Anda di halaman 1dari 20

Kode Etik Profesi Akuntan

Menuju Era Global


KELOMPOK 5:
1. A G U N G K ( 1 9 2 0 1 8 6 )
2. J O S E F N ( 1 9 2 1 0 8 4 )
3. M E I S YA C ( 1 9 2 1 0 9 9 )
Tantangan Profesi Akuntan Global
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi sistem informasi dan komunikasi
telah ikut mendorong perkembangan ekonomi menuju penyatuan system ekonomi global.
Penyatuan sistem ekonomi global ini makin mendorong tumbuhnya perusahaan multinasional yang
beroperasi melampaui batas-batas suatau Negara. Berbagai kesepakatan dan kerja sama politik
yang dicapai oleh para pemimpin Negara-negara di dunia antara lain perjanjian ASEAN, APEC, Uni
Eropa (European Union-EU), dan terkahir perjanjian WTO, makin mendorong kea rah penyatuan
sistem ekonomi dunia.
Pada abad ke-20, dapat dikatakan ada tiga aliran akuntansi dan audit yang dominan diterapkan oleh
perusahaan atau organisasi, yaitu:
a) Sistem Anglo-Saxon yang dimotori oleh AS;
b) sistem continental yang berlaku di Belanda, Jerman, dan beberapa Negara Eropa lainnya
c) sistem yang berlaku di Inggris dan Negara-negara persemakmuran.
Perbedaan sistem dan prinsip akuntansi serta audit ini tentu saja sangat menyulitkan
perusahaan multinasional-perusahaan yang telah beroperasi melampaui batas wilayah Negara-
untuk menyusun laporan keuangan gabungan atau laporan keuangan konsolidasi sebagai satu
kesatuan entitas. Memasuki abad ke-21, profesi akuntan di dunia tercoreng oleh berbagai
skandal di bidang akuntansi dan audit yang sangat merusak citra profesi akuntan itu sendiri.
Bagai tersentak, pemerintah, badan pengatur profesi, dan organisasi profesi akuntan mulai
menyadari pentingnya upaya penegak menyadari pentingnya upaya penegakan dan
pengembang an dan pengembangan standar kode etik profesi yang an standar kode etik profesi
yang lebih ketat, di samping upaya untuk mengembangkan standar teknis audit dan akuntansi
itu sendiri. Kelambatan dan kesulitan dalam mengembangkan standar teknis audit, akuntansi
dan kode etik profesi akuntan global, antara lain disebabkan oleh banyaknya pihak yang
berkepentingan dan banyaknya badan/lembaga yang merasa punya otoritas untuk
mengembangkan, membina, dan mengawasi profesi akuntan itu sendiri.
Kode Etik Profesi Akuntan Di AS
Ada enam manfaat m manfaat dari kode etik profesi, yaitu:
1. Dapat memberikan Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan motivasi melalui penggunaan tekanan dari
tekanan dari rekan sejawat rekan sejawat ( peer pressure) dengan memelihara seperangkat harapan perilaku yang diakui
umum yang harus dipertimbangkan dalam proses keputusan.
2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil yang lebih stabil tentang benar a tentang benar atau salah tau salah
daripada daripada mengandalkan keperibadian manusiawi atau keputusan yang selalu bersifat ad hoc.
3. Dapat memberikan tuntunan, Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam terutama dalam menghadapi situasi yang
menghadapi situasi yang abu-abu abu-abu (ambiguous situations).
4. Kode etik tidak etik tidak dapat menuntun perilaku menuntun perilaku karyawan ( karyawan (employess), namun dapat
juga mengawsi kekuasaan otokrasi atasan (employers).
5. Kode etik dapat etik dapat merinci tanggung merinci tanggung jawab social jawab social perusahaan itu perusahaan itu
sendiri.
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis itu sendiri, kalau bisnis
tidak mau tidak mau mengawasi perilku.
Ada dua organisasi organisasi profesi profesi akuntan akuntan yang berpangaruh di AS yang
telah memberikan memberikan kontibusi bagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu
American American of certified certified public accountans (AICPA) dan Institute of
Management Accountants ( IMA). Kode etik AICPA lebih ditunjukan untuk para akuntan yang
berpraktik p ditunjukan untuk para akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan public,
sedangkan kode kantor akuntan public, sedangkan kode etik IMA lebih ditunjukan bagi para
akuntan yang berprofesi sebagai akuntan manajemen di suatu organisasi perusahaan.
Prinsip-prinsip AICPA:
1. Tanggung Jawab: Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional, anggota harus
menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara snsitif (Artikel 1). 2. Kepentingan Publik: Anggota
harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme (Artikel II).
3. Integritas: Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan semua
tanggung jawab profesinal dengan ras integritas tertinggi (Artikel III)
4. Objektivitas dan Independensi: Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional. Seorang anggota dalam praktik publik
seharusnya menjaga independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan
atestasi lainnya (Artikel IV).
5. Kehati-hatian (due care): Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis
profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan kualita jasa, dan
menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan
(Artikel V).
6. Ruang Iingkup dan Sifat Jasa: Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip-prinsip
kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup an sifat jasa yang diberikan (Artikel VI).
Kode Etik Profesi di Berbagai Negara
Ada banyak contoh kode etik profesi profesi akuntan akuntan yang berlaku berlaku di banyak
Negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa Negara, seperti AS, Inggris, Jerman,
Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda. Berikut ini salah satu ringkasan etika yang berlaku
di Kanada yang juga dikutip dari buku yang ditulis oleh Brooks (2007).
Kode Etik
Profesi
Akuntan DI
Kanada
Sarbanes- Oxley Act
Badai skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara nyata yang dilakukan
oleh para eksekutif puncak perusahaan public multinasional yang berkantor pusat di AS yang
juga melibatkan profesi akuntan public ternama, sempat menggoncang bursa saham dan
perekonomian AS. Akibat berbagai skandal ini, pemerintah dan lembaga legislative AS segera
mengeluarkan undang-undang yang sangat terkenal dengan nama Sarbanes-Oxley Act (SOX).
Ringkasan Sarbanes-Oxley Act 2002 dan Dampaknya:
1. Sabarnes Oxley Act 2002 ditujukan untuk memberikan kejelasan dan kepastian tentang
beberapa isu yang sering diperdepatkan.
2. Sabarnes Oxley Act memerlukan interprestasi melalui proses aturan SEC dan Public
Company Accounting Oversight Board.

DAMPAK SABARNES OXLEY ACT 2002


1. TERHADAP MANAJEMEN
1.1 Mengharuskan adanya setifikasi CEO/CFO atas laporan berkala yang disampaikan
ke SEC.
1.2 Laporan Internal Control
1.3 Pengungkapan baru yang diharuskan
1.4 Reformasi Corporate Governance
1.5 Meningkatkan tinjauan atas penyampaian (fillings) oleh SEC.
2. TERHADAP KOMITE AUDIT
2.1 Interaksi dengan auditor
2.2 Independensi dan keahlian komite audit
2.3 Keluhan dan saran
2.4 Persetujuan terdahulu

3. TERHADAP AKUNTAN PUBLIK


3.1 Membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
3.2 Melarang jasa nonaudit
3.3 Perputaran partner
3.4 Laporan kepada komite audit
3.5 Penugasan auditor
3.6 Studi tentang kewajiban perputaran kantor akuntan publik.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN : INTERNATIONAL
FEDERATION OF ACCOUNTANT S (IFAC)
Struktur dan Kerangka Dasar Kode Etik IFAC Untuk lebih memahami kode etik yang diterapkan oleh IFAC ini, maka Brooks
(2007) memberikan pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC sebagai berikut:
1. Memahami Struktur Kode etik.
2. Memahami Kerangka Dasar Kode etik untuk melakukan penilaian yang bijak.
3. Proses menjamin indenpendensi pikiran dan indenpendensi penampilan.
4. Pengamanan untuk mengurangi resiko situasi konflik kepentingan.
Kerangka dasar Kode Etik IFAC sebagaimana dilukiskan pada Gambar 8.1 dan Gambar 8.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Melayani kepentingan publik.
2. Melayani kepentingan publik dari arti luas.
3. Profesionalisme,kinerja dan kepentingan publik.
4. Kredibilitas, profesionalisme , kualitas jangka tinggi, kerahasiaan.
5. Integritas, obyektif, integritas, objektifitas, kompetensi profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional, dan
standar teknis.
6. Sikap indenpenden.
Struktur Kode Etik IPAC Kerangka Dasar Kode Etik IPAC
Pengamanan untuk mengurangi risiko situasi konflik kepentingan:
1. Pengamanan melalui profesi, legislasi, dan regulasi.
2. Pengamanan di dalam klien.
3. Pengamanan yang menyangkut sistem dan prosedur di dalam firma.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika
Prinsip-prinsip Fundamental Etika terdiri atas:
a. Integritas (integrity)
b. Objektivitas (objectivity)
c. Kompetensi profesional kehati-hatian.
d. Kerahasiaan (confidentiality)
e. Perilaku profesional (professional behavior)
Independensi
Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan
suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mengompromikan penilaian profesional,
memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan
objektivitas dan skeptisme profesional. Independensi dalam penampilan adalah penghindaran
fakta dan kondisi yang sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir
rasional—dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk
pencegahan yang diterapkan—akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme
profesional, objektivitas, dan integritas anggota firma, atau tim penjaminan (assurance team)
telah dikompromikan.
Ancaman terhadap Independensi
a. Kepentingan diri (self-interest)
b. Review diri (self-review)
c. Advokasi (advocacy)
d. Kekerabatan (familiarity)
e. Intimidasi (intimidation)
Ancaman Independensi Akuntan Publik
Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan publik, antara lain, namun tidak terbatas
pada:
 Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan bersama pada suatu
perusahaan klien.
 Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
 Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.
 Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.
 Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.
 Fee kontinjensi sehubungan dengan perikatan penjaminan (assurance engagement).
 Ada penjamin dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari direktur atau pejabat dari klien
Pengamanan Terhadap Ancaman
Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu:
a. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi.
b. Pengamanan lingkungan kerja (IFAC, 100.11).
Pengamanan di temapt kerja untuk akuntan bisnis, antara lain, namun tidak terbatas pada:
 Penerapan struktur pengawasan korporasi (corporate oversight or oversight structure).
 Pedoman kode etik perilaku organisasi.
 Pedoman perekrutan yang menekankan pentingnya merekrut tenaga dengan kompetensi tinggi.
 Pengendalian internal yang kuat.
 Proses pendisiplinan yang memadai.
 Kepemimpinan yang berbasis etika.
 Kebijakan dan prosedur pelaksanaan dan pemantauan kinerja karyawan.
 Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur termasuk perubahannya ke seluruh karyawan
disertai pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang kebijakan dan prosedur yang ada (IFAC, 300.16).
PROFESI AKUNTAN INDONESIA
DAN IFAC
Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan manajemen,
mengikuti standar kompetensi yang berlaku di AS. Namun dengan kecenderungan terjadinya
penyatuan sistem perekonomian dunia, mau tidak mau seluruh profesi akuntan di dunia juga
harus mendukung ke arah penyatuan sistem ekonomi global tersebut. Kabar terakhir pengurus
IAI bertekad untuk sesegera mungkin agar profesi akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis
dan perilaku yang dikeluarkan oleh International Federation of Accountants (IFAC).

Anda mungkin juga menyukai