Anda di halaman 1dari 4

TATALAKSANA KASUS MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

No. Dokumen : /VII/UKP/2018


No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman : 1-5
HERMANDI S.Kep
UPTD
NIP.19650527 198511 1
PUSKESMAS 001
PENGADANG

1. Pengertian MEP adalah penyakit akibat kekuarangan energy dan protein umumnya
disertai defisiensi nutrisi lain. Klasifikasi dari MEP adalah: kwashiokor,
Marasmus, dan Marasmus Kwashiorkor.
1. Tujuan Sebagai acuan untuk identifikasi, penanganan dan pencegahan
komplikasi MEP
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pengadang
Nomor: /KAPUS/III/ 2018 tentang Jenis pelayanan UPTD
puskesmas Pengadang
3. Prosedur/ 1. Anamnesis pasien
Langkah- 1.1. Apakah ada keluhan kwashiorkor (edema, wajah sembab,
langkah pandangan sayu, rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok, anak rewel, apatis)?
1.2. Apakah ada keluhan marasmus (sangat kurus, cengeng, rewel,
kulit keriput)?
1.3. Apakah ada keluhan kombinasi kwashiorkor dan marasmus?
1.4. Factor risiko (berat badan lahir rendah, HIV, infeksi TB, pola
asuh yang salah).
2. Pemeriksaan Fisik
2.1. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan
2.2. Mencuci tangan
2.3. Pemeriksaan tanda-tanda vital (hiperpireksia/hipotermi)
2.4. Pemeriksaan antropometri (BB./TB < 70% atau <-3SD, LILA
<11,5 cm untuk anak 6-59 bulan)
2.5. Pemeriksaan fisik umum
2.5.1.1. Marasmus: tampak sangat kurus, tidak ada jaringan
lemak bawah kulit, anak tampak tua, baggy pants
appearance
2.5.1.2. Kwashiorkor: edema, rambut kuning mudah rontok,
crazy pavement dermatoses
2.5.1.3. Tanda dehidrasi
2.5.1.4. Frekuensi dan tipe pernafasan: pneumonia atau gagal
jantung
2.5.1.5. Pucat
2.5.1.6. Pembesaran hati, icterus
2.5.1.7. Tanda defisiensi vitamin A
2.5.1.8. Ulkus mulut
3. Tata laksana khusus
3.1. Melakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dan Hb Sahli
3.2. Menegakkan diagnosis Malnutrisi energy protein
3.2.1.1. Gizi buruk BB/TB <-3SD atau 70% dari median
(marasmus). Gizi kurang bila BB/TB -3SD < -2SD
3.2.1.2. Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh
tubuh (kwashiorkor: BB/TB >-3SD atau marasmik-
kwashiorkor BB/TB <-3SD)
3.3. Mengidentifikasi komplikasi: anoreksia, pneumonia berat,
anemia berat, infeksi, dehidrasi berat, gangguan elektrolit,
hipoglikemia, hipotermi, hiperpireksia, penurunan kesadaran.
3.4. Memberikan vitamin A dosis tinggi pada anak gizi buruk
dengan dosis sesuai umur pada saat pertama kali ditemukan
3.5. Memberikan makanan untuk pemulihan gizi
3.5.1.1. Jenis pemberian ada 3 pilihan: makanan therapeutic
atau gizi siap saji, F100 atau makanan local dengan
densitas energy yang sama terutama dari lemak
(minyaik/santan/margarin)
3.5.1.2. Pemberian jenis makanan untuk memulihkan gizi
disesuaikan dengan masa pemulihan (rehabilitasi): 1
minggu pertama pemberian F100, minggu berikutnya
jumlah dan frekuensi F100 dikurangi seiring dengan
penambahan makanan keluarga.
3.6. Melakukan kunjungan rumah berkala dan mengisi checklist
kunjungan rumah
3.7. Memberikan konseling dan edukasi
3.8. Melakukan rujukan bila terjadi komplikasi sepeti: sepsis,
dehidrasi, berat, anemia berat, penurunan kesadaran, serta bila
terdapat penyakit komorbid, seperti pneumonia berat.
4. Refrensi Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang panduan praktik klinis dokter
di fasilitas pelayanan primer
5. Unit Terkait 1. Ruang gizi
2. Ruang laboratorium
DAFTAR TILIK

MENGHITUNG PERNAFASAN

…./SOP/UKP/2018

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak berlaku


1. Apakah petugas sudah
melakuakn anamnesa?
2.1. Apakah petugas sudah
melakuakan pemeriksaan fisik?
3. Apakah petugas sudah
memberikan tata laksana
khusus?

Anda mungkin juga menyukai