Anda di halaman 1dari 2

Seftia Suwari 16/395619/EK/20890 ETIKA BISNIS

Chapter 1: Ethics and Business


Hakikat Etika Bisnis
Etika adalah prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok. Etika merupakan satndar
moral – proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah
standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi atau permasalahan konkrit.
Makna lain etika yaitu kajian moralitas. Moralitas didefinisikan sebagai pedoman yang dimiliki
individu atau kelompok mengenai benar atau salah atau baik dan buruk. Standar moral dirasakan
dari kanak-kanak hngga dewasa yang meninjau ulang standar-standar yang ada. Standar moral
tidak dapat dikontraskan dengan standar yang dinyakini tentang hal-hal yang bukan moral.
Contohnya, standar nonmoral untuk menilai sikap baik dan buruk, standar hokum yang digunakan
menilai yang benar dan salah, standar bahasa, dan standar lainnya. Standar moral setiap orang
berbeda-beda karena prinsip benar dan salah, baik dan buruk setiap individu dalam setiap hal
berbeda.
Ciri-ciri yang membedakan standar moral dan nonmoral:
a) Standar moral berkaitan dengan persoalan yang dianggap akan merugikan secara serius
atau benar-benar menguntungkan.
b) Standar moral ditetapkan oleh keputusan dewan otoritatif tertentu seperti standar hokum.
c) Standar moral harus lebih diutamakan daripada kepentingan diri.
d) Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
Etika Bisnis – secara umum etika adalah disiplin yang meneliti standar moral seseorang atau
masyarakat untuk mengevaluasi kewajaran dan implikasinya bagi kehidupan. Etika bisnis adalah
studi khusus mengenai benar dan salahnya moral yang berkonsentrasi pada standar moral yang
ditetapkan dalam kebijakan, institusi, dan prilaku bisnis. Jenis Ethical Issues: (1) sistematik –
pertanyaan etik mengenai sistem sosial, politik, hokum, atau ekonomi perusahaan, (2) korporat –
pertanyaan etik mengenai kebijakan, budaya, iklim, dampak, dan tindakannya, dan (3) individu –
pertanyaan etik tentang keputusan, perilaku, atau karakter individu tertentu.
Ethical Issue in Business - Adanya teknologi baru menimbulkan isu etika baru terhadap bisnis,
misalnya, revolusi industri dan pertanian menyebabkan isu etika baru, teknologi informasi
menimbulkan masalah etika baru terkait risiko, privasi, dan hak kepemilikan, nanoteknologi
menimbulkan masalah etika baru terkait risiko dan penyebaran produk berbahaya dan isu
internasional terkait etika bisnis, misalnya adanya globalisasi yang kemudian memaksa
perusahaan untuk beroperasi di negara-negara yang hukum, pemerintahan, praktiknya, tingkat
perkembangannya, dan pemahaman budayanya terkadang jauh berbeda dari yang sudah dikenal
oleh para manajer multinasional, serta adanya perbedaan budaya yang dihadapi perusahaan,
khususnya para manajer perusahaan multinasional biasanya sering membuat mereka sulit untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan ketika menghadapi standar moral yang berbeda dari yang
mereka pegang secara pribadi dan yang diterima di negara asalnya.
Kualitas etika dikaitkan dengan perusahaan – Pandangan 1: perusahaan seperti orang yakni
bertindak secara sengaja dan memiliki hak moral dan kewajiban dan bertanggungjawab secara
moral. Pandangan 2: tidak masuk akal etika dikaitkan dengan perusahaan karena bukan seperti
orang melainkan mesin dan hanya manusia yang memiliki kualitas etik. Pandangan 3: manusia
menjalankan perusahaan sehingga secara moral bertanggung jawab atas yang dilakukan dan
kualitas etika berlaku dalam artian turunan.
Argumen Menentang Etika Bisnis – Dalam ekonomi pasar bebas, perusahaan atau manajer
mengejar keuntungan dan memastikan manfaat sosial maksimum sehingga manfaat sosial tidak
diperlukan. Memaksimalkan keuntungan, perusahaan memproduksi yang diinginkan oleh
konsumen dan secara efisien. Kewajiban manajer adalah kesetiaan kepada perusahaan tanpa
memandang etika selama perusahaan mematuhi hokum. Beberapa asumsi yang menjadi dasar
argumen yaitu sebagian besar industri tidak “kompetitif secara sempurna”, langkah yang diambil
dalam memaksimalkan keuntungan perlu memperhatikan manfaat sosial namun beberapa cara
meningkatkan keuntungan dapat merugikan manusia, memproduksi segala yang diperlukan
konsumen namun tidak semua konsumen berperan dalam pasar, dan secara esensi membuat
membuat penilaian normatif (manajer mengabdi dalam mencari keuntungan) dengan standar
moral, namun hal ini belum terbukti. Argumen yang mendukung etika dalam bisnis yaitu; (1)
Etika berlaku untuk semua aktivitas manusia (2) Bisnis tidak akan bertahan lama tanpa etika (3)
Etika bersebrangan dengan pencarian profit, Pelanggan, pegawai, dan orang lain secara umum
peduli akan etika, (4) Etika berkontribusi dalam mendapatkan profit.

Moral Responsibility and Blame - Seseorang secara moral bertanggung jawab atas tindakannya
jika: Seseorang tersebut menyebabkan atau membantu menyebabkan suatu tindakan, atau gagal
mencegahnya ketika ia bisa dan seharusnya melakukannya, orang tersebut tahu apa yang ia
lakukan, dan apa yang dilakukan berdasarkan kehendaknya sendiri.

Corporate Social Responsibility – mengacu pada tanggung jawab perusahaan kepada


masyarakat. Teori pemegang saham dan stakeholder mencerminkan kepedulian perusahaan dalam
menjalankan kewajiban kepada masyarakat.

Moral Reasoning - Perkembangan moral berdasarkan Kohlberg dikelompokkan menjadi tiga


tingkat,

- Level 1: Tahap Prakonvensional. Pada tahap ini, seorang anak dapat menentukan baik,
buruk, benar, dan salah. Tahap 1: orientasi hukuman dan ketaatan. Tahap 2: orientasi
instrument dan relativitas.
- Level 2: Tahap konvensional. Pada tahap ini, seorang remaja melihat moral yang benar dan
salah dari sudut pandang lingkungan keluarga, grup, maupun lingkungan sosial. Tahap 3:
orientasi kesesuaian interpersonal. Tahap 4: orientasi hukuman dan keteraturan.
- Level 3: Tahap Postkonvensional. Pada tahap ini, seseorang tidak lagi menerima nilai-nilai
ataupun norma dari kelompok di sekitarnya, tetapi justru melihat situasi dari sudut pandang
yang mempertimbangkan kepentingan setiap orang.Tahap 5: orientasi kontrak sosial.
Tahap 6: orientasi prinsip etis universal.

Anda mungkin juga menyukai