Anda di halaman 1dari 23

CACING TAMBANG

(HOOKWORM)
Reni Yunus,s.si.,M.Sc

CACING TAMBANG
(hookworm)
Necator americanus
Ancylostoma duodenale
Ancylostoma braziliense
Ancylostoma ceylanicum
Ancylostoma caninum

CACING TAMBANG
(hookworm)
Necator americanus

manusia

antropofilik
Ancylostoma duodenale manusia
Ancylostoma braziliense Kucing, anjing
Ancylostoma ceylanicum anjing, kucing
zoofilik
Ancylostoma caninum

anjing, kucing

Necator americanus
&
Ancylostoma duodenale

Sejarah
Kedua

cacing ini diberi cacing


tambang karena pada zaman dahulu
ditemukan
di Eropa pada pekerja
pertambangan yang belum
mempunyai sanitasi yang memadai

Hospes & nama penyakit


Hospes

parasit ini adalah manusia


Menyebabkan nekatoriasis dan
ankilostomiasis

Distribusi georafis
Di

seluruh daerah khatulistiwa dan


di tempat lain yang sesuai ( daerah
pertambangan dan perkebunan)

1. Necator Americanus banyak di temukan di


Amerika, sub Asia Tenggara, Afrika,Tiongko
dan Indonesia
2. Ancylostoma Duodenale Timur Tengah, Afrika
Utara, India dan Eropa

Di

Indonesia Prevalensi tinggi


( daerah pedesaan) 40%

Morfologi

Cacing Dewasa

Cacing dewasa hidup di rongga usus halus


CD Jantan : P = 0,8 Cm
Punya bursa copulatriks
CD Betina : P = 1 Cm
CD Necator americanus S
CD Acylostoma duadenale C
RONGGA MULUT :
Necator americanus
: Lempeng pemotong
Ancylostoma duodenale : 2 psg gigi
TELUR :
Necator americanus : 5000 10.000 /hari /cacing
Ancylostoma duodenale : 10.000 25.000 / hari /
cacing

Morfologi

Bentuk badan
Necator americanus
huruf S

Bentuk badan
Ancylostoma
duodenale huruf
C

Morfologi

Rongga mulut :
Necator americanus

: mempunyai
lempeng pemotong

Rongga mulut :
Ancylostoma
duodenale:
mempunyai dua
pasang gigi

Morfologi

Cacing jantan
mempunyai bursa
kopulatriks pada
bagian ekornya

Morfologi

Telur berukuran +
60x40 , berbentuk
bujur dengan dinding
tipis. Didalamnya
terdapat 4-8 sel.
Kadang berisi larva
pada telur yang
sudah matang

Morfologi

Telur berukuran +
60x40 , berbentuk
bujur dengan dinding
tipis. Didalamnya
terdapat 4-8 sel. Kadang
berisi larva pada telur
yang sudah matang
Telur dikeluarkan
bersama tinja dan
menetas setelah 1-1,5
hari larva
rabditiform

Morfologi

Larva rabditiform :
p. + 250
dengan badan agak >
lebar dari larva filariform
Waktu 3 hari menjadi
larva filariform yang
infektif.
Larva filariform :
p. + 600
badan > langsing
dapat hidup 7-8 minggu
di tanah dan dapat
menembus kulit manusia

Daur Hidup

Daur hidup
Usus halus
Telur
Brokus - trakea
Larva rabditiform
Paru-paru
Jantung
Kapiler darah
Menembus kulit

Larva filariform

Telur L.
Rabdhitiform L.
Filariform
Menembus Kulit
Kapiler darah
Jantung Kanan
Paru Bronchus
Trachea Laring
Usus Halus

PATOLOGI & GEJALA KLINIS


NEKATORIASIS & ANKILOSTOMIASIS

Stadium larva :
Bila banyak larva filariform menembus
kulit maka terjadi perubahan kulit Ground itch.
Dapat pula terjadi kelainan pada paru yang ringan
Stadium dewasa :
Tergantung spesies, jumlah dan keadaan gizi
Anemia hipokrom mikrositer setiap cacing :
N. americanus kehilangan darah 0,05-0,1
cc/hari
A. duodenale kehilangan darah 0,08-0,34
cc/hari
Eosinofilia

DIAGNOSIS
Dengan

menemukan telur dalam


tinja segar atau larva dalam tinja
lama.

Untuk

membedakan spesies :
biakan tinja : Harada-Mori ?

Penatalaksanaan
Umum

Pemberian nutrisi yang baik dan


suplememasi preparat besi
diperlukan bagi pasien dengan gejala
klinis berat.
Antelmintik
MEBENDAZOLE : 100MG, 2X1HR, SELAMA 3 HR
ALBENDAZOLE: 400 MG SINGLE DOSE
PYRANTEL PAMOATE: 11MG/KG BB beberapa hari
berturut-turut

EPIDEMIOLOGI

Insiden tinggi di Indonesia daerah


pedesaan / perkebunan
Kebiasaan defekasi ditanah dan
penggunaan tinja sebagai pupuk
Tanah yang baik untuk pertumbuhan : tanah
gembur (pasir & humus) dengan suhu
optimum 28-32o C (N.americanus)
dan 23-25oC (A.duodenale).
Pencegaha: - memakai alas kaki
- menggunakan sarung tangan karet
apabila bekerja dikebun

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai