0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang anemia, termasuk definisi, tujuan, prosedur diagnosis dan penatalaksanaan, serta kriteria rujukan pasien anemia. Dokumen ini juga menjelaskan gejala klinis dan hasil laboratorium yang dapat digunakan untuk mendiagnosis anemia.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang anemia, termasuk definisi, tujuan, prosedur diagnosis dan penatalaksanaan, serta kriteria rujukan pasien anemia. Dokumen ini juga menjelaskan gejala klinis dan hasil laboratorium yang dapat digunakan untuk mendiagnosis anemia.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang anemia, termasuk definisi, tujuan, prosedur diagnosis dan penatalaksanaan, serta kriteria rujukan pasien anemia. Dokumen ini juga menjelaskan gejala klinis dan hasil laboratorium yang dapat digunakan untuk mendiagnosis anemia.
1. Pengertian Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan perifer. 2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada pasien Anemia. 3. Kebijakan Kebijakan Manajemen Ultra Medica tentang Pelayanan Klinis 4.Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Tahun 2014 5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien, 2. Petugas memastikan identitas rekam medis sesuai dengan pasien yang sedang diperiksa, 3. Petugas melakukan hand hygiene sebelum memeriksa pasien, 4. Petugas melakukan anamnesis (auto/allo) tentang keluhan pasien. Keluhan lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging, penurunan konsentrasi dan sesak nafas. Faktor risiko: a.Ibu hamil, b.Remaja putri, c.Status gizi kurang, d.Faktor ekonomi kurang, e.Infeksi kronis, f. Vegetarian.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
a.Gejala umum berupa pucat terlihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringaan dibawah kuku. b.Gejala anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, koilonikia. 6.Petugas melakukan pemeriksaan penunjang, berupa pemeriksaan darah yaitu hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin dan urin rutin. 7. Petugas menetapkan diagnosis Anemia. Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh penyakit dasar sehingga pentig menentukan penyakut dasar yang menyebabkan anemia. Diagnosis ditegallan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal. Nilai rujukan kadar hemoglobin menurut WHO: a.Laki-laki : > 13 g/dl, b.Perempuan : > 12 g/dl, c.Perempuan hamil : > 11 g/dl. 8. Petugas menatalaksana dengan : Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis definitif yang ditegakkan. Setelah penegakkan diagnosis dapat diberikan sulfas ferosus 3 x 200 mg (200mg mengandung 66 besi elemental). 9. Petugas memberikan edukasi tentang penyakit Anemia, pengendalian Anemia, pemberian obat-obatan dan efek samping obat.
10. Kriteria Rujukan :
a. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb < 8g/dl, b. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb, c. Anemia berat dengan indikasi transfusi ( Hb < 7 g/dl), d. Anemia dengan perburukan. 11.Setelah petugas memeriksa pasien, petugas melakukan hand hygiene