Anda di halaman 1dari 8

Bimbingan dan Konseling Behaviorisme semakin dibutuhkan pada

era revolusi 4.0.

1. Jelaskan analisis saudara tentang kenapa Bimbingan dan Konseling Behaviorisme


semakin dibutuhkan pada era revolusi 4.0, beri contoh.
Hadirnya era revolusi 4.0 memengaruhi cara berpikir, perilaku, dan karakter peserta
didik. Seorang pendidik dituntut untuk mengajar dengan cara mendukung teknologi dan
cyber, termasuk kandidat pendidik dari program studi Bimbingan dan Konseling. Bimbingan
konseling berkontribusi untuk tetap memberikan pelayanan dengan cara yang mengendalikan
4.0, seperti membuat aplikasi guru bimbingan konseling untuk memberikan pelayanan
konseling kepada siswanya melalui bantuan koneksi internet.
Revolusi industri 4.0 yang sedang gencar-gencarnya dikumandangkan, ditandai dengan
adanya perubahan besar-besaran hampir disetiap lini kehidupan manusia. Perubahan yang
cukup fundamental dalam kehidupan masyarakat, Bimbingan dan Konseling hadir
diharapkan dapat membantu menjawab permasalahan yang muncul sebagai akibat dari
perubahan itu sendiri. Berbagai macam inovasi , kreatifitas dan modifikasi teknologi digital,
dapat memberikan dampak terhadap berbagai penguasaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Perilaku manusia dalam berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat
tergantung kepada kemajuan teknologi informasi. Hampir setiap orang memiliki
kecenderungan dan ketergantungan pada internet dan berubah menjadi masyarakat digital.
Dalam kontek ini, maka Guru Bimbingan dan Konseling ( BK ), dipandang perlu dan segera
untuk memberikan respon terhadap perubahan akibat dari revolusi industri 4.0. Guru
Bimbingan dan Konseling agar sigap dan mentranformasikan diri, baik secara teknis maupun
sosial kultural.
Ada beberapa peran Guru Bimbingan dan Konseling yang dapat diaplikasikan dalam
menunjang kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai Guru BK.
a. Guru Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu bagian atau kompenen pendidikan di
era digital ini mau tidak mau harus bekerja keras dan mempunyai komitmen yang kuat
untuk bersedia mengembangkan diri dan mempelajari ilmu pengetahuan serta
ketrampilan baru yang sesuai dengan kebutuhan siswa masa kini dan selalu
meningkatkan kompetensi sebagai guru Bimbingan dan Konseling yang profesional.
b. Mampu menggunakan dan menguasai teknologi secara kreatif akan membantu
memperlancar dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat menunjang dalam
melaksanakan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Contoh membuat program
Bimbingan dan Konseling sekolah berbasis teknologi, serta membuat program layanan
Bimbingan dan Konseling ( BK ) yang lebih efektif dan efisien disesuaikan dengan
kebutuhan sisiwa atau peserta didik.
c. Guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan kepada siswa binaannya
dengan menggunakan inovasi baru sesuai dengan era revolusi industri 4.0. Diantaranya
2. Jelaskan analisis saudara tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling menggunakan
teknologi informasi, beri contoh.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling menggunakan
teknologi informasi sangat dibutuhkan di era revolusi 4.0 ini, tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa perilaku manusia dalam berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat
tergantung kepada kemajuan teknologi informasi. Hampir setiap orang memiliki
kecenderungan dan ketergantungan pada internet dan berubah menjadi masyarakat digital.
Pelaksanaan bimbingan konseling yang dapat digunakan dan memanfaatkan teknologi
informasi adalah sebagai berikut:
a. Whatsap, media ini dapat dipergunakan dalam memberikan layanan Bimbingan
Kelompok kepada peserta didik atau konseling dengan mudah tanpa dibatasi ruang dan
waktu. Begitu juga buat para orang tua siswa yang sibuk bekerja bisa mendapatkan
layanan ini dan bisa dijangkau dimanapun mereka berada.
b. Website bimbingan, sebagai salah satu media yang dapat menampilkan halaman-
halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau bergerak,
animasi maupun suara yang bisa diakses oleh siapapun termasuk siswa.
c. Cybercounseling, Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan lewat
dunia maya dengaan menggunakan dan memanfaatkan telepon vidio atau vidio call
dijejaring sosial facebook. Dengan model konseling ini, konselor dan konseli tetap dapat
bertatap muka dan berkomunikasi lisan sebagai inti dari konseling. Konseling melalui
cyber ini konselor juga dapat menunjukka empati dan perhatian penuh pada konseli ,
melihat gerak – gerik konseli dan saling berkomunikasi sacara verbal.
d. Elektronic- counseling, Menurut ( Amani,2007 ) E- konseling melalui media internet
yang secara umum merujuk pada profesi yang berkaitan dengan layanan kesehatan
mental melalui teknologi komunikasi internet. Contoh konsultasi atau komunikasi antara
konselor dan konseli bisa dilakukan lewat telpon, email, messenger , facebook dan lain-
lain. Yang perlu dipersiapkan dalam elekronic counseling yang mendasar adalah
counselor dan counselee harus memiliki paket internet yang memadai.
e. Booklet , yaitu buku kecil yang isinya menjelaskan tentang Bimbingan dan Konseling
yang dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh konseli dalam mencari jawaban atau solusi dari
permasalahan yang dihadapi. Kalau di perusahaan buku kecil ini digunakan untuk
mewakili perusahaan dalam menjelaskan suatu produk yang dihasilkan. Mungkin masih
banyak lagi yang lainya, yang dapat digunakan dalam memberikan layanan Bimbingan
dan Konseling kepada siswa.

Orang tua harus bisa mengikuti perkembangan teknologi yang sedang berkembang, yang
terjadi di era revolusi industri 4.0. Tidak boleh abai dan tertinggal dalam menggunakan serta
memanfaatkan teknologi digital sesuai dengan teknologi yang dikuasai putra-putrinya. Anak-
anak hari ini adalah kita sebut sebagai generasi digital . Mereka tumbuh dan berkembang
banyak dipengaruhi oleh keberadaan digital. Oleh sebab itu orang tua akan mengalami
kesulitan dalam mengawasi putra-putrinya, jika orang tua tidak mengetahui dan tidak bisa
menggunakan teknologi dengan benar. Salah satu sikap dan peran yang dapat dilakukan
orang tua di era revolusi industri jilid 4 adalah orang tua harus mau belajar terhadap hal-hal
yang baru yang belum diketahui, yang berhubungan dengan pemanfaatan dan penggunaan
teknologi digital yang sedang berkembang. Orang tua dituntut untuk bisa menggunakan
teknologi seperti anak-anak mereka. Kata kuncinya adalah belajar mengggunakan teknologi
digital. Dengan bisa menggunakan teknologi digital, diharapkan orang tua bisa memberikan
pengawasan , mengecek dan mendampingi putra-putrinya dalam menggunakan teknologi
digital di era revolusi industri 4.0. Komunikasi antara anak dan orang tua tidak lagi dibatasi
oleh ruang dan waktu. Biarpun secara fisik berjahuan tetapi tetap masih bisa berkomunikasi
secara face to face kontak melalui aplikasi vidio call dan lain-lain.
3. Jelaskan analisis saudara tentang prospek bimbingan konseling behaviorisme pada era
revolusi sosial 5.0, jelaskan contoh.
Santoso (2019) menjelaskan bahwa revolusi industri 4.0 dan society 5.0 sama-sama
memanfaatkan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik, hanya saja society 5.0 dianggap
sebagian orang lebih humanis dibandingkan revolusi industri 4.0. Dengan munculnya tren
hidup baru yang lebih efisien dalam memenuhi kebutuhan manusia saat ini, menyebabkan
terjadinya transformasi baru dan inovasi yang menyebar lebih cepat dibandingkan
sebelumnya. Berbagai terobosan di berbagai lapangan kehidupan membawa dampak terhadap
penurunan biaya produksi dan munculnya platform yang menyatukan serta
mengonsentrasikan beberapa bidang keilmuan untuk meningkatkan produktifitas.
Kasih (2020) menyebutkan di Indonesia setidaknya hampir seluruh kegiatan belajar dari
jenjang sekolah dasar hingga pendidikan tinggi di alihkan menjadi sistem daring atau online.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat siswa dapat belajar meskipun di
tengah pandemi seperti saat ini. Di sisi lain Chodijah (2020) menjelaskan bahwasannya
covid-19 membuat sebagian orang merasa cemas khawatir tertular penyakit dari interaksi
yang mereka lakukan. Berbagai macam aturan dan protokol kesehatan yang baru
mengharuskan semua orang untuk tidak melakukan kontak sosial secara langsung sekalipun
dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut juga mempengaruhi psikologis anak atau peserta
didik yang tidak terbiasa melakukan pembelajaran secara online (Syah, 2020). Perubahan
yang signifikan terkait pembelajaran online dengan keadaan psikologis siswa yang
diakibatkan oleh pandemi covid-19 sehingga memperparah keadaan siswa dalam melakukan
proses adaptasi.
Permasaahan-permasalahan tentang gangguan psikologis dan kecemasan yang berlebihan
di masa pandemi seperti saat ini tentu akan menghambat siswa dalam menjalani proses
belajar dan kesehariannya seperti kebiasaan belajar yang menurun atau rendah (Harahap,
2020); kecemasan mengenai virus corona dan perubahan belajar online ( Fitria dkk, 2020);
adaptasi belajar online (tirto, 2020). Guru bimbingan dan konseling sebagai garda terdepan
dalam memberikan layanan yang sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh siswa.
Namun ditengan pandemi seperti saat ini muncul kebiasaan baru atau “New Normal” yang
mengacu pada perubahan perilaku manusia termasuk membatasi kontak person-to-person
seperti berjabat tangan dan harus menjaga jarak minimal 2 meter (Kompasiana, 2020).
Sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
tertuang dalam Surat Edaran No. 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-
19 di Lingkungan Kemdikbud, serta Surat Edaran No. 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan
Covid-19 pada Satuan Pendidikan (Ratriani, 2020).
Pembatasan kontak person-to-person tersebut tentu dapat mengganggu khususnya bagi
guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan kepada konseli. Dalam
mengupayakan tercapainya proses bimbingan dan konseling yang optimal di masa pandemic
seperti saat ini maupun di masa yang akan datang guru bk dituntut agar terus mengupgrade
diri baik dari segi keilmuan dan juga kemampuan menggunakan perangkat komputer.
Memasuki era society 5.0 perangkat teknologi otomatisasi dapat dijadikan sebagai langkah
solutif dalammenghadapi tantangan seperti saat ini. Menurut Yusuf (Santoso, 2013)
menjelaskan pada dasarnya konseling merupakan proses helping atau bantuan dari konselor
(helper) kepada konseli, baik melalui tatap muka maupun media cetak, elektronik, telepon
ataupun internet.
Salah satu proses konseling adalah cyber counseling yang didefinisikan sebagai praktek
konseling profesional yang terjadi ketika konseli dan konselor berada secara terpisah dan
memanfaatkan media elektronik untuk berkomunikasi melalui internet (Petrus, 2017).
Meninjau dari tingkat efisien cyber counseling merupakan pilihan tepat yang dapat dilakukan
saat ini, yang didukung dengan adanya society 5.0 untuk mengoptimalkan dan pemanfaatan
teknologi dalam menyelesaikan berbagai bidang pekerjaan tanpa mengurangi atau
menghilangkan komponen utama yakni kualitas manusianya dalam hal ini adalah guru bk
atau konselor (Santoso, 2019). Sutijono (2018) menjelaskan bahwa salah satu kelebihan dari
cybercounseling, media seperti facebook, instagram, skype, twitter, whatsapp tersebut mudah
digunakan, memiliki asas kerahasiaan, praktis, dan dapat diakses dari mana saja. Bahkan,
media tersebut dapat diaplikasikan dalam layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,
cyber counseling menjadi pilihan bagi para peserta didik untuk mengkonsultasikan problem
mereka.
4. Jelaskan analisis saudara tentang peran bimbingan dan konseling behaviorisme
terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan anak dan remaja, beri contoh.
Era digitalisasi sekarang ini sangat berdampak kepada berbagai aspek dalam kehidupan,
salah satunya adalah perilaku. Perilaku manusia cenderung dipengaruhi adanya keinginan
untuk mengidentifikasi atau meniru apa yang dilihatnya. Permasalahan muncul bilamana
tayangan atau sesuatu yang dilihatnya adalah sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai
dengan fase perkembangannya. Contoh seorang remaja melakukan hubungan seksual diluar
nikah hingga hamil dan terjadi upaya pembunuhan. Seperti peristiwa yang dikutip dari harian
tribun Jogja, pada tahun 2018, di Banyumas seorang siswi SMA berinisial NM hamil diluar
nikah, kemudian berupaya untuk membunuh bayinya dengan gunting di kamar mandi rumah
sakit. Peristiwa di media merdeka.com tahun 2018, seorang remaja yang kalah judi tega
mencuri barang milik tetangga dan membunuhnya yang terjadi di Boyolali. Kenakalan
remaja ini cenderung mengarah ke tindak kriminalitas dan memaksa remaja berhadapan
dengan hukum. Perilaku yang seharusnya tidak layak dilakukan oleh anak remaja, sekarang
ini justru sering dilakukan oleh remaja. Pergeseran tingkat kenakalan remaja menuju tindak
pidana dewasa ini sering terliput oleh media. Kenakalan remaja memang sebuah fenomena
yang terjadi di tahap perkembangan masa remaja. Fenomena yang terjadi merupakan perilaku
yang menyimpang dari norma yang berlaku dimasyarakat misalnya membolos, bullying,
merokok, minum minuman keras, berbohong, dan lain-lain. Semua perilaku dilakukan oleh
remaja atas dasar ingin coba-coba dan sanga dominan dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Konseling behavioral adalah konseling yang merupakan perpaduan antara pendekatan
dalam psikoterapi cognitive therapy dan behaviour therapy. Terapi kognitif berfokus pada
pikiran, memfasilitasi individu belajar mengenali dan mengubah cara berfikir agar menjadi
lebih terarah. Sementara terapi tingkah laku arahnya membangun hubungan antara situasi
permasalahan dengan kebiasaan-kebiasaan mereaksi masalah. Individu belajar mengubah
perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh hingga merasa lebih baik, berpikir lebih realistik
dan membantu memilih keputusan yang tepat (Corey, 2013a). Intinya konseling behavioral
merupakan konseling yang berfokus pada perubahan perilaku.
Jadi disini sangat penting peran dari bimbingan dan konseling behaviorisme untuk
mengatasi dan memberikan solusi untuk perilaku hukum yang terjadi pada anak dan remaja,
baik itu sebelum terjadi ataupun setelah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Susanti,Ana. ( 2018 ).” Bagaimana Karakteristik Guru BK di Era Revolusi Industri 4.0? ini
jawabannya”. http ://wadahgurubk.com/post/bagaimana-karakter-guru-bk-di-era-disrupsi-ini
jawabannya/index.html.diakses pada 10 maret 2019 pukul 16.02.

Santoso, M., A. (2019). Mengenal Lebih Jauh Society 5.0. Kompasiana.com.


(https://www.kompasiana.com/muhamadagung/5cebcea995760e6fbe242dea/mengenal-lebih-
jauh-society-5-0), (Online). Diakses pada juli 2020

Corey, G. (2013a). Teori dan Praktek. Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Corey, G. (2013b). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Theory and Practice
of Counseling and Psychotherapy 5th Ed. https://doi.org/10.1016/0022-3999(94)90123-6

Saputra,. Hidayatullah,. & Abdullah. (2020). Pelaksanaan Layanan Cyber Counseling Pada Era
Society 5.0: Kajian Konseptual.

Anda mungkin juga menyukai