Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN USULAN PENELITIAN (RUP)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yunika Sari

No. Induk Mahasiswi : 2062201019

Jurusan : Akuntansi

Konsentrasi : Audit

Semester : VI

No. HP : 0852-6004-4485

Dengan ini mengajukan Rancangan Usulan Penelitian (RUP) untuk


penulisan skripsi, guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Selanjutnya
mohon persetujuan dan penunjukan dari dosen pembimbing.

Judul Penelitian

“PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE,


DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada
Auditor Kantor Akuntan Publik Di Kota Pekanbaru)”

Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dan meningkat


mengakibatkan persaingan dan permasalahan yang dihadapi perusahaan semakin
kompleks. Hal inilah yang menyebabkan jasa audit akuntan publik sangat
dibutuhkan sebagai jaminan laporan keuangan tersebut relevan serta dapat
meningkatkan kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Seorang akuntan publik atau auditor dituntut untuk kompeten dan independen
dalam melaksanakan tugasnya mengaudit suatu laporan keuangan. Dalam
melaksanakan tugasnya auditor berpedoman pada standar audit yang telah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar Auditing
merupakan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan audit yang berkaitan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Standar Umum Pertama berbunyi: “ Audit harus
dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan

1
teknis yang cukup sebagai auditor”. Standar Umum Kedua berbunyi: ”Dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor”. Standar Umum Ketiga berbunyi: ”Dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”. Dari penjelasan standar
umum tersebut, maka untuk mencapai kualitas aaudit yang baik dan dapat
diandalkan, perlu mempertimbangkan kompetensi, independensi dan professional
auditor. (Ponny Harsanti, 2014)

Menurut Kharismatuti (2012) kualitas audit merupakan probabilitas bahwa


auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi
klien yang berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan. Kualitas audit
menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit
yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan
standar pengendalian mutu (Agusti dkk, 2013).

Beberapa kasus audit yang terjadi, yaitu PT Garuda Indonesia sebagai


perusahaan Go Publik melaporkan kinerja keuangan tahun buku 2018 kepada
Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia berhasil
membukukan laba bersih USD 809 ribu pada tahun 2018, berbanding terbalik dari
2017 yang merugi USD 216,58 juta. Setelah dilakukan penyelidikan dari Otoritas
Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia, ternyata Garuda Indonesia mengakui
pendapatan dari kerja sama dengan PT. Mahata Aero Teknologi terkait
pemasangan wifi yang masih berbentuk piutang sebesar USD 239 juta. Kepada
PT Garuda Indonesia Tbk, OJK memberikan perintah tertulis untuk memperbaiki
dan menyajikan kembali laporan keuangan tahunan tahun buku 2018 serta
menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar 100 juta rupiah.

Pada kasus gagal bayar Wanaartha Life, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
menetapkan sanksi berupa Surat Keputusan Pembatalan Surat Tanda Terdaftar di
OJK kepada beberapa Akuntan Publik (AP). Sanksi tersebut dilakukan
pemeriksaan terhadap AP dan KAP yang memberikan jasa audit atas Laporan
Keuangan Tahunan PT Asuransi Adisarana Wanaartha (WAL) dari tahun 2014
sampai dengan 2019. Auditor yang dinilai tidak memiliki kompetensi dan
pengetahuan yang dibutuhkan sebagai syarat untuk menjadi akuntan publik yang
memberikan jasa di Sektor Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud Pasal 3 POJK

2
13 Tahun 2017 karena turut menjadi pihak yang menyebabkan terjadinya
pelanggaran. Berdasarkan pemeriksaan, AP dan KAP dimaksud tidak dapat
menemukan adanya indikasi manipulasi laporan keuangan terutama tidak
melaporkan peningkatan produksi dari produk asuransi sejenis saving plan yang
berisiko tinggi yang dilakukan oleh pemegang saham, direksi, dan dewan
komisaris. Sehingga pemegang polis tetap membeli produk WAL yang
menjanjikan return yang cukup tinggi tanpa memperhatikan tingkat risikonya.
Pada akhirnya, mengatasi penyebab sanksi yang dikenakan. Sehingga OJK
mencabut izin usahanya pada 5 Desember 2022.
Terdapat kasus dugaan korupsi pada PT Asabri, Senin (9/8/2021).
Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan tentang suatu perkara pidana yang menemukan fakta hukum tentang
tindak pidana korupsi yang terjadi pada PT Asabri. Kasus Korupsi Asabri, Kejagung
Periksa 3 Staf Benny Tjokro sebagai Saksi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah
mengumumkan kerugian negara dalam tindak pidana korupsi di PT Asabri, yaitu
mencapai 22,78 triliun. Kerugian negara itu timbul akibat adanya kecurangan
dalam pengelolaan keuangan dana investasi PT Asabri selama periode 2012-2019.
Jaksa Agung ST Burhanuddin pun menyatakan, penyidik terus mengejar aset para
tersangka dalam perkara dugaan korupsi PT Asabri. Saat ini, nilai aset yang telah
disita penyidik dari para tersangka kira-kira Rp 13 triliun.

Terdapat kasus yang terjadi, yaitu kasus kerugian negara yang terjadi pada
Bulan Oktober 2019, yang dilakukan oleh mantan Sekretaris Daerah (Sekda)
Kuantan Singingi, Riau. Kasus ini mulai terbuka sejak Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan provinsi Riau menemukan
adanya kerugian dari pengelolaan dana tagihan listrik ke Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Kuansing. Kasus korupsi tersebut menyebabkan kerugian negara
sebesar Rp 1 Milyar, tetapi ketika BPKP akan menindaklanjuti hal tersebut, dana
telah dikembalikan secara bertahap oleh Muharman sebesar Rp 1.088.512.388.
Menurut Halim (2008:49) menyatakan standar pertama menuntut
kompetensi teknis seorang auditor yang melaksanakan audit. Kompetensi ini
ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

1. Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk


ujian profesi auditor.

3
2. Pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing.

3. Pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor


profesional.

Menurut Agusti dan Putri (2013) mengemukakan bahwa kompetensi


auditor adalah auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup
dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.
Menurut De Angelo (1981) kompetensi memiliki 2 (dua) komponen yaitu
pengetahuan dan pengalaman.

❖ Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2012) dalam penelitiannya menyatakan


bahwa terdapat pengaruh antara kompetensi auditor dengan kualitas audit.
Sedangkan penelitian Nur'aini (2013) menghasikan pendapat berbeda yaitu
kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
❖ Penelitian yang dilakukan oleh Indah (2010), Indrasti (2011), Putra (2012),
Septriani (2012), dan Agusti (2013) telah membuktikan bahwa kompetensi
berpengaruh terhadap kualitas audit. Tetapi, hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2011) yang
menemukan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Pernyataan standar umum kedua dalam SPAP (2011) PSA No. 04 adalah
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Artinya seorang auditor tidak
mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor intern).
Menurut American Institute of Certifiied Public Accountants (AICPA)
mendefinisikan independensi kedalam dua komponen yakni independence of mind
dan independence inappearance (Arens, 2012).

Independensi merupakan sikap dari seorang akuntan publik untuk tidak


memihak kepada siapapun dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan
dengan prinsip integritas dan objektivitas. Auditor harus dapat mepertahankan
sikap mental dan penampilan karena opini yang dikeluarkannya untuk menambah
kualitas hasil laporan pemeriksaan, sehingga jika auditor tersebut independen
maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik.

4
❖ Penelitian yang dilakukan Alim et.al (2007), Singgih dan Bawono (2010),
Saripudin et.al (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Suseno (2013) menyatakan independensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit untuk meningkatkan kualitas audit dapat diambil
dengan cara mengembangkan sikap independensinya.
❖ Pada penelitian Wijayanto (2017), menunjukkan bahwa independensi
mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian didukung
oleh penelitian Fauziah (2016) dan penelitian Priyansari dan Natalistyo (2016)
yang membuktikan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Agustina dkk (2018)
menghasilkan temuan bahwa independensi berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit.

Menurut Arens (2010:87) Profesionalisme adalah suatu tanggung jawab


yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar dari memenuhi tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar dari memenuhi
Undang–Undang dan peraturan masyarakat. Sedangkan menurut Tita, dkk.,
(2012) auditor yang memiliki sikap profesionalisme yang baik dan tinggi akan
menyajikan hasil pemeriksaan secara lengkap, memadai dan sesuai dengan
standar yang berlaku. Profesionalisme diartikan sebagai suatu sikap dan
perilaku dari auditor dalam melaksanakan profesinya dengan tanggungjawab
agar mampu mencapai kinerjanya dengan baik. Sikap professional dari
seorang auditor dapat mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor. Akuntan
dengan komitmen profesional lebih kuat, biasanya memiliki prinsip untuk
mentaati aturan dan kode etik yang berlaku.

❖ Dalam penelitian Agusti & Pertiwi (2013) membuktikan bahwa


profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit dimana
semakin tinggi tingkat profesionalisme auditor maka semakin baik kualitas
audit yang dihasilkan. Hal ini diperkuat dengan penelitian Badjuri (2011)
yang menemukan bahwa profesionalisme berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit. Akan tetapi, Penelitian Futri dan Juliarsa (2014)
membuktikan hal yang sebaliknya, bahwa profesionalime tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.

5
Etika auditor merupakan nilai tingkah laku auditor untuk
menumbuhkan kepercayaan publik terhadap organisasi dengan selalu
berperilaku etis dan memegang prinsip etika yang baik. Menurut Lestari
(2012) mengemukakan bahwa etika sebagai aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia dan auditor harus menaati kode
etik profesi yang di tetapkan. Kode etik IAI yang ditetapkan dalam Kongres
VII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tahun 1998 terdiri atas prinsip etika,
aturan etika, dan interpretasi aturan etika. Kode etik akuntan terdapat
delapan prinsip etika sebagai berikut: tanggung jawab profesi, kepentingan
publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional,
kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis (Halim : 2008).
❖ Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hutabarat (2012)
menunjukkan bahwa etika auditor secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Etika auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas audit, yaitu semakin tinggi etika auditor,
maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas audit.
Penelitian Widagdo dkk., 2002 dalam Alim dkk., (2007) dan Samsi dkk.,
(2013). Lubis (2009) dalam Samsi dkk. (2013) menyatakan bahwa etika
auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kompetensi,


Independensi, Due Professional Care, Dan Etika Auditor menyebabkan terjadinya
kualitas audit. Dari latar belakang tersebut, akan dilakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL
CARE, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris
Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Kota Pekanbaru)”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan


permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah Kompetensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit ?
2. Apakah Independensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit ?
3. Apakah Due Professional Care mempunyai pengaruh terhadap kualitas
audit ?
4. Apakah Etika Auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit ?

6
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap
kualitas audit.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh independensi terhadap
kualitas audit.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh due professional care
terhadap kualitas audit.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh etika auditor terhadap
kualitas audit.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kompetensi (X1)
Kualitas Audit
Independensi (X2)
(Y)
Due Professional Care (X3)
(X3)
Etika Auditor (X4)

Hipotesis

H1 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

H2 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

H3 : Due Professional Care berpengaruh terhadap kualitas audit.

H4 : Etika Auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

7
Metode Penelitian

1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Pekanbaru.
2. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) tahun 2023 di wilayah Pekanbaru sebanyak 10 KAP.
3. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan pemilihan sampel berdasarkan
Convenience Sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yaitu yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
atau hasil jawaban atas pertanyaan peneliti kepada responden sebanyak
135 responden yang terdapat pada kuesioner .
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling.
5. Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini analisis data yang akan digunakan adalah Regresi
Linear Berganda melalui program SPSS versi 16.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, I. F. (n.d.). Pengaruh Independensi, Kompetensi, Due Professional


Care, dan Etika terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Kota
Malang) . Journal Riset Mahasiswa.

Citra Ari Mangesti, S. A. (2019). PENGARUH INTEGRITAS, INDEPENDENSI, DAN


PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR
DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI KASUS
BPKP PERWAKILAN DIY. Jurnal REKSA: Rekayasa Keuangan, Syariah, dan
Audit, 15-36.

Gaol, R. L. (2017). PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS


AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. JRAK, Vol 3 No. 1.

Ichwanty, A. (2015). PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUE


PROFESSIONAL CARE, AKUNTABILITAS, DAN ETIKA TERHADAP KUALITAS
AUDIT (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Riau
dan Kepulauan Riau) . Jom FEKON, Vol. 2 No. 2 .

In, A. W. (n.d.). PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP


KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI . Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.

Ponny Harsanti, A. W. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan


Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Semarang). Volume 7, Nomor 1.

Pria Andono Susilo, T. W. (2015). Integritas, Objektivitas, Profesionalime Auditor


dan Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan. Jurnal Riset
Akuntansi dan Perpajakan JRAP , 65 - 77.

Putri Fitrika Imansari, A. H. (n.d.). PENGARUH KOMPETENSI,


INDEPENDENSI,PENGALAMAN DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS
AUDIT (Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Kota Malang).
Journal Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA).

Putu Septiani Futri, G. J. (2014). PENGARUH INDEPENDENSI,


PROFESIONALISME,TINGKAT PENDIDIKAN, ETIKA PROFESI,
PENGALAMAN,DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR TERHADAP KUALITAS
AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 41-58.

Suharti, R. A. (2017). THE IMPACT OF WORKING EXPERIENCE,


PROFESSIONALISM, INTEGRITY, AND INDEPENDENCY ON AUDITING
QUALITY: AUDITORS’ ETHICS AS THE MODERATOR (STUDY ON BPKP
REPRESENTATIVE AT RIAU PROVINCE). KURS, Vol. 2 No. 1.

Suryanto, D. R. (2014). PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUE


PROFESSIONAL CARE, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Survey pada Kantor Akuntan Publik Korwil Sumatera Bagian Tengah). JOM
FEKOM, Vol. 1 no. 2.

9
Winda Kurnia, K. S. (2014). PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, TEKANAN
WAKTU, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. e-Journal
Akuntansi Fakultas Ekonomi, 49-67.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/10/13110781/kasus-korupsi-asabri-
kejagung-periksa-komite-audit-hingga-pengelola-saham.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-indraprasta-pgri/research-
methods/makalah-kasus-audit-pt-garuda-indonesia/7925561

https://pasardana.id/news/2023/3/9/cermati-hasil-audit-kap-pada-grup-ptpp-
sebelum-dilarang-ojk/

10
Tanggal Pengajuan RUP : Selasa, 18 Juli 2023

Disetujui/Ditolak
Dengan alasan :
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

Pekanbaru, 18 Juli 2023

Mahasiswi Ybs,

Yunika Sari

LPPM REVIEWER

…..……………… …………………..

11

Anda mungkin juga menyukai