FENOMENOLOFI SHCUTZ
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NIM : 2018320179
Peminatan : AUDIT
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah membuka temuan adanya
pelanggaran di mana tidak diterapkan dengan baik etika profesi akuntan oleh para
akuntan publik di balik pemberian opini audit berdasarkan pemikiran Schutz?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui dampak dari kepatuhan dan penerapan etika profesi akuntan
publik dalam ketepatan pemberitan opini audit yang diberikan berdasarkan hasil audit
yang telah dilakukakan melalui pelaksanaan prosedur audit.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan tentang bagaimana seharusnya etika profesi diterapkan dan
dipatuhi dalam pemberian opini audit yang dilihat dari aspek studi
fenomenologi pemikiran Schutz.
2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan oleh akuntan publik
dasar pengetahuan penerapan serta kepatuhan terhadap etika profesi dalam
pemberian opini audit yang mematuhi etika profesi yang berlaku.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Teori Fenomenologi Schutz
Menurut Cresswell (1998: 40) dalam (Annisaa, Titik; 2020) fenomenologi
menjelaskan pola kesadaran dalam kejadian atau perilaku yang dilakukan oleh setiap
manusia. Melalui pendekatan ini setiap realitas yang terjadi menjelaskan diri
pelakunya. Dalam penelitian kualitatif teori fenomenologi merupakan pandangan
berfikir segala yang terjadi termasuk bentuk perilaku seseorang dalam keseharian
merupakan bentuk nyata dari apa yang tidak terungkap di “kepala” sang pelaku
(Irfansyah, Fadillah, Asriani; 2017). Maka fenomenologi merupakan sebuah ilmu
pengetahuan mengenai kesadaran dalam berperilaku.
Fenomenologi yang disusun oleh Schutz berguna untuk mengambil gejala atau
kejadian dalam dunia sosial secara sistematis, komprehensif dan praktis (Stefanus;
2005). Fenomenologi menurut Alfred Schutz (Kuswarno; 2009: 2 dalam Luqman dan
Gumgum; 2018) adalah penjelasan bagaimana seseorang membentuk arti dan
pemahaman mengenai kerangka intersubjektivitas. Kerangka intersubjektivas artinya
manusia di kehidupan sosial saling berhubungan. Maka, fenomenologi berdasarkan
pemikiran Schutz segala gejala atau kejadian yang timbul terbentuk akibat adanya
kesadaran yang memiliki arah tujuannya serta terbentuk dengan pertimbangan yang
didukung oleh usulan pihak luar (Heddy; 2012). (Muhammad; 2012) menyimpulkan
fenomenologi menurut pemikiran Schutz berfokus pada tindakan dan perbuatan
seseorang didasarkan oleh kesadaran mengetahui tujuan yang dilakukan dengan
sangat baik.
B. Etika Profesi
Akuntan publik merupakan profesi yang memberikan jasa dalam memeriksa
kewajaran penyajian laporan keuangan suatu entitas dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku umum dan dilakukan secara independen (Cresensia;
2016).
Akuntan publik memberikan jasa kepada masyarakat umum sehingga dalam
melaksanakan tanggung jawabnya diatur oleh etika profesi akuntan yang harus
diterapkan dalam menjalin hubungan dengan klien, antara akuntan publik dan juga
masyarakat sehingga terbentuk kepercayaan atas profesi akuntan publik (Anggie;
2019).
Di Indonesia terdapat etika profesi akuntan yang di jadikan sebuah pedoman
dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya bagi setiap akuntan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (Irma, Risha; 2017). (Standar
Profesional Akuntan Publik, 2001: 001.14) Prinsip-prinsip etika yang tercantum
dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesinonal, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya karena anggota mempunyai
tanggung jawab kepada semua pemakai jasa professional mereka.
2. Kepentingan publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme. kepentingan publik ini diartikan
bahwa kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara
keseluruhan. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat
pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat
prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk
mencapai tingkat prestasi tersebut.
3. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan
dan kepercayaan public tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Objektivitas mengharuskan seseorang bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa professionalnya dengan berhati-
hati,ckompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa professional dan Teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota
seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman
yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian
dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan
dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi
anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau
menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai
apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa
professional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan
setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku professional
Berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-
undangan yang relevan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma interpretative. Menurut Cresswell
(1994: 40) dalam (Annisaa, Titik; 2020) fenomenologi menguraikan tatanan
kesadaran dalam diri seseorang. Pendeketan ini mencoba membiarkan suatu kejadian
atau fakta mengungkapkan pribadi pelakunya secara natural. Fenomenologi sosial
Schutz. Fenomenologi Schutz merupakan aspek baru dalam kajian penilitian dan
pengungkapan atas arti dari fenomena atau kejadian dari kehidupan sehari-hari
(Nindito; 2005).
Karena paradigma interpretative berkeyakinan bahwa setiap individu
melakukan interpretasi aktif dan fenomenologi juga berkeyakinan hal itu ditunjukan
melalui pemikiran Schutz bahwa kejadian dalam kehidupan sosial berdasarkan
kesadaran setiap individu.
Sehingga dalam penelitian ini paradigma interpretative menjelaskan gejala
sosial atas tindakan ketidak tepatan pemberian opini oleh akuntan publik (informan)
di mana terjadi atas kesadaran yang timbul akibat pemikiran pengetahuan serta
pengalaman yang di dapat dari masukan-masukan pihak luar yang.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan penelitian Fenomenologi Schutz . Menurut Moleong (2011: 6)
bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian ini mengenai menyibak tabir pelanggaran etika profesi akuntan
dalam pemberian opini audit melihat terus terjadinya ketidak sesuaian opini audit
yang diberikan dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya, dengan maksud
membuka adanya temuan pelanggaran kode etik dari setiap fenomena pelanggaran
yang menyeret para akuntan publik dalam pemberian opini yang tidak tepat.
Penelitian ini mencoba mencari tahu kondisi seorang auditor yang menghadapi
konflik terhadap klien yang berdampak akan memutuskan hubungan kontrak yang
telah dibuat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
tentang masalah-masalah yang terjadi khususnya terkait tidak diterapkannya kode etik
akuntan sehingga akuntan publik menjalankan tanggung jawab profesinya dengan
tidak terikat dengan etika profesi yang harus dipatuhi dan menyebabkan pemberian
opini audit yang tidak memcerminkan keadaan perusahaan yang melatarbelakangi hal
tersebut masih terus terjadi.
C. Situs Penelitian dan Unit Analisis
Informan atau objek dalam penelitian ini adalah Akuntan Publik yang menjadi
bagian dari KAP Drs. Heroe, Pramono & Rekan dan KAP Rama Wendra dengan 5
informan yang dianggap sesuai dengan kebutuhan penelitian. Peneliti
mengkategorikan 2 kriteria dari 5 akuntan publik yang akan dijadikan informan dalam
penelitian ini. Kriteria pertama informan kunci yaitu auditor senior yang sudah
berbagai case audit yang ditangani dan memahami penerapan etika profesi dalam
proses pelaksanaan tanggung jawab profesinya dan kriteria kedua informan
pendukung yaitu auditor junior dengan minimal 1 tahun kerja. Unit analisis yang
dipakai adalah Studi Kasus Fenomenologi Perspektif Schutz.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, data yang di peroleh
secara langsung dengan melakukan observasi dan wawancara pada Akuntan Publik.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data dengan
observasi langsung (Sugiyono, 2014 : 224).
(Jogianto; 2008) selain itu digunakan data sekunder didapat melalui studi
literatur, wawasan atau pendapat atas fokus permasalahan yang sama dengan
penelitian, sehingga data sekunder dapat menjadi pendukung data primer yang
diperoleh oleh peneliti. Pemilihan sampel atau informan dilakukan secara sengaja
dengan kriteria tertentu. Di mana data dikumpulkan dengan memilih 5 auditor sebagai
sampel dan informan. Penelitian ini mengkategorikan auditor yang menjadi sampel
dan informan hanya auditor eksternal dengan dua klasifikasi yaitu auditor senior dan
auditor junior dengan minimal 1 tahun pengalaman kerja dalam bidang audit
khususnya dalam proses pemberian opini kewajaran atas laporan keuangan suatu
perusahaan.
F. Analisis Data
Alfred Shuctz tidak memiliki teknik khusus untuk menganalisis penelitian dengan
pendekatan fenomenologi dalam perspektifnya, maka peneliti memakai teknik analisis
data milik Miles Huberman. Miles Huberman (1992) menyatakan teknik analisis data
kualitatif dilakukan dengan interaktif dan dilakukan dengan terus menerus sampai
selesai sehingga datanya sudah jenuh. Berikut tahap teknik, di antaranya:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Dalam tahap ini dilakukan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal penting, dicari tema dan polanya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Tahap ini melakukan penyajian data maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang sudah dipahami (Sugiyono; 2016 dalam Annisaa, Titik; 2020).
3. Conclution (Kesimpulan)
Dalam tahap ini Miles Huberman (1992; 19) menyatakan bahwa selain
menarik kesimpulan diperlukan konfirmasi yaitu dengan melakukan tinjauan
ulang pada hasil wawancara atau tukar pikiran antara sesama peneliti untuk
mengembangkan “kesepakatan intersubjektif”. Di mana makna-makna yang
muncul diuji kebenarannya.
G. Tahapan Penilitian
Berikut tahapan penelitian yang akan di lakukan peniliti dalam penilitian ini:
Tahapan Penelitian
Auditor Eksternal
Analisis Data
Studi fenomenologi pemikiran Schutz
Hasil Penelitian
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Wicaksono. (2018, Oktober). Kemenkeu Duga Audit Keuangan Garuda Tak Sesuai
Standar. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181001190810-
78-334751/ojk-depak-auditor-snp-finance-dari-daftar-akuntan-publik/
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2012. “Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi untuk
Memahami Agama”. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Alfarisi, Luqman dan Gumgum Gumilar. 2018. “Konstruksi Realitas Wartawan Kantor Berita
atas Kesejahteraan Jurnalis”. Kajuan Jurnalisma. ISSN 2549-0559. Volume 02 Nomor
01 Tahun 2018.
Arisang, Irdianty, Marwah Yusuf, Faisol. 2020. “Analisis Skeptisme Profesional Auditor,
Etika Profesi, Keahlian Auditor dan Pengalaman Auditor Terhadap Pemberian Opini
Auditor”. Jurnal Akuntansi & Ekonomi FE UN PGRI Kediri. Vol 5 N0 2, Juli 2020.
P-ISSN 2721-9313 E-ISSN 2541-0180.
Arren Whiteside. (2019, Juni). Kemenkeu Duga Audit Keuangan Garuda Tak Sesuai Standar.
CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190628111556-92-
407268/isu-laporan-keuangan-izin-auditor-garuda-dibekukan-1-tahun
Budiman, Allesandro. 2017. “Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor,
dan Risiko Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit”.
Bharata, I Made Arya Putra, I Dewa Nyoman Wiratmaja. 2017. “Pertimbangan Materialitas
sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Etika Profesi dan Kompetensi terhadap
Ketepatan Pemberian Opini Auditor”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.Vol.20.2 Agustus (2017): 1280-1390. ISSN; 2302-8556.
Dwitantiningrum, Anggie. 2019. “Pengaruh Penerapan Undang-Undang Akuntan Publik dan
Prinsip Etika Profesi Akuntan Publik terhadap Pilihan Karir Calon Lulusan Sebagai
Akuntan Publik di Kota Medan”. Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol 7 No. 1.
Fahmi, Irfansyah, Fadillah Nasaruddin dan Asriani Djunaid. 2017. “Studi Fenomenologi:
Ketepatan Pemberian Opini oleh Kantor Akuntan Publik di Makasar”. Universitas
Muslim Indonesia.
Feriyanto, Oon, Susilawati dan Dadang. 2017. “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan
Pertimbangan Tingkat Materialitas Terhadap Ketepatan Pemberian Opini”. STAR –
Study & Accounting Research. Vol XIV No. 1. ISSN: 1693-4482.
Futri, Putu Septiani, Gede Juliarsa. 2014. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat
Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kinerja Auditor terhadap
Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. ISSN; 2302-8556.
Iwan. 2019. "Pengaruh Keahlian, Pengalaman Audit, Dan Pengetahuan Akuntansi Dan
Auditing Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit "Jurnal Pasar Modal Dan
Bisnis, Vol 2, No.2.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima.Yogyakarta: BPFE
UGM.
Mahmuda,Deviana Dan Nurmala,Putri. 2020. "Pengaruh Keahlian, Pengalaman Audit, Dan
Pengetahuan Akuntansi Dan Auditing Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit
"Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, Vol 2, No.2.
Moleong Lexy J. 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mursidi, La Ode Kamaluddin dan Syarifuddin. 2019. “Locus of Control, Komitmen dan Etika
Audit Internal Pemerintah Kota Baubau”. Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya.
ISSN (Cetak): 2657-0505, ISSN (Elektronik): 2715-6184.
Musdalifah. 2018. “Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor, Etika Profesi, Keahlian dan
Pengalaman Terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Studi Emoiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Makasar)” Jurnal Economix Volume 6 Nomor 2 Desember 2018.
Roosaningrum, Annisaa Safitri dan Titik Agus Setiyaningsih. 2020. “Menggali Peran Auditor
Perempuan dalam Audit Judgment”. Prosiding Koferensi Nasional Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi (KNEMA). ISSN: 2776-1177 (Media Online).
Sari, Aprillia Ratna. 2017. “Pengaruh Independensi dan Situasi Audit terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Audit dengan Fee Audit sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus
pada KAP di Jakarta Timur)”. Jurnal Akuntansi Manajerial, Vol 2, No. 1, ISSN (E):
2502-6704.
Sofia, Irma Paramita dan Risha Trisntya Damayanti. 2017. “Pengaruh Pengalaman,
Profesionalisme, dan Etika Profesi Auditor terhadap Penentuan Tingkat Materialitas”.
Widyakala Volume 4 No. 2 September 2017. ISSN 2337-7313 e-ISSN 2597-8624.
Sumarsih, Ni Made, Ida Ayu Yuliastusi dan I Made Suartawan. 2020. “Ketepatan Pemberian
Opini Auditor oleh Akuntan Publik Provinsi Bali”. Jurnal Revenue, Vol. 01, No. 02,
Desember 2020, p-ISSN :2723-6498 e-ISSN: 2723-6501.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014, Cet.
Ke 8, h. 224.
Supraja, Muhammad. 2012. “Alfred Shcutz: Rekontruksi Teori Tindakan Max Weber”.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2.
Wulandari, A.A Sayu Gita dan I Dewa Gde Dharma Suputra. 2018. “Pengaruh
Profesionalisme Auditor, Komitmen Organisasi dan Etika Profesi pada Kinerja
Auditor KAP Provinsi Bali”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.22.1.
Januari (2018): 273-300. ISSN: 2302-8556.