Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DVT (DEEP VEIN TROMBOSIS )


1 Pengertian Asuhan keperawatan pada pasien dengan DVT
2 Asessmen 1. Rasa nyeri pada tungkai saat aktivitas maupun istirahat yang
Keperawatan disertai edema
2. Kelelahan kaki
3. Vena permukaan terlihat
4. Warna atau kulit merah
3 Diagnosa 1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (iskemik)
Keperawatan 2. Risiko perfusi perifer tidak efektif b/d thrombosis arteri
3. Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
4. Ansietas b/d krisis situasional, ancaman terhadap kematian, kurang terpapar
informasi
4 Kriteria Evaluasi 1. Nyeri akut
Ekspektasi: Tingkat nyeri menurun, dengan criteria hasil:
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Kesulitan tidur menurun
d. Gelisah menurun
e. Frekuensi nadi membaik
2. Risiko perfusi perifer tidak efektif
Ekspektasi:Perfusi perifer meningkat, dengan criteria hasil:
a. Kekuatan nadi perifer meningkat
b. Warna kulit pucat menurun
c. Akral membaik
d. Turgor kulit membaik
e. TTV Membaik
f. Edema perifer menurun
g. Nyeri ekstremitas menurun
h. Kelemahan otot menurun
i. Kram otot menurun
3. Intoleransi Aktivitas
Ekspektasi : toleransi aktivitas meningkat dengan criteria hasil :
a. Frekuensi nadi meningkat
b. Keluhan lelah menurun
c. Dyspnea saat akitifitas menurun
d. Dyspnea setelah aktifitas menurun
e. TTV membaik
f. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
4. Ansietas
Ekspektasi: tingkat ansietas menurun dengan criteria hasil:
a. Verbalisasi kebingungan menurun
b. Perilaku gelisah menurun

196
c. Pola tidur membaik
d. Verbalisasi kwatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
e. TTV membaik
5 Intervensi 1. Nyeri akut
Keperawatan Manajemen nyeri
Tindakan:
1) Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
kuantitas nyeri
 Identfikasi respon non verbal
 Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi hal yang memperingan dan memperberat nyeri
2) Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis
 Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis
4) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Risiko Perfusi perifer tidak efektif
Manajemen sensasi Perifer
1) Observasi
 Indentifikasi penyebab perubahan sensasi
 Periksa perbedaan sensasi panas dan dingin
 Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
 Monitor terjadinya parastesia ,jika perlu
 Monitor perubahan kulit
 Monitor adanya tromboplebitis dan tromboemboli vena
2) Terapeutik
 Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya
3) Edukasi
 Anjurkan penggunaan thermometer untuk menguji suhu air
 Anjurkan memakai sepatu lembut dantumit yang rendah
 Anjurkan sarung tangan termal jika memasak
4) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian kortikosteroid , jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional

197
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2) Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulu
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
3) Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala tidak berkurang
4. Ansietas
Reduksi ansietas
1) Observasi
 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
2) Terapeutik
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
3) Edukasi
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
 Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih tekni krelaksasi
4) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu
6 Informasi dan 1. Edukasi pengendalian factor risiko
Edukasi 2. Edukasi pengawasan komplikasi thrombosis vena antara lain emboli paru
3. Edukasi pengawasan komplikasi pemberian antikoagulan pantau nilai
7 Evaluasi 1. Tingkat nyeri menurun
2. Perfusi perifer meningkat
3. Toleransi aktivitas meningkat
4. Tingkat ansietas menurun
8 Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9 Bidang Pengolah Seksi Keperawatan
9 Referensi 1. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
2. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
3. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

198
199

Anda mungkin juga menyukai