(SOP)
PEDAGANG BESAR FARMASI
PT. ALAM INSAN RAGA
BANDUNG
A. SPO Pengelolaan Sediaan Farmasi
1. Perencanaan Sediaan Farmasi
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Prosedur
a. Melakukan analisa pasar.
b. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang
akan diadakan.
c. Melakukan monitoring principal / distributor sediaan farmasi untuk
menjamin keabsahan principal / distributor dan menjamin bahwa
sediaan farmasi yang diadakan memenuhi persyaratan mutu.
d. Menyusun prakiraan perencanaa kebutuhan sediaan farmasi dan
pembelian ke masing-masing principal / distributor serta frekuensi
pengadaan sediaan farmasi.
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Prosedur
a. Memastikan sediaan farmasi yang dipesan telah memiliki izin edar atau
nomor registrasi.
b. Mencatat sediaan farmasi yang sisa persediaanya sudah sampai pada
TITIK PESAN.
c. Dalam menetapkan jenis dan jumlah sediaan farmasi selalu dengan
pertimbangan penggunaan obat, harga dan ketersediaan anggaran atau
dengan menggunakan analisa Pareto – ABC.
d. Membuat Surat Pesanan (Form. A-1) minimal rangkap 2 (dua) kepada
masing-masing principal/distributor dengan jenis dan jumlah sediaan
farmasi didasarkan pada data perencanaan yang telah dibuat dan tata
monitoring / seleksi principal/distributor.
e. Surat Pesanan harus dtandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab
PBF.
4. Kualifikasi Pemasok
a. Apoteker Penanggung Jawab dan Direktur secara bersama-sama
menyusun daftar kriteria pemasok.
b. Membagi pemasok ke dalam 2 kategori besar.
Industri Farmasi (IF) :
1. Memiliki dokumen perizinan yang lengkap dan sah.
2. Memiliki dokumen dan nomor registrasi produknya (izin
produksi yang lengkap).
3. Memiliki standar CPOB dan ISO 9001.
4. Jaminan kontinuitas produk yang di pasarkan.
5. Memiliki prosedur penerimaan barang reject (retur) yang
mudah.
PBF lain
1. Memiliki dokumen izin oprasional yang lengkap.
2. Memiliki SOP sesuai dengan CDOB yang berlaku.
3. Jaminan kontinuitas produk yang di pasarkan.
4. Memiliki prosedur penerimaan barang reject (retur) yang
mudah.
3. Prosedur
a. Memeriksa legalitas Faktur dan Surat Jalan (Surat Penyerahan Barang)
b. Mencocokkan faktur dengan sediaan farmasi yang diterima. Mencakup
kesesuaian nama sediaan farmasi, jumlah, kebenaran harga, keutuhan
kemasan, kebenaran label, tanggal kadaluwarsa. Apabila sudah sesuai,
disimpan di tempat yang telah disediakan.
c. Apoteker bertugas memberi paraf dan stempel pada faktur penerimaan
sediaan farmasi.
d. Apoteker langsung menginformasikan kepada principal / distributor
apabila terjadi ketidaksesuaian agar segera dilakukan perbaikan.
e. Mencatat jumlah, nomor bets, dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi
pada Kartu Persediaan (Form A-3) dan Buku Pembeliaan kemudian
menyimpan dengan baik.
f. Faktur atau Surat Penyerahan Barang (SPB) diarsipkan berdasarkan
nomor urut dan tanggal penerimaan.
Dibuat Oleh : Disetujui Oleh :
2. Penanggung Jawab
Kepala Gudang/Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan farmasi.
3. Prosedur
a. Mencatat tanggal penerimaan, nama principal/distributor, jumlah
barang, nomor bets dan tanggal kadaluwarsa pada Kartu Barang (Form
A-4).
b. Menyimpan sediaan farmasi yang diterima pada rak yang sesuai
berdasarkan principal, bentuk sediaan, dan secara alfabetis.
c. Setiap penyimpanan sediaan farmasi harus mengikuti prinsip FIFO
(First In First Out = pertama masuk – pertama keluar) dan FEFO (First
Expired First Out = pertama kadaluarsa – pertama keluar), dan harus
dicatat dalam Kartu Barang.
d. Menyimpan sediaan sesuai dengan spesifikasi produknya berdasarkan
pada kriteria persyaratan suhu penyimpanan dan sesuai komoditi,
(misal: jenis sediaan seperti Supposutoria, ovula dan sejenisnya
disimpan di refrigerator, untuk obat yang mengandung prekursor
dipisahkan pada rak prekursor).
e. Menyimpan sediaan farmasi pada kondisi yang sesuai, layak dan
mampu menjamin mutu dan stabilitas pada rak secara alfabetis.
f. Mengisi Kartu Barang setiap ada penambahan dan pengambilan.
g. Menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi
pada Kartu Barang dan memberi garis dengan warna merah di bawah
jumlah penerimaan dan pengeluaran dan dibubuhi paraf petugas di
setiap akhir bulan.
h. Menghindari menyimpan sediaan farmasi dengan kekuatan yang
berbeda dalam satu wadah.
i. Memisahkan komoditi yang rusak dan mendekati tanggal kadaluarsa
(3-4 bulan sebelum tanggal kadaluarsa) pada lemari reject.
2. Penanggung Jawab
Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian.
3. Prosedur
Penerimaan Pesanan
a. Penerimaan pesanan dapat melalui Surat Pesanan langsung, telepon,
sms atau media komunikasi lainnya.
b. Melakkukan pemeriksaan dan analisa atas keabsahan pemesan dan
surat pesanan.
c. Pesanan yang ditolak atau yang tidak dapat dilayani hendaknya
segera diberitahukan / dikomunikasikan kepada pemesan dengan
menerbitkan Surat Penolakan Pesanan (Form A-5).
d. Terhadap pesanan yang dilayani disahkan oleh Apoteker
Penanggungjawab, Kepala Keuangan, Sales Supervisor atau
Pimpinan dengan membutuhkan paraf atau tanda tangan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
e. Terhadap pesanan yang dilayani, diterbitkan Faktur Penjualan yang
ditandatangani oleh APJ dan Pimpinan (Form A-6).
b. Apotek
Memiliki Surat Izin Apotek (SIA) yang masih berlaku.
Memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) yang masih
berlaku.
Dilakukan pemeriksaan dan pemeriksaan ulang secara berkala
mengenai Surat Izin Apotek (SIA) dan Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA).
d. Toko Obat
Memiliki Surat Izin.
Memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian
(SIKTTK) yang masih berlaku.
Hanya untuk obat bebas dan obat bebas terbatas.
Kepada Yth
.................................................
.................................................
.................................................
Bandung, .................................20...........
Penanggung Jawab...................................
3. Prosedur
a. Melakukan pemeriksaan tanggal kedaluwarsa secara berkala (1, 2 atau
3 bulan sekali) dan mencatatnya pada Buku Pemeriksaan.
b. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa melalui 2 (dua) cara
yaitu :
Secara berkala untuk masing-masing obat atau pada saat pengambilan
obat pada tahapan penyiapan obat.
c. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara berkala :
- Menetapkan petugas yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap
pemeriksaan tanggal kadaluwarsa.
- Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluarsa untuk masing-masing
obat pada satu bagian dari rak.
- Untuk obat yang mendekati tanggal kadaluarsa (4-3 bulan sebelum
tanggal kadaluarsa) beri perhatian khusus dan disimpan
diruang/lemari karantina sebelum produk dikembalikan (retur)
kepada principal/distributor sesuai dengan persyaratan yang
disepakati.
- Menyisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpannya di
tempat tersendiri (Area Reject).
- Melakukan prosedur di atas kembali untuk bagian rak yang lainnya.
- Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada Buku
Pemeriksaan.
d. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada saat pengambilan obat.
- Pada saat mengambil obat untuk pelayanan harus selalu melakukan
pemeriksaan (memperhatikan) tanggal kadaluwarsa.
- Menyisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpannya di
tempat tersendiri (Area Reject).
- Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada Buku
Pemeriksaan.
2. Penanggung Jawab
Apoteker / Tenega Teknis Kefarmasian.
3. Prosedur
a. Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan sediaan farmasi yang
telah kadaluwarsa (Area Reject).
b. Tempat khusus penyimpanan komoditi harus terpisah dari gudang
sediaan farmasi.
c. Memberi label “KOMODITI KADALUARSA DILARANG DIJUAL”
pada tempat / lemari khusus dan terkunci.
d. Menunjuk petugas yang bertanggung jawab mengelola komoditi ini.
e. Sebelum memasukkan komoditi yang telag kadaluwarsa pada tempat
khusus terlebih dahulu dicatat dalam Buku Area Reject.
f. Melakukan retur kepada principal/distributor atau memusnahkan
komoditi sesuai tata cara yang berlaku.
g. Membuat Berita Acara Pemusnahan.
2. Penanggung Jawab
Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian.
3. Prosedur
3.1. Lakukan penerimaan kembali (retur) atas persetujuan APJ
3.2. Alasan obat kembali (retur)
3.2.1. Salah Produk
Bila dalam proses nya terjadi ketidak sesuaian antara fisik
produk dengan yang tertera dalam faktur maka dapat
dipastikan konsumen akan melakukan retur.
Produk tersebut di terima kembali oleh perusahaan dan
dilakukan proses karantina untuk kemudian produk tersebut
dimasukan kembali ke dalam stok. Catat pada Kartu Barang /
Stok.
3.2.2. Obat Rusak
3.2.2.1. Obat-obat yang rusak berkaitan dengan kualitas dan
karena masalah produksi, terjadi perubahan fisik,
perubahan bentuk, terjadi pemisahan dan
pengendapan tetap (pada suspensi).
3.2.2.2. Kerusakan Kemasan Primer
Kemasan primer pecah, sobek, menggelembung,
penutup tidak sempurna sehingga isi obat keluar
(pada sediaan cair dan semi solid), isi dalam satu
strip/blister/dus/box kurang tetapi kemmasan utuh.
3.2.2.3. Kerusakan Kemasan Sekunder
Dus sobek, label rusak dan etiket tidak lengket.
3.2.3. Obat Kadaluarsa
Penggantian 100% untuk obat yang sampai di gudang PT.
AIR tiga bulan sebelum batas kadaluarsa.
3.3. Alasan obat kembalian yang tidak dapat diterima
3.3.1. Rusak karena kesalahan penyimpanan di gudang pelanggan
3.3.2. Keluhan kerusakan kemasan primer dan sekunder yang
disampaikan lebih dari 1 minggu sejak barang diterima
pelanggan.
3.4. Terima produk yang dikembalikan oleh bagian gudang dan periksa
serta catat dalam buku penerimaan pengendalian barang (nama
produk, no. batch, tanggal kadaluarsa, jumlah dan bentuk sediaan).
2. Bahan / Alat
Laporan Hasil Pemeriksaan
Certificate of Analysis
3. Kualifikasi Personil
Karyawan yang di tunjuk
4. Prosedur
4.1. Cacat Kualitas
4.1.1. Cacat kualitas dari segi estetika
a. Cacat kualitas yang secara langsung tidak membahayakan
pemakai, tetapi perlu ditarik dari peredaran, misal kerusakan
label / kemasan, pemasangan tutup botol yang tidak sempurna.
b. Cacat kualitas dari segi teknik produksi, adalah cacat kualitas
yang dapat menimbulkan resiko yng merugikan bagi
konsumen, misal salah kadar, salah isi, salah label.
4.1.2. Reaksi merugikan dari obat
Reaksi merugikan dari obat reaksi yang menimbulkan reaksi
yang serius terhadap kesehatan atau terjadi peningkatan
frekuensi efek samping obat yang dikeluhkan oleh perorangan
atau suatu lembaga.
2. Kualifikasi Personil
Kepala gudang atau Karyawan yang ditunjuk
3. Prosedur
3.1. Setiap produk yang terbukti palsu / diduga palsu harus dikarantina
di ruang terpisah dari produk / obat lain yang baik.
3.2. Produk-produk tersebut harus dengan jelas diberi label
“KOMODITI DIDUGA PALSU, DILARANG DIJUAL”
3.3. Informasikan dengan melaporkan berita acara temuan produk
diduga palsu / produk tanpa izin edar kepada Kemenkes, BPOM
dan Produsen / Principal mengenai hal tersebut.
3.4. Setelah ada kepastian bahwa produk tersebut palsu, maka harus
segera ditindaklanjuti sesuai instruksi dari instansi yang
berwenang.
3.5. Semua kegiatan tersebut harus terdokumentasi dengan baik.
2. Kualifikasi Personil
Kepala gudang atau Karyawan yang ditunjuk
3. Prosedur
3.1. Produk yang rusak kemasan
3.1.1. Cocokkan antara faktur penjualan AIR dengan faktur
pembelian produk dari pelanggan (no. Faktur, no. Batch dan
tanggal faktur)
3.1.2. Cocokkan antara kemasan dengan isi produk.
3.1.3. Pastikan barang russak kemasan bukan dikarenakan kesalahan
dari pihak AIR, apabila kerusakan tersebut disebabkan
kelalaian dari pihak AIR maka pihak AIR wajib mengganti
oduk tersebut.
3.1.4. Membuat berita acara penerimaan produk yang tidak sesuai
dengan ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab.
3.1.5. Masukkan produk tersebut ke area reject sembari menunggu
jadwal pemusnahan produk.
3. Alat Pembersih
a. Ember Plastik
b. Lap pel gagang
c. Lap bersih
d. Kemoceng
e. Sapu lantai dan sapu langit – langit
4. Ruang Lingkup
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Administrasi
c. Gudang
6. Prosedur
Lantai dan Dinding
a. Menyiapkan larutan desinfektan ke dalam ember (1).
b. Mengisi ember (2) dengan air biasa, unuk membilas lap pel yang telah
digunakan.
c. Mencelupkan lap pel ke dalam ember(1).
d. Mengepel lantai dan me-lap dinding dengan bersih (dengan arah dari dalam
ke luar).
e. Membilas atau mencelupkan pel lantai atau lap yang telah digunkan ke
dalam ember(2), bilas dan peras.
f. Masukan kembali ke dalam ember (1) dan pel lantai atau lap dinding yang
belum bersih.
g. Melakukan proses di atas berulang – ulang dan rutin sampai semua lantai
dan dinding bersih.
h. Membuang air dalam ember (2) dan cairan desinfeksi dalam ember (1)
yang sudah selesai.
i. Mencuci dan membersihkan ember (1) dan (2), serta alat pel dan lap yang
telah digunakan.
j. Menyimpan ember dan alat pembersih pada tempatnya, sambil ditiriskan.
Meja
a. Buang semua kotoran yang ada di atas meja ke dalam tong sampah.
b. Semprotkan dengan cairan desinfeksi dan lap dengan lap bersih (dengan
satu arah).
Lemari
a. Memindahkan sediaan farmasi di bagian yang akan dibersihkan ke
dalam kotak/box.
b. Membuang kotoran yang ada di bagian lemari ke dalam tong sampah.
c. Menyemprotkan larutan desinfeksi dan lap dengan lap bersih (dari
bagian dalam kemudian bagian luar).
d. Mengembalikan sediaan farmasi ke bagian yang telah dibersihkan.
Jendela
a. Menyemprot kaca dengan cairan desinfeksi atau cairan pembersih keca.
b. Lap dengan lap bersih.
Langit –langit
a. Membersihkan dengan sapu gagang panjang atau membersihkan dengan
lap yang telah dibasahi dengan larutan desinfeksi (untuk langit-langit
yang menggunakan cat epoxy).
2. Higiene Perorangan
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Alat Pembersih
a. Mencuci tangan dengan sabun atau cairan desinfeksi sebelum masuk ke
ruangan, mencuci tangan dilakukan setiap dirasakan kotor, setelah dari
kamar kecil, setelah makan, dan lain – lain.
b. Memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi.
c. Rambut harus rapi.
d. Tidak makan dan tidak merokok selama bekerja.
e. Selalu menjaga kebersihan dan panjangnya kuku, tidak menggunakan
cat kuku.
f. Tidak menggunakan pakaian kerja sebagai lap atau untuk mengeringkan
tangan.
g. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
2. Penanggung Jawab
Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
pengawasan pengelolaan Surat Pesanan dari pelanggan.
3. Prosedur
a. Surat Pesanan (SP) asli disatukan dengan copy faktur penjualan dan
dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai
nomor faktur.
b. SP dan copy faktur penjualan debendel setiap hari dan debendel per
bulan.
c. Bendel SP diberi tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan
disimpan di tempat yang telah ditentukan.
d. Penyimpanan Bendel SP dilakukan secara berurutan dan teratur
sehingga memudahkan untuk penulusuran dokumen SP.
e. SP yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus dikembalikan
pada bendel semula tanpa merubah urutan.
f. SP yang telah disimpan selama 5 (lima) tahun atau lebih, dimusnahkan
sesuai tata cara pemusnahan.
2. Kualifikasi Personil
Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
pengawasan pengelolaan Faktur Pembelian.
3. Prosedur
a. Faktur Pembelian dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan
diurutkan.
b. Faktur pembelian tersebut di-database-kan ke dalam sistem komputer.
c. Faktur pembelian diarsipkan berdasarkan tanggal yang sama dan
diurutkan berdasarkan nomor dokumen yang tertera pada komputer.
d. Bendel faktur pembelian dan diberi tanggal, bulan dan tahun yang
mudah dibaca dan di tempat yang telah ditentukan.
e. Penyimpanan bendel faktur pembelian dilakukan secara berurutan dan
teratur, sehingga memudahkan untuk penelusuran dokumen faktur
pembelian.
f. Faktur pembelian yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus
dikembalikan pada bendel semula tanapa merubah urutan
g. Faktur pembelian yang telah disimpan selama 5 (lima) tahun atau
lebih,dimusnahkan sesuai tata cara pemusnahan.
2. Penanggung Jawab
Apoteker dibantu oleh personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan pemusnahan Surat Pesanan (SP), Faktur Penjualan dan Faktur
Pembelian.
3. Prosedur
a. Menyiapkan administrasi berupa laporan dan Berita Acara Pemusnahan
Surat Pesanan (SP), Faktur Penjualan dan Faktur Pembelian.
Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan.
b. Menyiapkan tempat Pemusnahan.
c. Tata cara pemusnahan : masing – masing Surat Pesanan (SP), Faktur
Penjualan dan Faktur Pembelian dihitung jumlahnya, kemudian
dihancurkan, dikubur atau dibakar.
d. Membuat laporan pemusnahan Surat Pesanan (SP) Pelanggan, Faktur
Penjualan dan Faktur Pembelian sekurang – kurangnya memuat :
- Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan SP, Faktur Penjualan
dan Faktur Pembelian.
- Jumlah SP, Faktur Penjualan dan Faktur Pembelian yang
dimusnahakan.
- Nama Apoteker pelaksanan pemusnahan SP, Faktur Penjualan dan
Faktur Pembelian.
- Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan SP, Faktur Penjualan
dan Faktur Pembelian.
e. Membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani oleh Apoteker
dan Saksi dalam pelaksanaan pemusnahan SP, Faktur Penjualan dan
Faktur Pembelian
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Prosedur
a. Melakukan inventarisasi sediaan farmasi yang akan dimusnahkan.
b. Menyiapkan administrasi berupa laporan Berita Acara Pemusnahan
sediaan farmasi.
c. Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan.
d. Melakukan laporan pemusnahan sediaan yang ditandatangani oleh
Apoteker dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan. Berita Acara
Terlampir.
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Prosedur
a. Memeriksa temperatur di Gudang secara mingguan dan catat
temperatur pada waktu yang berbeda.
b. Mencatat temperatur ruangan pada Buku Pemantauan Suhu.
c. Mengkalibarasi termometer yang digunakan untuk mengukur
temperatur secara periodik.
d. Memelihara pendingin udara secara periodik.
e. Menjaga agar sediaan farmasi tidak terpapar dengan temperatur yang
tidak sesuai dan terlindungi dengan baik dari cahaya dan kelembaban.
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Prosedur
a. Mengenakan baju kerja yang pantas.
b. Menggunakan baju kerja yang semestinya, misalkan posisi kancing
dan kerah terpasang dengan baik.
c. Memastikan baju yang dipakai selalu bersih.
2. Penanggung Jawab
Apoteker
3. Prosedur
a. Meletakan perangkap tikus pada 2 titik sudut gudang.
b. Perangkap tikus diberi umpan berupa makanan.
c. Melakukan pengecekan /kontrol setiap akhir pekan.
d. Mencatat hasil pada Buku Pemantauan Tikus / Hewan Perusak.
2. Kualifikasi Personil
Personil yang ditunjuk
3. Prosedur
Planning / Perencanaan Pelatihan
a. Apoteker Penanggung Jawab menentukan dan menyiapkan materi
pelatihan berdasarkan kondisi terkini perusahaan.
b. Menyusun daftar calon peserta pelatihan.
c. Mengajukan program pelatihan dan nilai anggaran kepada
Pimpinan/Direktur untuk kemudian menentukan jadwal pelatihan.
2. Kualifikasi Personil
Driver / Motoris
3. Prosedur
3.1. Melakukan perawatan kebersihan kendaraan roda 4 dan roda 2
secara rutin.
3.2. Mengganti oli kendaraan roda 4 dan roda 2 setelah mendapat
persetujuan dari bag. Keuangan.
3.3. Mencatat waktu penggantian oli untuk control pengantar
berikutnya.
3.4. Melakukan perbaikan kendaraan roda 4 dan roda 2 jika terjadi
kerusakan setelah mendapat persetujuan dari bagian Keuangan.
3.5. Mengurus perpanjanagan pajak kendaraan yang telah habis masa
berlakunya.
3.6. Melaporkan hasil perbaikan kepada pimpinan
2. Kualifikasi Personel
Apoteker Penanggung Jawab
3. Prosedur
3.1. Ajukan pengunduran diri / Ajukan Masa Persiapan Pensiun
Apoteker Penanggung Jawab kepada Pimpinan / Direktur.
3.2. Buat surat kontrak / Perjanjian Kerja Waktu tertentu antara pihak
perusahaan (PT AIR) dengan Apoteker Penanggung Jawab yang
baru.
3.3. Buat surat keterangan bekerja di perusahaan (PT AIR) untuk
Apoteker Penanggung Jawab yang baru.
3.4. Buat surat penunjukkan Apoteker Penanggung Jawab dari
Pimpinan langsung kepada Apoteker Penanggung Jawab baru.
3.5. Buat surat permohonan perubahan izin PBF kepada Dinas
Kesehatan Provinsi setempat terkait pergantian Apoteker
Penanggung Jawab.
3.6. Buat Berita Acara Serah Terima Jabatan antara Apoteker
Penanggung Jawab lama dengan Apoteker Penanggung Jawab
baru.
Berdasarkan surat tugas nomor ....................... tanggal ..................... perihal penugasan sebagai
penanggung jawab PBF kantor pusat PT. Alam Insan Raga surat perjanjian kerjasama antara
Apoteker Penanggung Jawab dengan PT. Alam Insan Raga dengan no...... tanggal..................,
antara lain tentang menunjuk Sdr.................. sebagai Apoteker Penanggung Jawab PT. Alam
Insan Raga dan mencabut surat perjanjian kerjasama no....
tanggal................atasnama ...................... sebagai Apoteker Penanggung Jawab, maka pada hari
ini ................, tanggal ................ dilakukan serah terima jabatan sebagai berikut:
1. Nama :
Jabatan :
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama :
Jabatan :
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
(...................................) (.............................)
Disaksikan Oleh,
...............................
Direktur
9. Pengendalian Perubahan
2. Ruang Lingkup
Pengendalian dokumen harus ditetapkan pada semua dokumen
manajemen mutu yang berhubungan dengan CDOB.
3. Kualifikasi Personel
Personel yang ditunjuk
4. Prosedur
4.1. Perubahan Dokumen
4.1.1. Jika ada perubahan pada prosedur atau isi suatu dokumen
manajemen mutu, maka perubahan tersebut ditinjau apakah
perubahan tersebut berakibat baik atau tidak, jika berakibat
lebih baik daripada prosedur sebelumnya maka dilakukan
perubahan dokumen, jika tetap maka tetap menggunakan
prosedur yang lama.
4.1.2. Dokumen baru diberi penomoran tetap dan diberi tanda revisi
ke berapa serta tanggal, bulan dan tahun revisi.
4.1.3. Dokumen yang terdapat perubahan, diberi catatan perubahan
atau riwayat revisi dari dokumen sebelumnya.
4.1.4. Dokumen yang tidak berlaku diberi stabilo warna merah pada
nomornya.
4.1.5. Dokumen yang tidak berlaku kemudian diarsipkan.
3. Bahan / Alat
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
4. Prosedur
4.1. Penanganan Kebakaran
4.1.1. Matikan listrik di area yang berdekatan dengan lokasi
kebakaran.
4.1.2. Evakuasi pekerja yang berada di tempat kebakaran.
4.1.3. Bila kebakaran dapat dilokalisir, pindahkan lokasi kebakaran ke
tempat yang aman dan netral.
4.1.4. Ambil dan angkat Apar (Alat Pemadam Api Ringan ) pada
leher APAR dengan menggunakan kedua tangan.
4.1.5. Letakan APAR jarak 2 meter dari lokasi kebakaran.
4.1.6. Cabut pin yang mengunci pada handle APAR.
4.1.7. Tes semprotan APAR ke arah udara.
4.1.8. Semprotkan APAR ke lokasi kebakaran dengan mengikuti arah
angin (jangan berlawanan dengan arah angin).
4.1.9. Bila sekiranya kebakaran tidak dapat ditanggulangi (kebakaran
besar) pengawas segera telepon pemadam kebakaran dan polisi
setempat.
2. Bahan / Alat
Dokumen (faktur pembeliaan & faktur retur dari outlet untuk barang yang
sudah sempat terjual).
3. Kualifikasi Personel
Personel yang ditunjuk
4. Prosedur
4.1. Memastikan keabsahan surat penarikan produk dari produsen /
Pemerintah (BPOM).
4.2. Memisahkan Produk yang ditarik disertai dengan dokumen
pendukung.
4.3. Mencocokkan jumlah fisik produk dengan yang tertera di
dokumen.
4.4. Kemas barang yang akan dikembalikan secara benar dan rapi.
4.5. Produk dikirimkan ke principal via jasa pengiriman di sertai berita
acara penyerahan barang recall.
2. Kualifikasi Personel
Personel yang ditunjuk
3. Prosedur
3.1. Memastikan kebersihan area kantor dan gudang.
3.2. Intensitas cahaya di area kantor dan gudang diatur sedemikian
mungkin agar nyaman bagi penglihatan personel.
3.3. Sirkulasi udara di area kantor dan gudang harus lancar agar
pertukaran udara di dalam ruangan terjaga.
3.4. Suhu dan kelembaban ruangan di jaga sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
3.5. Dilarang merokok di area kantor dan gudang.
2. Kualifikasi Personel
Personel yang ditunjuk
3. Prosedur
3.1. Keluhan Tentang Jangka Waktu Pengiriman
3.1.1. Tampung keluhan pelanggan
3.1.2. Analisa permasalahan yang terjadi
3.1.3. Bicarakan dengan tim logistik & ekspedisi untuk mencari solusi
nya.
3.1.4. Setelah mendapatkan solusi, jadikan langkah kerja baru agar
masalah tersebut tidak terulang.
3.1.5. Sampaikan pada pelanggan yang bersangkutan tentang langkah
kerja baru perusahaan berkaitan dengan keluhan yang
pelanggan sampaikan.
3.2. Keluhan tentang Kesalahan Faktur
3.2.1. Tampung keluhan pelanggan
3.2.2. Analisa permasalahan yang terjadi
3.2.3. Setalah ditemukan akar permasalahannya, informasikan kepada
pelanggan tentang permasalahannya dan sesegera mungkin
pihak perusahaan memperbaiki faktur yang salah tersebut.
2. Kualifikasi Personel
Driver
3. Prosedur
3.1. Kendaraan Roda 2
3.1.1. Melakukan perawatan kebersihan kendaraan roda 2 secara
rutin.
3.1.2. Mengganti oli kendaraan roda 2 secara berkala, tergantung
pada jarak tempuh pemakaian.
3.1.3. Mencatat waktu pergantian oli untuk kontrol pengantar
berikutnya.
3.1.4. Melakukan servis kendaraan roda 2 secara rutin dan berkala.
3.1.5. Melakukan perbaikan kendaraan roda 2 bila ada kerusakan.
3.1.6. Mengurus perpanjangan pajak kendaraan (STNK & BPKB)
yang akan habis masa berlakunya.
3.1.7. Melaporkan hasil perbaikan kepada pimpinan.
E. URAIAN TUGAS
1. Uraian Tugas Apoteker Penanggung Jawab
2. Kualifikasi Personil
Apoteker
3. Prosedur
a. Melaksanakan pengecekan yang kebenarannya dapat di pertanggung
jawabkan kemudian membubuhkan tanda tangan, mencantumkan
nama dan Surat Izin Kerja Apoteker pada :
Surat pesanan barang kepada PBF lain atau pabrik farmasi
Surat penolakan pesanan
Surat penerimaan atau pengiriman barang
Surat pesanan barang yang dapat dilayani faktur pajak
penjualan
Laporan Obat Keras Terlarang (OKT) ke Balai Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) setiap bulan, per triwulan, per
semester dan per tahun
Berita acara pemusnahan Obat Keras Terlarang
b. Mengawasi dan bertanggung jawab atas terlaksananya proses
penerimaan, penyimpanan dan penjualan obat dan alat kesehatan
lainnya.
c. Memimpin dan mengarahkan secara teknis administrtif semua
pelaksanaan tugas di gudang, serta penerimaan dan penjualan
barang.
d. Melakukan dokumentasi yang benar dan lengkap untuk mencatat
semua kegiatan yang dilaksanakan dalam mengelola pengadaan dan
penyaluran obat dan alat kesehatan lainnya.
e. Berhak untuk menerima dokumen-dokumen pengadaan dan
penyaluran obat dan alat kesehatan lainnya.
f. Bersama-sama dengan direksi bertanggung jawab atas urusan-
urusan administratif sesuai dengan PerMenKes No.
1148/MenKes/Per/VI/2011 dan PerMenKes No. 34 Tahun 2014.
2. Kualifikasi Personil
Kepala Staff Administrasi dan Keuangan
3. Prosedur
3.1. Bertanggung jawab dalam bidang keuangan mengimplementasi
kan peraturan perusahaan serta membantu keberhasilan tujuan
perusahaan dengan koordinasi pimpinan.
3.2. Menyusun dan mncapai target penagihan, melkukan koordinasi
dengan Chief Collector, mendeteksi dan menyelesaikan masalah
yang terkait dengan piutang overdue.
3.3. Melakukan konfirmasi piutang langsung secara reguler guna
mendeteksi setiap kemungkinan penyimpangan yang terjadi di
lapangan.
3.4. Membina hubungan baik dengan outlet/pelanggan, mewakili
perusahaan dengan pihak-pihak terkait (Bank, Kantor Pajak, dll)
yang berhubungan dengan pihak keuangan.
3.5. Membantu memberdayakan SDM di kantor untuk
memaksimalkan produktifitas kerja, mengawasi kinerja karyawan
untuk memastikan seluruh tugas sudah dilakukan dengan baik dan
benar.
3.6. Mengarsipkan dokumen perusahaan dengan baik dan rapi untuk
masa waktu 5 (lima) tahun.
2. Kualifikasi Personil
Kepala Gudang (Asisten Apoteker)
3. Prosedur
3.1. Bertanggung jawab dalam bidang pendistribusian obat-obatan ke
outlet serta kelengkapan dokumen order dari outlet, tidak
menyalahi ketentuan BPOM.
3.2. Surat Pesanan adalah konsep yang berisikan produk dan jumlah
yang akan di tindak lanjuti oleh karyawan yang di tunjuk.
3.3. Ikut membantu memastikan barang yang akan dikirim ke
pelanggan.
2. Kualifikasi Personil
Salesman
3. Prosedur
3.1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan harian dan membantu
keberhasilan perusahaan dalam bidang penjualan.
3.2. Memahami dan mengerti fungsi serta kegunaan produk yang
didistribusikan.
3.3. Mencari outlet-otlet baru yang berpotensi untuk meningkatkan
penjualan. Berkas dokumen data outlet dan kelengkapannya harus
di file / di arsipkan dengan tertib dan rapi.
3.4. Membina hubungan baik dan melakukan komunikasi aktif
dengan outlet/pelanggan dan principal.
3.5. Memberikan informasi kepada perusahaan atas usaha dan strategi
dari kompetitor.
2. Kualifikasi Personil
Kasir / Debitur
3. Prosedur
Bertanggung jawab dalam bidang keuangan khususnya penerimaan dan
laporan uang hasil tagihan (uang tunai, Giro Bill Yet atau transfer),
pelunasan faktur tertagih ke pencatatan, pastikan tidak terdapat selisih
yang signifikan dan tidak ada uang palsu yang masuk dalam hasil
tagihan tersebut.
Dibuat Oleh : Disetujui Oleh :
2. Kualifikasi Personil
Fakturis
3. Prosedur
3.1. Bertanggung jawab dalam hal pengelolaan fisik inventori di
gudang, menerima barang datang dengan mencocokan faktur atau
surat pengirimannya, memeriksa kembali sesuai jumlah dan
spesifikasi dalam faktur atau Surat Pengiriman Barang (SPB).
3.2. Mengarsipkan faktur secara teratur dan lengkap.
3.3. Memisahkan file / dokumen retur.
2. Kualifikasi Personil
Staff Gudang
3. Prosedur
3.1. Mengatur barang sedemikian rupa sehingga teratur dan mudah
untuk mobilitas karyawan dan pastikan penyimpanan barang
mengacu pada sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out).
3.2. Tempatkan barang sesuai ketentuan produk sehingga kualitas
warna dan kemasan tetap terjaga, menjaga kebersihan gudang dari
debu dan tikus.
3.3. Pencatatan lalu lintas barang pada kartu stok gudang wajib
dilakukan berdasarkan faktur.
3.4. Mengawasi dan memantau tanggal kadaluarsa, memisahkan
barang yang hampir memasuki masa kadaluarsa (3-4 bulan
sebelum kadaluarsa) untuk proses retur ke principal.
3.5. Mengambil dan menyiapkan barang sesuai dengan jumlah yang
tertera dalam faktur.
3.6. Membantu melakukan stok opname barang guna memastikan
keakuratan sistem dalam komputer.
2. Kualifikasi Personil
Delivery & Driver
3. Prosedur
3.1. Bertanggung jawab dalam hal pengiriman barang sesuai faktur ke
outlet/pelanggan tepat waktu, prioritaskan pengiriman yang
bersifat cito.
3.2. Mencocokkan barang fisik dengan yang tertera pada faktur
(jumlah, nama obat dan spesifikasi lainnya).
3.3. Meminta cap/stempel outlet sebagai tanda barang telah dikirim.
Dibuat Oleh : Disetujui Oleh :
2. Kualifikasi Personil
Office Boy / Girl
3. Prosedur
3.1. Membantu menjaga kebersihan dan kerapian kantor.
3.2. Menyiapkan konsumsi karyawan.
3.3. Membantu team pada proses pengankutan barang ke kendaraan
pengirim.
Direktur
Anggih Apriandi
2. Cakupan
Inspeksi diri hendaklah mencakup:
2.1. Manajemen mutu
2.2. Personalia
2.3. Bangunan dan peralatan
2.4. Dokumentasi
2.5. Keluhan dan penarikan kembali produk
3. Tanggung jawab
Tim inspeksi diri yang dipimpin oleh kepala tim bertanggung jawab
melaksanakan inspeksi diri.