Anda di halaman 1dari 26

PERTEMUAN 9

MK.KEP KOMUNITAS 1
Pengampu MK: Aneng Yuningsih
POKOK BAHASAN
• Peran, fungsi dan etika perawat dalam keperawatan komunitas
• Standar praktik dalam keperawatan komunitas
• Program evaluasi: definisi, tujuan, manfaat, tahapan, metode/alat
PERAN & FUNGSI
PERAWAT KOMUNITAS

Pendidik

Advocat

Manajement Kasus

Kolaborasi

Role Play

Peneliti

Pembaharu (change agent)


ETIKA DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
• Etika, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “Ethikos” yang mana artinya
adalah suatu perkara yang timbul dari suatu kebiasaan. Perkara tersebut mencakup analisis
dan penerapan konsep dari pelbagai hal penilaian seperti benar, salah, baik, buruk, tanggung
jawab dan tanggung gugat.
• Ketika etika tersebut dikaitan dengan keperawatan, dimana dalam hal ini keperawatan
merupakan sebuah profesi, maka muncul yang namanya etika profesi atau professional ethics .
• Secara umum, etika profesi ini adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang
profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugas keprofesiannya
dengan menerapkan norma-norma etis umum pada bidang sesuai profesionalitasnya dalam
kehidupan bermasyarakat.
• Sehingga, berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud dengan etika keperawatan adalah
suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan norma-
norma etis keperawatan dalam kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat.
PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
• Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan
layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.
1. OTONOMI (AUTONOMI)
• Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri.
• Contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
2. BENEFICENCE (BERBUAT BAIK)
• Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan.
• Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
3. JUSTICE (KEADILAN)
• Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
• Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga
klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan
faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
4. NON-MALEFICENCE (TIDAK MERUGIKAN)
• Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
• Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian transfusi
darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence walaupun
pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.
5. VERACITY (KEJUJURAN)
• Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
• Contoh Ny.X masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny.X selalu
bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat
untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui
alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus
diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. FIDELITY (MENEPATI JANJI)
• Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.
7. CONFIDENTIALITY (KERAHASIAAN)
• Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
ACCOUNTABILITY (AKUNTABILITASI)
• Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali.
• Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien
perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.
DILEMA ETIK KEPERAWATAN
• Dilema etika adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya secara bersamaan.
• Pada dilema etika ini, akan susah menentukan mana yang benar dan mana yang salah.
Sehingga, seringkali hal tersebut dapat menimbulkan stress pada perawat, karena
sejatinya seorang perawat tahu apa yang harus dilakukan namun banyak sekali rintangan
untuk dapat melakukannya.
• Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu perawat memainkan peranan penting dalam
pengambilan keputusan etik yang berkaitan dengan dilema etik. Dan hal tersebut
merupakan bagian dari tugas seorang perawat.
PERMASALAHAN ETIKA KEPERAWATAN
• Bandan (1990), secara umum menjelaskan permasalahan etika keperawatan yang pada
dasarnya terdiri dari lima jenis permasalahan, yaitu;
1. KUALITAS MELAWAN KUANTITAS HIDUP
• Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang
dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam
keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang
dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral.
• Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas
hidup, karena keluarga pasien menanyakan apakah selang-selang yang dipasang hampir
pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan pasien untuk tetap hidup.
2. KEBEBASAN MELAWAN PENANGANAN DAN
PENCEGAHAN BAHAYA
• Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini,
perawat pada permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan
dengan kebebasan pasien.
3. BERKATA SECARA JUJUR DAN MELAWAN
BERKATA BOHONG
• Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang
dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang lain.
4. KEINGINAN TERHADAP PENGETAHUAN YANG
BERTENTANGAN DENGAN FALSAFAH AGAMA, POLITIK,
EKONOMI DAN IDEOLOGI
• Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat
ke dokter. Hal ini tentunya merupakan masalah etik yang bertentangan dengan ilmu
pengetahuan dan falsafah agama. Secara pengetahuan, penghapusan dosa “bukanlah”
terapi pengobatan, namun secara agama, penyakit mungkin saja timbul sebagai akibat
dari banyaknya dosa yang telah diperbuat.
5. TERAPI ILMIAH KONVENSIONAL MELAWAN
TERAPI TIDAK ILMIAH DAN COBA-COBA
• Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk
mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada
daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila
dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang sakit.
PERMASALAHAN ETIKA DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN SAAT INI
• Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti berkata tidak
jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian pemberian makanan
dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa permasalahan etik yang
langsung berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti: evaluasi diri dan kelompok,
tanggung jawab terhadap peralatan dan barang, memberikan rekomendasi pasien pad
dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan
mengobati (Prihardjo, 1995).
Beberapa contoh permasalahan etik yang berkaitan
langsung dengan praktik keperawatan dilapangan
diantaranya adalah;
1. Konflik Etik Antar Teman Sejawat
2. Menghadapi Penolakan Pasien terhadap Tindakan Keperawatan atau Pengobatan
3. Masalah Antara Peran Merawat dan Mengobati
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur
5. Tanggung Jawab terhadap Peralatan dan Barang
Selain itu, permasalahan etika yang terjadi juga bisa dikarenakan 2 hal berikut, yaitu malpraktek
dan Kelalaian atau Neglience.

1. Malpraktek
• Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai “kesalahan
profesional atau kurangnya keterampilan yang tidak masuk akal”.
• Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan
yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan
kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidakkompetenan
yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).
2. Neglience (Kelalaian)
• Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik,
artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
• Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
• Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah sikap
kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap
hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
• Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati) (Tonia, 1994).
• Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan
pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar
yang telah ditentukan.
REFERENSI
• Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
• Storch, J.L. (2009). “Ethics in Nursing Practice”. In Kuhse H & Singer P. (ed.). A Companion to
Bioethics. Chichester UK: Blackwells. pp. 551–562. ISBN 9781405163316.
• Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.   Philadelphia. Addison
Wesley.
• Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot
Philadelpia, New York.
• McHale, J; Gallagher, A (2003). Nursing and Human Rights. Butterworth Heinemann. ISBN 978-0-
7506-5292-6.
• Breier-Mackie, Sarah (March–April 2006). “Medical Ethics and Nursing Ethics: Is There Really Any
Difference?”. Gastroenterology Nursing. 29 (2): 182–3. doi:10.1097/00001610-200603000-00099.
Retrieved 25 June 2019.
• Armstrong, Alan (2007). Nursing Ethics: A Virtue-Based Approach. Palgrave Macmillan. ISBN 978-
0-230-50688-6.
STANDAR PRAKTEK DALAM KEPERAWATAN
KOMUNITAS

(TUGAS BACA)

Anda mungkin juga menyukai