ANEMIA
Topik : Anemia
Hari / Tanggal :
1. Latar Belakang
Remaja memiliki resiko tinggi terhadap kejadian anemia terutama anemia
gizi besi. Hal itu terjadi karena masa remaja memerlukan zat gizi yang lebih
tinggi termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja
putri memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra, hal ini
dikarenakan remaja putri setiap bulannya mengalami haid (menstruasi). Selain
itu remaja putri cenderung sangat memperhatikan bentuk badannya sehingga
akan membatasi asupan makan dan banyak pantangan terhadap makanan
seperti melakukan diet vegetarian (Almatsier, 2011).
Dampak dari kejadian anemia pada remaja dapat menurunkan
konsentrasi dan prestasi belajar, serta mempengaruhi produktivitas di
kalangan remaja (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010). Akibat dari jangka
panjang penderita anemia gizi besi pada remaja putri yang nantinya akan
hamil, maka remaja putri tersebut tidak mampu memenuhi zat-zat gizi pada
dirinya dan pada janinnya sehingga dapat meningkatkan terjadinya resiko
kematian maternal, prematuritas, BBLR, dan kematian perinatal (Hayati,
2010). Melihat dampak yang terjadi dikalangan remaja akibat kejadian
anemia sangat merugikan pada masa yang akan datang, maka
pencegahan maupun penanggulangan masalah anemia perlu ditingkatkan.
Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia
secara nasional adalah sebesar 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan
23,9% terjadi pada perempuan. Sedangkan berdasarkan pada kriteria usia 5-14
tahun mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun mencapai 18,4.(ILSI Europe,
2000). Provinsi Lampung tercatat sebagai peringkat pertama diwilayah
sumatera untuk jumlah penderita anemia. Menurut survey yang dilakukan
mercy Corps dari sampel 641 siswi ternate 56,25% siswi menderita anemia
defisiensi gizi, prevalensi anemia untuk Lampung lebih tinggi dari nasional yaitu
27% (Lampung sehat, 2011). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Provinsi Lampung tahun 2010 Presentasi anemia pada remaja sebesar 25,9 %
dan untuk kota Bandar Lampung remaja putri yang mendapat tablet tambah
darah baru mencapai 66,81% untuk diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Simpur memiliki 3 kelurahan yang terdapat 4 sekolah SMP/MTS yang
mempunyai jumlah remaja putri 95 orang dengan resiko anemia 35 orang.
Adanya permasalahan tersebut, perlu upaya untuk menurunkan angka
Anemia dengan meningkatakan distribusi tambah darah sehingga kasus
tersebut bisa ditekan dan capaian pemberian tablet tambah darah tercapai
sesuai target.
2. Tujuan Umum
Pelajar SMP swadaya khususnya remaja putri memahami dan mengerti tentang
anemia.
3. Tujuan Khusus
4. Materi Penyuluhan
Pengertian Anemia
Tanda dan gejala anemia
Mengapa wanita lebih mudah terkena anemia
Bahaya anemia
Cara pencegahan dan mengobati anemia
5. Metode
Ceramah
Diskusi
6. Media
Leaflet
Power point
7. Evaluasi
b. Moderator :
9. Proses Pelaksanaan
2. 20 Pelaksanaan
menit Menjelaskan materi Memperhatikan
pengertian Anemia
Menjelaskan tanda dan gejala Memperhatikan
Anemia
Menjelaskan kenapa wanita Memperhatikan
lebih banyak terkena anemia.
Memperhatikan
Menjelaskan bahaya anaemia
Menjelaskan cara
Memperhatikan
pencegahan dan pengobatan
anemia.
3. 10
Evaluasi
menit Menjawab
Menanyakan kembali kepada pertanyaan
peserta tentang materi yang
telah diberikan
4. 5 menit Terminasi
Menyimpulkan kembali materi Memperhatikan
yang telah disampaikan
Mengucapkan terima kasih Menjawab salam
atas peran serta dari peserta
Memberikan leaflet Menerima leaflet
Mengucapkan salam penutup Menajwab salam
10. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Pemberitahuan dan perizinan pada staff sekolah dan ketua kelas 2 hari
sebelum penyuluhan untuk menyampaikan bahwa pada hari …… akan diisi
dengan pemberian materi.
2) Materi dan media penyuluhan sudah tersedia
3) Materi penyuluhan telah dikonsulkan ke pembimbing 2 hari sebelumnya
4) Tempat penyuluhan di SMP swadaya.
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil