Anda di halaman 1dari 5

Kongruensi Complementary Dalam Aligood (2014), menyatakan bahwa teori

dengan nilai-nilai adaptasi Roy merupakan suatu teori yang


professional yang melengkapi teori sebelumnya yaitu Teori Harry
lain Helson mengenai Psikofisika yang diperluas menjadi
ilmu sosial dan perilaku. Dalam teori adaptasi
Helson, proses adaptasi merupakan fungsi dari
stimulus yang datang dan tingkat adaptif. Roy
mengkombinasikan teori Helson tentang sistem
untuk memandang manusia sebagai sistem adaptif
(Aligood, 2014).
Esoterism Dalam Aligood (2014) menyatakan bahwa model
adaptasi roy telah berpengaruh besar terhadap profesi
keperawatan. Model Roy merupakan salah satu
model yang paling banyak digunakan untuk
memandu penelitian, Pendidikan, dan praktek
keperawatan. Model ini juga diajarkan sebagai
bagian dari kurikulum program sarjana, magister,
dan doktor keperawatan. Pengaruh dari model
adaptasi Roy pada penelitian keperawatan dibuktikan
dengan banyaknya penelitian kuantitatif dan
kualitatif dengan menggunakan landasan model
tersebut seperti salah satu penelitian Lusiani et al.,
(2019) yang berjudul “Pengaruh Caring Perawat
Terhadap Adaptasi Penderita Ca Colon Menurut
Model Konsep Adaptasi Calista Roy di Komunitas
Paliatif Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota
Surabaya”. Model adaptasi Roy telah menginspirasi
pengembangan banyak teori middle-range
keperawatan dan berbagai adaptasi instrument. Salah
satunya Modrcin-McCarthy, McCue, dan Walker
(1997) menggunakan model adaptasi Roy untuk
mengembangkan instrument klinis yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi stressor actual dan
potensial untuk bayi premature dan untuk
menerapkan perawatan bagi bayi tersebut.
Instrument ini mengukur tanda-tanda stres, intervensi
sentuhan, pengurangan rasa sakit, pertimbangan
lingkungan, status dan stabilitas (Aligood, 2014)
Competition Kelompok sampai saat ini belum menemukan teori
lain yang hampir mirip dengan Teori Roy sehingga
Teori Roy masih menjadi pilihan pertama yang
berfokus pada manusia sebagai sistem adaptif atau
teori adaptasi keperawatan.
Kongruensi Belief Menurut kelompok teori Sister Calista Roy ini dapat
dengan nilai-nilai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun
sosial dalam kehidupan bermasyarakat karena tidak
bertentangan dengan kepercayaan yang berkembang
di masyarakat karena setiap manusia pasti akan
beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan
memberikan respons adaptif ataupun respons
inefektif. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari
ketika seseorang memasuki daerah baru yang
memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda,
respons yang diberikan bisa adaptif maupun gagal
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya
yang baru. Roy menyatakan manusia mengalami
stimulus lingkungan secara terus-menerus sehingga
manusia memberikan respons dan terjadilah adaptasi.
Values Menurut kelompok teori Sister Calista Roy tidak
bertentangan dengan norma yang berkembang di
masyarakat. Didalam kehidupan bermasyarakat
manusia tidak lepas dengan bantuan orang lain dan
saling terikat misalnya saja dalam gotong royong
membersihkan lingkungan sekitar. Roy menjelaskan
bahwa sistem manusia meliputi manusia sebagai
individu atau dalam kelompok termasuk keluarga,
organisasi, komunitas, dan masyarakat sebagai satu
keseluruhan.
Customs Keperawatan dalam model Roy merupakan ilmu dan
praktek yang memperluas kemampuan adaptif dan
meningkatkan transformasi manusia dan lingkungan.
Perawat berperan membantu pasien untuk
beradaptasi pada kondisinya secara positif serta
meningkatkan interaksi dengan lingkungannya.
Dalam penelitian Pebrianti M et al., (2020) yang
berjudul “Gambaran Penyesuaian diri Lansia dalam
Konteks Model Adaptasi Roy di Loka Rehabilitasi
Sosial Lanjut Usia Kendari”, didaptakan bahwa
lansia dalam penyesuaian dirinya melalui beberapa
tahap yaitu input, control, dan output untuk
beradaptasi terhadap lingkungan selama tinggal di
LRSLU Kendari dengan perubahan diri dan
mekanisme koping yang bervariasi sehingga
menghasilkan respon perilaku yang adaptif maupun
maladaptif. Sehingga perawat perlu melakukan
sosialisasi rutin tentang kehidupan adaptasi diri
lansia sesuai dengan konteks Model Adaptasi Roy
sehingga lansia dapat menghasilkan perilaku yang
adaptif.
Tingkat Value to Model adaptasi Roy telah diterapkan dalam asuhan
kepentingan di Humanity keperawatan kelompok individu pasien. Dengan
lingkup sosial menggunakan model ini perawat diharapkan dapat
meningkatkan interaksi antara manusia dengan
lingkungannya, sehingga meningkatkan kesehatan.
Model Roy bermanfaat bagi praktek keperawatan
karena menguraikan sifat-sifat disiplin ilmu
keperawatan dan memberikan arahan untuk praktik,
pendidikan dan penelitian keperawatan. Salah satu
contoh penerapan model adaptasi Roy yaitu Villareal
(2003) menerapkan model adaptasi Roy pada
perawatan perempuan muda yang sedang berusaha
berhenti merokok. Villareal membahas secara
komprehensif penggunaan enam langkah proses
keperawatan menurut Roy untuk memandu asuhan
keperawatan bagi perempuan berusia dua puluhan
tahun ini yang sebelumnya merokok dan kemudian
menjadi anggota kelompok pendukung berhenti
merokok. Peneliti ini melakukan pengkajian 2 tahap.
Pada tahap pertama, stimulus pada keempat mode
diidentifikasi. Sedangkan pada tahap kedua, perawat
membuat penilaian mengenai stimulus fokal
(kecanduan nikotin), kontektual (keyakinan bahwa
merokok ini menyenangkan, membuat mereka
merasa baik, tenang, nyaman, dan merupakan bagian
dari rutinitasnya), serta stimulus residual (keyakinan
tentang sikap tentang citra tubuhnya dan bahwa
berhenti merokok akan meningkatkan berat badan).
Kemudian perawat membuat diagnosis keperawatan
untuk kelompok tersebut yaitu, kurang motivasi
untuk berhenti merokok yang berhubungan dengan
ketergantungan. Perempuan-perempuan anggota
kelompok pendukung tersebut dan perawatnya
bersama-sama membangun tujuan yang lebih bersifat
jangka pendek yaitu untuk mengubah perilaku
dibandingkan dengan tujuan jangka panjang yaityu
untuk berhenti merokok. Intervensi keperawatannya
berfokus pada diskusi tentang efek merokok bagi
tubuh, alasan dan keyakinan mengenai merokok dan
berhenti merokok, manajemen stress, nutrisi,
aktivitas fisik, dan kepercayaan diri. Selama fase
evaluasi, perawat menilai apakah perempuan tersebut
telah berpindah dari fase pra-kontemplasi ke dalam
fase kontemplasi berhenti merokok. Villareal
menyimpulkan bahwa model adaptasi Roy
merupakan kerangka kerja yang bermanfaat untuk
memberikan pelayanan bagi perempuan yang
merokok (Aligood, 2014).

REFERENSI :
Aligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (M. R. Aligood (ed.); 8th ed.).
Elsevier.
Lusiani, E., Yuliana, W., & Setyawati, E. I. E. (2019). Pengaruh Caring Perawat Terhadap
Adaptasi Penderita Ca Colon Menurut Model Konsep Adaptasi Calista Roy di
Komunitas Paliatif Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 2019.
Pebrianti M, A. N., Indriastuti, D., & Mien, M. (2020). Gambaran Penyesuaian diri Lansia
dalam Konteks Model Adaptasi Roy di Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kendari.
Holistic Nursing and Health Science, 3(1), 40–51.
https://doi.org/10.14710/hnhs.3.1.2020.40-51

Anda mungkin juga menyukai