Anda di halaman 1dari 6

FILARIASIS

No. Dokumen : 445/ 349


-SOP/PKM RJ/
II/2019
SOP No.Revisi : 00
TanggalTerbit : 4 Februari 2019
Halaman : 1/4

Puskesmas dr. Indyah Rukmi W.


Raga Jaya NIP. 197607052005012006

Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai
jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila
1. Pengertian
tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat
menetap berupa pembesaran kaki,lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani
2. Tujuan
kasus alergi makanan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM
3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang Penyusunan Standar Klinis Mengacu pada
Acuan yang Jelas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
4. Referensi Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di
Fasyankes Primer.
5. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesa
Langkah- 1) Manifestasi akut, berupa :
langkah a. Demam berulang ulang selama 3 – 5 hari. Demam
dapat hilang bila istirahat dantimbul lagi setelah
bekerja berat
b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada
luka) didaerah lipatan paha,ketiak(lymphadentitis)
yang tampak kemerahan, panas dan sakit
c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa
panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki atau
pangkal lengan ke arah ujung (retrograde
lymphangitis)
d. Filarial abses akibat seringnya menderita
pembengkakan kelenjar getah bening,dapat
pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong
zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa
panas (Early Imphodema)
2) Manifestasi kronik
Disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran
limfe terjadi beberapa bulan sampai bertahun-
tahun dari episode akut. Gejala kronis filariasis
berupa : pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai,lengan, buah dada,
buah zakar (elephantiasis skroti) yang disebabkan
oleh adanya cacing dewasa pada sistem limfatik
dan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult
filariasis
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Tanda klinis utama yaitu :
1) Hidrokel
2) Limfedema (Pembuluh limfe menjadi keras dan
nyeri)
3) Elefantiasis
4) Chyluria (dapat menimbulkan penurunan berat
badan dan kelelahan)
5) Epedidimitis kronis
6) Funikulitis
7) Edem karena penebalan kulit skrotum
8) Llimfedema vulva (Pada perempuan)
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
1) Identifikasi mikrofilaria dari sediaan darah. Cacing
filaria dapat ditemukan dengan pengambilan
darah tebal atau tipis pada waktu malam hari
antara jam 10 malam sampai jam 2 pagi yang
2/4
dipulas dengan pewarnaan Giemsa atau Wright.
Mikrofilaria juga dapat ditemukan pada cairan
hidrokel atau cairan tubuh lain (sangat jarang
2) Pemeriksaan darah tepi terdapat leukositosis
dengan eosinofilia sampai 10 – 30%. Dengan
pemeriksaan sediaan darah jari yang diambil
pukul mulai 20.00 malam waktu setempat
4. Petugas menetapkan diagnosis
5. Petugas menetapkan Diagnosis Banding
1) Infeksi bakteri, tromboflebitis atau trauma yang
dapat mengacaukan adenolimfadenitis filariasis
akut
2) Tuberkulosis, lepra, sarkoidosis dan penyakit
sistemik granulomatous lainnya
6. Petugas menetapkan komplikasi jika ada
7. Petugas memberikan terapi ditulis pada resep
1) Obatantifilaria adalah Diethyl carbamazine citrate
(DEC) dan Ivermektin. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3
dosis/hari setelah makan, selama 12 hari, pada
TropicalPulmonary Eosinophylia (TPE)
pengobatan diberikan selama tiga minggu
2) Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB
efektif terhadap penurunan derajat mikrofilaria
W.bancrofti, namun pada filariasis oleh Brugia
spp. penurunan tersebut bersifat gradual.
kontraindikasi ivermektin yaitu wanita hamil dan
anakkurang dari 5 tahun. Karena tidak memiliki
efek terhadap cacing dewasa, ivermektin harus
diberikan setiap 6 bulan atau 12 bulan untuk
menjaga agar derajat mikrofilaremia tetap rendah
3) Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk
mengatasi efek samping pengobatan. Analgetik
dapat diberikan bila diperlukan
3/4
4) Rencana Tindak Lanjut Setelah pengobatan,
dilakukan kontrol ulang terhadap gejala dan
mikrofilaria, bila masih terdapat gejala dan
mikrofilaria pada pemeriksaan darahnya,
pengobatan dapatdiulang 6 bulan kemudian
8. Petugas memberikan konseling dan edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat
penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga
juga harus memahami pencegahan dan pengendalian
penyakit menular ini melalui : Pemberantasan nyamuk
dewasa, pemberantasan jentik nyamuk, mencegah
gigitan nyamuk
9. Petugas Menentukan Prognosis
Prognosis pada umumnya tidak mengancam jiwa. Quo
ad fungsionam adalah dubia ad bonam, sedangkan quo
ad sanationam adalah malam.
10. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan
Kriteria Rujukan : Pasien dirujuk bila dibutuhkan
pengobatan operatif atau bila gejala tidak membaik
dengan pengobatan konservatif.
11. Petugas melengkapi rekam medis
12. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan
obat
Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan umum, unit pelayanan
6. Unit Terkait
MTBS

4/4
5/4
6/4

Anda mungkin juga menyukai