Anda di halaman 1dari 3

NAMA : LESTI TIANI SABILA

NIM : 4003170022
PRODI : D3 KEPERAWATAN A

Masalah Etika Keperawatan Bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika


keperawatan pada dasarnya terdiri atas lima jenis. Kelima masalah tersebut akan diuraikan
dalam rangka perawat mempertimbangkan prinsip etika yang bertentangan. Lima masalah
dasar etika keperawatan :
1. Kuantitas versus kualitas hidup. Contoh: Seorang ibu meminta perawat untuk melepas
semua selang yg diapsang pada anaknya yang telah koma delapan hari. Keadaan
seperti ini, perawat menghadapi masalah posisinya dalam menentukan keputusan
secara moral.
2. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya. Contoh adalah seorang klien
berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman waktu berjalan, ia
ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini perawat menghadapi masalah upaya
menjagakeselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan klien.
3. Berkata jujur versus berkata bohong. Contoh: seorang perawat yang mendapati teman
kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini perawat tersebut berada dalam
pilihan apakah akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan
dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan pada orang lain.
4. Keinginan tarhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik,
ekonomi dan ideology. Contoh : Beberapa masalah yang dapat diangkat sebagai
contoh seorang klien memilih ke dukun daripada ke dokter.
5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba. Hampir semua
suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional yang masih
dianggap sebagai tindakan yang dapat dipercaya. Secara ilmiah tindakan tersebut sulit
dibuktikan kebenarannya, namun sebagian masyarakat mempercayainya.
Permasalahan Etika dalam Praktek Keperawatan Saat Ini
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti berkata
tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian pemberian makanan
dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa permasalahan etik yang langsung
berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab
terhadap peralatan dan barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi
asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995).Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan masalah etik yang
berkaitan lansung pada praktik keperawatan.
Penerapan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat
Beberapa cara perawat mengkomunikasikan rasa tanggung jawabnya :
1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien.Contoh: “Mohon maaf bu demi
kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan mengganti balutan atau mengganti
spreinya”.
2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya. Misalnya: “Mohon maaf pak saya
memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan
bapak sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai yang ditunjukkan dengan perilaku
perawat. Misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan bukan pada kepentingan atau
keinginan perawat misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”.
Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat: “Apakah bapak
tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi sampai siang, mohon
pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina misalnya
“pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding pasien yang tadi”
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang
klien. Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa
obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
Istilah tanggung gugat, merupakan istilah yang baru berkembang untuk meminta
pertanggung jawaban seseorang karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung gugat terjadi sebagai akibat adanya
hubungan hukum antara tenaga medis ( dokter, bidan, perawat) dengan pengguna jasa (
pasien) yang diatur dalam perjanjian. Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk
partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.Perawat harus mampu untuk menjelaskan
kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai