Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 2

KASUS (3)
Ny A, dirawat di ruang A RS Citra Lestari. Dibesuk oleh keluarganya diluar jam
besuk. Keluarga tersebut memaksa perawat jaga untuk diizinkan masuk sebentar
saja. Tetapi perawat tidak mengizinkan. Akhirnya keluarga tersebut langung masuk
ke kamar pasien. Melihat situasi tersebut perawat langsung menegur dengan kata-
kata kasar dan membentak.“ibu ini bukan jam besuk, sudah diberitahukan berkali-
kali ibu tetap tidak mau dengar. Ibu tidak tahu aturan dan tidak tahu etika, pasien
butuh. Istirahat.
IDENTIFIKASI MASALAH ETIK
1. Perawat langsung menegur dengan kata-kata kasar dan membentak (Respect To
Other, Advokasi)
2. Dibesuk oleh keluarganya diluar jam besuk sudah diberitahukan berkali-kali ibu
tetap tidak mau dengar. Ibu tidak tahu aturan dan tidak tahu etika (Prinsip
Keadilan)
KUMPULAN FAKTA-FAKTA
1. Perawat melanggar prinsip etik Respect To Other dan Beneficence (Kemurahan
Hati)
EVALUASI
1. Diharapkan Perawat untuk dapat mempertahankan prinsip-prinsip etik meskipun
dihadapkan dengan situasi yang tidak menggenakan dalam hal ini perawat
menghadapi keluarga pasien yang melanggar aturan sehingga memancing perawat
menegur dengan emosi dan berkata kasar (melanggar prinsip Respek dan
Beneficence)
BUAT KEPUTUSAN DAN
UJICOBAKAN
1. Berkoordinasi dengan satpam / petugas keamanan untuk menutup jam berkunjung.
2. Memasang pengumuman Jam Berkunjung.
BERTINDAK DAN
REFLEKSIKAN PADA
KEPUTUSAN TERSEBUT
1. Berkoordinasi dengan satpam / petugas keamanan untuk menutup jam berkunjung.
2. Memasang pengumuman Jam Berkunjung.
KASUS (1)

Tn Z, 65 thn, dirawat di RS Indah dengan diagnosa medis stroke non


hemoragic, dirawat sudah lebih dari satu bulan dengan berbagai terapi dan
terpasang beberapa alat bantu seperti ventilator, syringe pump dengan obat
titrasi intravena, dll. Namun tidak ada kemajuan dan diduga harapan hidupnya
sudah tidak ada, mungkin Brain Death?. Keluarga meminta apabila terjadi
sesuatu tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Dalam intruksi dokter ditulis
DNR.
MASALAH PADA SITUASI
DIATAS
Keluarga meminta tidak perlu dilakukan tindakan apapun
Dalam intruksi dokter ditulis DNR
PEMBAHASAN KASUS 1
DNR merupakan suatu bentuk kesepakatan antara pihak rumah
sakit dan keluarga pasien, yang menggambarkan keputusan
untuk tidak melakukan pertolongan bantuan hidup dasar
ataupun lanjutan ketika pasien ketika mengalami henti napas
dan henti jantung. Opsi ini biasanya dipilih oleh keluarga terkait
pasien yang memang sudah mengalami penyakit yang
sedemikian parah hingga kemungkinan untuk sembuhnya
sangat kecil, Pertimbangannya biasanya karena keluarga pasien
tidak ingin memperpanjang penderitaan pasien - yang
sebenarnya dengan pertolongan hidup dasar dan lanjutan itu,
tidak akan mengubah terlalu banyak kondisi klinisnya.
LANJUTAN
Do not resuscitate” (DNR) merupakan kondisi yang sarat
dengan pro kontra sehingga perlu dikaji dari segi bioetik dan
medikolegal secara hati-hati untuk masing-masing kasus.
Aspek yang banyak digunakan untuk menolak DNR adalah
aspek etis dan agama. Kaidah etis dan terutama kaidah
agama menjadi banyak dasar pihak yang menolak
dilakukan DNR. Agama tidak memberikan kuasa pada
manusia untuk dapat menentukan hidup dan mati
seseorang sebagaimana keputusan DNR dianggap dapat
menentukan hidup dan mati seseorang.
PRINSIP ETIK YANG KEMUNGKINAN
AKAN DILANGGAR PADA KASUS INI :
1. Prinsip non maleficence (do no harm) adalah prinsip yang mencegah tindakan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan meningkatkan kesakitan pada pasien. Pemberian RJP
berkepanjangan atau RJP yang diberikan terlambat pada dasarnya memberikan kesakitan
lebih lanjut pada pasien. Pasien dapat bertahan hidup tetapi berada dalam kondisi koma
persisten atau status vegetatif. Berdasarkan prinsip ini, RJP dikatakan tidak memberikan
kesusahan lebih lanjut bila keuntungan akibat tindakan ini dianggap lebih besar dibanding
kerugiannya.
2. Prinsip otonomi pasien harus dihormati secara etik, bahkan secara legal. Dalam mengambil
keputusan, pasien menggunakan hak otonominya, harus dipastikan pasien secara cakap
memberikan keputusan untuk menyetujui atau menolak tindakan medis, termasuk RJP.
SOLUSI
Kasus diatas merupakan Legal Issue dalam keperawatan, dimana
perawat tidak melakukan resusitasi jantung paru pada pasien atas
permintaan keluarganya. Karna keluarga sudah membuat sebuah
pernyataan tertulis langsung untuk tidak melakukannya.
Untuk menyatakan status pasien menjadi DNR Dokter wajib memberikan
informed consent yang mensyaratkan keluarga mampu menerima dan
memahami informasi yang akan diberikan berkaitan dengan kondisi
penyakit, prognosis, tindakan medis yang diusulkan, tindakan alternatif,
risiko dan manfaat dari masing-masing pilihan. jika keluarga pasien
sudah memberikan keputusan permintaan untuk dilakukan DNR maka
dokter dan keluarga harus menadatangani form DNR dan pasien
dipasangkan gelang berwarna ungu

Anda mungkin juga menyukai