Anda di halaman 1dari 13

Sindrom nefriti akut (SNA)

Kelompok 6:
Riad anugrah putra 202001120
Sinta astute pasau 202001121
Sri desi pratiwi 202001122
Sriliani s. manto 202001123
Ullin saranianingsih 202001124
Yenni 202001125
definisi

Sindrom nefritis akut merupakan kelainan ginjal yang


disebabkan oleh respon imun yang dipicu oleh
inflamasi dan proliferasi jaringan glomerular,
sehingga mengakibatkan kerusakan pada membran
basal, mesangium, atau endotel kapiler.
etiologi

1. Faktor Infeksi
2. Penyakit multisistemik,
3. Penyakit Ginjal Primer
Manifestasi klinis
tanda atau gejala Sindrom Nefritik Akut (SNA) Adalah sebagai berikut:

a.Hematuria baik secara makroskopik maupun mikroskopik. Gross Hematuria 30%


ditemukan pada anak-anak
b.Oliguria
c.Edema (perifer atau periorbital), 85% ditemukan pada anak-anak, edema bisa
ditemukan sedang sampai berat
d.Sakit kepala, jika disertai dengan hipertensi
e.Dyspnea, jika terjadi gagal jantung atau edema pulmo; biasanya jarang.
f. Kadang disertai dengan gejala spesifik, mual dan muntah, purpura pada Henoch-
Schoenlein, artralgia yang berbuhungan dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
g.Gejala lain yang mungkin muncul penglihatan kabur, batuk berdahak, penurunan
kesadaran, malaise dan sesak napas
patofisiologi
Menurut Travis (2015), mekanisme dasar terjadinya sindrom
nefritik akut pasca infeksi streptokokus adalah adanya suatu
proses imunologis yang terjadi antara antibodi spesifik
dengan
02 antigen
glomerulonefritis
streptokokus.
akut dan
Hubungan
infeksi
antara
streptococcus
dikemukakan pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907
dengan alasan timbulnya glomerulonefritis akut setelah
infeksi skarlatina, diisolasinya kuman streptococcus beta
hemoliticus golongan A, dan meningkatnya titer anti-
streptolisin pada serum penderita
komplikasi
Fase Akut :
Komplikasi utamanya adalah Gagal Ginjal Akut.
Meskipun perkembangan kearah sclerosis jarang, pada
0,5-2% pasien dengan Glomerulonefritis Akut tahap
perkembangan kearah gagal ginjal periodenya cepat.
Komplikasi lain dapat berhubungan dengan pasien
hipertensi berat, encephalopati, dan pulmonary edema.
penatalaksanaan
a. Medikamentosa
1. Hipertensi dapat diberi diuretik atau anti hipertensi. Bila hipertensi ringan
(tekanan darah sistolik 130 mmHg dan diastolik 90 mmHg) umumnya
diobservasi tanpa diberi terapi. Hipertensi sedang (tekanan darah sistolik >
140-150 mmHg dan diastolik > 100 mmHg) diobati dengan pemberian
hidralazin oral atau intramuskular (IM), nifedipin oral atau sublingual.
Hipertensi berat diberikan hidralazin 0,15-0,30 mg/kbBB Intravena.
2. Retensi cairan ditangani dengan pembatasan cairan dan natrium. Asupan
cairan sebanding dengan invensible water loss (400-500 ml/m2 luas
permukaan tubuh hari) ditambah setengah atau kurang dani urin yang keluar.
Bila berat badan tidak berkurang diberi diuretik seperti furosemid 2mg/kgBB,
1-2 kali/hari.
next
b. Keperawatan
1. Tirah baring
Terutama pada minggu pertama penyakit untuk mencegah komplikasi.
Sesudah fase akut istirahat tidak dibatasi lagi tetapi tidak boleh kegiatan
berlebihan. Penderita dipulangkan bila keadaan umumnya balk, biasanya
setelah 10-14 hari perawat
2. Diet
a. Protein: 1-2 gram/kg BB/ hari untuk kadar Ureum normal, dan 0,5 1
gram/kg BB/hari untuk Ureum lebih dari atau sama dengan 40 mg%.
b. Garam: 1-2 gram perhari untuk edema ringan, dan tanpa garam bila
anasarka
c. Kalori: 100 kalori/kgBB/hari. D. Intake cairan diperhitungkan bila oligouri
atau anuri, yaitu: Intake cairan = jumlah urin + insensible loss
(20-25cc/kgBB/hari + jumlah kebutuhan cairan setiap kenaikan suhu dari
normal [10co/kgBB/hari]).
Asuhan keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas klien
15%
2. Riwayat Kesehatan
3. Pengkajian persistem 25%
diagnosa
1. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelebihan
volume Cairan

2. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi

3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan


darah (hipertensi)
intervensi

1. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelebihan


volume Cairan
a. Bantu anak mengubah posisi tubuhnya setiap 2 jam
b Lakukan perawatan kulit yang tepat termasuk mandi harian
dengan menggunakan sabun pelembab, masase,
pengubahan posisi, dan penggantian linen serta pakaian kotor
c. Kaji kulit anak untuk melihat bukti iritasi dan kerusakan seperti
kerusakan, edema, dan abrasi, setiap 4-8 jam
2. Resikoinfeksi berhubungan dengan imunosupresi
1.Jangan izinkan seorang pun yang mengidap infeksi akut unuk mengunjungi
anak
2. Beri obat antibiotik sesuai program
3.Pantau anak setiap hari untuk deteksi tanda serta gejala infeksi, termasuk
batuk. Demam, hidung tersumbat, drainase purulen dan nyeri tenggorokan
3.Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
(hipertensi)
1. Pantau tekanan darah anak setiap 4 jam
2. Beri obat-obatan anti hipertensi sesuai program
Thank you

Anda mungkin juga menyukai