Anda di halaman 1dari 5

LEPTOSPIROSIS

No.Dokumen : 242/SOP-PKMT/2017
No.Revisi :0
SOP
Tgl. Terbit : 22 Mei 2017
Halaman : 1/5
UPTD
Puskesmas Ns. H. Mainal, S. Kep, MPH

Talisayan NIP: 19800520 200904 1 001

1. Pengertian Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisma


Leptospira interogans dan memiliki manifestasi klinis yang luas

2. Tujuan - Sebagai acuan dalam langkah – langkah untuk mencapai anamnesis yang
baik dan benar.
- Sebagai acuan untuk membantu penegakan diagnosis awal dan
penatalaksanaan penyakit pasien
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Talisayan Nomor 098 Tahun 2017 Tentang
Standar Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur a. Alat :
 Rekam Medis
 Register pasien
 Alat tulis
 Blanko resep
6. Langkah- 1. Perawat memanggil nama pasien.
Langkah 2. Perawat mencocokkan nama pasien dengan nama di Form RM.
3. Perawat menyapa pasien dan atau keluarganya.
4. Perawat mempersilahkan pasien duduk/berbaring dengan nyaman.
5. Perawat melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien
tanda, gejala, dan faktor resiko meliputi:
5.1. Apakah pasien mengalami demam disertai menggigil?
5.2. Apakah pasien mengelukan sakit kepala, anoreksia, nyeri betis, paha
dan pinggang yang hebat?
5.3. Apakah pasien mengalami nyeri abdomen, dan atau silau?
5.4. Faktor resiko: petani, pekerja selokan, peternak, pekerja tambang,
atau dokter hewan.
6. Perawat melaksanakan pengukuran vital sign (S, RR, N, TD).
7. Perawat menimbang berat badan pasien.
8. Perawat mencatat hasil anamnesis dan pemeriksaan dalam rekam medis.
9. Perawat mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter.
10. Dokter melakukan pemeriksaanfisik dan pemeriksaan penunjang:
10.1. Pada pemeriksaan fisik terjadi peningkatan suhu, nyeri tekan pada
otot, ruam kulit, limfadenopati, hepatomegaly, splenomegaly, edema,
bradikardi relative, dan konjungtiva suffusion.
10.2. Apakah terdapat gangguan perdarahan berupa petekie, purpura,
epistaksis, dan perdarahan gusi.
10.3. Apakah terdapat kaku kuduk saat pemeriksaan neurologis.
10.4. Pemeriksaan penunjang:
- Darah ruti : jumlah lekosit 3000-26000/µl, dengan pergeseran ke
kiri, trombositopenia yang ringan terjadi pada 50% pasien dan
dihubungkan dengan gagal ginjal
- Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritrosit dan hyalin atau
granular) dan proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit biasanya
meningkat.
11. Dokter menuliskan diagnosa pasien ke dalam RM
No. ICD X Leptospirosis, unspecified (A27.9)
Diagnosa dapat ditegakkan pada pasien dengan demam tiba-tiba,
menggigil, konjungtiva suffusion, sakit kepala, myalgia ikterus dan nyeri
tekan pada otot. Riwayat bekerja atau terpapar dengan lingkungan yang
terkontaminasi dengan kencing tikus
Diagnosa banding :
- Demam dengue
- Malaria
- Hepatitis virus

2/5
- Penyakit rikettsia
12. Dokter memberikan terapi yang dituliskan dalam RM dan resep:
12.1. Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan
mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal.
12.2. Pemberian antibiotik sesegera mungkin. Pada kasus ringan
diberikan doksisiklin, ampisilin, amoksisilin atau erytromicin. Pada
kasus berat diberikan dosis tinggi penicillin injeksi
13. Dokter menentukan kriteria rujukan
13.1. Pasien segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
hemodialisa setelah penegakan diagnosa dan terapi awal.
14. Dokter memberikan konseling dan edukasi kepada pasien
14.1. Pencegahan leptospirosis khususnya didaerah tropis.
14.2. Keluarga harus melakukan pencegahan leptospirosis dengan
menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari
tikus, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mencuci
tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja
di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang
tercemar lainnya.
15. Dokter memberikan resep kepada pasien.
16. Dokter mempersilahkan pasien untuk mengambil obat di unit farmasi.

3/5
Subjective
Demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia yang hebat pada
betis, paha dan pinggang disertai nyeri tekan, mual, muntah, diare, nyeri
abdomen, fotofobia dan penurunan kesadaran

Pemeriksaa Fisik
(Objective)
1. Febris, ikterus, nyeri tekan pada otot, ruam kulit,
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali, edema,
bradikardi relatif dan konjungtiva suffusion.
2. Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura,
epistaksis dan perdarahan gusi, kaku duduk sebagai tanda
menengitis.
Pemeriksaan penunjang :
1. Darah rutin
2. Urin rutin .

Diagnosis Banding
Assesment
1. Demam dengue
Leptospirosis,
2. Malaria
unspecified ICD X
3. Hepatitis virus
(A27.9)
4. Penyakit rikettsia

Ya
Pasien segera dirujuk kerumahsakit yang
memiliki fasilitas hemodialisa setelah RUJUK
penegakan diagnosa dan terapi awal

Tidak

Penatalaksanaan :
1. Pengobatan suportif dengan observasi ketat
untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan
dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal.
2. Pemberian antibiotik sesegera mungkin.
3. Pasien segera dirujuk ke rumah sakit

Konseling dan Edukasi

4/5
7. Hal-hal yang
perlu -
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Balai Pengobatan Umum
9. Dokumen 1. Dokumen rekam medis
Terkait 2. Blangko permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Blangko rujukan
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.Mulai
Historis diberlakukan
perubahan.

5/5

Anda mungkin juga menyukai