Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI BIAYA DAN MANAJEMEN

LUMBERJACK CONSTRUCTION: JOB-ORDER COSTING AND


MANUFACTURING SIMULATION
Journal of Accounting and Finance Vol.17 (5) 2017

DI SUSUN OLEH:

DWI PURWANI MAT 81819


IRSYAD ADIN MAT 8181

MATRIKULASI-41/A

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
ABSTRACT

Job-order costing or job costing is a system for assigning and accumulating manufacturing costs
of an individual unit of output. Concepts in introductory managerial accounting and cost
accounting courses can be challenging, because many of these concepts are rooted in
manufacturing. This paper describes a classroom Job-Order Costing and manufacturing
simulation called Lumberjack Construction especially in the application of job-order costing.
This simulation is used in introductory managerial accounting and cost accounting courses to
help students understand the various parts of the manufacturing process and the application of
Job-Order Costing principles, including source documents related to project, i.e. materials
requisition form, time report, job cost sheet. For this simulation, students are placed into
manufacturing groups and required to choose one student in their group to be the designated
student supervisor. Each group is responsible for calculating the cost of that building using job-
order costing. These results suggest significant improvement in student understanding of Job-
Order Costing methods and applications as a result of project simulation.

Key Words : Job-order Costing, Manufacturing Environment, Materials Requisition Form,


Time Report, Job Cost Sheet.
I. Latar Belakang

Persaingan usaha yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk terus berkembang
dan menjaga kelangsungan hidupnya (going concern). Untuk itu, pihak manajemen perusahaan
perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Dalam
konsep akuntansi biaya dan manajemen, terdapat beberapa metode pengalokasian biaya yang
biasa digunakan oleh perusahaan untuk menghitung total biaya produksi. Kebijakan ini sangat
bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin
diperoleh, sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk
sejenis.
Lumberjack Construction disimulasikan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang konstruksi. Perusahaan ini menggunakan metode job-order costing dalam penentuan harga
pokok produksi. Lumberjack Construction menggunakan metode job-order costing karena proses
produksi berdasarkan pesananan dan bangunan yang dihasilkan juga beragam serta bersifat unik
untuk setiap pelanggan.
Lumberjack Construction dijadikan sebagai perusahaan yang disimulasikan di kelas
mengenai job-order costing oleh peserta yaitu mahasiswa Matrikulasi kelas A. Simulasi
dimaksudkan sebagai sarana pemahaman pembelajaran mengenai konsep pengalokasian biaya,
lingkungan manufaktur serta proses pelacakan biaya produksi. Terlebih terminologi biaya berupa
biaya tenaga kerja langsung (direct labor), biaya bahan baku (direct material) dan overhead
(applied overhead) relatif sulit dipahami jika tidak dipraktekkan secara langsung. Mengingat
pentingnya pemahaman mahasiswa mengenai bagaimana biaya didistribusikan ke produk yang
heterogen, maka perlu adanya simulasi di kelas.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah
yang diangkat pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran lingkungan manufaktur yang disimulasikan melalui proyek konstruksi
dan cara melengkapi dokumen job-order costing terkait proyek?
2. Bagaimana penerapan job-order costing dan pengalokasian biaya produksi?
III.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendiskusikan bersama mengenai gambaran lingkungan manufaktur yang
disimulasikan melalui proyek konstruksi, serta mengajak peserta melengkapi dokumen job-
order costing terkait proyek.
2. Untuk memperoleh pemahaman mengenai penerapan job-order costing dan pengalokasian
biaya produksi.

IV.Tinjauan Pustaka
A. Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2015:7), “Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau
jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi
biaya adalah biaya”. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi
biaya merupakan informasi tentang biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
produk.
Salah satu peranan penting akuntansi biaya dalam kegiatan perusahaan yaitu
menetapkan harga pokok yang menjamin adanya pengendalian biaya, efisiensi biaya,
dan perbaikan mutu. Menurut Mowen (2016: 32), Cost is the amount of cash or cash
equivalent sacrified for goods and/or service that are expected to bring a current or
future benefit to the organization. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan unsur
penting dalam menentukan harga jual suatu produk. Harga jual suatu produk ditentukan
berdasarkan berapa jumlah biaya yang digunakan dalam memproduksi suatu produk.
Harga pokok produksi ditetapkan oleh perusahaan sebagai dasar penetapan harga
jual suatu produk. Dalam industri manufaktur terdapat beberapa unsur biaya produksi.
Menurut Mowen (2016:38), Product cost are those costs, both direct and indirect, of
producing a product in a manufacturing firm or of acquiring a product in a
merchandising firm and preparing for sales. Product costs can be further classified as
direct materials, direct labor, and manufacturing overhead, which are the three cost
elements that can be assigned to products for external financial reporting. Dapat
dikatakan bahwa untuk menghasilkan produk dalam industri manufaktur diperlukan
biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik.

B. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi


Metode pengumpulan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2015:17) metode
pengumpulan biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu: metode Harga Pokok
Pesanan (Job Order Cost Method) dan metode Harga Pokok Proses (Process Cost
Method).
Menurut Mowen (2016:151), terdapat perbandingan antara job-order costing dan
process costing yang dijabarkan dalam tabel berikut:
Job-Order Costing Process Costing
Wide variety of distinct product Homogeneous product
Cost accumulated by job Cost accumulated by process or department
Unit cost = Total job costs/output Unit cost = Process costs/output

Perusahaan yang memproduksi produk heterogen biasa menggunakan metode


job-order costing, sedangkan perusahaan yang memproduksi produk homogen atau
sejenis menggunakan metode process costing. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penentuan penggunaan metode pengumpulan harga pokok produksi sangat
ditentukan oleh bagaimana cara perusahaan tersebut berproduksi.

c. Metode Harga Pokok Berdasarkan Pesanan (Job-Order Costing)


Menurut Mowen (2016:150), for job-order production system, costs are
accumulated by job. This approach to assigning costs is called a job-order costing
system. Dapat disimpulkan bahwa job-order costing adalah sistem yang menetapkan dan
mengakumulasi biaya produksi berdasarkan unit output atau pesanan.
Pada metode job-order costing, sistem pembiayaan yang digunakan untuk
mengetahui informasi biaya per unit adalah normal costing. Normal costing menghitung
estimasi biaya overhead pabrik dan biaya yang dilekatkan ke overhead (applied
overhead). Dengan mengestimasi biaya overhead pabrik, maka akan membantu
perusahaan untuk mengetahui perkiraan jumlah biaya overhead yang akan terjadi untuk
satu tahun kedepan tanpa harus menunggu biaya overhead yang benar-benar digunakan.
d. Dokumen Terkait Job-Order Costing
Dalam akuntansi untuk job-order costing, terdapat beberapa dokumen yang
digunakan untuk melacak biaya-biaya yang digunakan. Menurut Mowen (2016: 182),
the source documents used in job-order costing are job-order costs sheets summarize
all costs associated with a job, material requisition forms are used to request direct
materials for a job, and time ticket show the number of labor hours worked on a job.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam job-order costing, perlu mengidentifikasi sumber-
sumber dokumen seperti: job-order costs sheet, material requisition forms dan time
ticket untuk mengetahui arus biaya (cost flow) yang digunakan selama proses produksi.

V. Hasil dan Pembahasan


Konsep yang digunakan beberapa literatur tentang pengantar akuntansi menejemen
dan akuntansi biaya sangat bervariasi untuk mahasiswa. Kombinasi dari beberapa istilah Job-
Order Costing dan penjelasan tentang pengalokasian cost to job dan produk heterogen
membuat beberapa mahasiswa sulit memahami konsep tersebut karena belum merasakan
lingkungan produksi yang sebenarnya. Jurnal yang disusun oleh Stephen F. Austin State
University dan diterbitkan oleh Journal of Accounting and Finance memberikan konsep yang
mudah dipahami oleh mahasiswa karena selain memberikan pemahaman tentang konsep job-
order costing, juga memberikan simulasi terkait job-order costing di kelas.
Beberapa disiplin ilmu seperti marketing, management, economics, dan finance
sangat berhubungan dengan konsep job-order costing. Pemahaman bagaimana cost
didistribusikan untuk setiap produk berbeda atau produk unik adalah hal yang penting untuk
diketahui setiap mahasiswa.. Dengan demikian artikel ini menjelaskan Job Order Costing dan
manufacturing simulation untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
proses pengalokasian biaya dan lingkungan produksi khususnya pada bidang konstruksi.

A. Simulasi Job-Order Costing dan lingkungan manufaktur


Hampir seluruh buku akuntansi manajemen pada mulanya mengajarkan istilah
biaya dan kemudian mengenalkan Job Order Costing untuk membebankan kepada bahan
baku langsung (direct materials), tenaga kerja langsung (direct labor), dan overhead pabrik
(manufacturing overhead) untuk suatu produk. Mahasiswa seringkali merasa kebingungan
karena pengalaman mereka yang kurang terhadap lingkungan produksi. Hasilnya, istilah
direct labor, direct materials, dan material requisition sulit dipahami karena siswa tidak
mampu mengaplikasikannya di kehidupan nyata. Maka dari itu, untuk meningkatkan
pemahaman yang mendalam, artikel ini memberikan simulasi dengan cara membangun
sebuah miniatur bangunan rumah yang dapat dilakukan di dalam ruangan dan menghitung
segala biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan bangunan rumah mereka.
Pada tahap awal simulasi, para mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok untuk
merancang model produksi rumah mereka. Satu kelas terdiri dari tujuh belas mahasiswa
dengan dua orang fasilitator yang melakukan presentasi di depan ruang kelas. Sehingga
lima belas orang akan dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari tujuh mahasiswa dan
delapan mahasiswa. Setiap kelompok ditunjuk satu orang supervisor yang akan memimpin
jalannya simulasi kelompok. Fasilitator akan membagikan beberapa kertas kerja job-order
costing yang terdiri dari: Supervisor Handout, Material Requisition Form, Time Report
Sheet, Overhead Application Sheet, Job Cost Sheet, dan blueprints untuk konstruksi proyek
bangunan rumah mereka.
Supervisor handout merupakan pegangan supervisor untuk memimpin jalannya
simulasi proyek bangunan tiap kelompok. Berikut ini merupakan Supervisor handout:

SUPERVISOR HANDOUT

It is your job to make sure that the manufacture of your product goes smoothly and that all costs
are recorded and accounted for. This means that you must:

1) Appropriately assign jobs to individuals in your group


1 supervisor
1 materials handler
1 quality control inspector
Remaining group members are construction workers
2) Make sure that you receive the materials requisition for your job.
a. This will be obtained from the materials handling personnel after they have received all
materials from the warehouse and distributed the materials to the employees using those
materials.
b. Materials will not be released without an accurate materials cost on your materials
requisition.
3) Make sure that you keep track of the amount of direct labor time spent working on your jobs.
(Time starts when the first construction worker begins working and ends when the last
construction worker finishes working.)
a. This will be used to calculate the cost of direct labor (see the time report sheet)
b. NOTE: 1 minute = 100 direct labor hours
4) Make sure that operations are running smoothly and that all employees are actively
participating in the manufacturing process.
a. If there is an issue with operations, you should determine a solution to make
operations
run more smoothly.
5) Help your group calculate the total cost of your job using the materials
requisition, time report, and overhead application sheets. Complete this cost
calculation on the job cost sheet.
Material Requisition form merupakan formulir permintaan sejumlah bahan tertentu
yang digunakan untuk mengerjakan produk pesanan. Dari dokumen ini dapat diperoleh
informasi mengenai jumlah pemakain bahan baku dalam proses produksi. Selanjutnya
informasi ini dapat digunakan untuk nenghitung besarnya biaya bahan baku langsung yang
dibebankan pada suatu pesanan (order). Berikut ini merupakan Material Requisition form:

Tabel 1. Material Requisition Form

Total Cost of
Material Description Quantity Unit Cost
Material
Equilateral Triangel-Green 6 $9,000 $54,000
Equilateral Triangle-Red 2 $9,000 $18,000
Equilateral Triangle-Orange 6 $9,000 $54,000
Equilateral Triangle-Yellow 2 $9,000 $18,000
Large Triangle-Yellow 2 $52,000 $104,000
Small Square-Green 2 $12,000 $24,000
Small Square-Yellow 6 $12,000 $72,000
Small Square-Orange 3 $12,000 $36,000
Small Square-Red 4 $12,000 $48,000
Holey Square-Orange 2 $16,200 $32,400
Rectangle-Purple 2 $4,500 $9,000
Rectangle-Yellow 3 $4,500 $13,500
Large Square-Red 2 $75,000 $150,000
Total Cost of Materials 42 $236,200 $632,900

Mengingat dengan begitu banyaknya biaya yang dibutuhkan dan membutuhkan


waktu yang tidak sedikit, maka kami hanya melakukan pengisian form yang sudah tersedia
dalam jurnal dengan ketentuan tertentu. Untuk kelompok yang melakukan simulasi, semua
Material Requisition Form diisi sesuai dengan yang disediakan di dalam tabel dengan
mengkalikan kuantitas dari setiap material dengan unit cost yang tersedia. Dari material
requisition form diperoleh total biaya bahan baku yang digunakan yaitu $632,900.
Time report merupakan formulir yang mencatat informasi tenaga kerja langsung
yang mengerjakan suatu pesanan. Dari formulir ini dapat diketahui besarnya jam tenaga
kerja langsung yang digunakan dan upah yang akan dibayarkan untuk menyelesaikan
pesanan tersebut. Adapun Time report form dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Time Report Kelompok A dan B
Time Time Total Hourly Number of DL Total
Started Ended Time Rate Employees Amount
30
12:00 12:30 minutes $10 10 $300,000
* 1minute = 100 hours of direct labor

Time Time Total Hourly Number of DL Total


Started Ended Time Rate Employees Amount
30
12:00 12:30 minutes $10 12 $360,000
* 1minute = 100 hours of direct labor

Time report form yang kami gunakan dalam simulasi yaitu memiliki jumlah pekerja
yang berbeda antar kelompok guna menjelaskan konsep dari Job Order Costing itu sendiri.
Proyek yang berbeda tentu terdiri dari biaya tenaga kerja langsung yang berbeda pula.
Kelompok A menggunakan 10 orang pekerja, sedangkan Kelompok B menggunakan 12
orang pekerja.
Simulasi Job Order Costing yang kami lakukan dimulai dari pukul 12:00 WIB dan
berakhir pada pukul 12:30 WIB. Maka total waktu yang dihabiskan adalah tiga puluh
menit untuk masing-masing kelompok. Dengan diasumsikan setiap menitnya sama dengan
seratus jam kerja, maka akan dihasilkan 30 menit x 100 = 3,000 jam. Setiap jam yang
diasumsikan kemudian dikalikan dengan tarif $10 per jam. Maka akan dihasilkan
persamaan sebagai berikut: 3,000 x $10 = $30,000. Kelompok A akan mendapatkan
persamaan $30,000 x 10 pekerja = $300,000 untuk total jumlah yang didapatkan di Time
Report; sedangkan kelompok B akan didapatkan biaya sebesar $360,000 yang didapatkan
dari persamaan $30,000 x 12 pekerja.
Overhead Application menjelaskan tentang perkiraan biaya overhead tahunan dari
beberapa cost object. Total dari seluruh perkiraan biaya overhead adalah $1,500,000 yang
mana nantinya jumlah tersebut akan menjadi faktor yang menentukan besarnya berapa tarif
overhead yang akan digunakan. Langkah selanjutnya untuk mencari tarif tersebut adalah
dengan membaginya dengan total perkiraan aktivitas yang dilakukan selama satu tahun.
Dari tabel yang tesedia, didapatkan total perkiraan jam tenaga kerja langsung yang
digunakan adalah 50,000. Dari informasi di atas maka akan dpat didapatkan overhead rate
sebagai berikut: Total Overhead/ Total Estimated Direct Labor Hours yang mana
$1,500,000/50,000 = 30.

Tabel 3. Overhead Application


Total Estimated Yearly Overhead
Glue $ 20,000
Nails $ 40,000
Paint $ 60,000
Hammers $ 10,000
Trucks (Depr., Repairs, Main., Gas) $ 170,000
Materials Handlers Salaries $ 240,000
Trash Cleanup Personnel Salaries $ 100,000
Inspection Cost $ 360,000
Supervisors Salaries $ 500,000
Total Overhead $ 1,500,000

Langkah selanjutnya adalah membebankan tarif dari overhead rate ke dalam


produk yang sesungguhnya. Menurut data yang telah kami terima, kelompok A
mempunyai applied overhead cost sebesar $30,000 (3000 hours x 10 employees x 30 OH
rate). Sedangkan untuk kelompok B mempunyai biaya yang diterapkan sebesar $36,000
(3000 hours x 12 employees x 12 OH rate).
Setelah memperoleh informasi mengenai biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead, maka kemudian dimasukkan ke dalam Job Cost Sheet.
Job Cost Sheet adalah dokumen yang berisi kolom-kolom ketiga unsur biaya produksi
yang digunakan untuk mencatat proses pembentukan nilai dari pelaksanaan suatu pesanan
tertentu.
Job Cost Sheet pada simulasi ini menampilkan tiga komponen utama biaya
produksi dalam membuat konstruksi bangunan rumah. Tabel tersebut berisikan tentang
direct materials yang terdiri dari requisition no & amount; direct labour terdapat ticket no
amount; dan juga applied manufacturing overhead yakni overhead rate, actual cost driver
& amount. Semua kelompok, baik itu Kelompok A maupun Kelomopok B, mempunyai
biaya direct materials yang sama yaitu $632,900. Sedangkan untuk jumlah total direct
labor kelompok A dan B secara berturut-turut yaitu $300,000, $900,000, serta applied
manufacturing overhead kelompok A dan B adalah $36,000 dan $1,080,000. Job Cost
Sheet digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 4 Job Cost Sheet Kelompok A dan B


Direct Applied Manufacturing Overhead
Direct Labor
Materials OH Rate Actual Cost Driver Amount
$632,900 $300,000 $30 30,000 $900,000
$632,900 $360,000 $30 36,000 $1,080,000

Dari tabel Job Cost Sheet di atas diketahui bahwa total biaya produksi dalam
menghasilkan proyek konstruksi kelompok A adalah $1,832,900, sedangkan kelompok B
adalah $2,072,900 yang didapat dari penjumlahan direct materials, direct labor dan
applied manufacturing overhead. Terdapat perbedaan total biaya produksi mengingat
komponen-komponen biaya produksi yang digunakan juga berbeda untuk setiap pesanan.

VI. Kesimpulan
Simulasi Job Order Costing atau Manufacturing Costing yang diuraikan dalam
artikel ini mempunyai tiga tujuan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana keadaan pembuatan bangunan rumah. Proyek ini membutuhkan
kerjasama kelompok yang matang untuk menyusun bangunan yang diinginkan dengan
melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan. Dengan demikian para mahasiswa akan
bersentuhan langsung dengan konsep direct labor, direct materials, dan indirect cost.
Tujuan pembelajaran kedua untuk simulasi ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan pengaplikasian mahasiswa tentang job-order costing. Selama proses
pengisian biaya, mahasiswa diharuskan untuk memahami tentang biaya-biaya apa saja
yang mereka alokasikan untuk membuat suatu bangunan. Mereka harus menyelesaikan
material requisition form sebagai dasar kebutuhan bahan baku langsung, mengisi time
report dengan ketentuan jumlah pekerja, memperhatikan dengan cermat berapa waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan simulasi, serta menyelesaikan job cost sheet untuk
menghitung biaya akhir dari proyek simulasi mereka. Langkah-langkah yang kami uraikan
di atas mendorong mahasiswa sebagai peserta untuk mengetahui bagaimana sumber
dokumen digunakan untuk menentukan biaya akhir dari job atau produk.
Tujuan yang terakhir adalah meningkatkan kesadaran bahwa komponen dari suatu
proses produksi mempunyai dampak pada total biaya pengerjaan. Melalui diskusi grup
yang berlangsung selama simulasi, mahasiswa menyadari bahwa membebankan biaya
untuk direct labor sebagai cost driver tidak hanya mempengaruhi direct labor cost yang
berhubungan dengan proses pengerjaan suatu produk, tetapi juga mempengaruhi applied
overhead. Hal ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa begitu pentingnya
efisiensi penggunaan jam kerja yang dibebankan kepada setiap tenaga kerja langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Kelly Marie, Shoemaker Nikki. 2017. Lumberjack Construction: Job-Order Costing and
Manufacturing Simulation. Journal of Accounting and Finance Vol.17 (5) 2017

Maryanne M.Mowen, Don R.Hansen, Dan L.Heitger. 2016. Managerial Accounting: The
Cornerstone of Business Decision Making. 7th Edition. Cengage Learning.

Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarya: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Anda mungkin juga menyukai