TEORI KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang teori keperawatan menurut Calista Roy's Adaptation.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang teori keperawatan
Roy's Adaptation.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
HALAMAN.............................................................................................................. 1
JUDUL.............. ...................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................................ 3
DAFTAR ISI............................................................................................................. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................................ 5
B. Rumusan masalah.................................................................................................. 6
C. Tujuan...................................................................................................................... 7
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP............................................................................................................... 11
Daftar Pustaka........................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide – ide global mengenai individu, kelompok situasi
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu
kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan
dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak
perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia
Teori keperawatan merupakan ide, definisi, hubungan,dan saran yang berasal dari
model keperawatan atau dari bidang ilmu lain dan rancangan purposive, pandangan metodis
fenomena dengan nerancang inter relationship khusus. Teori keperawatan digunakan untuk
menyusun suatu konsep model dalam keperawatan. Model konsep keperawatan ini
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai
serta klien tersebut mampu merubah perilaku inadaptif dan secara khusus perawatan mampu
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Model keperawatan adaptasi Roy adalah model yang memandang manusia sebagai
suatu sistem adaptasi mulai dari tingkatan individu itu sendiri sampai ke adaptasi dengan
lingkungan. Teori ini menjelaskan proses keperawatan yang bertujuan membantu seseorang
untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
hubungan interdependensi selama sehat sakit (MarrinerTomery, 1994 dan Rofikoh, 2014).
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep
ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
perubahan biopsikososial.
beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika
kehidupan manusia.
menanggulangi perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu
manusia beradaptasi terhadap perubahan ini. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia
1. Keperawatan
keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas
perawat.
peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada
dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari
upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang
keluarga, kelompok, komunitas atau sosial. Masing-masing dilakukan oleh perawat sebagai
system adaptasi yang holistic dan terbuka. Interaksi yang konstan antara individu dan
lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan tersebut
individu harus mempertahankan intergritas dirinya, dimana setiap individu secara kontinyu
beradaptasi.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem
adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai
input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai
sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi,
empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
3. Kesehatan
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal sampai tingkatan
tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam
upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental dan
memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi
ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam
dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat individual dipersepsikan oleh individu.
Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) tergantung dari latar belakang individu
tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,
4. Lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
seseorang dan kelompok. Lingkunan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun
psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan
lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa
pengalaman, kemampuan emosioanal, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun
molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.manifestasi yang tampak akan tercermin
dari perilaku individu sebagai suatu respons. Dengan pemahaman yang baik tentang
lingkungan akan membantu perawat dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan
“Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. System adalah
Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa
Model Adaptasi Roy (RAM) hadir sebagai desain bahwa respon perilaku dapat
dihubungkan dengan cara tiga rangsangan: fokal, kontekstual, dan residual; proses kontrol
atau mekanisme koping dapat diakses melalui sistem regulator dan kognator untuk individu,
fungsi peran, dan interdependensi (Whittemore & Roy 2002, Pearson et al. 2005, Roy 2009
dalam Akyil dan Erguney 2012). Sistem dalam model adaptasi Roy dijelaskan sebagai
Input atau stimulus Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan
kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan
respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual dan stimulus
residual.
1) Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya
2) Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal
maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan
secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat
3) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang
ada tetapi sukar untuk diobservasi. Stimulus residual adalah faktor internal dan
eksternal, yang efeknya saat ini tidak jelas, dan orang mungkin tidak menyadari
a. Proses kontrol atau mekanisme koping Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk
mekanisme koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan
merespon secara otomatis melalui saraf, kimia, dan koping saluran endokrin (Roy &
Andrews, 1999).
maupun internal. Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus
dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau
proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses
Jadi pada pasien PGK subsistem ini mencakup persepsi, pembelajaran, keputusan,
emosi (Tolson & Mcintosh 1996, Gagliardi 2003, Tsai 2005 cit Bakan G. & Akyil
b. Efektor atau prilaku Konsep adaptasi Calista Roy adalah bagian dari proses internal dan
bertindak sebagai efektor sistem. Perilaku dalam konsep ini bertujuan untuk beradaptasi
dengan rangsangan, meliputi fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi (Whittemore & Roy 2002, Pearson et al. 2005, Roy 2009).
1) Fungsi fisiologis, melibatkan kebutuhan dasar tubuh dan cara beradaptasi. Ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bastos (2014) bahwa komponen sistem adaptasi
pada pasien PGK diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, cairan, elektrolit, fungsi
endokrin, aktivitas, tidur / istirahat, perlindungan dan indra/ sensori. Indikator adaptif
pernafasan yang seimbang, pola pertukaran gas yang stabil, dan transportasi gas
ventilasi, pertukaran dan transportasi gas yang tidak adekuat, perubahan perfusi
b) Nutrisi : fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area nutrisi jika pencernaan yang
stabil, pola nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh, kebutuhan metabolisme dan
nutrisi terpenuhi. Sedangkan inefektif jika penurunan berat badan, perasaan mual
c) Eliminasi : fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area eliminasi jika pola
eliminasi dan defeksi baik. Sedangkan inefektif jika perubahan pola eliminasi dan
d) Aktifitas dan istirahat, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area aktifitas dan
istirahat jika proses mobilitas yang terintegrasi, pergerakan yang cukup, pola
aktifitas dan istirahat yang efektif, dan menyesuaikan tidur dengan perubahan
pola aktifitas dan istirahat tidak efektif dan gangguan pola tidur.
e) Proteksi, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area proteksi jika kulit utuh,
respon penyembuhan luka yang efektif, integritas dan kekebalan tubuh tubuh yang
cukup, proses imunitas yang efektif dan pengaturan suhu yang efektif. Dikatakan
inefektif jika adanya gangguan integritas kulit, delayed wound healing, infeksi,
pengaturan suhu yang tidak efektif dan proses imunitas tidak efektif.
f) Sensori, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area sensori jika proses sensori
yang efektif, pola persepsi yang stabil, strategi kopig untuk gangguan sensori
efektif. Dikatakan inefektif jika adanya gangguan sensori primer, hilangnya
kemampuan merawat diri sendri, gangguan komunikasi, nyeri akut dan kronis,
gangguan persepsi dan strategi koping kerusakan sensori yang tidak efektif.
g) Cairan dan elektrolit, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area cairan dan
elektrolit didalam tubuh stabil, status asam basa yang seimbang, regulasi buffer
kimia yang efektif. Dikatakan inefektif jika adaya dehidrasi, adanya edema, syok,
(2011) dan Mitchell (2002) adalah: Intradialytic weight gain, blood pressure,
h) Fungsi endokrin, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area endokrin jika
pengaturan hormonal yang efektif, strategi koping terhadap stress yang efektif.
Dikatakan inefektif jika regulasi hormon yang tidak efektif, fatigue, iritabilitass
dan stress.
2) Konsep-diri, mengacu pada keyakinan dan perasaan tentang diri sendiri, bagaimana
seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
beradaptasi secara adaptif apabila gambaran diri yang positif, fungsi seksual yang
tubuh yang efektif, strategi koping terhadap kehilangan yang efektif. Dikatakan
adaptasi inefektif jika adanya gangguan gambaran diri, disfungsi seksual, dan strategi
observasi diri dan evaluasi diri) (Alligood, 2012). Gambaran tentang konsep diri
seseorang akan berubah secara mendalam sebagai upaya untuk beradaptasi terhadap
dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain dalam
situasi tertentu tercermin pada peran primer, sekunder, dan tersier (Alligood, 2012).
pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara
interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok (Roy, 2009). Fokusnya adalah
interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta atau kasih sayang, perhatian dan
menerima sesuatu. Interdependensi ini dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai
c. Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau secara subyektif
dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini merupakan umpan
balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau
keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang
yang inefektif adalah perilaku yang tidak mendukung tujuan tersebut. Pada teori Roy,
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi dalam
rentang sehat-sakit (Potter & Perry, 2005). Dalam hal ini perawat dapat memberikan
masalah pasien dengan mengidentifikasi stimulus dan mengkaji fungsi dari adaptasi mode.
Dalam proses keperawatan ada 2 level pengkajian yaitu pengkajian prilaku pasien dan
keperawatan adalah pengkajian prilaku. Prilaku yang dikaji adalah 4 adaptasi mode yaitu
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Fisiologis Adaptasi Mode adalah
proses fisik dan kimiawi dan prilaku yang menyinggung aspek fisik individu. Terdapat 5
kebutuhan yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat dan proteksi. Perawat
Konsep dari adaptasi mode merupakan gabungan dari keyakinan dan perasaan
tentang dirinya pada suatu waktu. Fokusnya adalah aspek psikologis dan spiritual individu.
Fungsi peran adaptasi mode adalah harapan tentang pekerjaan dan posisi individu terhadap
posisi pekerjaan lainnya. Dasar kebutuhan adalah integritas sosial, untuk mengetahui
hubungan satu dengan lainnya. Interdependen adapatasi mode adalah prilaku yang
prilaku yang inefektif, terdiri dari stimulus fokal, konntekstual dan residual. Langkah
perawat selanjutnya adalah menetapkan diagnosa keperawatan yang berupa pernyataan yang
menginterpretasikan data tentang status adaptasi individu, termasuk prilaku dan stimulus
yang relevan. Setelah itu perawat menentukan tujuan keperawatan yang meliputi pernyataan
yang jelas tentang kriteria hasil dari pemberian perawatan. Selanjutnya perawat melakukan
intervensi keperawatan yang menentukan bantuan yang diberikan pada individu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah terakhir adalah evaluasi keperawatan yang
Dalam model teori adaptasi Roy, kelebihan yang dimiliki terletak pada teori praktek
dan model adaptasinya dimana seorang perawat dapat melakukan suatu pengkajian dan
menegakan diagnosa lebih akurat khususnya pada pasien dengan gangguan kesehatan.
Dengan teori ini, perawat dapat mengetahui faktor presipitasi dan faktor predisposisi dari
masalah yang dihadapi pasien. Model Adaptasi Roy telah menggambarkan tahapan–
tahapan dalam proses keperawatan yang lengkap. Berdasarkan teori Roy, tahapan proses
keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy ini adalah pada tahap 2 level pengkajian
pasien terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi mode, konsep diri adaptasi mode,
peran adaptasi mode dan ketergantungan adaptasi mode, level 2) perawat mengkaji
stressor yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal & kontekstual ( yang pada dasarnya
dari masalah yang dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada dasarnya
merupakan faktor predisposisi atau kemauan pasien untuk memahami dan melakukan
praktik kesehatan dari masalah yang dihadapi pasien), sehingga pengkajian yang
dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat menegakkan diagnosa lebih akurat
Dalam hal tersebut, perawat mampu menegakan suatu diagnosa yang lebih lengkap dan
akurat, dimana dalam praktiknya perawat tidak hanya mampu mengintervensi tanda dan
gejala namun juga dapat mengetahui dan memberikan intervensi pada faktor presipitasi
dan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien. Sehingga, dalam hal ini
perawat dapat mencegah pasien dalam masalah resiko dan gangguan kesehatan,
meningkatkan individu yang sehat agar tidak mengalami masalah resiko dan gagguan
kesehatan. Selain itu, dengan mengaplikasikan teori adaptasi Roy ini perawat dalam
asuhannya mampu memahami lebih jauh tentang proses adaptasi yang terjadi pada
individu yang dimulai dari adanya stimullus atau stressor yang dapat menjadikan
individu mengalami stress, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya
individu dalam mengatasi stressor, sehingga dalam tujuannya penerapan model tersebut
dapat membantu individu terhadap perubahan baik dalam kebutuhan fisiologis konsep
diri, fungsi peran, maupun hubungan interdependensi selama sehat-sakit. Dalam praktik
Roy.
Kelemahan dari model adaptasi Roy ini berfokus pada sasarannya. Model adaptasi ini
hanya berfokus dalam proses adaptasi dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan
menggunakan proses keperawatan tanpa menjelaskan sikap caring terhadap pasien,
padahal perawat tanpa sikap caring akan menimbulkan stressor pada pasiennya. Oleh
karena itu perlunya penerapan perilaku caring perawat untuk menunjang model adaptasi
tersebut, dimana caring akan menjadi sangat penting dalam membina hubungan
PENUTUP
KESIMPULAN
Model adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka dan sistem
adaptif yang merespons terhadap kejadian atau perubahan perubahan yang terjadi pada
lingkungan baik yang internal maupun external. Kegiatan keperawatan diarahkan pada
kesehatan. Selain itu kegiatan keperawatan juga diharapkan dapat mempertahankan dan
SARAN
lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori sister
callista Roy dilapangaan atau rumah sakit. Secara umum pembaca diharapkan mampu
menelaah dan mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah
berkembang dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan
ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak betentangan dengan etika ,norma dan
budaya. Secara khusus,perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada