Anda di halaman 1dari 5

13.

Genetalia
Inspeksi : Kebersiha/kurang, perdarahan pervaginam, terdapat
bekuan darah, serviks tampak mendatar dan dilatasi ekstremitas
atas
Inspeksi : Ada tidaknya infus yang terpasang.
Palpasi : CRT (Capilary Refile Time)

14. Ekstremitas bawah


Inspeksi : Ada tidaknya deformitas.
Palpasi : Akral (perdarahan biasanya disertai dnegan akral
dingin).
g. Pemeriksaan penunjang
1. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif. Positif bila janin
masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup.
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion.
4. Data laboratorium
- Tes urine
- Hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan
(< 10 mg%) dan hematokrit terjadi Penurunan (< 35 mg%)
- Menghitung trombosit dan sel darah putih untuk manajemen
resiko infeksi
- Kultur darah dan urine
5. Kadar Sdp Resiko Infeksi Meningkat (>10.000 U/dl).
6. Kultur Kuman spesifik ditemukan kuman.
B.Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan yang mungkin terjadi pada abortus imminens
menurut SDKI (2017) diantaranya:
ii. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
iii. Resiko syok berhubungan dengan kekurangan volume cairan
iv. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah barin

c. Intervensi

No Diagnose Kriteria Intervensi


hasil
1 1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi selama …  Manajemen nyeri
dengan agen pencedera jammaka nyeri menurun dengan kriteria Observasi
fisiologis hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun (5) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri
3. Gelisah menurun (5) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi ras nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan stragtegi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan stragtegi meredakan nyeri
3. Ajarkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Resiko syok b/d Setelah dilakukan asuhan keperwatan Pencegahan syok
kekurangan cairan selama … jam maka tingkat syok menurun Observasi
dengan kriteria hasil : 1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
1. Kekuatan nadi meningkat (5) dan kekuatan nadi, frekuensi nafas dan TD)
2. Output urine meningkat (5) 2. Monitor status oksigenasi
3. Akral dingin menurun (5) 3. Monitor status cairan (output dan input,
4. Tekanan darah sistolik membaik (5) turgor kulit)
5. Tekanan darah diastolic membaik (5) 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Terapeutik
5. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen
6. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
jika perlu
7. Pasanag jalur IV
8. Pasang kateter urine
Edukasi
9. Jelaskan penyebab/factor resiko syok
10. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
11. Anjurkan melapor jika menemukan tanda
dan gejala syok
12. Anjurkan memperbanyak asupan oral
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian IV
14. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
Kolaborasi pemberian antiinflamasi
3. Intoleransi Setelah dilakukan intervensi  Manajemen energyObservasi
aktifitas selama 3x24 jam maka toleransi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
berhubungan aktivitas meningkat dengan kelelahan
dengan tirah kriteria hasil : 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
baring 1. Frekuensi nadi meningkat (5) 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Keluhan lelah menurun (5) 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamananselama
3. Warna kulit membaik (5) melakukan aktivitas
4. Tekanan darah membaik (5) Terapeutik
5. Frekuensi napas membaik (5) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendahstimulus
2. Lakukan latihan rentang gerak pasifdan/atau
aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jikatidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secarabertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tandadan gejala
kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangikelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

Implementasi
Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan yaitu validasi,
rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana, memberikan asuhan keperawatan dalam
pengumpulan data serta melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit.

Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan rencana tentang Kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan di lakukan
dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai