MANAJEMEN MARIKULTUR
Oleh :
Andika Cipta Maulana (19542430020)
Dosen Pengasuh :
YuliusKisworo, SP., Msi
Rangkuman materi:
Rizka : Berapa lama masa pembesaran abalone sampai dengan siap panen?
Jawab : Pemeliharaan berlangsung selama 8 sampai 12 bulan
Kerang hijau (Perna viridis) termasuk binatang lunak (Moluska) yang hidup di laut
terutama pada daerah litoral, memiliki sepasang cangkang (bivalvia), berwama hijau egak
kebiruan. Insangnya berlapis-lapis dan berkaki kapak serta memiliki benang byssus. Kerang
hijau adalah "suspension feeder", dapat berpindah-pindah tempat dengan menggunakan kaki dan
benang "byssus", hidup dengan baik pada perairan dengan kisaran kedalaman 1 m sampai 7 m.
Syarat Lokasi Budidaya
• Pastikan lokasi yang dipilih bebas dari limbah beracun seperti tembaga, seng, merkuri,
timah hiam dan lainnya.
• Hindari juga lokasi yang berdekatan dengan sungai untuk menghindari limbah rumah
tangga seperi detergen dan sabun mandi.
• Lokasi yang baik adalah lokasi yang memiliki suhu berkisar antara 27-37 derajat celcius
dan tingkat pH di angka 6-8.
Budidaya Kerang Hijau
Metode rakit tancap adalah metode yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Cara ini
merupakan gabungan dari dua cara ternak, yaitu tancap dan rakit apung. Caranya adalah dengan
menancapkan bambu sampai dasar perairan. Pastikan lokasi rakit sudah dihitung berdasarkan
tinggi rendahnya air apabila sedang pasang atau surut. Hal ini penting supaya rakit tidak
mengalami kekeringan. Kemudian menempatkan tali kolektor di rakit tancap. Jarak yang
direkomendasikan untuk masing-masing tali adalah satu
meter.
Cara perkembangbiakan kerang hijau adalah dengan pembuahan luar, yaitu mengeluarkan
sel sperma dan sel telur di air dan membiarkannya bercampur. Percampuran tersebut akan
menghasilkan pembuahan. Hanya dalam waktu 24 jam, telur akan menetas dan menjadi larva.
Larva akan tumbuh menjadi spat/benih sampai umur 15 – 20 hari. Setelah itu, mereka akan
tumbuh menjadi kerang hijau dewasa di usia 5 – 6 bulan.
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan kerang hijau disesuaikan dengan metode budidaya, laju pertumbuhan, lama
pemeliharaan, ukuran pasar dan kualitas yang dikehendaki. Ukuran konsumsi kerang hijau antara
6 – 8 cm atau kerang sudah gemuk (matang gonad). Setelah dipelihara selama 6-7 bulan, kerang
hijau dapat mencapai ukuran 7,6 – 8,6 cm, dari ukuran awal 2 – 3 cm atau pertumbuhan rata-rata
per bulan + 0,8 cm.
Budidaya dengan metode rakit tancap pemanenannya cukup sederhana, kolektor kolektor
diambil/dicabut dengan menggunakan pisau , kerang dilepaskan satu persatu dari kolektor
kemudian ditampung.
TABEL DISKUSI :
JUDUL: Penerapan Kantong Jaring Ukuran Mini untuk Produksi Lobster Ukuran
Super di Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara.
NAMA PEMAKALAH/NPM : Lara Sari (19542430001)
NAMA MODERATOR/NPM: Elma Yunita (18542430004)
NAMA NOTULEN/NPM : Dimas Immanuel Siagian (18542430003)
TANGGALPRESENTASI. :Rabu 3 November 2021
Pendahuluan
B. Metode
Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan penyuluhan,pelatihan/bimbingan teknis,
penyediaan sarana produksi, penebaran lobster,ukuran juvenil, pemeliharaan
lobster (pemberian pakan, sanitasi, kontrol hama), panen selektif dan pemasaran
lobster dalam keadaan hidup yang berukuran super.
C. Lobster Mutiara (Panulirus ornatus)
F. Pemeliharaan Lobster
H. Keberhasilan Kegiatan
I. Kesimpulan
Materi
Rumput laut
Metode yang digunakan adalah kajian deskriptif dan kuantitatif. Kajian deskriptif adalah
metode kajian yang meneliti suatu keadaan dengan tujuan membuat deskripsi dan gambaran
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta- fakta di lapangan pengkajian serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Data yang dikumpulkan terdiri atas data sekunder dan
data primer. Data primer berasal dari lokasi pengkajian secara langsung, baik yang dilakukan
melalui kuesioner, wawancara maupun diskusi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
survey instansional yang berupa peraturan-peraturan, laporan-laporan dan data tertulis lainnya
yang berhubungan dengan pengkajian ini.
Potensi Komoditas Rumput Laut
Untuk mengembangkan suatu komoditas sangat diperlukan dukungan sumberdaya alam, yang
meliputi sumberdaya lahan, serta sumberdaya manusia dalam jumlah maupun kualitas yang
memadai.
Keberhasilan usaha budidaya rumput laut sangat tergantung pada berbagai hal yang saling
terkait antara lain :
1. Sebaran agroindustri olahan rumput laut di Kabupaten Sumenep sangat terbatas, hal tersebut
terlihat dari jumlah kecamatan yang terdapat agroindustri olahan rumput laut. agroindustri olahan
rumput laut hanya ada di 2 kecamatan dari 27 kecamatan yang terdapat di
2. Rumput laut di Kabupaten Sumenep dapat diolah menjadi berbagai produk seperti agar-agar,
manisan, krupuk, dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan terciptanya cluster industri, yaitu
berupa industry pengolahan baik secara mandiri maupun kelompok yang nantinya dapat
menyerap tenaga kerja dan menambah penghasilan masyarakat.
3. Potensi (posisi) agroindustri olahan rumput laut pada tingkat kecamatan di Kabupaten
Sumenep melalui Pendekatan Metode Eksponensial.
Tabel Disklusi
Usaha pengembangan
Andika budidaya rumput laut di Keunggulannya
kabupaten Sumenep
memiliki keunggulan - Budidaya sederhana
- Masa pemeliharaan
singkat,
- Tidak merusak
lingkungan,
PENDAHULUAN
Udang windu merupakan komoditas budidaya perairan yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi. Secara umum, budidaya udang di Indonesia telah dilakukan sejak lama. Namun
budidaya udang secara intensif baru berkembang pesat pada pertengahan tahun 1986.
Menurut morfologis, udang windu terbagi dua bagian, yang pertama bagian
Cephalothorax atau bagian kepala dan dada dan bagian Abdomen atau perut. Untuk lebih lanjut
berikut morfologi udang windu, Bagian Cephalotorax dari udang windu dilindungi oleh kulit
chitin yang tebal dan keras, kulit chitin tersebut dinamakan Carapace. Pada bagian kepala,
udang windu memiliki cucuk kepala atau rostrum, rostrum dari udang windu mempunyai rumus
7/3 yang artinya gigi pada bagian atas cucuk kepala ada 7 buah dan di bawah ada 3 buah.
Pola hidup yang merupakan sifat dasar dari udang adalah bersifat bentik dan nokturnal.
Sifat bentik dimulai sejak udang bermetamorfosis menjadi PL (Bailey-Brock dan Moss, 1. Oleh
karena itu, sifat bentik dapat menjadi dasar pertimbangan manajemen lingkungan tambak. Sifat
nokturnal, yaitu aktif pada malam hari, dapat digunakan sebagai dasar untuk manajemen pakan
yang berarti bahwa prosentase pakan yang lebih banyak harus diberikan pada malam hari; atau
implikasinya adalah dengan memperdalam kolom air (yaitu >1m).
Lingkungan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan udang adalah yang
mampu menyediakan kondisi fisika, kimia, dan biologi yang optimal. Kondisi lingkungan fisik
yang dimaksud antara lain suhu dan salinitas. Kondisi lingkungan kimia antara lain meliputi
pH, oksigen terlarut (DO), nitrat, ortofosfat, serta keberadaan plankton sebagai pakan alami
mikroorganisme patogen.
Suhu merupakan salah satu faktor pengendali kecepatan reaksi biokimia karena dapat
menentukan laju metabolisme melalui perubahan aktivitas molekul yang terkait Pada banyak
kasus, keberhasilan budidaya udang terjadi pada kisaran suhu perairan 20- 30˚C
Secara umum, udang windu tumbuh baik pada salinitas yang ideal untuk pembesaran
udang windu berada pada kisaran 15-25‰.
Untuk kondisi pH perairan tambak selama pemeliharaan harus dipertahankan pada
kisaran 7,5-8,5 (Law, 1988 dan Chien, 1992) serta pH minimum pada akhir pemeliharaan
sebesar 7,3 (Chen dan Wang, 1992).
1) komponen makro, 2) komponen mikro, dan 3) komponen suplemen atau ‘food additives’.
Protein, karbohidrat, dan lemak termasuk dalam komponen makro; sedangkan yang termasuk
dalam komponen mikro adalah vitamin, mineral dan zat pengikat (‘binder’). Berbagai senyawa
yang seiring dimasukkan ke dalam komponen food additives meliputi senyawa antioksidan,
antibiotik, atraktan, pewarna, enzim dan vitamin atau mineral tunggal yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam pakan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk mendukung pertumbuhan maksimum dan
pemenuhan kebutuhan energinya, udang membutuhkan protein pakan pada konsentrasi yang
tinggi termakan dalam jumlah yang besar. Sebagai gambaran dapat dijelaskan dengan
menggunakan pendekatan nilai ‘food conversion ratio’ (FCR).
Berbagai masalah yang telah diuraikan tersebut di atas dapat diperbaiki dengan tiga
cara, yaitu melalui: (1) manajemen biota, (2) manajemen lingkungan, serta (3) manajemen
pakan yang baik. Dari beberapa alternatif, budidaya dengan resirkulasi merupakan suatu
alternatif yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan guna menanggulangi
permasalahan dalam budidaya udang.
KESIMPULAN
Sistem budidaya udang windu secara tertutup dapat dipakai sebagai alternatif budidaya
yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produksi udang yang tinggi secara lestari.
Kinerja sistem budidaya tersebut akan lebih baik bila didukung dengan manajemen biota,
manajemen lingkungan dan manajemen pakan.
NO NAMA PENANYA TRANSKRIP DISKUSI
PERTANYAAN JAWABA
N
1. Sari Cahyati Apa perbedaan hidup udang Untuk perairan dangkal perlakukan
windu di perairan dangkal lebih terkontrol, lebih terawasi baik dari
dengan yang dibudidayakan ? makanan, pengendalian penyakitnya,
lingkungan perairan atau kualitas airnya
dilihat dari parameter fisika, kimia, dan
biologi.
2. Muhammad Selain suhu apa saja faktor Faktor yang mempengaruhi dalam
Ansari yangmempengaruhi dalam pertumbuhan udang windu selain suhu
perkembangan atau adalah lingkungan, makanan seperti
pertumbuhan udang windu ? komponen protein, lemak, vitamin dan
mineral, untuk mempercepat
pertumbuhan yang optimal perlu
kandungan protein yang tinggi, salinitas
yang ideal dan Ph yang sesuai untuk
budidaya.
RESUME DISKUSI MANAJEMEN MARIKULTUR
Lokasi budidaya harus bebas dari polusi, limbah, sampah, bahkan kalau bisa lokasi tersebut dinilai cukup aman dari badai maupun cuaca ekstrim, agar tidak
mengganggu perkembangan budidaya lobster mutiara.
2. Memeriksa kedalaman Air di Lokasi Budidaya
Untuk budidaya lobster mutiara, kedalaman air idealnya adalah 5 sampai 15 meter
Di ukur dari bawah permukaan laut.Untuk suhu air 28-39 derajat Celcius, keasaman air pH 7-8.5, kemudian salinitas: 28-35 ppt,dan kecepatan arus sekitar
25-50 cm/ detik
3. Mempersiapkan kolam
Kolam budidaya lobster mutiara adalah berbentuk jaring apung.Umumnya dalam satu kolam dapat menampung mulai 20 hingga 50 ekor lobster mutiara.
Jaring dipasang dengan rapat, pastikan tidak mudah putus oleh gelombang air laut serta buat tempat persembunyian bagi lobster.
4. Memilih Bibit
Bibit lobster dengan kualitas unggul akan lebih baik didapatkan dari alam langsung, yakni dengan membeli dari nelayan atau dengan membeli larva lobster
dari petani lokal .Pilih bibit yang berbobot 10 sampai 30 gram per ekornya pastikan ukurannya juga juga seragam.Larva harus melalui 4 tahap pertumbuhan
larva sebelum menjadi lobster.
5. Mengkarantina Bibit Lobster
Bibit juga harus melalui proses aklimatisasi terlebih dahulu yakni dengan mengapungkan bibit pada permukaan laut, supaya bibit dapat beradaptasi dengan
suhu kolam.Proses aklimatisasi ini berlangsung selama 25 sampai 30 menit. Baru setelah itu bibit disebar yang baiknya dilakukan saat pagi hari atau sore dan
malam hari serta hindari saat cuaca sedang terik atau hujan.
6. Pakan untuk Lobster mutiara
Di habitat aslinya, lobster mutiara memakan Ikan, krustasea kecil, dan moluska. Sedangkan di penangkaran atau budidaya, lobster Mutiara umumnya diberi pakan
berupa ikan rucah segar, bekicot, tiram, maupun pakan Lainnya seperti pelet tenggelam, sayur-sayuran seperti zucchini, daun kubis, kacang Polong yang sudah
dikupas, atau makanan beku seperti daphina, ikan beku, cacing darah,
Serta udang air asin. Lobster mutiara juga dapat diberikan ayam yang sudah dimasak Sesekali.
Salinitas dan pH air kolam harus benar-benar dipertahankan. Salinitas air ideal Untuk budidaya lobster mutiara adalah 30 sampai 35 ppt
9. Perawatan
10. Panen
lobster mutiara sudah dapat dilakukan saat lobster berumur 6 sampai 7 bulan dengan berat minimal 1 kg.
TRANSKRIP
NO NAMA PENANYA DISKUSI
PERTANYAAN JAWABAN
1 Erwin Fadillah/19542430006 Tujuan dari proses aklimatisasi? Dari Muhammad Ansari/ : “Aklimatisasi
dilakukan guna mencegah terjadinya shock
lingkungan pada ikan. Hal ini disebabkan
perbedaan pH, suhu dan kualitas air yang
sebelumnya ke tempat yang baru. Aklimatisasi
juga dilakukan untuk mencegah terjadinya
kematian masal akibat stress lingkungan atau
proses fisiologis dan osmoregulasi yang
mendadak berubah.
Proses penyesuaian atau adaptasi fisiologis dari
1. Jadi untuk budidaya lobster sama saja dengan pada budidaya ikan pada umumnya yaitu melakukan karantina,proses aklimatisasi yaitu agar ikan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan.
2. Hal hal yang diperhatikan adalah kualitas airnya, tempatnya, ruangannya itu disesuaikan dengan proses fisiologis nya serta metabolismenya.
3. Dengan cara dipindah secara bertahap,yang diharapkan proses suatu budidaya itu jangan sampai kultivan budidaya terjadi syok karena dapat
mengakibatkan kematian.
4. Tanda-tanda kematian lobster ini seperti Lobster bergerak ke arah permukaan air, kemudian jika timbul Lobster setelah dipindah akan mengalami
kegagalan.
5. Untuk pakan secara alami crustacea semuanya memakan makanan yang hidup/hewan-hewan lunak, protozoa, plankton,ikan-ikan kecil yang bisa
ditangkapnya.
6. Pada saat anakan/juvenil sampai dewasa pola hidup bentuk pakannya berbeda.
7. Kalau untuk yang masih kecil itu dicincang dulu disesuaikan dengan bukaan mulutnya (bisa dilihat dari sapitnya udang/lobster maka seperti itulah kurang
lebih bentuk pakan yang diberikan (disamakan).Sedangkan untuk yang sudah besar bisa saja diberikan pakan yang bentuknya besar namun harus
disesuaikan lagi dengan bukaan mulutnya.
8. Pemberian pakan untuk ukuran Lobster diatas 200kg/300kg dengan potongan ikan yang besar bisa dengan cara diikat atau ditaruh di sekitar tempat
persembunyian atau tempat berlindung Lobster seperti di didepan pipa karena bertujuan untuk mengurangi gerakan aktivitas si Lobster dan agar si
Lobster bisa cepat bertumbuh.
9. Untuk Lobster jika diberikan pakan pabrik akan sulit apalagi jika lobster nya diambil dari benih alami karena dia sudah terbiasa makanan yang
alami/segar.Dan juga untuk pakan yang diolah sendiri akan sulit karena mudah hancur atau pecah.
10. Jadi pertumbuhan Lobster ini lambat karena selama pertumbuhan itu mengalami metamorfosis yaitu pergantian kulit (moulting) yang awalnya cangkang
nya lemah sampai menjadi keras yang proses tersebut cukup memakan energi yang besar dan karena itu juga Lobster berlindung untuk terhindar dari
predator.Proses itulah yang menyebabkan pertumbuhan lobster menjadi lambat yang kira-kira 2-3 hari untuk proses pergantian kulit.Untuk budidaya
memakan waktu sekitar 6-10 bulan.
11. Pemberian pakan disesuaikan dengan metabolisme lobster.Dengan pemberian pakan di pagi hari itu sedikit sedangkan di sore hari lebih banyak dan
disesuaikan dengan bukaan mulutnya serta proses pergantian kulitnya.
12. Pemilihan lokasi disesuaikan dilihat juga keinginan lobster itu secara alami sesuai dengan lingkungannya seperti salinitas,ph nya juga diperhatikan.Jika
daerahnya dipengaruhi pasang surut makan disarankan di tengah laut yaitu sekitar jauh dari pantai diatas 200 meter dari garis pantai untuk
budidaya.Diatas 3 meter pasang surut terendah di suatu daerah.
13. Budidaya lobster bisa dilakukan dengan left base atau water base bisa dengan menggunakan keramba jaring apung.
14. Untuk keramba diatas 5 meter jangan di bawah 5 meter karena mempertimbangkan konstruksi kerambanya,untu netnya juga atau tali rawai harus lebih
dari itu agar tidak tenggelam saat terjadi pasang surut tinggi.
RESUME DISKUSI MANAJEMEN MARIKULTUR
PENDAHULUAN
Cephalopoda berasal dari bahasa yunani "kaphale" yang berarti kepala dan "podos" yang berarti kaki. Atau dengan kata lain, bentuk hewan ini seperti kepala yang
berkaki. [1] Hewan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah gurita, cumi-cumi, sotong (en: cuttlefish), dan Nautilus. Predator laut ini menangkap mangsa dengan
tentakelnya, kemudian melumpuhkannya dengan paruh yang ada di mulutnya. Sayangnya, kelas Cephalopoda hanya memiliki jumlah spesies yang sedikit, yaitu
sekitar 800-900 spesies.
Ciri-ciri utama dari Cephalopoda adalah bentuk/ukuran kepalanya yang mencolok, yang dikelilingi oleh lengan atau tentakel. Hewan dalam kelompok ini hanya
eksklusif hidup di air laut dan tidak ada yang mampu hidup di air tawar, akan tetapi ada yang ditemukan di air payau. Hewan ini juga merupakan satu-
satunya Mollusca yang memiliki sistem peredaran tertutup, di mana darah terpisah dengan cairan di dalam rongga tubuh. [2]
Karakteristik lain dari hewan ini adalah bersifat sebagai predator. Kaki-kaki pada hewan ini berevolusi menjadi rangkaian lengan dengan jonjot-jonjot penghisap
yang membantu mendapatkan makanan, bergerak, dan bahkan untuk reproduksi. Terdapat dua istilah pada kaki-kaki ini, yaitu lengan dan tentakel. Tentakel
merupakan "kaki" yang aktif untuk menangkap mangsa, sedangkan "kaki" yang lain disebut dengan lengan. Pada lengan, jonjot penghisap berada di sepanjang
lengan; sedangkan pada tentakel, jonjot penghisap hanya ada di ujungnya. Tentakel juga umumnya lebih panjang dari lengan. Maka dari itu (umumnya):
Gurita memiliki delapan lengan;
Cumi-cumi dan sotong memiliki delapan lengan dan dua tentakel; dan
Nautilus memiliki 80-90 tentakel tanpa penghisap.
Cephalopoda umumnya melindungi diri dengan menggunakan tinta atau dengan menyamar (berkamuflase) dengan lingkungan sekitarnya. Sebagian besar hewan ini
memiliki kantong tinta yang mengandung cairan melanin (pigmen warna gelap). “Tinta” ini dikeluarkan bersamaan dengan pendorong jet sehingga hewan ini dapat
bergerak cepat sekaligus mengaburkan pandangan musuh. Untuk menyamar, hewan lunak ini menggunakan kromatofora (en: chromatophores), yaitu sel-sel epitel
yang mengandung pigmen warna. Selain itu, hewan ini juga dapat memutuskan lengannya untuk mengelabui predator.
NO NAMA TRANSKRIP DISKUSI
PENANYA PERTANYAAN JAWABAN
1. Sari Cahyati Karakteristik => pungsi Cephalopoda umumnya melindungi diri dengan
kantong cephalopoda? menggunakan tinta atau dengan menyamar
(berkamuflase) dengan lingkungan sekitarnya.
Sebagian besar hewan ini memiliki kantong
tinta yang mengandung cairan melanin (pigmen
warna gelap). “Tinta” ini dikeluarkan bersamaan
dengan pendorong jet sehingga hewan ini dapat
bergerak cepat sekaligus mengaburkan pandangan
musuh. Untuk menyamar, hewan lunak ini
menggunakan kromatofora (en: chromatophores),
yaitu sel-sel epitel yang mengandung pigmen
warna. Selain itu, hewan ini juga dapat
memutuskan lengannya untuk mengelabui
predator.
Lobster tidak memiliki tulang dalam seluruh tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat tanduk. Cangkang ini akan mengelupas
secara periodik seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan perut. Bagian kepala
ditutupi cangkang yang disebut karapak. Fungsinya untuk melindungi otak insang, hati dan lambung.
Lobster tidak begitu senang dengan panas matahari sehingga hidupnya banyak dihabiskan di dalam lubang persembunyian. Lobster air tawar
bergerak sangat lamban pada siang hari, tetapi akan berubah agresifpada malam hari karena lobster termasuk hewan nocturnal yaitu hewan yang
aktif mencari makan pada malam hari. Makanan lobster antara lain yaitu biji-bijian, sayuran, lumut, daging segar, cacing dan bangkai binatang
sehingga digolongkan sebagai hewan omnivore.
Lobster hanya kawin jika telah menemukan pasangan yang cocok. Meskipun telah bertemu lobster tidak akan melakukan perkawinan jika tidak
cocok. Di habitat aslinya, lobster mulai kawin saat berumur 1 tahun dan terjadipada awal musim hujan. Perkawinan biasanya dilakukan malam
hari. Sepuluh hari setelah kawin, telur yang telah dibuahi induk jantan akan terlihat melekat di bawah perut induk betina. Telur ini akan menetas
1,5 bulan setelah pembuahan.
Molting terjadi seiring perkembangan ukuran tubuhnya, sejak masih kecil hingga dewasa. Namun semakin dewasa, pergantian cangkang akan
semakin berkurang. Molting adalah saat yang paling rawan bagi lobster. Saat itu tubuhnya tidak terlindungi oleh apapun sehingga sangat lemah
dan mudah dimangsa oleh lobster lain. Karena itu, saat sedang molting lobster akan berdiam diri di dalam lubang persembunyiannya.
Lingkungan Ekonomi Analisis manfaat bisnis ini adalah agar bisnis dapat:
2. Menggunakan sumber daya lokal sumber daya lokal misalnya bahan baku.
3. Menghasilkan dan menghemat devisa Penggunaan lobster air tawar yang diambil dari produk lokal
6. Menambah pendapatan nasional Sudah jelas bahwa dengan tumbuhnya bisnis di dalam negeri
B. Lingkungan Teknologi
Dalam melakukan bisnis ini, memerlukan ketelitian dan pengawasan yang baik terhadap lobster air tawar.
B. Lingkungan Politik dan Hukum Perusahaan
kala kecil ini akan beroperasi di jalan Flamboyan Gang kana no 2 daerah Karangasem karena wilayah ini cukup strategis untuk memelihara lobster
air tawar dan banyak keluarga yang dapat mengurus, merawat dan mengawasi perkembangan lobster.
D. Lingkungan Sosial dan Budaya
Dampak dari pelaksanaan bisnis ini adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan lapangan kerja.
2. Perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan.
3. Perubahan pola kehidupan masyarakat.
ANALISIS ASPEK PEMASARAN
A. Pangsa Pasar
Ada dua pangsa pasar yang dapat menjadi sasaran pemasaran hasil panen lobster air tawar, yaitu pasar dalam negeri dan pasar luar negeri
Untuk pasar dalam negeri, permintaan lobster datang dari sesama pembudidaya atau rumah makan yang menyediakan menu lobster.
Selain pasar dalam negeri, permintaan lobster untuk diekspor pun sangat terbuka lebar.
A. Lokasi
pemilihan lokasi harus memperhatikan sarana dan prasarana pendukung. Faktor yang harus diperhatikan adalah lokasi pasar yang dekat,
tersedianya sumber air yang bersih dan mudah mendapatkan makanan. Selain itu, keamanan di lokasi tersebut juga harus diperhatikan
mengingat lobster memiliki nilai jual ekonomis yang tinggi.
B. Pemilihan wadah pemeliharaan
Dalam budidaya lobster air tawar skala kecil, ada beberapa wadah yang dapat digunakan untuk memelihara lobster, yang terpenting,
wadah tersebut dapat ditempatkan di lahan yang tidak terlalu luas. Kolam atau wadah dapat berupa akuarium, bak plastik atau bak
fiberglass dan kolam semen.
C. Peralatan pendukung
Dalam budidaya lobster air tawar skala kecil, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung untuk menunjang keberhasilannya. Berikut
beberapa peralatan yang harus disiapkan terlebih dahulu.
D. Sumber dan Kualitas Air
1. Sumber air
2. Kualitas air
E. Pembenihan Lobster Air Tawar
Pembenihan tomerupakan proses untuk mendapatkan benih atau anak lobster yang baru. Pembenihan dilakukan dengan cara
mengawinkan induk jantan dengan induk betina yang telah matang alat kelamin. Benih yang dihasilkan nantinya bisa dijual ke
pembudidaya lain atau dibesarkan.
F. Jenis Lobster di Indonesia Beserta Peluang Bisnisnya
Meski rasanya lebih gurih, lezat, dan besar, lobster sendiri memang masih masuk ke dalam keluarga udang. Hal tersebut dikarenakan
bentuknya mirip seperti udang, namun lebih besar. Memiliki rasa daging yang lezat dan gurih, lobster memang biasa dikonsumsi, sebagai
salah satu hidangan mewah. Bahkan, untuk bisa makan hidangan lobster yang enak, kamu harus datang ke restoran besar. Jika tidak ingin
membayar harga terlalu mahal, kamu juga bisa beli lobster di pasar ikan, dan mengolahnya sendiri. Mulai dari dibuat bumbu saos
Padang, asam manis, lada hitam, atau hanya sekadar digoreng atau dibakar saja.
TRANSKRIP DISKUSI
NO NAMA PENANYA PERTANYAAN JAWABAN
1 Sari Cahyati /19542430015 Klasifikasi lobster air tawar diantaranya ada Elma Yunita : “saat molting terjadi kulit kepala
morfologi air tawar, makanan lobster air tawar, lobster akan merekah dan pecah-pecah karena
masa kawin lobster air tawar dan pergantian terdorong oleh pertumbuhan daging-daging
cangkang (Molting) Yang saya tanyakan apa baru kemudian daging-daging baru akan dilapisi
yang akan terjadi pada lobster pada saat molting kulit baru yang sangat lunak dan akan mengeras
itu terjadi ? dalam waktu 24 sampai 48 jam.
2 Muhammad Habib/18542430009 Apa yang membedakan Lobster air laut dan Elma Yunita : ” mungkin perbedaannya dari segi
lobster air tawar coba di jelaskan ? warna kalau nya lobster air Laut mungkin
warnanya lebih cerah kalau untuk air tawar
mungkin agak kurang cerah dikarenakan
perbedaan air”
4 Hilda/19542430003 Di pembenihan lobster air tawar di situ Elma Yunita : “Untuk calon induk yang akan di
ada pemilihan dan perawatan calon induk gunakan minimal harus berusia 6 sampai 7 bulan
itu maksudnya pemilihan itu bagaimana dengan panjang tubuh 12 sampai 15 cm.
dan karakteria induk yang dapat di kemudian untuk pemilihan calon indukan yang
pijahkan itu bagaimana ? berkualitas yang pertama pilih calon induk yang
pertumbuhannya paling cepat dapat dilihat dari
bentuk tubuhnya yang lebih gemuk dari pada yang
lain kedua pilih calon induk yang punya nafsu
makan besar ketiga pilih calon induk yang
bergerak lincah kemudian pilih calon induk yang
badannya yang berwarna cerah”
Tambahan/penjelasan dari Dosen Pengampu Bapak Yulius Kisworo, Spi., M.Si
Lobster ada dua jenis, ada yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut.
Dari adaptasi fisiologis air laut dan air tawar pembatasnya adalah “salinitas”. Yaitu,
perbedaan kadar penyerapan garam perairan. Lobster harus mampu menjaga kadar
ion mineral garam, namun insentitasnya berbeda.
Lobster harus mampu menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh
dengan kadar garam di luar atau di air laut. Jika memiliki salinitas dibawah 25 ppm
maka masuk perairan tawar. Lobster air laut, mempertahankan kadar garam di
dalam tubuh, maka pengeluaran urine jadi sangat sedikit sekali. Juga penyerapan
kadar garam pada insang lobster air laut lebih aktif daripada air tawar, guna menjaga
keseimbangan kadar garam pada tubuhnya. Semua hewan crustacea seperti lobster
tadi, maka memiliki batok cangkang. Kalau di ikan, ada di sisik. Kalau udang,
karapas (moting). Karapas tidak bisa menyesuaikan dengan bentuk tubuh udang atau
lobster. Cara mengganti karapas adalah secara alami, prosesnya memakan waktu
yang berbeda. Fase javenil ebih cepat daripada fase dewasa dalam perubahan
cangkang. Antara 8-10 hari, tergantung kondisi lingkungan. Udang yang melakukan
molting tidak akan makan selama proses pergantian kulitnya. Prosesnya adalah
memecah dari (menit 13.00). Pakan juga memengaruhi proses molting. Kalau di
lobster harus tinggi mineral atau kalsium, agar moltingnya lebih cepat . Bisa dengan
susu yg berkalsium tinggi ditambah telur, dan dipastikan makanan utamanya adalah
hewan dan tumbuhan. Molting hrus aman dan terlindung dari serangan organisme
lain.