PENCEGAHAN ANEMIA
Disusun Oleh :
1. Agus Saputra
2. Cindy Septarini
3. Dwi Meitasari
4. Eliza Sumantri
5. Fariz Al Awal
6. Janna Lestari
7. Meirani Kinanti
8. M. Luvfi Ardiansyah
9. Ossy Monalisa
10. Purnama Wulan Sari
11. Septa Fitri
12. Yunita
Topik : Anemia
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Anemia
Sasaran : siswi SMP Negeri H Wukirsari
Target : siswi SMP Negeri H Wukirsari
Hari / Tanggal : Senin, 20 Maret 2023
Waktu : 07.30-08.00 WIB s/d Selesai
Tempat : SMP Negeri H wukirsari
Penyuluh : Mahasiswa
1. Latar Belakang
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian,
anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar
yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan korfirmasi laboratorium.
(Price&Wilson.,2012).
Anemia merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada masyarakat terutama
kaum wanita Penelitian di Baghdad menunjukkan sebesar 17,6 % remaja putri menderita anemia.
Penelitian pada remaja putri di Nepal tahun 2009 menunjukkan prevalensi anemia sebesar78,3%.
Menurut Soekirman (2000), saat ini diperkirakan lebih kurang 2.1 milyar orang di dunia menderita
anemia gizi besi termasuk pada tingkat berat dan pada negara berkembang terdapat prevalensi
anemia pada remaja putri sebesar 17-89 persen (Ruel 2001).Remaja putri sangatlah berpotensi
sebagai pederita anemia ini, oleh karena ini penyuluhan anemia sangatlah diprioritaskan kepada
remaja putri SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita di luar sekolah sebagai upaya strategis. Data
dari Departemen Kesehatan tahun 2005 menunjukkan penderita anemia pada remaja putri
berjumlah 26,50% dan wanita usia subur (WUS) 26,9%. Hal ini mengindikasikan anemia masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Remaja dalam masa pertumbuhannya pasti memerlukan asupan gizi yang lebih banyak
dimbandingkan dengan kelompok usia yang lain. Remaja putri lebih beresiko besar terhadap
anemia dari pada remaja putra ataupun pria dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap
bulannya,hal itu mengharuskan remaja putri haru lebih banyak mengonsumsi zat besi dan zat
makanan yang lainnya.
Anemia disebabkan oleh kehilangannya zat besi karena penyakit infeksi seperti malaria
dan cacing. Kehilangan darah akibat infestasi cacing dan malaria karena hemolisis dapat dapat
menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia. Trauma dapat pula menyebabkan defisiensi zat besi.
Infeksi cacing tambang menyebabkan pendarahan pada dinding usus, walaupun sedikit tetapi
terjadi terus menerus dan hal itu dapat mengakibatkan hilangnya darah ataupun zat besi.
Kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi zat besi (WHO 2001).
Semua pasien anemia dapat memperhatikan gejala pucat, tetapi tanda ini dapat timbul
timbul lebih awal pada penduduk Kaukasian. Gejala pucat dapat dilihat paling jelas pada
konjungtiva mata. Jika anemia semakin berat, dapat terjadi gejala sesak nafas takikardia, dan
aritmia jantung sebagai akibat dari hipoksia jaringan. (Chang, et al,.2009)
Hasil studi faktor resiko lainnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kejadian anemia anatara lain pendidikan, jenis kelamian, wilayah, kebiasaan
sarapan, status kesehatan, dan keadaan Indeks Masa Tubuh dalam kategori kurus (Permaesih dan
Herman 2005). Kurangnya pendidikan Berdasarkan hasil presurvey terhadap 100 orang siswi di
SMK Negeri 1 Terbaggi Besar Lampung Tengah pada bulan September 2011diketahui sebanyak
30 orang siswi ataupun sebesar 30% siswi yang mengalami gejala anemia gizi besi yaitu lemah,
letih, lesu mudah mengantuk, nafas pendek, pucat dan nafsu makan berkurang. Dari hasil
wawancara terhadap 30 orang siswi yang mengalami gejala tersebut, sebanyak 15 siswi atau 50%
diantaranya sedang mengalami menstruasi , dan sebanyak 20 siswi atau sebesar 66% mengatakan
memiliki kebasaan selalu minum the bersama pada saat makan serta mengaku belum pernah
mendapatkan informasi terkait anemia gizi besi dari guru maupun tenaga kesehatan puskesmas
setempat.
Adapun beberapa penanggulangan anemia yang dapat dilakukan dari beberapa dukungan
pihak terkait seperti perilaku makan dalam mencegah anemia terutama pengonsumsian zat besi
dan protein, pengetahuan dan pendidikan yang baik tentang anemia di tempat pendidikan maupun
di lingkungan masyarakat masyarakat, dukungan keluarga terutama ibu dalam menyiapkan
beberapa makanan yang dapat mengurangi angka anemia.
2. Tujuan Umum
Pelajar SMP khususnya remaja putri memahami dan mengerti tentang anemia.
3. Tujuan Khusus
- Pelajar SMP putri dapat menjelaskan pengertian anemia.
- Pelajar SMP putri dapat menyebutkan tanda dan gejala dari anemia
- Pelajar SMP putri menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia.
- Pelajar SMP putri menjelaskan cara pengobatan anemia.
4. Materi Penyuluhan
- Pengertian Anemia
- Tanda dan gejala anemia.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia.
- Cara pencegahan dan pengobatan anemia.
5. Metode
- Ceramah
- Diskusi
6. Media
- Leaflet
7. Kegiatan penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembuka 3 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Kata-kata/
an salam kalimat
2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan menyimak
tentang tujuan pokok 3. Bertanya mengenai
materi perkenalan dan
4. Meyampakaikan tujuan jika ada
pokok pembahasan yang kurang jelas
5. Kontrak waktu
9. Pembagian Tugas
a. Presentator : Mahasiswa
b. Moderator : Mahasiswa
c. Observer : Mahasiswa
d. Fasilitator : Mahasiswa
10. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Pemberitahuan dan perizinan pada staff sekolah
dan ketua kelas 2 hari sebelum penyuluhan
untuk menyampaikan bahwa jam kosong untuk
putri pada hari Senin akan diisi dengan
pemberian materi.
2) Materi dan media penyuluhan sudah tersedia
3) Materi penyuluhan telah dikonsulkan ke
pembimbing 2 hari sebelumnya
4) Tempat penyuluhan di SMA NEGERI H
WUKIRSARI.
b. Evaluasi Proses
1) 25 siswi yang mengikuti penyuluhan kooperatif
selama penyuluhan kesehatan berlangsung
2) Penyuluhan kesehatan dilakukan sesuai materi
dan waktu yang telah ditetapkan
3) Kelompok penyuluh bertugas sesuai perannya
4) Siswi-siswi smp aktif dalam diskusi
5) 80% dari semua peserta penyuluhan dapat
mengikuti penyuluhan sampai selesai
6) 80% dari siswi yang ada di SMP negeri H
wukirsari bersedia mengikuti penyuluhan
kesehatan.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat menjelaskan kembali pengertian
anemia.
2) Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala
anemia.
3) Peserta dapat menyebutkan 3 dari 5 faktor-faktor
yang menyebabkan anemia.
4) Peserta dapat menjelaskan cara pencegahan dan
pengobatan anemia.
Daftar Pustaka
Chang, Esther,dkk.2010.Patofisiologi Aplikasi pada
Praktik Keperawatan.Jakarta.:Penerbit Buku Kedokteran
EGC