ABSTRAK
Kecamatan Tawangmangu merupakan salah satu wilayah dengan intensitas kejadian
longsorlahan yang cukup tinggi. Terdapat beberapa faktor yang mendorong
longsorlahan terjadi seperti curah hujan, kemiringan, ketinggian, jenis tanah dan
penutupan lahan. Faktor-faktor tersebut dapat diwujudkan dalam penggunaan Sistem
Informasi Geografis sehingga wilayah yang rawan terhadap longsorlahan dapat
diidentifikasi. Selain itu, penggunaan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats) dalam kasus ini dapat diterapkan untuk mengetahui
seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang bencana longsorlahan di wilayah
tersebut. Dari kedua pendekatan tersebut dapat menghasilkan suatu strategi
penanggulangan bencana yang tepat. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
peta tingkat kerawanan longsorlahan dan data primer berdasarkan hasil kuisioner yang
ditujukan kepada masyarakat yang berada di kawasan rawan longsorlahan. Tujuan dari
penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan suatu strategi penanggulangan bencana
longsorlahan yang sesuai dengan kondisi wilayah tersebut.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada kawasan pacific ring of
fire. Pacific ring of fire merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan
letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik (Anonim dalam
Maulina, 2014). Terdapat banyak gunung berapi di Indonesia, salah satunya yaitu
Gunung Lawu. Gunung Lawu berada diantara propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Salah satu kecamatan yang berada di lereng Gunung Lawu merupakan Kecamatan
Tawangmangu. Kecamatan Tawangmangu merupakan kecamatan yang berada di
Propinsi Jawa Tengah. Pada bulan Maret 2019, terjadi adanya longsor yang
mengakibatkan satu korban yang meninggal dunia (Isnanto, 2019). Hal tersebut
menunjukan bahwa Kecamatan Tawangmangu merupakan salah satu daerah yang rawan
akan bencana salah satunya yaitu bencana longsor.
260
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
batuan dan runtuhan batu/tanah yang terjadi seketika bergerak menuju lereng bawah
yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur di atas suatu lapisan kedap yang
jenuh air (bidang luncur) (Paimin, 2009).
METODE PENELITIAN
261
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu modelling melalui SIG dan
analisis SWOT. Modelling melalui SIG menggunakan ArcGis 10.2 dilakukan dengan
overlay atau penampalan beberapa data shapefile yang menjadi faktor-faktor penyebab
tanah longsor seperti curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian, jenis tanah, dan
penutup lahan menjadi sebuah data shapefile baru melalui adanya intersect untuk
menunjukkan kawasan rawan longsor di Kecamatan Tawangmangu. Berdasarkan hasil
modelling melalui SIG tersebut menghasilkan beberapa kasifikasi sebagai berikut:
262
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
263
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
Ketinggian tempat menurut hasil olah data modelling melalui SIG menggunakkan
ArcGIS 10.2 menujukkan bahwa daerah timur Kecamatan Tawangmangu memiliki nilai
ketinggian antara 1600-3000 & >3000 mdpl dengan klasifikasi klas agak tinggi & tinggi
dikarenakkan letaknya berbatasan langsung dengan lereng Gunung Lawu. Berbeda
264
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
265
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
266
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
Selain itu, peta pada data-data yang menjadi faktor penyebab terjadinya longsor
dapat digunakan untuk identifikasi kawasan yang paling rawan terjadi longsor sehingga
penanggulanan melalui pengelolaan kawasan tersebut dapat dilakukan semaksimal
mungkin seperti daerah dengan curah hujan tinggi yaitu Desa Gondosuli, Blumbang,
Tawangmangu, Kalisoro, Sepanjang, dan sebagian besar Desa Tengklik dapat dikelola
dengan adanya sistem drainase pada penutup lahan didaerah-daerah tersebut. Drainase
tersebut dapat dipertimbangkan melalui peta penutup lahan Kecamatan Tawangmangu
yang sebagian besar berupa belukar, hutan, dan perkebunan yang terisi dengan vegetasi.
Vegetasi adalah salah satu penyerap air yang baik maka dari itu pengelolaan jenis dan
teknik dalam penanaman vegetasi yang baik dan benar dapat meminimalisir adanya
longsor didaerah-daerah tersebut.
267
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
Analisis SWOT yang dilakukan sebagai evaluasi atas apa yang telah dilakukan oleh
faktor internal kepada faktor eksternal menunjukkan bahwa penyuluhan tentang potensi
longsor di Kecamatan Tawangmangu belum tersampaikan kepada masyrakat. Perlu
adanya penyuluhan yang dilakukan secara masif dan merata pada seluruh daerah di
Kecamatan Tawangmangu mengingat adanya potensi longsor di kecamatan tersebut.
Selain itu, masyarakat kepercayaan masyarakat akan kinerja aparat pemerintah dalam
menangani bencana dan pemahaman masyarakat akan adanya faktor-faktor yang dapat
menyebabkan potensi longsor akan mendukung adanya pelaksanaan penyuluhan
tersebut. Masyarakat akan lebih paham dan antusias terhadap kegiatan tersebut.
KESIMPULAN
268
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
faktor-faktor real time seperti karakteristik tanah lebih lanjut berupa struktur dan tekstur
tanah, tingkat permeabilitas tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah dalam
menyerap air terutama air hujan, dan faktor-faktor lainnya. Selain itu, tidak adanya
penggunaan faktor real time pada penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian
lanjutan sehingga dapat menjadikan modelling kawasan rawan longsor yang semakin
akurat dengan kondisi daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.. 2017. Penjelasan Teknik Purposive Sampling Lengkap Detail, 2 Juni 2017.
Diunduh dari https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-
sampling.html pada 4 Agustus 2019.
Hidayat, A.. 2018. Pengertian Simple Random Sampling, Jenis dan Contoh, 16 Februari
2018. Diunduh dari https://www.statistikian.com/2018/02/pengertian-simple-
random-sampling.html/amp pada 4 Agustus 2019.
Maulina. 2014. Model Kearifan Lokal Dalam Penanggulangan Bencana Lesson Learnt
Dari Nangroe Aceh Darusalam. Yogyakarta: UGM.
Paimin; dkk. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenbos
International Indonesia Progamme.
269