ETIK KEPERAWATAN
ORGANISASI Profesi
MKEK, KOMITE ETIK
LEMBAGA DISIPLIN
PWT INSTITUSI
MKDKI
SANKSI ETIK
MDTK
SANKSI DISIPLIN
PENEGAK HUKUM
POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
Client rights: “First, do no harm”
(Hak pasien:
Pertama, jangan membahayakan)
to safety (keselamatan)
to be informed (penjelasan/informasi)
to choose (memilih)
to be heard (didengarkan)
KODE ETIK KEPERAWATAN
MUKADDIMAH
PERAWAT-KLIEN
PERAWAT- PRAKTIK
PERAWAT – MASYARAKAT
PERAWAT – TEMAN SEJAWAT
PERAWAT - PROFESI
Masih ingatkah….
Sumpah/janji pada saat anda menjadi Perawat…?
UU No. 38/2014 tentang Keperawatan:
(Memberi Pelayanan Keperawatan sesuai Standar
profesi/Pelayanan/SPO/ Kode etik) dan per UU-an)
Perawat bersentuhan dengan:
Peristiwa penting dalam kehidupan manusia:
Melahirkan
Kematian
Penderitaan
Diri sendiri
Contoh:
Walau perawat tidak secara legal bertanggung
jawab untuk mendapatkan “informed consent” dari
pasien, secara etika perawat bertanggung jawab untuk
memberitahu dokter apabila pasien salah pengertian
atau menarik kembali pernyatannya.
Sebagai pembela/advokat, perawat perlu
memahami bahwa pernyataan pasien tidak valid,
kecuali jika pasien mengerti:
Kondisinya
Pengobatan yang diusulkan
Alternatif pengobatan
Ketidakpuasan Pasien
Contoh:
Seorang perawat memberi obat yang
benar, dengan cara yang benar,
dalam jumlah yang benar, pada
pasien yang benar, pada waktu yang
benar sesuai degan pesanan dokter.
Jenis 2: Tindakan keperawatan yang mungkin
dipertimbangkan etik tetapi tidak legal
.
Contoh:
Seorang perawat yang merawat pasien
terminal dengan kesakitan yang sudah tidak
dapat ditahan. Perawat mengatur, dengan
desakan pasien, membantunya menyepakati
bunuh diri dengan obat tanpa resep dan obat
berlebih.
Jenis 3: Tindakan keperawatan yang mungkin
dipertimbangkan legal tetapi tidak etik
Contoh:
Perawat memberi obat untuk
menghilangkan rasa sakit dengan dosis
tinggi kepada pasien AIDS, sebagaimana
yang ditetapkan oleh dokter, walaupun
dia takut hal tersebut akan
membahayakan pernafasan
Jenis 4: Tindakan keperawatan
yang tidak legal dan tidak etik
Contoh:
Seorang perawat yang memberi
pengobatan salah pada pasien, tidak
memberitahu dokter tentang kesalahan
tsb, dan tidak membuat laporan kejadian
(incident report)
DILEMA MORAL
Perawat yang harus memutuskan apakah
mengikuti instruksi dokter untuk
memberikan dosis tinggi obat2 narkotik
yang tidak biasanya, akan dihadapkan
pada dilema moral.
Otonomi
Beneficience
Nonmaleficence
Justice (adil)
Fidelity
Veracity
LANDASAN ETIK/MORAL
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
OTONOMI:
25
Dilema Otonomi
• Dilema yg mencakup
menghindarkan dari bahaya, hal ini
timbul ketika perawat yakin
tindakan anggota staf lain dicurigai
akan menimbulkan pada
keamanan pasien, memaksanya utk
“Blow the Whistle” (meniup peluit).
Adil (Justice)
Tidak mendiskriminasikan klien,
memperlakukannya berdasarkan keunikan
klien dan memperhatikan kebutuhan spiritual
Kejujuran dlm menentukan apapun seseorang
atau kelompok berhak atau patut menerima
Justice berdasarkan alokasi sumber:
1. Substantive principles of justice
2. Procedural principles of justice
Dilema Justice (Keadilan)
Contoh:
•Dilema yg mencakup membagi
sumber2 asuhan kesehatan yang
terbatas secara jujur.
FIDELITY:
(caring”, selalu berusaha menepati janji,
memberikan
harapan memadai, komitmen moral & peduli)
Prinsip ini mengarah pd kewajiban untuk
mempertahankan kesetiaan thd komitmen (fry, 1994).
Terkait dgn ide2 loyalitas, memegang janji,
menyampaikan kebenaran dan setia thd mereka yg
mempercayakan diri mereka kpd kita utk asuhan
(Husted & Husted, 1995; Beauchamp & Childress,
1983).
Dlm hubungan ners-klien, kesetiaan kpd klien dan
memegang janji adalah suatu hal yg mendasar.
4. Dilema Fidelity (kesetiaan)
1.Active Decisions
2.Passive Decisions
3.Programmed Decisions
4.Non Programmed Decisions
1. Active Decisions
Contoh:
Ketika perawat dan dokter memberitahu pasien
ttg apa yg diharapkan dlm pembedahan dan
meminta pasien utk menandatangani formulir
persetujuan, mereka berpartisipasi dlm proses
pengambilan keputusan yg diprogramkan yg
melibatkan baik praktik legal dan etis (spt
menyampaikan kebenaran) maupun hak2
pasien (spt penentuan diri).
Pasien yg menghadapi pembedahan – merasa tdk
siap utk membuat keputusan kompleks – mungkin
berespon pasif, berkata: “saya tdk tahu apa yg
terbaik, apakah sy hrs beresiko mendapatkan
komplikasi dgn pembedahan tsb atau bahaya dgn
tdk menjalani pembedahan? Saya akan
melakukan apapun yg anda katakan.
Dlm situasi ini, dokter & perawat hrs membuat
pilihan. Apakah dgn menghilangkan stress pasien,
dgn mengatakan apa yg terbaik untuknya, atau
menjamin otonomi pasien dgn melepaskan diri
mereka sendiri dari proses pengamblina
keputusan.
Kapanpun perawat dihadapkan pada
dilema moral, harus membuat ‘moral
judgements”yg mengarah pd
keputusan tentang tindakan benar dan
salah, serta baik dan buruk.
Walaupun keputusan pasif untuk
melindungi seseorang, tetap tenang
atau tidak mengambil pendirian pada
suatu isu – namun berdasarkan “moral
judgments”.
Prinsip dan Nilai Professional dalam
Asuhan Keperawatan:
Etika Berkomunikasi
Nursing is something
that is done with
the head, the heart
and the hands