Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat
pada waktunya. Laporan ini membahas mengenai terapi okupasi yang merupakan
salah satu terapi modalitas untuk lansia. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Community Nursing Program IV.
Kami menyadari betul bahwa dalam proses pembuatan laporan dari awal
hingga akhir tidak terlepas dari bantuan baik moril maupun materil dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Raini Diah Susanti, S.Kp., M.Ng. selaku koordinator mata kuliah
Community Nursing Program IV yang telah memberikan bimbingan
kepada kami.
2. Teman-teman Fakultas Keperawatan 2010 ‘Brilliant House’.
Tak ada gading yang tak retak; kami pun menyadari bahwa laporan ini
jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi dunia kesehatan,
khususnya bagi keperawatan komunitas.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
BAB II PELAKSANAAN.........................................................................................................10
2.1 Persiapan...........................................................................................................................10
2.2 Metode...............................................................................................................................10
2.3 Waktu.................................................................................................................................11
2.4 Terminasi..........................................................................................................................11
2.5 Implementasi...................................................................................................................11
2.6 Evaluasi hasil..................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Program terapi okupasi adalah bagian dari pelayanan kesehatan untuk tujuan
rehabilitasi total seseorang pasien melalui kerja sama dengan petugas lain di
dalam layanan kesehatan. Dalam pelaksanaan okupasiterapi kelihatannya akan
banyak overlapping dengan terapi lainnya, sehingga dibutuhkan adanya kerjasama
yang terkoordinir dan terpadu.
d. Bagian-bagian aktivitas
Banyaknya bagian
Rumit atau sederhana
Apakah membutuhkan pengulangan
Apakah membutuhkan perhitungan matematika
e. Persiapan pelaksanaan
Apakah harus dipersiapkan terlebih dahulu
Apakah harus ada contoh atau cukup dengan lisan
Apakah bahan telah tersedia atau harus dicari terlebih dahulu
Apakah ruangan untuk melaksanakan harus diatur
f. Pelaksanaan
Konsentrasi
Ketangkasan
Rasa sosial diantara pasien
Kemampuan mengatasi masalah
Kemampuan bekerja sendiri
Toleransi terhadap frustasi
Kemampuan mengikuti instruksi
Kemampuan membuat keputusan
g. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang timbulnya interaksi diantara
mereka
h. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan,
inisiatif, penilaian, ingatan, komprehensi, dan lain-lain.
i. Apakah aktivitas tersebut melibatkan imajinasi, kreativitas, pelampiasan
emosi dan lain-lain
j. Apakah ada kontra indikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus
bertindak hati- hati, karena dapat berbahaya bagi pasien maupun
sekelilingnya (misalnya untuk pasien dengan paranoid sangat riskan
memberikan benda tajam)
k. Yang penting lagi adalah apakah disukai oleh pasien.
2.2 Metode
Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara individual, maupun berkelompok,
tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
a. Metode individual dilakukan untuk:
Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak
informasi dan sekaligus untuk evaluasi pasien
Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan
cukup baik didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan
mengganggu kelancaran suatu kelomppok bila dia dimasukan
dalam kelompok tersebut
Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar
terapis dapat mengevaluasi pasien lebih efektif
b. Metode kelompok dilakukan untuk:
Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper
bersamaan, atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan
tertentu bagi bebrapa pasien sekaligus.
Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun
kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu
segala sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut.
Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan
kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut
sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut
aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan
jenis aktivitas yang akan dilakaukan, dan kemampuan terapis
mengawasi.
2.3 Waktu
Terapi okupasi dilakukan antara 1 – 2 jam setiap session baik yang individu
maupun kelompok setiap hari, dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan
terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu ½ - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 – 1 ½ jam
untuk diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan
tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut
kearah yang sesuai dengan tujuan terapi.
2.4 Terminasi
Keikutsertaan seseorang pasien dalam kegiatan terapi okupasi dapat diakhiri
dengan dasar bahwa pasien :
Dianggap telah mampu mengatsi persolannya
Dianggap tidak akan berkembang lagi
Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi
2.5 Implementasi
Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup
sehari – hari.
Tingkatkan keseimbangan antara istiraha dan aktivitas
Bantu klien untuk berwaspada, gunakan petunjuk dan penguatan yang
positif
Pertahankan keadaan fisik yang seimbang
Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang
adekuat
Membuat persediaan oto dan kondisi tubuh umumnya, berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Pertahankan hubungan sosial yang baik
Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social dukung dan
jaga martabat pasien.
Kurangi stimulasi lingkungan bila klien cemas.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang materi terapi okupasi diatas dapat kami simpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Pengertian : terapi okapasi adalah usaha penyembuhan melalui
kesibukan atau pekerjaan tertentu.
Sasaran : Pemulihan, pengembangan, pemeliharaan fisik,
intelektual, sosial, dan emosi.
Fisik : Kecepatan bergerak dan kekuatan pemeliharaan daerah
gerak sendi kontrol otot
Intelektual : Menyelesaikan masalah yang dihadapi meningkatkan daya
kreativitas, integrasi antara otot dan pengetahuan pasien, ekspresi perasaan
klien.
Sosial dan Emosi : Peningkatan hubungan yang sehat di dalam
kelompok. Menjalankan aturan main dalam kelompok, memimpin dan
mengikuti kepemimpinan orang lain.
Tujuan : terapi okupasi tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi
mencakup pengembangan intelektual, social, emosi, maupun kreatifitas.
Diversional : Terapi okupasi dapat di gunakan untuk mengalihkan
perhatian agar tidak terjadi neorosis ( kegagalan individu memecahkan
masalah atau tuntutan dimasyarakat yang membuatnya terganggu dalam
pemeliharaan maupun penyesuaian diri ) Pemulihan
Fungsional : Membuat persediaan otot, dan kondisi tubuh umumnya
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Latihan dan