tepat dengan kondisi Indonesia adalah
pengembangan berdasarkan kebijaksanaan selektif, yaitu selektif terhadap wilayah
pengembangan dan terhadap alat/mesin yang akan dikembangkan dalam wilayah
tersebut.
Untuk pengembangan suatu alat/mesin pertanian pada suatu wilayah perlu
didahului dengan suatu pengkajian terhadap :
1. Aspek sosial ekonomi dari wilayah tersebut
3

2. Aspek engineering daripada wilayah yang mencakup keadaan


- Iklim
- Topografi daerah
- Sifat mekanik tanah
- Jenis lahan
Dari pengkajian tersebut akan memberikan informasi tentang :
1. Macam alat/mesin yang sesuai untuk dikembangkan pada wilayah tersebut
2. Jumlah yang diperlukan dan kapan diperlukan
3. Tipe wilayah pengembangan (lancar, siap, setengah siap atau terbatas
4. Pola pengembangan (tipe wilayah, kepadatan penduduk dan lahan pertanian)
Melihat hal tersebut, maka sistem pengembangan mekanisasi pertanian adalah
usaha mengintrodusir, mengembangkan dan membina pemakaian jenis atau
kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi sesuai dengan keadaan wilayah
setempat. Oleh karena itu mekanisasi pertanian dapat dikelompokkan menjadi :
mekanisasi pertanian sederhana, madya, mutakhir. Sedangkan wilayah
pengembangan mekanisasi pertanian dibagi atas:
1. Daerah lancar atau tipe I-A yaitu daerah yang sudah mempertimbangkan aspek
teknis, sosial ekonomi
2. Daerah siap atau tipe I-B yaitu daerah memerlukan penyuluhan intensif untuk
menuju daerah lancar
3. Daerah setengah siap atau tipe II, yaitu daerah yang memerlukan penyuluhan
intensif dan dukungan subsidi pemerintah untuk mengintroduksi mekanisasi
pertanian.
4. Daerah terbatas atau tipe III yaitu daerah yang tidak mungkin mengintroduksi
mekanisasi pertanian, disebabkan oleh keadaan alam dan faktor lingkungan.
Pemilihan teknologi mekanis pada suatu wilayah harus menganut strategis
dengan persyaratan :
1. Tingkat keterampilan dan tingkat kecerdasan para petani
2. Sesuai dengan kondisi wilayah pengembangan mekanisasi pertanian dapat dilihat
teknologi madya yang sesuai dan profektif
4

3. Teknologi adaptif di daerah padat penduduk dan pemukiman baru harus alat/mesin
sederhana baik yang ditarik oleh hewan maupun tenaga motor.
4. Penerapan teknologi adaptif atau teknologi maju harus menjamin kelestarian
ekosistem.
Dari hal tersebut untuk menerapkan mekanisasi pertanian evaluasi dan
penanganan testing alat-alat dan mesin pertanian. Pengadaan alat/mesin pertanian
supaya dapat efisien harus memenuhi persyaratan yaitu:
1. Harus bersifat selektif serta memenuhi persyaratan teknis dan sosial ekonomi
2. Harus merangsang atau mendorong timbulnya industri logam dan mesin dalam
negeri untuk memproduksinya.
3. Kebijakan jangka panjang harus menuju ke arah pembentukan standarisasi alat dan
mesin pertanian.
Penerapan teknologi mekanis belum merata cakupannya dan intensitasnya. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari segi petani pemakai maupun dari luar
diri petani. Oleh karena itu penyuluhan penggunaan alat dan mesin pertanian sangat
diperlukan untuk membuka kemungkinan bagi para petani untuk meningkat efisiensi
kerja. Akan tetapi hal ini sering tidak berhasil yang mungkin disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan, keterampilan, ataupun percontohan yang diperlukan serta
tidak berkembangnya nilai-nilai tradisional.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mekanisasi Pertanian


Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pengembangan mekanisasi
pertanian harus selalu diperhatikan supaya tidak mengganggu kelestarian lingkungan.
1. Faktor fisis dan biologi
Faktor ini adalah merupakan faktor pembatas seperti:
o Tanah
o Air
o Herba
o Iklim
o Usahatani
5

Faktor tersebut terkait dengan sistem drainase dan irigasi pada saat pengolahan
tanah, waktu tanam dan panen, demikian juga pemilikan lahan yang sempit dan
tersebar akan mempersulit pelaksanaan mekanisasi pertanian.
2. Faktor teknis
Faktor pembatas ini dapat berupa: langka dan sulitnya pelayanan suku cadang,
adanya kelambatan atau kekurangan pelayanan bahan bakar dan minyak pelumas
atau bengkel yang sangat diperlukan untuk perbaikan alat apabila terjadi
kerusakan, letaknya jauh dari lokasi.
3. Faktor pendidikan
Faktor ini termasuk kurangnya tenaga yang bermutu untuk perencanaan dan
pelaksana yang dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, sebagai akibat
dari introduksi input teknologi yang lebih tinggi. Juga petani-petani yang
kekurangan keterampilan teknis, yang tidak dapat diharapkan memelihara
alat/mesin dengan baik
4. Faktor sosial ekonomi
Faktor ini merupakan yang sangat penting. Hasil usahatani yang rendah,
konservatisme diantara tenaga kerja yang melimpah, sulitnya atau terbatasnya
fasilitas kredit, merupakan faktor-faktor pembatas. Juga pemilikan lahan yang
sempit, banyaknya penggarap dan buruh tani tak berlahan dan kepadatan penduduk
selalu merupakan hal yang menyebabkan adanya kelompok yang pro dan kontra
mekanisasi pertanian.
6

BAB II
SUMBER TENAGA

Penggunaan tenaga di bidang pertanian terdiri dua cara


1. Tenaga menarik beban seperti, pengolahan tanah, dan penanaman
2. Tenaga memutar beban dengan perantaraan belt, roda gigi, P.T.O, rantai
seperti, memompa air, mengolah hasil pertanian, penggergajian kayu.
Sumber tenaga yang di pergunakan di lapangan pertanian yaitu: manusia, hewan,
air, angin, listrik, motor bakar dan bahkan juga tenaga surya, nuklir.

1. Tenaga Manusia
Tenaga manusia merupakan sumber tenaga yang tertua. Bila seorang manusia
melakukan suatu pekerjaan maka ia akan merubah energi makanan yang dicernahnya
menjadi energi mekanis. Dalam hal ini manusia berfungsi sebagai: motor dan dapat
dipergunakan untuk banyak hal antara lain mengangkut, mendorong, menarik,
memutar engkol dan lain-lain
Tenaga manusia menurut perhitungan berkisar 0,1 HP. Dan dipengaruhi oleh:
o Jenis kelamin
o Umur
o Kebiasaan
o Kondisi badan
Hal tersebut secara matematika
F×S
P = F × V= T
Keterangan :
P = Tenaga (HP)
F = Gaya (N)
V = Kecepatan (m/dt)
S = Jarak yang ditempuh (m)
7

T= Waktu yang dipergunakan sejarak S (dt)

2. Tenaga Hewan
Penggunaan tenaga ternak masih memegang peranan yang penting terutama
untuk pekerjaan-pekerjaan menarik. Tenaga ternak kurang sesuai untuk pekerjaan
stationer (memutar), karena itu penggunaannya untuk jenis kerja ini sangat terbatas.
Akan tetapi tetap memegang peranan penting disebabkan karena luas tanah yang
sempit, topografi, jenis tanaman, bahan bakar mahal, harga mesin mahal, tenaga
manusia banyak tersedia. Tenaga ternak hanya mampu sekitar 0,8 HP (kuda, sapi)
dan sangat dipengaruhi oleh :
o Jenis kelamin
o Umur
o Kebiasaan
o Berat badan
Hal tersebut secara matematika
F×S
P = F × V= T
Keterangan :
P = Tenaga (HP)
F = Gaya (N)
V = Kecepatan (m/dt)
S = Jarak yang ditempuh (m)
T= Waktu yang dipergunakan sepanjang S (dt)
Menurut King, seekor kuda yang bekerja terus menerus dengan kecepatan 2,5
mill perjam, hanya mampu menarik beban 1/10 dari berat badannya.
Hasil penelitian di Iowa State College mengatakan:
1. Seekor kuda dapat menarik beban 1/10 berat badan sejauh 35 km/hari tanpa
terlalu lelah.
2. Seekor kuda dengan berat badan lebih dari 1500 lb dapat menghasilkan tenaga 1
HP terus menerus selama sehari atau lebih.
8

3. Untuk waktu yang singkat seekor kuda yang terlatih dapat mengatasi kelebihan

beban sebesar 100 %.


4. Waktu yang singkat, kuda dapat menghasilkan 10 HP jarak 10 m

3. Tenaga Air
Tenaga air dapat diperoleh dari aliran air di daerah-daerah yang berbukit atau
gunung dimana di dapati aliran terjal. Beberapa tenaga dipengaruhi oleh volume air
yang mengalir dan tinggi jatuhnya air (head) dengan persamaan:

P = 9.8 Q H

Keterangan:
P = Daya yang dibangkitkan, kW
Q= Debit air yang mengalir, m3/dt
H= tinggi jatuhnya air efektif, m
9

4. Tenaga Angin
Penggunaan tenaga angin sangat terbatas karena susah dikontrol dan sering
tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Besarnya tenaga yang dihasilkan tergantung pada besarnya kincir dan
kecepatan angin yang terjadi. Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah: tipe,
design kincir serta tingginya di atas permukaan tanah.
Besarnya tenaga secara teoritis adalah:

P = 0,00000525 D2 W3

Keterangan:
P = Tenaga angin yang dihasilkan, HP
D = Diameter kincir, ft
W = Kecepatan angin, mill/jam

5. Tenaga Listrik
Penggunaan tenaga listrik di bidang pertanian di negara-negara maju telah
berkembang, lebih-lebih pada 30 tahun terakhir. Listrik digunakan untuk penerangan,
sumber panas, memompa air dan menggerakkan motor pada bengkel-bengkel. Tipe
yang digunakan satu phase karena lebih murah dimana tenaga yang dihasilkan sekitar
5 sampai 7,5 HP. Untuk tenaga yang lebih besar harus digunakan 3 phase akan tetapi
pemasangannya sangat mahal. Motor listrik untuk pekerjaan-pekerjaan stationer
mempunyai keuntungan yaitu:
1. Konstruksi sederhana dan kompak
2. Ringan per HP
3. Pemeliharaan murah
4. Start murah
5. Tidak berbisik
6. Tenaganya uniform
10

7. Cocok untuk kebutuhan tenaga yang bervariasi


Tenaga listrik dapat dihitung dengan bersamaan :

P=I.V kW atau

P = I . V. t kWh

Keterangan
P = Daya yang dibangkitkan kW (kWh)
I = Arus yang mengalir Ampere (A)
V = Tegangan (voltase) Volt (V)
T = Waktu yang digunakan Jam (h)

6. Tenaga Motor Bakar


Berdasarkan dengan bertambahnya kebutuhan tenaga untuk pekerjaan-
pekerjaan stationer seperti pengolahan hasil pertanian, penggergajian dan sebagainya
berhasil pula diciptakan sumber tenaga motor bakar. Pada mulanya motor bakar
external (motor bakar uap) dengan bahan bakar seperti kayu, batu bara kemudian
diciptakan motor bakar internal (motor bensin dan diesel) dengan bahan bakarnya
seperti bensin dan solar.
Motor bakar external mempunyai keuntungan yaitu:
1. Dapat menggunakan bermacam-macam bahan bakar, misalnya kayu, arang,
rumput dan lain-lain.
2. Dapat bergerak mundur maju dengan mudah pada kecepatan yang sama
3. Mekanis sederhana dan mudah dilakukan
Sedangkan motor bakar internal telah menggantikan motor bakar external
karena :
1. Lebih efisien (15 sampai 30 %)
2. Berat motor per unit tenaga jauh lebih kecil
3. Lebih kompak
4. Lebih menarik dan mudah untuk start dan pemeliharaannya
5. Mudah dibuat dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan
11

BAB III
MOTOR BAKAR

A. Klasifikasi motor bakar


Motor bakar adalah suatu motor yang dapat merubah tenaga panas hasil
pembakaran menjadi tenaga mekanik.
Motor bakar ini dapat dibedakan atas menurut tempat terjadinya pembakaran
yaitu:
1. External combustion engine (motor dengan pembakaran di luar selinder yaitu :
- mesin uap
- Ketel uap
2. internal combustion engine (motor dengan pembakaran di dalam slinder
yaitu :
- Motor diesel
- Motor bensin
Motor bakar pembakaran di dalam silinder dapat dikelompokkan dalam
beberapa macam yaitu:
1. Berdasarkan atas langkah/kerja gerak torak (piston)
o Motor 4 tak (langkah)
o Motor 2 tak (langkah)
2. Berdasarkan atas bahan bakar
o Motor diesel
o Motor bensin
o Motor minyak tanah
3. Berdasarkan atas jumlah selindernya
o Selinder tunggal
o Selinder ganda
o Multi selinder
12

4. Berdasarkan atas susunan selindernya


o Vertikal
o Horizontal
o Berbentuk huruf V, tipe radial dan lain-lain
5. Berdasarkan atas sistem pengapian
o Dengan loncatan bunga api listrik
o Dengan pembakaran panas kompresi
6. Berdasarkan atas putarannya
o Motor dengan putaran rendah < 800 rpm
o Motor dengan putaran sedang antara 800 – 1200 rpm
o Motor dengan putaran tinggi > 1200 rpm
7. Berdasarkan sistem pendinginan
o Sistem pendinginan dengan udara
o Sistem pendinginan dengan minyak
o Sistem pendinginan dengan air
8. Berdasarkan atas penggunaannya
o Pertanian
o Mobil
o Kapal laut
o Pesawat udara
o Dan sebagainya

B. Prinsip Kerja Motor Bakar


Pada motor bakar peristiwa sangat sulit dilihat dan ada istilah titik mati atas dan
titik mati bawah
TMA = Titik Mati Atas
TMB = Titik Mati Atas
13

Motor 4 tak (langkah)


Motor bensin Motor diesel
1. Tak (langkah) I disebut langkah 1. Tak (langkah) I disebut langkah
Pengisian Pengisian
- klep pemasukan terbuka dan klep - klep pemasukan terbuka dan klep
pembuangan tertutup, bahan bakar + pembuangan tertutup, hanya udara
udara masuk kedalam silinder masuk kedalam silinder
- torak bergerak dari TMA ke TMB - torak bergerak dari TMA ke TMB
2. Tak (langkah) II disebut langkah 2. Tak (langkah) II disebut langkah
Kompresi Kompresi
- Kedua klep tertutup, bahan bakar + - Kedua klep tertutup, udara di dalam
udara di dalam silinder di kompresi silinder di kompresi
- Torak bergerak dari TMB ke TMA - Torak bergerak dari TMB ke TMA
3. Tak (langkah) III disebut langkah usaha 3. Tak (langkah) III disebut langkah usaha
yaitu proses pembakaran yaitu proses pembakaran
- Kedua klep tertutup, pembakaran - Kedua klep tertutup, bahan bakar
bahan bakar + udara terjadi disemprotkan ke dalam silinder melalui
- Torak bergerak dari TMA ke TMB injector dan pembakaran terjadi
- Torak bergerak dari TMA ke TMB
4. Tak (langkah) IV disebut langkah 4. Tak (langkah) IV disebut langkah
Pembuangan Pembuangan
- Klep pembuangan terbuka dan klep - Klep pembuangan terbuka dan klep
pemasukan tertutup pemasukan tertutup
- Gas bekas hasil pembakaran keluar - Gas bekas hasil pembakaran keluar
melalui saluran pembuangan melalui saluran pembuangan
- Torak bergerak dari TMB ke TMA - Torak bergerak dari TMB ke TMA
14

C. Sistem Pelumasan
Dalam sistem pelumasan ini akan terkait dengan pemeliharaan suatu motor
(mesin) yang sangat ditentukan sistem pelumasan, apabila suatu mesin tidak dijaga
(diperhatikan pelumasannya) akan terpengaruh terhadap umur mesin, karena mesin
itu akan mengalami kerusakan antara lain :
o Klep terbakar
o Klep bisa bengkok
o Torak macet
o Poros terbakar
Untuk menghindari hal-hal tersebut harus diperhatikan :
o Gunakan oli dengan kualitas baik
o Jangan selalu berganti-ganti merek oli
o Periksa oli motor (mesin) sebelum dihidupkan
o Ganti oli tepat waktunya
Kegunaan dari pelumasan adalah :
o Mengurangi gesekan
o Mengurangi keausan/kerusakan
o Mengurangi pemborosan tenaga
o Dapat menyerap dan melepaskan panas
o Dapat melunakkan getaran-getaran pada bagian yang bergerak (berputar).
Fungsi pelumasan adalah
o Untuk memberi pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak (bergesek)
o Sebagai bantalan (penyangga) antara dua bagian yang bergerak (bergesek)
o Sebagai pendinginan
o Sebagai penghantar panas dari dinding torak ke dinding selinder
o Sebagai seal untuk mencegah kebocoran kompresi ke ruang engkol
o Sebagai pencuci bagian yang aus.
Bagian- bagian yang perlu dilumasi adalah :
15

o Dinding silinder
o Dinding torak
o Pen torak
o Poros engkol (crankshaft)
o Mekanisme klep
Untuk mendapatkan penggunaan oli yang baik harus diedarkan ke bagian-
bagian yang memerlukan dilakukan dengan cara :
o Cara percikan yaitu dengan menggunakan sendok oli dan stang torak. Cara ini
biasanya dipakai pada motor kecil
o Cara olesan yaitu oli dioleskan ke bagian-bagian yang memerlukan
o Cara pompa oli yaitu digunakan dengan cara menggunakan pompa oli untuk
diedarkan ke bagian-bagian yang memerlukan, cara ini ada beberapa tipe
yaitu:
 Tipe plunyer
 Tipe roda gigi
 Tipe trichoid (rotor, bintang)

Klasifikasi oli pelumas


1. Berat jenis oli
Semua oli mempunyai berat jenis yang berbeda sesuai mereknya dan
penggunaannya.
API = American petroleum Institute yaitu berat jenis oli dan penggunaannya :
Untuk motor bensin:
 Service ML (Motor Hight)
 Service MM (Motor Medium)
 Service MG (Motor Severe)
Untuk motor Diesel
 Service DG (Diesel General)
 Service DM (Diesel Medium)
16

 Service DS (Diesel Severe)

2. Kekentalan oli (Viskositas oli)


Semua oli akan berkurang derajat kekentalannya atau menjadi encer apabila
mendapat panas dan makin kental apabila suhu menjadi rendah. Oleh karena itu
derajat kekentalan oli sangat ditentukan oleh suhu (temperatur).
SAE = Society Automotive Engineers, telah mengklasifikasikan oli
berdasarkan sifat tersebut di atas dengan memberikan angka dibelakang
SAE, makin besar angkanya makin kental oli tersebut seperti:
 Oli SAE 20 untuk oli hydrolis
 Oli SAE 30 untuk oli mesin
 Oli SAE 40 untuk oli mesin
 Oli SAE 90 untuk transmisi (roda gigi)
 Oli SAE 140 untuk oli garden

D. Sistem Pendinginan
Pendinginan suatu mesin sangat penting karena dapat merusak mesin dan oli
pelumas apabila tidak dijaga pendinginnya.
Tujuan dari pendinginan;
 Mencegah kenaikan suhu menjadi terlalu tinggi
 Mencegah kerusakan kekentalan oli
Bagian-bagian yang perlu didinginkan
 Dinding silinder
 Dinding torak
 Mekanisme klep
Ada beberapa macam sistem pendinginan yaitu:
1. Sistem pendinginan dengan udara
17

Sistem pendinginan ini udara dialirkan pada motor terutama pada bagian
kepala silinder. Udara dihembuskan dengan bantuan kipas angin, atau dapat juga
oleh laju gerakan dari motor, seperti pada sepeda motor.
Pada semua motor dengan pendinginan udara selinder-selindernya dilengkapi
dengan rusuk-rusuk berupa sirip pendingin di daerah blok . Rusuk-rusuk ini untuk
memperbesar luas yang dapat menyerahkan panas kepada udara pendingin.
Untuk mendapatkan udara yang banyak, diadakan perluasan pada
permukaannya yaitu di daerah silinder blok dibuat bersirip.
Udara merupakan bahan pendinginan yang buruk, disebabkan karena 1 kg
(0.77 m3) udara hanya dapat menerima 1 kJ tiap derajat Celsius. Panas jenis udara
adalah 1 kJ/kg 0C.
Oleh karena bahan pendinginan dengan udara hanya dapat dipergunakan
apabila:
a. Udara itu tersedia dalam jumlah yang besar
b. Motor dengan berdaya kecil

2. Sistem pendinginan dengan minyak (oli)


Minyak pelumas (oli) biasa juga dipergunakan untuk pendinginan. Akan tetapi
minyak pelumas hanya dapat menerima 1.7 kJ tiap 1 kg tiap derajat Celsius.
Sistem pendinginan dengan minyak pelumas agak lebih baik dibandingkan dengan
sistem pendinginan udara.

3. Sistem pendinginan dengan air


Air adalah merupakan bahan pendinginan yang paling baik, oleh karena itu air
dapat menerima sekitar 4.2 kJ panas tiap 1 kg tiap derajat Celsius. Selain itu
jumlah air yang mengalir di sekitar selinder. Sistem pendinginan dengan air harus
dilengkapi dengan sistem radiator bersama dengan kipas angin untuk mencegah
suhu air bisa naik menjadi lebih.
18

BAB IV
POMPA PENGAIRAN
A. Pengertian
Pompa adalah suatu pesawat pengangkut zat cair dari tempat lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi. Pengangkutan zat cair itu pertama kali diperoleh dari energi
kinetik kemudian berangsur-angsur berubah menjadi energi potensial. Spesifikasi pompa
itu dinyatakan dengan jumlah zat cair yang dapat diangkut persatuan waktu dan tinggi
energi angkat. Faktor energi angkat tersebut menyatakan kemampuan pompa untuk
menaikkan zat cair itu. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa untuk
tujuan sistem pengairan adalah:

B. Jenis Pompa
Jenis pompa yang dipergunakan untuk keperluan irigasi antara lain:
a. Pompa Plunyer (Piston). Pompa ini merupakan pompa bolak-balik. Kapasitas
pompa ini sangat tergantung dari ukuran silinder, panjang langkah dan kecepatan
streke. Pompa ini cocok untuk menaikkan air dengan jumlah yang kecil dengan
tinggi angkat yang lebih besar, sehingga penggunaan pompa ini paling cocok
untuk areal yang kecil.
b. Pompa sekrup. Pompa ini adalah pompa yang memiliki impeller yang
menyerupai sekrup atau yang berbentuk sudu-sudu untuk menekan air di atas,
dan dapat digunakan untuk kedalaman yang cukup dalam , tetapi karena tinggi
angkat tiap-tiap sudu terbatas sehingga pompa ini harus dibuat impeller
bertingkat-tingkat pada sebuah poros secara berurutan. Oleh karena itu lebih
cocok untuk daerah yang muka airnya berubah-ubah. Akan tetapi apabila terjadi
kerusakan sulit untuk diperbaiki dan sukar perawatannya.
c. Pompa Turbin. Pompa ini dibuat dengan susunan impeller yang bertingkat-
tingkat pada sebuah poros vertikal seperti hal pompa sekrup. Dalam hal ini
merupakan pompa yang memerlukan daya yang besar dan dipergunakan untuk
sumur yang sangat dalam dengan pengangkutan yang lebih tinggi, akan tetapi
19

efisiensi yang dihasilkan adalah rendah, serta apabila terjadi kerusakan sulit
diperbaiki.
d. Pompa Sentrifugal. Pompa ini umumnya digunakan untuk irigasi, dimana pada
volume yang sama harga pembeliannya lebih rendah, tidak banyak bagian yang
bergerak, lebih sedikit memerlukan tempat, jumlah putaran tinggi, jalan tenang,
aliran airnya tidak terputus-putus. Akan tetapi efisiensinya lebih rendah, kurang
cocok untuk zat cair kental, dan tidak bisa terdapat udara pada pipa isap.

C. Kapasitas pompa
Dalam menentukan kapasitas pompa air hal yang perlu diketahui yaitu:
a. Debit pompa teoritis
Menurut Monson et al. (1990) bahwa kapasitas pompa secara teoritis diperoleh
dengan persamaan :
Keterangan
Qpt = debit pompa teoritis (m3/dt)
Cq = koefisien aliran air
n = putaran pompa (rpm)
D = diameter pompa (m)
Nilai Cq = 0,4 pada efisiensi puncak pompa yang tergantung dari spesifikasi
pompa itu sendiri, nilai range yang biasanya sekitar 0,1 – 0,6

b. Debit pompa aktual


Debit aktual yang dimaksudkan adalah debit air yang keluar dari pompa yang
ditentukan dengan persamaan:

Qa = A . V (m3/dt)

Keterangan
Qa = debit air aktual (m3/dt)
A = luas penampang pipa tekan (m2)
V = kecepatan air yang keluar pipa tekan (m/dt)
20

c. Tenaga Air
Tenaga air yang dibangkitkan oleh pompa ditentukan dengan persamaan :
Keterangan :
WHP = tenaga air (kW)
Qa = debit air aktual (m3/dt)
Ht = heat total (m)

d. Tenaga dari motor :


Keterangan:
BHP = tenaga yang dibangkitkan motor (kW)
ῃ = efisiensi pompa (%)

o Kerugian karena kecepatan (Hv)


V2
HV = (m)
2g

o Kerugian-kerugian yang lain (HL) adalah :


V2
HL = KL (m)
2g
Kerugian-kerugian yang lain ini akan terjadi disebabkan oleh karena adanya:
katup (klep), saringan, belokan, sambungan, gejolak dalam pipa sehingga
hasil total kerugian di dalam pipa isap dan pipa tekan adalah:

Ht = (H + Hf + Hv + ∑HL)s + (H + Hf + Hv + ∑HL)d

Keterangan
Ht = head (tinggi) total air (m)
H = tinggi dari bawah ke pusat pompa dan dari pusat pompa ke atas (m)
S,d = simbol dari pipa isap dan pipa tekan
21

e. Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan prestasi suatu pompa untuk menaikkan zat cair
dengan persamaan:

Qa
ῃ= 100 % (%)
Qpt

Keterangan
ῃ = efisiensi pompa (%)
Qpt = debit pompa teoritis (m3/dt)
Qa = debit pompa aktual (m3/dt)

Anda mungkin juga menyukai