196
c. Pola tidur membaik
d. Verbalisasi kwatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
e. TTV membaik
5 Intervensi 1. Nyeri akut
Keperawatan Manajemen nyeri
Tindakan:
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
kuantitas nyeri
Identfikasi respon non verbal
Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi hal yang memperingan dan memperberat nyeri
2) Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Risiko Perfusi perifer tidak efektif
Manajemen sensasi Perifer
1) Observasi
Indentifikasi penyebab perubahan sensasi
Periksa perbedaan sensasi panas dan dingin
Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
Monitor terjadinya parastesia ,jika perlu
Monitor perubahan kulit
Monitor adanya tromboplebitis dan tromboemboli vena
2) Terapeutik
Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya
3) Edukasi
Anjurkan penggunaan thermometer untuk menguji suhu air
Anjurkan memakai sepatu lembut dantumit yang rendah
Anjurkan sarung tangan termal jika memasak
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu
Kolaborasi pemberian kortikosteroid , jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas
Tindakan
1) Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
197
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulu
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
3) Edukasi
Anjurkan tirah baring
Melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala tidak berkurang
4. Ansietas
Reduksi ansietas
1) Observasi
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (kondisi, waktu, stressor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
2) Terapeutik
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Dengarkan dengan penuh perhatian
Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
3) Edukasi
Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih tekni krelaksasi
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu
6 Informasi dan 1. Edukasi pengendalian factor risiko
Edukasi 2. Edukasi pengawasan komplikasi thrombosis vena antara lain emboli paru
3. Edukasi pengawasan komplikasi pemberian antikoagulan pantau nilai
7 Evaluasi 1. Tingkat nyeri menurun
2. Perfusi perifer meningkat
3. Toleransi aktivitas meningkat
4. Tingkat ansietas menurun
8 Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9 Bidang Pengolah Seksi Keperawatan
9 Referensi 1. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
2. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
3. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
198
199