Disusun Oleh :
CINDY DELIA PUTRI
18010005
Dosen Pembimbing :
ISNA OVARI S.Kp M.Kep
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun. Salawat serta salam senantiasatercurahkan selalu kepada
junjungan nabi besar muhammad SAW, karena beliau yang telah membawa manusia dari zaman
kebodohan menuju zaman yang modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Terimakasih saya
ucapkan kepada dosen pembimbing, mudah-mudahan ilmu yang beliau berikan kepada saya
khususnya dan kepada kami semua bermanfaat. Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah
satu tugas pada mata kuliah keperawatan jiwa. Demikian penyususnan makalah ini semoga
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pada pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
LATAR BELAKANG...........................................................................................................
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................
TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
PENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA...................................................
Manusia..................................................................................................................................
Lingkungan............................................................................................................................
Keperawatan..........................................................................................................................
PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA.............................................
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA...........................................
A. Dulu...................................................................................................................................
B. Sekarang............................................................................................................................
ASUHAN YANG KOMPETEN BAGI PERAWAT JIWA..................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
KESIMPULAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa, ilussi, halusinasi, terapi kognitif, terapi keluarga, model keperawatan
jiwa, pakar keperawatan jiwa, asuhan gangguan keperawatan jiwa, terapi aktifitas kelompok,
diagnosa keperawatan, psikopat, diagnosa, trauma.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
b. Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung
berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat
positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan
kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.
1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama
dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk
tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan
untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai
kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi
persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan,
manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan
interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu
segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh
kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
3. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan
diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri
sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri,
lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk
perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya.
Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu
proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan
praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien
secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan
salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving). Proses keperawatan bertujuan untuk
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu
pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi,
diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan,
perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik
bagi individu klien.
Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan
terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak
mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan
sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih
besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih
besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat
diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
Manfaat Proses Keperawatan Bagi Perawat.
Bagi Klien :
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen care).
c. Terhindar dari malpraktik.
Belajar menyelesaikan masalah akan lebih efektif jika klien ikut berperan serta.
Dengan menyertakan klien maka pemulihan kemampuan klien dalam
mengendalikan kehidupannya lebih mungkin tercapai.
Dengan berperan serta maka klien belajar bertanggung jawab terhadap pelakunya.
B. Peran dan Fungsi Perawat Jiwa Defenisi dan Uraian Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau
klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA
mendefiniskan keperawatan kesehatan jiwa sebagai Suatu bidang spesialisasi praktik
keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan pengunaan diri yang
bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial
dan lingkungan.
Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis
aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien-keluarga,
tanggung jawab fiskal, kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik.
Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa sebagai
salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari
ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu
kerangka berpikir teoritis yang mendasaripraktikkeperawatan.
Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah
diidentifikasi.
7. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien,
keluarga,staf, dan pembuat kebijakan.
↓
Pencegahan primer
↓
Penanganan multidisiplin
↓
Spesialisasi keperawatan jiwa
1) DULU
Pasien Gangguan Jiwa dianggap sampah, memalukan dipasung.
2) SEKARANG
- Meningkatkan Iptek
- Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa meningkat
- Perlu pemahaman tentang human right
- Penting meningkatkan mutu pelayanan dan perlindungan konsumen. model pendekatan
keperawatan jiwa
Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan ke dalam
6 model yaitu:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan jiwa, ilussi, halusinasi, terapi kognitif, terapi keluarga, model keperawatan
jiwa, pakar keperawatan jiwa, asuhan gangguan keperawatan jiwa, terapi aktifitas kelompok,
diagnosa keperawatan, psikopat, diagnosa, trauma.
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga,
perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak
ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing
profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat
menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara
anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa yang
berkualitas. Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah dalam
keperawatan jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi ketidaksesuaian
pendidikan dan latihan anggota tim, struktur organisasi yg konvensional, konflik peran dan
tujuan, kompetisi interpersonal, status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
B. SARAN
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami uraikan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkankritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk perbaikan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta:
EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.