Anda di halaman 1dari 38

TUGAS RESUMAN NOTULENSI

MANAJEMEN MARIKULTUR

Oleh :
Andika Cipta Maulana (19542430020)

Dosen Pengasuh :
YuliusKisworo, SP., Msi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAB FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
2021
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN MARIKULTUR
NOTULENSI BUDIDAYA ABALONE

Hari/tanggal : Rabu, 03 November 2021


Pemateri : Ina Santia
Moderator : Dimas Siagian

Notulen : Muhammad Rizka Fauzi

Rangkuman materi:

 Abalone merupakan moluska laut yang memiliki nilai gizi tinggi

 Abalone saat ini lebih banyak diperoleh dari tangkapan alam.

 Kegiatan Budidaya Kerang Abalon meliputi : Pemeliharaan dan seleksi induk,


pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemanenan larva, kultur pakan alami,
pembesaran
 Pemeliharaan dan Seleksi Induk : Wadah pemeliharaan induk terbuat dari bak beton
dengan volume 1,5 m3 dengan padat tebar 200-300 induk/bak.
 Pemijahan : Wadah Aquarium volume 80-100 liter yang dilengkapi dengan
thermometer, aerasi dan haeter otomatis. Perbandingan 1:3, dan waktu pemijahan
23.00-06.00
 Pemeliharaan larva, Kegiatan pemeliharaan larva meliputi : Penyiapan pakan awal
larva, Pemeliharaan larva dan Pemanenan larva
 Pembesaran Abalone, Kegiatan pembesaran abalone meliputi: Persiapan Wadah,
Penebaran Benih, Pemberian Pakan, Pengelolaan Kualitas Air, Pencegahan dan
Pengobatan Penyakit, Sampling Biomassa, Pemanenan
 Kegiatan Pembesaran Abalone dengan Metode Keramba Jaring Apung.Pemberian
Pakan Pakan yang diberikan adalah rumput laut , dengan cara : Pakan diberikan 4-5
hari sekali 2-3kg/unit wadah
 Pemanenan, Ukuran cangkang diatas 8 cm dengan berat 30-40gr
SESI TANYA JAWAB :

Hilda : Apa saja yang perlu diperhatikan dalam budidaya Abalone?


Jawab : Yang perlu diperhatikan dalam budidaya abalone antara lain adalah
 Faktor lingkungan perairan seperti Suhu, pH, dan salinitas
 Pemberian pakan, pakan dari jenis Gracilaria sp, pakan yang akan diberikan sebaiknya
dibersihkan dahulu menggunakan air tawar untuk menghilangkan organisme yang
menempel pada pakan

Rizka : Berapa lama masa pembesaran abalone sampai dengan siap panen?
Jawab : Pemeliharaan berlangsung selama 8 sampai 12 bulan

Syarif H : Adakah kendala dalam budidaya Abalone?


Jawab : hama pepengganggu dan penyaing seperti kepiting dan ikan kerapu
RESUME DISKUSI MANAJEMEN
MARIKULTUR

DosenPengampu : YuliusKisworo, SP., Msi

JUDUL : Budidaya Kerang Hijau(Perna Viridis) DenganMetode Rakit Tancap

PEMAKALAH /NPM : Ika Purnama Sari/19542430007


MODERATOR /NPM : Muhammad Habib 18542430009
NAMA NOTULEN/NPM : Elma Yunita/ 18542430004
TANGGAL PRESENTASI. : Rabu 3 November 2021

Pengertian Karang Hijau

Kerang hijau (Perna viridis) termasuk binatang lunak (Moluska) yang hidup di laut
terutama pada daerah litoral, memiliki sepasang cangkang (bivalvia), berwama hijau egak
kebiruan. Insangnya berlapis-lapis dan berkaki kapak serta memiliki benang byssus. Kerang
hijau adalah "suspension feeder", dapat berpindah-pindah tempat dengan menggunakan kaki dan
benang "byssus", hidup dengan baik pada perairan dengan kisaran kedalaman 1 m sampai 7 m.
Syarat Lokasi Budidaya

• Pastikan lokasi yang dipilih bebas dari limbah beracun seperti tembaga, seng, merkuri,
timah hiam dan lainnya.
• Hindari juga lokasi yang berdekatan dengan sungai untuk menghindari limbah rumah
tangga seperi detergen dan sabun mandi.
• Lokasi yang baik adalah lokasi yang memiliki suhu berkisar antara 27-37 derajat celcius
dan tingkat pH di angka 6-8.
Budidaya Kerang Hijau

Metode rakit tancap adalah metode yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Cara ini
merupakan gabungan dari dua cara ternak, yaitu tancap dan rakit apung. Caranya adalah dengan
menancapkan bambu sampai dasar perairan. Pastikan lokasi rakit sudah dihitung berdasarkan
tinggi rendahnya air apabila sedang pasang atau surut. Hal ini penting supaya rakit tidak
mengalami kekeringan. Kemudian menempatkan tali kolektor di rakit tancap. Jarak yang
direkomendasikan untuk masing-masing tali adalah satu
meter.

Reproduksi Kerang Hijau

Cara perkembangbiakan kerang hijau adalah dengan pembuahan luar, yaitu mengeluarkan
sel sperma dan sel telur di air dan membiarkannya bercampur. Percampuran tersebut akan
menghasilkan pembuahan. Hanya dalam waktu 24 jam, telur akan menetas dan menjadi larva.
Larva akan tumbuh menjadi spat/benih sampai umur 15 – 20 hari. Setelah itu, mereka akan
tumbuh menjadi kerang hijau dewasa di usia 5 – 6 bulan.
Panen dan Pasca Panen

Pemanenan kerang hijau disesuaikan dengan metode budidaya, laju pertumbuhan, lama
pemeliharaan, ukuran pasar dan kualitas yang dikehendaki. Ukuran konsumsi kerang hijau antara
6 – 8 cm atau kerang sudah gemuk (matang gonad). Setelah dipelihara selama 6-7 bulan, kerang
hijau dapat mencapai ukuran 7,6 – 8,6 cm, dari ukuran awal 2 – 3 cm atau pertumbuhan rata-rata
per bulan + 0,8 cm.
Budidaya dengan metode rakit tancap pemanenannya cukup sederhana, kolektor kolektor
diambil/dicabut dengan menggunakan pisau , kerang dilepaskan satu persatu dari kolektor
kemudian ditampung.
TABEL DISKUSI :

No NAMA PENANYA PERTANYAAN JAWABAN


1 Erwin Fadilla Coba jelaskan Untuk Kerang hijau hidup pada
habitan kerang hijau dan perairan estuari, teluk dan
kebiasaanya bagaimana daerah mangrove serta
yaa , bisa tolong di salinitas yang tidak terlalu
jelaskan ? tinggi. Kerang hijau Umumnya
hidup menempel dan
bergerombol pada dasar
substrat yang keras, seperti
batu karang, kayu, bambu atau
lumpur keras dengan bantuan
bysus. Kerang hijau tergolong
dalam organisme/hewan sesil
yang hidup bergantung pada
ketersediaan zooplankton,
fitoplankton dan material yang
kaya akan kandungan organik.
Dilihat dari cara makan, maka
kerang hijau termasuk dalam
kelompok suspension feeder,
artinya untuk mendapatkan
makanan, yaitu fitoplankton,
detritus, diatom dan bahan organik
lainnya yang
tersuspensi dalam air adalah
dengan cara menyaring air
tersebut.
2 Sari Cahyati Tadi kan di jelaskan * itu adalah mendapatkan
kalau kerang hijau itu makanan dengan cara
adalah Suspension menangkap dan memakan
Feeder , nah coba partikel yang tersuspensi
jelaskan apa yang di (melayang) dalam air dan
berikan maksud dengan cara menyaring air
Suspension Feeder itu ? tersebut. “biasanya partikel
makanan diseleksi dengan alat
seperti cilia atau setae.”
3 Elma Yunita Tadi kan kamu Faktor yang mendorong

menjelaskan pengembangan budidaya


kerang hijau itu karna tingkat
meningkatnya
pertumbuhan kerang hijau yang
kesejahteraan nelayan
relatif cepat sehingga periode
terhadak kerang hijau ,
budidaya lebih pendek untuk
nah coba kamu jelaskan mencapai ukuran konsumsi,
faktor yang mendorong selain itu juga ketersediaan
pengembangan budidaya benih dari alam sepanjang tahun
kerang hijau ? tanpa perlu proses pembenihan.
Budidaya kerang hijau juga dapat
dilakukan dengan biaya produksi
yang rendah namun menghasilkan
profitabilitas yang tinggi , selain
itu, budidaya tersebut tidak
berdampak terhadap
penurunan kualitas lingkungan ,
serta tergolong kegiatan budidaya
yang ramah lingkungan
sehingga dapat
dilakukan secara berkelanjutan.
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN MARIKULTUR

Dosen Pengampu : Yulius Kisworo, S. Pi, M. Si

JUDUL: Penerapan Kantong Jaring Ukuran Mini untuk Produksi Lobster Ukuran
Super di Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara.
NAMA PEMAKALAH/NPM : Lara Sari (19542430001)
NAMA MODERATOR/NPM: Elma Yunita (18542430004)
NAMA NOTULEN/NPM : Dimas Immanuel Siagian (18542430003)
TANGGALPRESENTASI. :Rabu 3 November 2021
Pendahuluan

- Kendala lain dari budidaya lobster bersifat kanibal dan pertumbuhan


relatif lambat.

- Solusi yang diterapkan adalah sistem budidaya dengan mengunakan kantong


jaring apung (KJA) berukuran mini/kecil (dimensi panjang dan lebar 1 m
serta tinggi 1,5 m).
- Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan,keterampilan, sistem
pengelolaan budidaya lobster menggunakan kantong jaring berukuran
mini.

Objeg dan Metode Penelitian

A. Tempat dan Sasaran


Pengabdian merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) telah
direalisasikan di Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara.

B. Metode
Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan penyuluhan,pelatihan/bimbingan teknis,
penyediaan sarana produksi, penebaran lobster,ukuran juvenil, pemeliharaan
lobster (pemberian pakan, sanitasi, kontrol hama), panen selektif dan pemasaran
lobster dalam keadaan hidup yang berukuran super.
C. Lobster Mutiara (Panulirus ornatus)

Secara morfologi lobster memiliki tubuh yang beruas-ruas


seperti udang pada umumnya. Tubuh lobster terdiri atas dua
bagian utama yaitu bagian kepala yang disebut cephalotorax dan
bagian badan yang disebut abdomen. Pada bagian badan
berbentuk ruas-ruas yang dilengkapi dengan lima pasang kaki
renang dan sirip ekor yang berbentuk seperti kipas. Hal inilah
yang membedakan lobster dengan udang pada umumnya.

D. Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan

Materi pelatihan: Sistem budidaya lobster dengan desain


kantong jaring apung ukuran mini,teknik budidaya,teknik
pemberian pakan lobster,pengelolaan sanitasi karamba budidaya
lobster, pembersihan biofouling yang menempel pada jaring
seperti tiram,rumput laut dan lumut, teknik panen selektif, dan
penanganan lobster berukuran super (bobot >500 g/ekor) dan
lobster yang berukuran <500 g/ekor.

E. Pengadaan Material dan Konstruksi Media

Pengadaan dan penyerahan bahan atau material keramba dan


kantong jaring mini kepada kedua kelompok. Bahan yang
diserahkan berupa jaring nilon, waring,tali, dan pipa paralon.

F. Pemeliharaan Lobster

Saat tiba di lokasi, diadaptasikan selama 3-7 hari kemudian


lobster didistribusi padat tebar 2-5 ekor setiap kantong jaring
mini.Pemeliharaan lobster yaitu pemberian pakan, pembersihan
kantong jaring terutama organisme yang menempel. Setiap 2
bulan dilakukan penimbangan.
G. Pertumbuhan.Panen dan Pemasaran

Panen selektif telah dilakukan lobster berukuran berat rata-rata


200 g/ekor dapat mencapai bobot 512-536 g,setelah dipelihara
6-10 bulan, berkategori super, lobster yang belum ukuran super
dilanjutkan pemeliharaanya.Panen dan pemasaran lobster yang
dipelihara mengalami pertumbuhan lobster mutiara (P. ornatus)
meningkat bobotnya 37-49 g/ekor/bulan dan kematian <10%.

H. Keberhasilan Kegiatan

Tingkat penyerapan materi dan persepsi peserta tentang sistem


budidaya lobster dengan menggunakan kantong jaring ukuran
mini pengetahuan peserta 69-100% dan keterampilan peserta
dalam penerapan budidaya lobster menggunakan karamba
kantong jaring ukuran mini yaitu 44-100

I. Kesimpulan

Introduksi sistem ini telah meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan, pengelolaan dan sarana produksi budidaya lobster
sistem kantong jaring ukuran mini pada kedua mitra. Terjadi
peningkatan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan lobster
mutiara (Panulirus ornatus). Lobster yang dihasilkan memenuhi
kriteria mencapai ukuran super.Sistem budidaya menggunakan
kantong jaring ukuran mini dapat menjadi alternatif pada
pengembangan budidaya lobster.
NO NAMA PENANYA TRANSKRIP
DISKUSI
Pertanyaan Jawaban
1 Kesalahan- Kesalahan Apa Saja Tidak dikarantina terlebih dahulu
dalam Berbudidaya lobster ? (diadaptasi terlebih dahulu),tidak
menyortir atau memilah lobster sesuai
Sari Cahyati
ukurannya, pemberian pakan tidak sesuai,
(19542430015)
kelebihan kapasitas,tidak menyediakan
rumah untuk Lobster seperti pipa
tujuannya untuk tempat persembunyian
dn perlindungan lobster,
memperhatikan pH air dan sirkulasi air.
2 Hilda Apa Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan budidaya lobster mnnggunkn
dalam Berbudidaya di KJA? KJA yaitu: unggul di lahan dn tentu saja
perlu perijinan telbih dahulu jika
melakukan budidaya,adanya pakan
tambahan, oksigen dna ph air sudah
terukur secara alami.

Kekurangan budidaya lobster mnnggunkn


KJA: tingkat keamanan mislanya jarak
dari rumah ke tempat budidaya jaraknya
jauh, ada kendala dalam konstruksi
kerambanya seperti jaring nya
putus,bambunya retak,rusak atau
reyot,atau bisa juga pelampungnya bocor
dn kemasukkan air serta adanya aktivitas
pencemaran atau
sampah.
RESUME DISKLUSI MANAJEMEN MARIKULTURE

“POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMENEP”

Dosen Pengampu : Yulius Kisworo, SP., Msi


Hari/Tanggal : Rabu/04 November 2021
Pemakalah (NPM) : Sari Cahyati (19542430015)
Moderator (NPM) : Lara Sari (19542430001)
Notulen (NPM) : Andika Cipta Maulana (19542430020)

Materi
Rumput laut

Merupakan salah satukomoditas hasil laut yang penting. Di sampingbanyak kegunaannya,


rumput laut juga sebagai penghasil devisa Negara dengan nilai ekspor yang terus meningkat
setiap tahun. untuk meningkatkan ketrampilan petani dalam hal tehnik budidaya, pengolahan dan
pemasaran, dengan sentuhan teknologi ramah lingkungan agar dapat menghasilkan rumput laut
yang berkualitas tinggi.

Identifikasi potensi komoditi rumput laut

Metode yang digunakan adalah kajian deskriptif dan kuantitatif. Kajian deskriptif adalah
metode kajian yang meneliti suatu keadaan dengan tujuan membuat deskripsi dan gambaran
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta- fakta di lapangan pengkajian serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Data yang dikumpulkan terdiri atas data sekunder dan
data primer. Data primer berasal dari lokasi pengkajian secara langsung, baik yang dilakukan
melalui kuesioner, wawancara maupun diskusi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
survey instansional yang berupa peraturan-peraturan, laporan-laporan dan data tertulis lainnya
yang berhubungan dengan pengkajian ini.
Potensi Komoditas Rumput Laut

Untuk mengembangkan suatu komoditas sangat diperlukan dukungan sumberdaya alam, yang
meliputi sumberdaya lahan, serta sumberdaya manusia dalam jumlah maupun kualitas yang
memadai.
Keberhasilan usaha budidaya rumput laut sangat tergantung pada berbagai hal yang saling
terkait antara lain :

a. Pemilihan lokasi yang sesuai,

b. Penyediaan bibit yang berkualitas,

c. Penanaman bibit yang tepat,

d. Pemilihan cara budidaya yang cocok,

e. Perawatan yang rutin,

f. Pengendalian hama dan penyakit yang akurat,

g. Pemanenan dan penanganan pasca panen yang benar.


Kesimpulan

1. Sebaran agroindustri olahan rumput laut di Kabupaten Sumenep sangat terbatas, hal tersebut
terlihat dari jumlah kecamatan yang terdapat agroindustri olahan rumput laut. agroindustri olahan
rumput laut hanya ada di 2 kecamatan dari 27 kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Sumenep yaitu Kecamatan Bluto dan Dungkek.

2. Rumput laut di Kabupaten Sumenep dapat diolah menjadi berbagai produk seperti agar-agar,
manisan, krupuk, dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan terciptanya cluster industri, yaitu
berupa industry pengolahan baik secara mandiri maupun kelompok yang nantinya dapat
menyerap tenaga kerja dan menambah penghasilan masyarakat.

3. Potensi (posisi) agroindustri olahan rumput laut pada tingkat kecamatan di Kabupaten
Sumenep melalui Pendekatan Metode Eksponensial.
Tabel Disklusi

Nama Penanya Pertanyaan Jawaban

Hilda Untuk mencapai produksi yg Untuk mencapai produksi


maksimal diperlukan yang maximal diperlukan
beberapa faktor pendukung faktor pendukung,
coba sebutkan apa saja faktor diantaranya menggunakan
pendukung tersebut? jenis rumput laut yang
bermutu, teknik budidaya
yang intensif, pasca panen
yang tepat, dan kelancaran
hasil produksi. Serta harus
melihat faktor teknis dan
non teknisnya.

- Faktor teknis : melakukan


pemilihan lokasi yang fisik
dan non fisik, serta analisi
kualitas airnya),

- Faktor non teknis :


melakukan kegiatan
pendukung budidaya perairan
apa saja, yang
memanfaatkan, pemasaran,
fasilitas, dll.

Usaha pengembangan
Andika budidaya rumput laut di Keunggulannya

kabupaten Sumenep
memiliki keunggulan - Budidaya sederhana

diantaranya apa saja? (relatif mudah),

- Masa pemeliharaan
singkat,

- Biaya usaha tidak terlalu


besar,

- Tidak merusak
lingkungan,

- Masyarakat sedikit mau


menerima,

- Mudah untuk dipasarkan.

Ika Budidaya rumput laut Pentingnya dalam usaha


memiliki peranan penting meningkatkan produksi
dalam usaha meningkatkan untuk memenuhi
produksinya apa saja kebutuhan pangan dan gizi
peranan tersebut? serta memenuhi kebutuhan
pasar dalam dan luar negri,
memperluas kesempatan
kerja, meingkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan nelayan dan
petani serta menjaga
kelestatian sumber hayati
perairan.

RESUME DISKUSI MANAJEMEN MARIKULTUR


JUDUL MAKALAH : BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon

Fab.) BERWAWASAN LINGKUNGAN

NAMA PEMAKALAH/NPM : Muhammad Zainal Ilmi


(19542430011) NAMA MODERATOR/NPM : Abdul Hakim
(18542430001)
NAMA NOTULEN/NPM : Akhmad Hidayat
(18542430015) TANGGALPRESENTASI : Rabu, 10 November
2021

PENDAHULUAN
Udang windu merupakan komoditas budidaya perairan yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi. Secara umum, budidaya udang di Indonesia telah dilakukan sejak lama. Namun
budidaya udang secara intensif baru berkembang pesat pada pertengahan tahun 1986.
Menurut morfologis, udang windu terbagi dua bagian, yang pertama bagian
Cephalothorax atau bagian kepala dan dada dan bagian Abdomen atau perut. Untuk lebih lanjut
berikut morfologi udang windu, Bagian Cephalotorax dari udang windu dilindungi oleh kulit
chitin yang tebal dan keras, kulit chitin tersebut dinamakan Carapace. Pada bagian kepala,
udang windu memiliki cucuk kepala atau rostrum, rostrum dari udang windu mempunyai rumus
7/3 yang artinya gigi pada bagian atas cucuk kepala ada 7 buah dan di bawah ada 3 buah.
Pola hidup yang merupakan sifat dasar dari udang adalah bersifat bentik dan nokturnal.
Sifat bentik dimulai sejak udang bermetamorfosis menjadi PL (Bailey-Brock dan Moss, 1. Oleh
karena itu, sifat bentik dapat menjadi dasar pertimbangan manajemen lingkungan tambak. Sifat
nokturnal, yaitu aktif pada malam hari, dapat digunakan sebagai dasar untuk manajemen pakan
yang berarti bahwa prosentase pakan yang lebih banyak harus diberikan pada malam hari; atau
implikasinya adalah dengan memperdalam kolom air (yaitu >1m).
Lingkungan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan udang adalah yang
mampu menyediakan kondisi fisika, kimia, dan biologi yang optimal. Kondisi lingkungan fisik
yang dimaksud antara lain suhu dan salinitas. Kondisi lingkungan kimia antara lain meliputi
pH, oksigen terlarut (DO), nitrat, ortofosfat, serta keberadaan plankton sebagai pakan alami
mikroorganisme patogen.
Suhu merupakan salah satu faktor pengendali kecepatan reaksi biokimia karena dapat
menentukan laju metabolisme melalui perubahan aktivitas molekul yang terkait Pada banyak
kasus, keberhasilan budidaya udang terjadi pada kisaran suhu perairan 20- 30˚C
Secara umum, udang windu tumbuh baik pada salinitas yang ideal untuk pembesaran
udang windu berada pada kisaran 15-25‰.
Untuk kondisi pH perairan tambak selama pemeliharaan harus dipertahankan pada
kisaran 7,5-8,5 (Law, 1988 dan Chien, 1992) serta pH minimum pada akhir pemeliharaan
sebesar 7,3 (Chen dan Wang, 1992).

Komponen pakan dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar, yaitu :

1) komponen makro, 2) komponen mikro, dan 3) komponen suplemen atau ‘food additives’.
Protein, karbohidrat, dan lemak termasuk dalam komponen makro; sedangkan yang termasuk
dalam komponen mikro adalah vitamin, mineral dan zat pengikat (‘binder’). Berbagai senyawa
yang seiring dimasukkan ke dalam komponen food additives meliputi senyawa antioksidan,
antibiotik, atraktan, pewarna, enzim dan vitamin atau mineral tunggal yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam pakan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk mendukung pertumbuhan maksimum dan
pemenuhan kebutuhan energinya, udang membutuhkan protein pakan pada konsentrasi yang
tinggi termakan dalam jumlah yang besar. Sebagai gambaran dapat dijelaskan dengan
menggunakan pendekatan nilai ‘food conversion ratio’ (FCR).
Berbagai masalah yang telah diuraikan tersebut di atas dapat diperbaiki dengan tiga
cara, yaitu melalui: (1) manajemen biota, (2) manajemen lingkungan, serta (3) manajemen
pakan yang baik. Dari beberapa alternatif, budidaya dengan resirkulasi merupakan suatu
alternatif yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan guna menanggulangi
permasalahan dalam budidaya udang.

KESIMPULAN
Sistem budidaya udang windu secara tertutup dapat dipakai sebagai alternatif budidaya
yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produksi udang yang tinggi secara lestari.
Kinerja sistem budidaya tersebut akan lebih baik bila didukung dengan manajemen biota,
manajemen lingkungan dan manajemen pakan.
NO NAMA PENANYA TRANSKRIP DISKUSI
PERTANYAAN JAWABA
N
1. Sari Cahyati Apa perbedaan hidup udang Untuk perairan dangkal perlakukan
windu di perairan dangkal lebih terkontrol, lebih terawasi baik dari
dengan yang dibudidayakan ? makanan, pengendalian penyakitnya,
lingkungan perairan atau kualitas airnya
dilihat dari parameter fisika, kimia, dan
biologi.
2. Muhammad Selain suhu apa saja faktor Faktor yang mempengaruhi dalam
Ansari yangmempengaruhi dalam pertumbuhan udang windu selain suhu
perkembangan atau adalah lingkungan, makanan seperti
pertumbuhan udang windu ? komponen protein, lemak, vitamin dan
mineral, untuk mempercepat
pertumbuhan yang optimal perlu
kandungan protein yang tinggi, salinitas
yang ideal dan Ph yang sesuai untuk
budidaya.
RESUME DISKUSI MANAJEMEN MARIKULTUR

JUDUL MAKALAH : “Tahapan berbudidaya Lobster Mutiara (Panulirus ornatus)”

NAMA PEMAKALAH /NPM : Muhammad Ansari / 19542430016


NAMA MODERATOR /NPM : Syarif Hidayatullah /18542430012
NAMA NOTULEN/NPM : Lara Sari /19542430001
TANGGAL PRESENTASI : Rabu, 06 Oktober 2021

POINT PENTING PRESENTASI :

Tahapan Berbudidaya Lobster Mutiara (Panulirus ornatus) yaitu:

1. Memilih Lokasi budidaya

Lokasi budidaya harus bebas dari polusi, limbah, sampah, bahkan kalau bisa lokasi tersebut dinilai cukup aman dari badai maupun cuaca ekstrim, agar tidak
mengganggu perkembangan budidaya lobster mutiara.
2. Memeriksa kedalaman Air di Lokasi Budidaya

Untuk budidaya lobster mutiara, kedalaman air idealnya adalah 5 sampai 15 meter

Di ukur dari bawah permukaan laut.Untuk suhu air 28-39 derajat Celcius, keasaman air pH 7-8.5, kemudian salinitas: 28-35 ppt,dan kecepatan arus sekitar
25-50 cm/ detik
3. Mempersiapkan kolam

Kolam budidaya lobster mutiara adalah berbentuk jaring apung.Umumnya dalam satu kolam dapat menampung mulai 20 hingga 50 ekor lobster mutiara.
Jaring dipasang dengan rapat, pastikan tidak mudah putus oleh gelombang air laut serta buat tempat persembunyian bagi lobster.
4. Memilih Bibit
Bibit lobster dengan kualitas unggul akan lebih baik didapatkan dari alam langsung, yakni dengan membeli dari nelayan atau dengan membeli larva lobster
dari petani lokal .Pilih bibit yang berbobot 10 sampai 30 gram per ekornya pastikan ukurannya juga juga seragam.Larva harus melalui 4 tahap pertumbuhan
larva sebelum menjadi lobster.
5. Mengkarantina Bibit Lobster

Bibit juga harus melalui proses aklimatisasi terlebih dahulu yakni dengan mengapungkan bibit pada permukaan laut, supaya bibit dapat beradaptasi dengan
suhu kolam.Proses aklimatisasi ini berlangsung selama 25 sampai 30 menit. Baru setelah itu bibit disebar yang baiknya dilakukan saat pagi hari atau sore dan
malam hari serta hindari saat cuaca sedang terik atau hujan.
6. Pakan untuk Lobster mutiara

Di habitat aslinya, lobster mutiara memakan Ikan, krustasea kecil, dan moluska. Sedangkan di penangkaran atau budidaya, lobster Mutiara umumnya diberi pakan
berupa ikan rucah segar, bekicot, tiram, maupun pakan Lainnya seperti pelet tenggelam, sayur-sayuran seperti zucchini, daun kubis, kacang Polong yang sudah
dikupas, atau makanan beku seperti daphina, ikan beku, cacing darah,
Serta udang air asin. Lobster mutiara juga dapat diberikan ayam yang sudah dimasak Sesekali.

7. Memberikan kenyamanan di Lokasi Budidaya

8. Mempertahankan salinitas dan PH ai

Salinitas dan pH air kolam harus benar-benar dipertahankan. Salinitas air ideal Untuk budidaya lobster mutiara adalah 30 sampai 35 ppt

9. Perawatan

10. Panen

lobster mutiara sudah dapat dilakukan saat lobster berumur 6 sampai 7 bulan dengan berat minimal 1 kg.
TRANSKRIP
NO NAMA PENANYA DISKUSI
PERTANYAAN JAWABAN
1 Erwin Fadillah/19542430006 Tujuan dari proses aklimatisasi? Dari Muhammad Ansari/ : “Aklimatisasi
dilakukan guna mencegah terjadinya shock
lingkungan pada ikan. Hal ini disebabkan
perbedaan pH, suhu dan kualitas air yang
sebelumnya ke tempat yang baru. Aklimatisasi
juga dilakukan untuk mencegah terjadinya
kematian masal akibat stress lingkungan atau
proses fisiologis dan osmoregulasi yang
mendadak berubah.
Proses penyesuaian atau adaptasi fisiologis dari

lingkungan lama kepada lingkungan yang baru.”


2 Akhmad Hidayat/18542430015 Apakah ada perbedaan untuk pemberian pakan -
kepada lobster yang masih larva dengan yang
sudah dewasa?
3 Muhammad Rizka Fauzi/18542430014 Bagaimana manajemen pakan untuk lobster Dari Aidi/185424300 “Bisa dilihat di slide
mutiara? presentasi bahwa untuk pakannya itu disesuaikan
dengan kebutuhan si Lobster”
4 Muhammad Rizal/18542530010 Untuk tempat budidaya lobster idealnya di pesisir -
pantai atau di tengah laut?dan Jelaskan 4 tahap
pertumbuhan larva sebelum menjadi lobster?

Tambahan/penjelasan dari Dosen Pengampu Bapak Yulius Kisworo, Spi., M.Si

1. Jadi untuk budidaya lobster sama saja dengan pada budidaya ikan pada umumnya yaitu melakukan karantina,proses aklimatisasi yaitu agar ikan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan.
2. Hal hal yang diperhatikan adalah kualitas airnya, tempatnya, ruangannya itu disesuaikan dengan proses fisiologis nya serta metabolismenya.

3. Dengan cara dipindah secara bertahap,yang diharapkan proses suatu budidaya itu jangan sampai kultivan budidaya terjadi syok karena dapat
mengakibatkan kematian.
4. Tanda-tanda kematian lobster ini seperti Lobster bergerak ke arah permukaan air, kemudian jika timbul Lobster setelah dipindah akan mengalami
kegagalan.
5. Untuk pakan secara alami crustacea semuanya memakan makanan yang hidup/hewan-hewan lunak, protozoa, plankton,ikan-ikan kecil yang bisa
ditangkapnya.
6. Pada saat anakan/juvenil sampai dewasa pola hidup bentuk pakannya berbeda.
7. Kalau untuk yang masih kecil itu dicincang dulu disesuaikan dengan bukaan mulutnya (bisa dilihat dari sapitnya udang/lobster maka seperti itulah kurang
lebih bentuk pakan yang diberikan (disamakan).Sedangkan untuk yang sudah besar bisa saja diberikan pakan yang bentuknya besar namun harus
disesuaikan lagi dengan bukaan mulutnya.
8. Pemberian pakan untuk ukuran Lobster diatas 200kg/300kg dengan potongan ikan yang besar bisa dengan cara diikat atau ditaruh di sekitar tempat
persembunyian atau tempat berlindung Lobster seperti di didepan pipa karena bertujuan untuk mengurangi gerakan aktivitas si Lobster dan agar si
Lobster bisa cepat bertumbuh.
9. Untuk Lobster jika diberikan pakan pabrik akan sulit apalagi jika lobster nya diambil dari benih alami karena dia sudah terbiasa makanan yang
alami/segar.Dan juga untuk pakan yang diolah sendiri akan sulit karena mudah hancur atau pecah.
10. Jadi pertumbuhan Lobster ini lambat karena selama pertumbuhan itu mengalami metamorfosis yaitu pergantian kulit (moulting) yang awalnya cangkang
nya lemah sampai menjadi keras yang proses tersebut cukup memakan energi yang besar dan karena itu juga Lobster berlindung untuk terhindar dari
predator.Proses itulah yang menyebabkan pertumbuhan lobster menjadi lambat yang kira-kira 2-3 hari untuk proses pergantian kulit.Untuk budidaya
memakan waktu sekitar 6-10 bulan.
11. Pemberian pakan disesuaikan dengan metabolisme lobster.Dengan pemberian pakan di pagi hari itu sedikit sedangkan di sore hari lebih banyak dan
disesuaikan dengan bukaan mulutnya serta proses pergantian kulitnya.
12. Pemilihan lokasi disesuaikan dilihat juga keinginan lobster itu secara alami sesuai dengan lingkungannya seperti salinitas,ph nya juga diperhatikan.Jika
daerahnya dipengaruhi pasang surut makan disarankan di tengah laut yaitu sekitar jauh dari pantai diatas 200 meter dari garis pantai untuk
budidaya.Diatas 3 meter pasang surut terendah di suatu daerah.
13. Budidaya lobster bisa dilakukan dengan left base atau water base bisa dengan menggunakan keramba jaring apung.

14. Untuk keramba diatas 5 meter jangan di bawah 5 meter karena mempertimbangkan konstruksi kerambanya,untu netnya juga atau tali rawai harus lebih
dari itu agar tidak tenggelam saat terjadi pasang surut tinggi.
RESUME DISKUSI MANAJEMEN MARIKULTUR

JUDUL MAKALAH : Filum Moluska kelas Cephaopoda

NAMA PEMAKALAH/NPM : Syarif Hidayatullah (19542430012)

NAMA MODERATOR/NPM : Muhamad Ansari (19542430016)

NAMA NOTULEN/NPM ; M.Zainal ilmi ( 18542430011) :

TANGGALPRESENTASI : Rabu, 10 November 2021

PENDAHULUAN
Cephalopoda berasal dari bahasa yunani "kaphale" yang berarti kepala dan "podos" yang berarti kaki. Atau dengan kata lain, bentuk hewan ini seperti kepala yang
berkaki. [1] Hewan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah gurita, cumi-cumi, sotong (en: cuttlefish), dan Nautilus. Predator laut ini menangkap mangsa dengan
tentakelnya, kemudian melumpuhkannya dengan paruh yang ada di mulutnya. Sayangnya, kelas Cephalopoda hanya memiliki jumlah spesies yang sedikit, yaitu
sekitar 800-900 spesies.

Ciri-ciri utama dari Cephalopoda adalah bentuk/ukuran kepalanya yang mencolok, yang dikelilingi oleh lengan atau tentakel. Hewan dalam kelompok ini hanya
eksklusif hidup di air laut dan tidak ada yang mampu hidup di air tawar, akan tetapi ada yang ditemukan di air payau. Hewan ini juga merupakan satu-
satunya Mollusca yang memiliki sistem peredaran tertutup, di mana darah terpisah dengan cairan di dalam rongga tubuh. [2]

Karakteristik lain dari hewan ini adalah bersifat sebagai predator. Kaki-kaki pada hewan ini berevolusi menjadi rangkaian lengan dengan jonjot-jonjot penghisap
yang membantu mendapatkan makanan, bergerak, dan bahkan untuk reproduksi. Terdapat dua istilah pada kaki-kaki ini, yaitu lengan dan tentakel. Tentakel
merupakan "kaki" yang aktif untuk menangkap mangsa, sedangkan "kaki" yang lain disebut dengan lengan. Pada lengan, jonjot penghisap berada di sepanjang
lengan; sedangkan pada tentakel, jonjot penghisap hanya ada di ujungnya. Tentakel juga umumnya lebih panjang dari lengan. Maka dari itu (umumnya):
 Gurita memiliki delapan lengan;
 Cumi-cumi dan sotong memiliki delapan lengan dan dua tentakel; dan
 Nautilus memiliki 80-90 tentakel tanpa penghisap.

Cephalopoda umumnya melindungi diri dengan menggunakan tinta atau dengan menyamar (berkamuflase) dengan lingkungan sekitarnya. Sebagian besar hewan ini
memiliki kantong tinta yang mengandung cairan melanin (pigmen warna gelap). “Tinta” ini dikeluarkan bersamaan dengan pendorong jet sehingga hewan ini dapat
bergerak cepat sekaligus mengaburkan pandangan musuh. Untuk menyamar, hewan lunak ini menggunakan kromatofora (en: chromatophores), yaitu sel-sel epitel
yang mengandung pigmen warna. Selain itu, hewan ini juga dapat memutuskan lengannya untuk mengelabui predator.
NO NAMA TRANSKRIP DISKUSI
PENANYA PERTANYAAN JAWABAN
1. Sari Cahyati Karakteristik => pungsi Cephalopoda umumnya melindungi diri dengan
kantong cephalopoda? menggunakan tinta atau dengan menyamar
(berkamuflase) dengan lingkungan sekitarnya.
Sebagian besar hewan ini memiliki kantong
tinta yang mengandung cairan melanin (pigmen
warna gelap). “Tinta” ini dikeluarkan bersamaan
dengan pendorong jet sehingga hewan ini dapat
bergerak cepat sekaligus mengaburkan pandangan
musuh. Untuk menyamar, hewan lunak ini
menggunakan kromatofora (en: chromatophores),
yaitu sel-sel epitel yang mengandung pigmen
warna. Selain itu, hewan ini juga dapat
memutuskan lengannya untuk mengelabui
predator.

2. Akhmad Apakah jenis usaha budidaya cumi-cumi adalah sebuah


KESIMPULAN Hidayat Caphalopoda dalam kesempatan langka. Hal ini mengingat budidaya ini
Cumi-cumi merupakan marikultur yg bisa hanya bisa dilakukan oleh para nelayan yang salah satu cephalopoda
yang dikenal dalam dunia dibudidayakan berada di dekat laut. Pada prinsipnya budidaya perdagangan selain sotong
dan oktopus. Di bidang cumi menggunakan jaring apung yang ditempatkan perikanan komersil, cumi-
cumi termasuk di laut yang memiliki keadaan sesuai dengan sumberdaya penting dan
menempati urutan ketiga habitat hidup cumi-cumi tersebut. setelah ikan dan udang.
Cumi-cumi mengandung protein dalam jaringan
otot mantelnya sebesar Untuk membudidayakan cumi-cumi ini bisa 18%-23% dan lemak l%-
2,74% (Kruezer dalam menggunakan alat yang disebut atraktor. Atraktor Sudjoko, 1988). Dengan
ini merupakan tempat khusus yang dibuat
kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah, maka cumi-cumi dapat dijadikan sebagai salah satu sumber protein hewani yang baik, untuk itu diperlukan
usaha peningkatan produksi cumi-cumi. Namun usaha peningkatan produksi cumi-cumi dengan menggunakan berbagai alat tangkap dikhawatirkan dapat
menyebabkan terjadinya penurunan populasi cumi-cumi. Usaha untuk mencegah terjadinya penurunan jumlah populasi cumi-cumi yaitu dengan budidaya. Salah satu
cumi-cumi yang telah dibudidayakan adalah cumi-cumi sirip besar (Sepioteuthis lessoniana Lesson) dan merupakan satu-satunya cumi-cumi Ioliginid yang berhasil
dibudidayakan (Segawa, 1987). Budidaya cumi-cumi ini dapat dilakukan dengan baik jika telah diketahui sifat-sifat biologisnya baik mengenai reproduksi, makanan,
pertumbuhan maupun aspek-aspek lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

TUGAS RESUM NOTULEN


Budidaya Lobster Mutiara (panulirus ornatus)

JUDUL PEMAKALAH : Budidaya Lobster Mutiara (panulirus ornatus)


NAMA PEMAKALAH & NPM : Erwin Fadillah (19542430006)
NAMA MODERATOR & NPM :Ikan Purnamasari (19542430007)
NAMA NOTULEN & NPM : Hilda (19542430003)
TANGGAL PRESENTASI : Rabu, 27 oktober 2021

Nama Penanya Pertanyaan Jawaban


Sari cahyati Apa tujuan dari proyek Tujuannya adalah untuk
spiny Lobster meningkatkan produksi
aquaculture develoment in yang berkelanjutan dari
eastern indonesia, vietnam budidaya spiny lobster
and australia ? (palurinus ornatus dan
palurinus homarus) di
indonesia untuk
memenuhi permintaan
global yang besar
teutama dari china
Akhmad Hidayat Apakah ada pengaruh Lobster yang di budidaya
terhadap lobster yang di di perairan yang dalamnya
budidaya di perairan yang kurang dari 7 meter akan
kurang dari 7 meter ? mengalami stress
karena lobster terkena
paparan cahaya sinar
matahari

Muhammad Riial Bagaimana ada -


menghitung berat pakan
dan rasio pakan lobster
tersebut ?

Paparan dari Bapak :


Yang sudah memfasilitasi kegiatan presentasi yang kemudian ada penguatan
untuk materi yang sudah disampaikan disampaikan penguatan secara umum itu tertawa membandingkan antara laut dan tawar yang semua yang kesemuanya
harus diingat adalah golongan manusia jadi berkaitan dengan kedalaman tadi kegiatan akan berhubungan dengan kebiasaan fisiologis maupun morfologis dari 1
kutipan pahami bahwa crustacea udang lobster itu habitat alaminya di mana pasti kita akan menjawab habitat alami pada bagian dasar perairan ini kalau cinta
seperti ikan saat melayang di dasar perairan Jadi kalau di dasar perairan.
Harus mempertimbangkan kedalaman perairan, Kenapa pada bagian ini terlalu dalam 3 sampai 25 meter Jadi kalau untuk kegiatan budidaya 25 meter itu
akan sulit sekali untuk mengawasinya memahami omsetnya 25 m kedalaman nya untuk budidaya jadi bisa dipertimbangkan yang lain untuk kedalaman budidaya
kalau itu budidaya keramba tenggelam keseluruhan berbeda dengan lambang-lambang yang terletak 5 sampai 10 m itu lebih lebih rasional untuk kegiatan
budidaya lobster lobster laut ini kecuali di daerah Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur yang dibawa untuk lobster udah selalu merah mata yang
terkena cahaya yang secara alami kedudukan ini secara alami nya di mana makanan piramida makanan mata ada produsen tingkat pertama kemudian ada di dasar
laut setelah 3 sekon kemudian baru masuk ke produsen tingkat pertama golongan crustacea yang ikan-ikan kecil tas yang kecil kemudian baru masuk ke atom
yang memakan makanan di lapis keduanya saat posisinya si lobster itu berada pada piramida makanan bagi jadi setelah memakan organisme kedua nantinya ada
produsen kemudian konsumen tingkat pertama baru masuk tak lupa makan ya kecil- kecil hewan-hewan kecil jadi ke lobster adalah organisme yang tidak
muncul kalau diberikan makanan yang tinggi kandungan proteinnya dari nabati ini harus dibuktikan dengan protein dari yang memberikan makanan hewani
kembali lagi karena ini di dasar perairan maka tidak akan bisa diberikan makanan yang yang terapung atau pelet yang biasa kita ketahui makanan yang bersifat
makanan-makanan atau potongan-potongan jika dipukul potongan organisme lain.
boleh jadi ukurannya bukan berdasarkan bukan mulutnya, tetapi bukaan sakit dokternya mata sakit badannya naik turun Jadi kurang dari makanan tadi atau
biasa disebut sebagai bisa disebut sebagai pilihan seberapa besar atau
Seberapa lama proses penguat sinyal di atas dari 300 gram sampai 10 GR yang apa namanya yang kita kenalan gitarnya hanya satu selalu diatas 7 jenis waktu 12
bulan memakan waktu yang panjang seperti ini pasti nilai akhirnya akan lebih besar atau akan menjadi besar kalau ingin mendapatkan 1 kg pangkat 1 kg nilai
rasio F2 masing-masing besarnya sama rasio membandingkan jumlah pakan yang diberikan dengan pertambahan dari organisme sifatnya ini kawannya
membandingkan pakan yang diberikan berapa pakan yang diberikan baru dilihat dengan berat pertambahan beratnya ini harus dilakukan proses penimbangan
setiap saat untuk menentukan pertambahan beratnya Star ataupun di Karang batu dan seterusnya kita melakukan pengukuran berdasarkan biomassa total tetapi
dilakukan pengukuran berdasarkan pengambilan sampel organisme ini tidak lakukan misalkan kalau di dalam satu karangan itu ada kalau dihitung ekornya
adalah 1500 ekor, maka tidak dilakukan penimbangan populasi untuk mendapatkan biomassanya tetapi diambil sampel berdasarkan jumlah ikan relatifnya jadi
kalau nya Kalau jadi ambil sampel mata bisa saja 10% atau 20% dari populasi yang sebuah populasi itu bisa kan kamunya 20% nya atau 10% nya dari 500 mana
bisa 50 ekor 50 ekor ini untuk mendapatkan berat kemudian dikalikan dengan jumlah udang yang akan terjadi 40 dapat nilai G nya baru dikalikan jumlah
populasinya.
Nah itu baru dapat nilai biomassanya itu berkaitan dengan cara pengambilan, contoh pemberian pakannya atau bernilai kan jadi tidak bisa mengambil
secara keseluruhan lobster diambil secara populasi organisme kawatirkan akan terlalu miliknya terlalu banyak atau penanganan udara dan tangan yang
menghangatkan itu terlalu Riskan untuk lobster jadi sangat berbahaya sekali terhadap kelangsungan proses hidupnya untuk menentukan rasio pakannya adalah
tidak ada rasio pakan yang dianut di bawah dari nilai 7 persegi di atas nilai 76 budidaya yang panjang kemudian pertumbuhannya lebih lambat daripada
organisme lain katamu dia cara pengambilan biomassanya penimbangan biomassanya dilakukan dengan pengambilan contoh dari populasi Kemungkinan nilai
FCR nya sama saja dikalikan dengan jumlah perbandingan berat dengan pakan yang diberikan untuk memberikan persentasi di setiap daerah atau setiap lokasi
budidaya akan berbeda tergantung dari kebiasaan yang sudah dilakukan oleh masing- masing pembudidaya sehingga proses pemberian pakan itu bisa terima
tidak
ada pernah lobster itu diberikan 5% pasti di antara 7 sampai 10% untuk pemberian pakan per harinya penguatan untuk tambahan materi yang disampaikan.

RESUME DISKUSI MANAJEMEN MARIKULTUR

JUDUL MAKALAH : “Lingkungan Bisnis Budidaya Lobster (Nepropidae) Air Tawar


PEMAKALAH /NPM : Elma Yunita/ 18542430004
MODERATOR /NPM : Ika PurnamaSari/19542430007
NOTULEN/NPM : Ina Santia /18542430006
TANGGALPRESENTASI : Rabu, 27 Oktober 2021

POINT PENTING PRESENTASI :

Klasifikasi Lobster Air Tawar

Morfologi Lobster Air Tawar

Lobster tidak memiliki tulang dalam seluruh tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat tanduk. Cangkang ini akan mengelupas
secara periodik seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan perut. Bagian kepala
ditutupi cangkang yang disebut karapak. Fungsinya untuk melindungi otak insang, hati dan lambung.

2. Makanan Lobster Air Tawar

Lobster tidak begitu senang dengan panas matahari sehingga hidupnya banyak dihabiskan di dalam lubang persembunyian. Lobster air tawar
bergerak sangat lamban pada siang hari, tetapi akan berubah agresifpada malam hari karena lobster termasuk hewan nocturnal yaitu hewan yang
aktif mencari makan pada malam hari. Makanan lobster antara lain yaitu biji-bijian, sayuran, lumut, daging segar, cacing dan bangkai binatang
sehingga digolongkan sebagai hewan omnivore.

3. Masa Kawin Lobster Air Tawar

Lobster hanya kawin jika telah menemukan pasangan yang cocok. Meskipun telah bertemu lobster tidak akan melakukan perkawinan jika tidak
cocok. Di habitat aslinya, lobster mulai kawin saat berumur 1 tahun dan terjadipada awal musim hujan. Perkawinan biasanya dilakukan malam
hari. Sepuluh hari setelah kawin, telur yang telah dibuahi induk jantan akan terlihat melekat di bawah perut induk betina. Telur ini akan menetas
1,5 bulan setelah pembuahan.

4. Pergantian Cangkang ( molting )

Molting terjadi seiring perkembangan ukuran tubuhnya, sejak masih kecil hingga dewasa. Namun semakin dewasa, pergantian cangkang akan
semakin berkurang. Molting adalah saat yang paling rawan bagi lobster. Saat itu tubuhnya tidak terlindungi oleh apapun sehingga sangat lemah
dan mudah dimangsa oleh lobster lain. Karena itu, saat sedang molting lobster akan berdiam diri di dalam lubang persembunyiannya.

A. Analisis Lingkungan Makroa

Lingkungan Ekonomi Analisis manfaat bisnis ini adalah agar bisnis dapat:

1. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat

2. Menggunakan sumber daya lokal sumber daya lokal misalnya bahan baku.
3. Menghasilkan dan menghemat devisa Penggunaan lobster air tawar yang diambil dari produk lokal

4. Menumbuhkan industri adanya bisnis lobster air tawar ini,

5. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai kemampuan

6. Menambah pendapatan nasional Sudah jelas bahwa dengan tumbuhnya bisnis di dalam negeri
B. Lingkungan Teknologi
Dalam melakukan bisnis ini, memerlukan ketelitian dan pengawasan yang baik terhadap lobster air tawar.
B. Lingkungan Politik dan Hukum Perusahaan
kala kecil ini akan beroperasi di jalan Flamboyan Gang kana no 2 daerah Karangasem karena wilayah ini cukup strategis untuk memelihara lobster
air tawar dan banyak keluarga yang dapat mengurus, merawat dan mengawasi perkembangan lobster.
D. Lingkungan Sosial dan Budaya
Dampak dari pelaksanaan bisnis ini adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan lapangan kerja.
2. Perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan.
3. Perubahan pola kehidupan masyarakat.
ANALISIS ASPEK PEMASARAN

A. Pangsa Pasar

Ada dua pangsa pasar yang dapat menjadi sasaran pemasaran hasil panen lobster air tawar, yaitu pasar dalam negeri dan pasar luar negeri

1. Pasar Dalam Negeri

Untuk pasar dalam negeri, permintaan lobster datang dari sesama pembudidaya atau rumah makan yang menyediakan menu lobster.

2. Pasar Luar Negeri

Selain pasar dalam negeri, permintaan lobster untuk diekspor pun sangat terbuka lebar.

ANALISIS ASPEK TEKNISA

A. Lokasi
pemilihan lokasi harus memperhatikan sarana dan prasarana pendukung. Faktor yang harus diperhatikan adalah lokasi pasar yang dekat,
tersedianya sumber air yang bersih dan mudah mendapatkan makanan. Selain itu, keamanan di lokasi tersebut juga harus diperhatikan
mengingat lobster memiliki nilai jual ekonomis yang tinggi.
B. Pemilihan wadah pemeliharaan
Dalam budidaya lobster air tawar skala kecil, ada beberapa wadah yang dapat digunakan untuk memelihara lobster, yang terpenting,
wadah tersebut dapat ditempatkan di lahan yang tidak terlalu luas. Kolam atau wadah dapat berupa akuarium, bak plastik atau bak
fiberglass dan kolam semen.
C. Peralatan pendukung
Dalam budidaya lobster air tawar skala kecil, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung untuk menunjang keberhasilannya. Berikut
beberapa peralatan yang harus disiapkan terlebih dahulu.
D. Sumber dan Kualitas Air
1. Sumber air

2. Kualitas air
E. Pembenihan Lobster Air Tawar
Pembenihan tomerupakan proses untuk mendapatkan benih atau anak lobster yang baru. Pembenihan dilakukan dengan cara
mengawinkan induk jantan dengan induk betina yang telah matang alat kelamin. Benih yang dihasilkan nantinya bisa dijual ke
pembudidaya lain atau dibesarkan.
F. Jenis Lobster di Indonesia Beserta Peluang Bisnisnya
Meski rasanya lebih gurih, lezat, dan besar, lobster sendiri memang masih masuk ke dalam keluarga udang. Hal tersebut dikarenakan
bentuknya mirip seperti udang, namun lebih besar. Memiliki rasa daging yang lezat dan gurih, lobster memang biasa dikonsumsi, sebagai
salah satu hidangan mewah. Bahkan, untuk bisa makan hidangan lobster yang enak, kamu harus datang ke restoran besar. Jika tidak ingin
membayar harga terlalu mahal, kamu juga bisa beli lobster di pasar ikan, dan mengolahnya sendiri. Mulai dari dibuat bumbu saos
Padang, asam manis, lada hitam, atau hanya sekadar digoreng atau dibakar saja.
TRANSKRIP DISKUSI
NO NAMA PENANYA PERTANYAAN JAWABAN
1 Sari Cahyati /19542430015 Klasifikasi lobster air tawar diantaranya ada Elma Yunita : “saat molting terjadi kulit kepala
morfologi air tawar, makanan lobster air tawar, lobster akan merekah dan pecah-pecah karena
masa kawin lobster air tawar dan pergantian terdorong oleh pertumbuhan daging-daging
cangkang (Molting) Yang saya tanyakan apa baru kemudian daging-daging baru akan dilapisi
yang akan terjadi pada lobster pada saat molting kulit baru yang sangat lunak dan akan mengeras
itu terjadi ? dalam waktu 24 sampai 48 jam.

2 Muhammad Habib/18542430009 Apa yang membedakan Lobster air laut dan Elma Yunita : ” mungkin perbedaannya dari segi
lobster air tawar coba di jelaskan ? warna kalau nya lobster air Laut mungkin
warnanya lebih cerah kalau untuk air tawar
mungkin agak kurang cerah dikarenakan
perbedaan air”

Tambahan dari Ina Santia : “ laut lobster air


tawar lebih kecil lobsternya sedangkan lobster air
laut lebih besar tapi memiliki dua capit depan
yang besar dengan sama”
3 Muhammad Rizal/18542530010 Apakah perbedaan dari lobster air tawar dan -
lobster air laut dari segi fisiologi dari
lobster tersebut ?

4 Hilda/19542430003 Di pembenihan lobster air tawar di situ Elma Yunita : “Untuk calon induk yang akan di
ada pemilihan dan perawatan calon induk gunakan minimal harus berusia 6 sampai 7 bulan
itu maksudnya pemilihan itu bagaimana dengan panjang tubuh 12 sampai 15 cm.
dan karakteria induk yang dapat di kemudian untuk pemilihan calon indukan yang
pijahkan itu bagaimana ? berkualitas yang pertama pilih calon induk yang
pertumbuhannya paling cepat dapat dilihat dari
bentuk tubuhnya yang lebih gemuk dari pada yang
lain kedua pilih calon induk yang punya nafsu
makan besar ketiga pilih calon induk yang
bergerak lincah kemudian pilih calon induk yang
badannya yang berwarna cerah”
Tambahan/penjelasan dari Dosen Pengampu Bapak Yulius Kisworo, Spi., M.Si

Lobster ada dua jenis, ada yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut.
Dari adaptasi fisiologis air laut dan air tawar pembatasnya adalah “salinitas”. Yaitu,
perbedaan kadar penyerapan garam perairan. Lobster harus mampu menjaga kadar
ion mineral garam, namun insentitasnya berbeda.
Lobster harus mampu menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh
dengan kadar garam di luar atau di air laut. Jika memiliki salinitas dibawah 25 ppm
maka masuk perairan tawar. Lobster air laut, mempertahankan kadar garam di
dalam tubuh, maka pengeluaran urine jadi sangat sedikit sekali. Juga penyerapan
kadar garam pada insang lobster air laut lebih aktif daripada air tawar, guna menjaga
keseimbangan kadar garam pada tubuhnya. Semua hewan crustacea seperti lobster
tadi, maka memiliki batok cangkang. Kalau di ikan, ada di sisik. Kalau udang,
karapas (moting). Karapas tidak bisa menyesuaikan dengan bentuk tubuh udang atau
lobster. Cara mengganti karapas adalah secara alami, prosesnya memakan waktu
yang berbeda. Fase javenil ebih cepat daripada fase dewasa dalam perubahan
cangkang. Antara 8-10 hari, tergantung kondisi lingkungan. Udang yang melakukan
molting tidak akan makan selama proses pergantian kulitnya. Prosesnya adalah
memecah dari (menit 13.00). Pakan juga memengaruhi proses molting. Kalau di
lobster harus tinggi mineral atau kalsium, agar moltingnya lebih cepat . Bisa dengan
susu yg berkalsium tinggi ditambah telur, dan dipastikan makanan utamanya adalah
hewan dan tumbuhan. Molting hrus aman dan terlindung dari serangan organisme
lain.

Anda mungkin juga menyukai