Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP) APOTEK RAWAT JALAN


No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah
I. PENGERTIAN Pelayanan resep penderita rawat jalan adalah kegiatan pendistribusian
perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan di Rumah
Sakit dengan sistem resep perorangan oleh apotik Rumah Sakit.

II. TUJUAN Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu cakupan dan efisiensi yang
optimal melalui pelayanan perbekalan farmasi pasien rawat jalan.

III. KEBIJAKAN  Dilaksanakan setiap hari pada jam kerja


 Melayani pasien :
o Umum
IV. PROSEDUR
1. Penderita menyerahkan resep kepada petugas Farmasi.
2. Petugas farmasi menerima resep, meneliti, menghitung harga, membubuhi
paraf, memberi nomor resep dan menyerahkan nomor pengambilan obat
kepada penderita.
3. Petugas Farmasi meracik obat sesuai resep dokter, memberi etike dan
copy resep (bila obat tidak tersedia).
4. Petugas Farmasi mencatat obat yang keluar pada kartu stock barang.
5. Petugas Farmasi meneliti kebenaran obat (sesuai dengan resep) dan
menyerahkannya pada penderita.
6. Penderita menerima obat sesuai nomor pengambilan obat yang disertai
bukti lunas.
7. Petugas Farmasi merekap pengeluaran barang dan mencatat dalam buku
pengeluaran barang atau stock barang.Petugas Farmasi menyetor
penerimaan harga obat pada hari yang sama kepada Sentral Pembayaran
Rumah Sakit.
8. Petugas TU Farmasi merekap semua penerimaan dan pemakaian obat dan
alat kesehatan yang digunakan pada unit pelayanan rawat jalan yang
dilaporkan setiap awal bulan.

V. UNIT TERKAIT  Petugas Farmasi


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) PERENCANAAN PERBEKALAN
FARMASI
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah
I. PENGERTIAN Perencanaan perbekalan farmasi adalah suatu proses kegiatan dalam
pemilihan jenis, jumlah dan harga sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.

II. TUJUAN
Tercapainya perencanaan perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang baik di Rumah Sakit.

III. KEBIJAKAN
 Perencanaan dilaksanakan sekali dalam setahun.
 Sesuai anggaran yang tersedia.

IV. PROSEDUR
1. Penanggungjawab perencanaan memberikan formulir isian rencana
kebutuhan perbekalan farmasi ke user (unit pemakai).
2. Merekap serta menyusun kebutuhan sementara dengan
mempertimbangkan perbekalan farmasi yang masih ada di stok serta data
pemakaian tahun lalu, untuk penyusulan anggaran tahun yang akan
datang.
3. Rencana kebutuhan anggaran diajukan kepada Kepala Badan melalui
rapat anggaran.
4. Berdasarkan pada platfon anggaran yang tersedia, disusun kembali
rancangan kebutuhan perbekalan farmasi dengan memperhatikan / skala
prioritas.
V. UNIT TERKAIT

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) PENGADAAN
PERBEKALAN FARMASI
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
S Terbitan :
O No. Revisi :
P Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah

I. PENGERTIAN Pengadaan perbekalan farmasi adalah proses / kegiatan untuk


merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui.

II. TUJUAN
Tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah, jenis yang cukup
di Instalasi Farmasi pada saat dibutuhkan.

III. KEBIJAKAN
 Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan setiap bulan,
sesuai perencanaan / kebutuhan dengan mempertimbangkan
ketersediaan anggaran.
 Perbekalan farmasi tidak boleh berlebih dalam stock karena
akan terjadi “Invesment Cash”
 Pesanan dilakukan pada distributor utama.
IV. PROSEDUR

1. Berdasarkan rencana kiebutuhan Instalasi Farmasi 1 tahun,


penanggungjawab pengadaan barang membuat rencana
pengadaan untuk 1 triwulan.
2. Waktu pemesanan disesuaikan dengan rencana keuangan
Rumah Sakit.
3. Untuk pesanan cito atau setiap pesanan dibuatkan SP (Surat
Pesanan) yang ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi,
diketahui oleh dan disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.
4. Surat Pesanan dibuat 3 rangkap (asli untuk PBF, sedangkan
rangkapannya untuk manajemen RS dan Instalasi Farmasi).
5. Pada setiap akhir bulan penanggungjawab pengadaan barang
farmasi membuat laporan tentang perbandingan antara realisasi
dan rencana pengadaan perbekalan farmasi untuk disampaikan
kepada Kepala Instalasi Farmasi.
6. Pada akhir tahun menyiapkan laporan kegiatan pengadaan
barang selama 1 tahun kepada Kepala Instalasi Farmasi.

V. UNIT TERKAIT  Tim perencanaan barang Farmasi.


STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
S Terbitan :
O No. Revisi :
P Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah

I. PENGERTIAN Penerimaan perbekalan farmasi adalah kegiatan untuk menerima


perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian,
melalui pembelian langsung atau sumbangan.

II. TUJUAN
Tercapainya penerimaan perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang optimal di Instalasi farmasi Rumah Sakit.

III. KEBIJAKAN
 Dilaksanakan di Instalasi Farmasi.
 Barang yang diterima Expire Date minimal 1 tahun untuk obat-obatan
dan 6 bulan untuk bahan kimia.
IV. PROSEDUR
1. Rekanan mengirim/menyerahkan barang farmasi kepada panitia
pemeriksaan dan penerimaan barang berdasarkan SP.
2. Panitia pemeriksa dan penerimaan barang (PPPB) memeriksa kualitas
fisik, Expire Date dan kuantitas barang.
3. Panitia pemeriksa dan penerimaan barang menandatangani bukti
pengiriman barang dan membuat berita acara pengriman barang.
4. Panitia pemeriksa dan penerimaan barang menyerahkan barang
farmasi kepada penanggungjawab logistik farmasi.
5. Penanggungjawab logistik farmasi memeriksa kebenaran kualitas dan
kuantitas barang farmasi yang diterima dan menandatangani Berita
Acara Penerimaan Barang.
6. Penanggungjawab logistik farmasi menyerahkan barang farmasi
V. UNIT TERKAIT kepada petugas logistik farmasi untuk disimpan.

 Panitia pengadaan barang


 Petugas gudang farmasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah

I. PENGERTIAN Penyimpanan perbekalan farmasi adalah kegiatan pengaturan perbekalan farmasi


menurut persyaratan yang ditetapkan.

II. TUJUAN Tercapainya / terselenggaranya penyimpanan perbekalan farmasi dengan mutu,


cakupan dan efisiensi yang optimal di Rumah Sakit.

III. KEBIJAKAN Penyimpanan perbekalan farmasi disyaratkan sebagai berikut:


 Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.
 Dibedakan menurut Efek Farmakologi.
 Dibedakan menurut kestabilan / suhu.
 Dibedakan menurut mudah / tidaknya terbakar.
 Dibedakan menurut tahan / tidaknya terhadap cahaya.

IV. PROSEDUR 1. Penanggungjawab logistik farmasi menerima barang farmasi yang diserahkan
oleh panitia penerimaan barang.
2. Barang farmasi yang diterima dan sudah memenuhi persyaratan disimpan di
dalam gudang penyimpanan menurut jenis barang (obat jadi, cairan infus, alat
perawatan, alat kedokteran, alat kesehatan habis pakai, gas medik, disinfektan,
reagensia dan bahan gigi).
3. Penyimpanan dilakukan secara baik, teratur sesuai dengan aturan farmasi yang
berlaku agar mutu tetap terjamin, mudah dicari dengan cepat dan aman.
4. Cara penyimpanan dilakukan dengan metode FIFO (First In First Out) dan
kecepatan distribusi barang.
5. Peetugas logistik farmasi memasukkan barang ke dalam kartu stock.
6. Petugas logistik farmasi membukukan barang farmasi tersebut pada buku bukti
barang masuk.
7. Petugas administrasi logistik mengarsipkan berkas Berita Acara Penerimaan
Barang, Surat Perintah Kerja (SPK) dan bukti pengiriman barang / tanda
terima.Panitia penerima barang.

 Petugas gudang farmasi


V. UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) INFORMASI OBAT
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah

I.PENGERTIAN Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan secara ilmiah
dan terdokumentasi mencakup farmakologi dan penggunaan terapi dari obat.
Pelayanan informasi obat (PIO) adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

 Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di


II. TUJUAN lingkungan Rumah Sakit.
 Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan – kebijakan yang berhubungan
dengan obat, terutama bagi Panitia Farmasi Terapi.
 Meningkatkan profesionalisme Apoteker.
 Menunjang terapi obat yang rasional.

 Faktor yang harus diperhatikan : sumber informasi obat, tempat, tenaga dan
III. KEBIJAKAN perlengakapan.
 Dilaksanakan kerjasama dengan PKMRS.

1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan


VI. PROSEDUR / pasif.
KEGIATAN 2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,
PELAYANAN surat atau tatap muka.
3. Membuat bulletin, leaflet danlabel obat.
4. Menyediakan informasi bagi Panitia Farmasi Terapi sehubungan dengan
penyusunan formularium Rumah Sakit.
5. Bersama dengan PMKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat
jalan dan rawat inap.
6. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga Farmasi dan tenaga kesehatan
lainnya.

 Perawat
V. UNIT TERKAIT  Apoteker
 Asisten Apoteker
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah

I. PENGERTIAN Administrasi dan pelaporan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan


pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang
berkaitan dengan prbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam
periode bulanan, triwulanan atau tahunan.

II. TUJUAN
 Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi.
 Tersedianya informasi yang akurat.
 Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan.
 mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan.
 Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi
dapat dikelola secara efisien dan efektif.

 Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara:


Tulis tangan
III. KEBIJAKAN Otomatis dengan menggunakan computer (software)
 Pelaporan dilaksanakan setiap bulan
 Laporan yang dibuat :
Laporan permintaan Perbekalan Farmasi
Laporan pemakaian Perbekalan Farmasi
Laporan penggunaan narkotik
Laporan penggunaan morfin, pethidin dan derivatnya.
Laporan kegiatan Farmasi
IV. PROSEDUR Laporan penulisan iatan farmas nama generic.

1. Petugas unit pelayanan membuat pencatatan dan merekap setiap akhir


bulan.
2. Bagian administrasi dan pelaporan mengumpulkan data dari unit-unit
pelayanan.
3. Bagian administrasi dan pelaporan merekap semua data yang dibutuhkan
untuk pembuatan laporan Bagian administrasi dan pelaporan mengetik
masing-masing laporan.
3. Bagian administrasi dan pelaporan mengirim laporan-laporan ke bidang
perencanaan dan rekam medik.
4. Bagian administrasi dan pelaporan mengarsipkan laporan-laporan dengan
rapi.

V. UNIT TERKAIT
 Unit Pelayanan Rawat Jalan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN
FARMASI
No.
: 0001/APT/2022
Dokumen
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :
APOTEK
D’Al Barokah

I. PENGERTIAN Distribusi/pendistribusian perbekalan farmasi merupakan kegiatan


mendistribusikan perbekalan farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap, rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis.

II. TUJUAN
Tercapainya distribusi perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang optimal di Rumah Sakit.
III. KEBIJAKAN
 Distribusi untuk unit pelayanan rawat inap dilaksanakan 1 kali dalam
seminggu.
 Distribusi untuk unit pelayanan rawat jalan dilaksanakan 1 kali dalam
seminggu
 Distribusi untuk unit/instalasi penunjang pelayanan medis dilaksanakan 1
kali dalam sebulan.
IV. PROSEDUR
1. Permintaan obat/alkes habis pakai ditulis dalam formulir permintaan
barang, dalam rangkap 2 (asli untuk gudang dan rangkapannya untuk unit
yang bersangkutan).
2. Dalam mengisi item dan jumlah permintaaan, sisa pemakaian obat/alkes
habis pakai dari permintaan sebelumnya harus dicantumkan.
3. Formulir permintaan yang telah diisi, ditandatangani oleh
penanggungjawab unit pelayanan dan diketahui oleh Kepala Instalasi
Farmasi. Kemudian diserahkan kepada diserahkan kepada petugas
gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
4. Petugas gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit menyiapkan obat/alkes
yang diminta dan mencatat dalam buku pengeluaran barang dan kartu
stock gudang.
5. Pada saat serah terima barang, petugas unit pelayanan yang menerima
melakukan pengecekan. Setelah cocok, petugas gudang yang
menyerahkan maupun petugas yang menerima membubuhkan nama dan
V. UNIT TERKAIT paraf.
6. Permintaan dilakukan 1 kali seminggu.

 Unit Pelayanan Rawat Inap


 Unit Pelayanan Rawat Jalan
 Unit Pelayanan Rawat Darurat
 Petugas gudang.
FALSAFAH DAN TUJUAN PELAYANAN
NO. No. Revisi: I Halaman: 1 / 1

STANDAR
OPERASIONAL Terbitan I
PROSEDUR

FALSAFAH Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah Pengelolaan dan


Penggunaan Obat Secara Rasional, yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan secara menyeluruh, dilaksanakan secara
langsung dan bertanggungjawab demi tercapainya peningkatan kualitas
hidup manusia.

TUJUAN
1. Terselenggaranya pelayanan kefarmasian dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang tinggi yang selanjutnya dapat meningkatkan pelayanan
kefarmasian bagi pengguna jasa di Apotek serta masyarakat yang
memerlukannya.
2. Berfungsinya organisasi Farmasi Apotek D’Al Barokah yang didukung
oleh tata laksana organisasi yang mantap dan Sumber Daya Manusia yang
profesional.
3. Terlaksananya proses Manajemen farmasi Apotek D’Al Barokah.
VISI DAN MISI
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 1

Ditetapkan
STANDAR Terbitan I
OPERASIONAL
PROSEDUR

VISI
Menjadi Apotek terbaik di Tenggarong seberang dengan pelayanan

bermutu dan profesional berkode etik apoteker.

1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care)


MISI
yang berorientasi pada tercapainya hasil pengobatan yang

maksimal bagi pasien.

2. Bertanggungjawab atas pengelolaan Farmasi Rumah Sakit yang

berdaya guna dan berhasil guna.

3. Menciptakan suasana aman dan nyaman.

4. Menata unit pelayanan Instalasi Farmasi menjadi lebih mandiri,

kredibel, efektif dan efisien.

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Instalasi Farmasi.


PENANGANAN KESALAHAN PENYERAHAN
PERBEKALAN FARMASI KEPADA PASIEN
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penanganan kesalahan penyerahan perbekalan


farmasi kepada pasien adalah jalan penyelesaian bila terjadi kesalahan
penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien.

Guna memperlancar penanganan apabila terjadi kesalahan pemberian

II. TUJUAN perbekalan farmasi kepada pasien baik rawat inap maupun rawat jalan.

1. Apabila terjadi kesalahan penyerahan perbekalan farmasi kepada


pasien rawat jalan maka kepada petugas Instalasi Farmasi segera lapor
kepada Kepala Instalasi Farmasi dan atau Wakilnya / Koordinator
III. KEBIJAKAN
untuk segera dicari jalan penyelesaiannya.
2. Apabila terjadi pada pasien rawat inap maka apabila petugas Instalasi
Farmasi lebih dahulu mengetahui, maka harus segera menghubungi
petugas ruang perawatan untuk segera diselesaikan, tetapi sebaliknya
apabila petugas ruang perawatan yang mengetahui lebih dahulu maka
petugas ruang perawatan segera menghubungi Instalasi Farmasi untuk
diselesaikan.

A. Penanganan Kesalahan Penyerahan Perbekalan Farmasi kepada Pasien


Rawat Jalan.
1. Petugas Instalasi Farmasi menginformasikan kepada Kepala
Instalasi Farmasi / Wakilnya / Koordinator.
2. Petugas yang bersangkutan mencari alamat pada poliklinik asal
IV. PROSEDUR resep.
PENANGANAN KESALAHAN PENYERAHAN
PERBEKALAN FARMASI KEPADA PASIEN
NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

1. Petugas yang bersangkutan / Koordinator / Wakil


Kepala / Kepala Instalasi Farmasi menyampaikan hal
tersebut kepada dokter / dokter gigi penulisan resep.
2. Kepala Instalasi Farmasi / wakilnya / koordinator
menunjuk petugas Instalasi Farmasi untuk
menyelesaikan kesalahan tersebut.
3. Petugas yang ditunjuk mendatangi rumah pasien yang
salah menerima perbekalan farmasi dengan membawa
penggantinya.
4. Petugas tersebut menyampaikan penggantia perbekalan
farmasi dengan kata-kata yang asertif kepada pasien /
keluarganya.
5. Petugas melapor kepada Kepala Instalasi farmasi.
6. Kejadian tersebut ditulis pada buku yang tersedia.
B. Penanganan Kesalahan Penyerahan Perbekalan farmasi kepada
Pasien Rawat Inap.
1. Petugas Instalasi farmasi segera menghubungi petugas ruang
perawatan dimana pasien dirawat atau petugas ruangan
perawat menghubungi petugas Instalasi Farmasi.
2. Petugas Instalasi farmasi menyelesaikan hal tersebut dengan
petugas ruang perawatan.
3. Petugas yang bersangkutan menginformasikan kepada
Koordinator / Wakil Kepala / Kepala Instalasi Farmasi.
4. Kejadian tersebut ditulis pada buku yang tersedia.
V. UNIT TERKAIT

Instalasi Farmasi
KONSELING DAN INFORMASI PERBEKALAN
FARMASI KEPADA PASIEN / KELUARGANYA
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN 1. Informasi penggunaan perbekalan farmasi kepada pasien /


keluarganya diberikan pada saat pemberian perbekalan
farmasi.
2. Konsultasi farmasi dilaksanakan kepada pasien yang
menggunakan perbekalan farmasi secara rutin (penderita
hipertensi, diabetes, TBC)

Agar pelayanan farmasi dapat lebih optimal dan dapat


II. TUJUAN
memberikan penjelasan kepada pasien perihal penggunaan
perbekalan farmasi

1. Setiap penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien/


III. KEBIJAKAN
keluarganya harus dengan penyampaian informasi
penggunaan perbekalan farmasi tersebut trmasuk efek
samping yang mungkin ditimbulkan saat penggunaan obat.
2. Setiap pasien yang menderita penyakit kronis (hipertensi,
diabetes, TBC) dilakukan konseling.

1. Pasien / keluarganya (hipertensi, diabetes, TBC) dalam


IV. PROSEDUR
penyerahan resep dipanggil ke ruang yang tersedia.
2. Pasien / keluarganya diberi informasi oleh apoteker.
3. Pasien / keluarganya dapat meminta penjelasan kepada
apoteker.
4. Apoteker memberikan penjelasan tentang penggunaan dan
efek obat tersebut.
5. Apoteker pemberi konsultasi menulis pada buku yang
tersedia.
V. UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi

PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2


Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penyimpanan obat narkotik adalah penyimpanan


obat tersebut di almari khusus narkotik.

1. Demi tercapainya pengamanan, pemantauan dan pengawasan obat


II. TUJUAN narkotika maka penyimpanan obat narkotika (khususnya
pethidin/morphin injeksi) hanya di Instalasi Farmasi.
2. IRD boleh menyimpan untuk kasus darurat sejumlah maksimal 2
ampul.

1. Semua obat narkotika disimpan di Instalasi Farmasi pada lemari


khusus.
2. Ruang perawatan tidak diperbolehkan menyimpan obat narkotika
III. KEBIJAKAN
untuk persediaan.
3. IRD dan IBS diperkenankan menyimpan obat narkotika pada
temapat / lemari khusus maksimal 2 (dua) ampl, untuk persediaan
kasus darurat maksimal 1 (satu) ampul.
4. Penyimpanan narkotika di RSB.GIA LESTARI didasarkan pada
UU Narkotika.

1. a. Ruang / Instalasi lain yang mempunyai persediaan narkotik


diserahkan ke Instalasi Farmasi oleh petugas dengan bukti serah
terima.
b. IRD bila mempunyai persediaan narkotika lebih dari 2 (dua)
IV. PROSEDUR ampul dan ICU lebih dari 1 (satu) ampul diserahkan ke Instalasi
Farmasi oleh petugas dengan bukti serah terima.
2. Di Instalasi Farmasi obat narkotika tersebut disimpan di lemari
khusus dan dicatat pada buku penitipan obat narkotika.
PENYIMPANAN BAHAN YANG
MUDAH TERBAKAR
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 1
Ditetapkan
Terbitan II
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penyimpanan bahan yang mudah terbakar


adalah penyimpanan bahan kimia yang mudah terbakar pada tempat
tertentu.

II. TUJUAN Agar bila terjadi kontaminasi dan atau kebakaran mudah dan cepat
penanggulangannya.

III. KEBIJAKAN Bahan kimia yang mudah terbakar (alkohol) disimpan pada tempat yang
dekat dengan aliran air / wastafel dan pintu keluar serta APAR (Alat
Pemadam Kebakaran Ringan)

1. Apabila ada pembelian / pengiriman bahan kimia yang mudah


IV. PROSEDUR
terbakar (alkohol) diterima oleh petugas gudang Instalasi Farmasi.
2. Kemudian bahan kimia tersebut disimpan / diletakkan pada tempat
penyimpanan khusus bahan yang mudah terbakas yaitu dekat
dengan wastafel dan pintu keluar serta APAR (Alat Pemadam
Kebakaran Ringan).

Instalasi Farmasi
V. UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai