Disentri basiler adalah diare yang disebabkan oleh
shigellosis (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba), 1. Pengertian berbahaya dan seringkali menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani 2. Tujuan kasus penyakiti Disentri Basiler dan Disentri Amoeba Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM 3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang Penyusunan Standar Klinis Mengacu pada Acuan yang Jelas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 4. Referensi Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di Fasyankes Primer. 5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa Keluhan : 1) Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus menerus bercampur lendir dan darah 2) Muntah-muntah 3) Sakit kepala 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan: 1) Febris. 2) Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri. 3) Terdapat tanda-tanda dehidrasi. 4) Tenesmus. 3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab. 4. Petugas menetapkan diagnosis 5. Petugas menetapkan Diagnosis Banding : 6. Petugas menetapkan Komplikasi jika ada 1) Haemolytic uremic syndrome (HUS). 2) Hiponatremia berat. 3) Hipoglikemia berat. 4) Susunan saraf pusat sampai terjadi ensefalopati. 5) Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rektal, peritonitis dan perforasi dan hal ini menimbulkan angka kematian yang tinggi. 7. Petugas memberikan terapi ditulis pada resep 1) Siprofloksasin, dosis yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal dan sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap anak-anak dan wanita hamil. 2) Cotrimoksazole dosis 24mg/kg bb per hari 3) Untuk disentri amuba diberikan antibiotik metronidazole 500mg 3x sehari selama 3-5 hari 8. Petugas memberikan konseling dan edukasi 1) Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral (oralit) 2) Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui intra vena. 3) Diet diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari 5kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan. 4) Konseling bahwa penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti 2/3 membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih. 9. Petugas Menentukan Prognosis Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya prognosis dubia ad bonam. 10. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan Kriteria Rujukan : Pada pasien dengan kasus berat perlu dirawat intensif dan konsultasi ke pelayanan tingkat lanjut. 11. Petugas melengkapi rekam medis 12. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan obat Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan umum, unit pelayanan 6. Unit Terkait KIA, MTBS