Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN EBP (EVIDANCE BASED PRACTICE) DALAM PRAKTIK

KEBIDANAN, PROMOSI KESEHATAN

DI SUSUN OLEH :
1. SITI HAJARNI
2. SYAHRANI
3. NURFITRIANINGSIH
4. MISRA YANTI
5. NONI OKSIYATI FITRAH
6. ANNA DJAYANI LEGA
7. NOPITASARI
8. MIRDAN
9. SUHARTIN
10. INDRIYANI PUTRI
11. YULIANTI DAON DATU
12. RISMA DEPIKA SARI
13. FEBBRIYANTI DARMIN

INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
PALOPO 2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik kebidanan dan promosi kesehatan memiliki peran yang sangat
penting dalam memberikan perawatan yang berkualitas dan mendorong
kesejahteraan masyarakat. Dalam menghadapi dinamika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, kebijakan pelayanan
kesehatan semakin menekankan pentingnya mengintegrasikan bukti ilmiah
(evidence) ke dalam praktik sehari-hari. Pendekatan ini dikenal sebagai
Evidence-Based Practice (EBP) atau Praktik Berbasis Bukti.
EBP merupakan suatu metode yang menggunakan bukti ilmiah terkini,
pengalaman klinis, dan nilai-nilai pasien untuk mengambil keputusan terkait
perawatan dan intervensi kesehatan. Penerapan EBP di bidang kebidanan
dan promosi kesehatan menjadi sangat relevan, mengingat dinamika
perubahan dalam tuntutan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan,
dan perubahan kebijakan kesehatan.
Salah satu tujuan utama EBP adalah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya praktik kebidanan yang
bersentuhan langsung dengan kehamilan, persalinan, dan pascapartum.
Adanya bukti ilmiah yang kuat dapat membantu para bidan dalam
mengambil keputusan yang lebih tepat dan efektif, sehingga memberikan
dampak positif pada hasil kesehatan ibu dan bayi.
Selain itu, promosi kesehatan juga menjadi bagian integral dari EBP di
bidang kebidanan. Melalui penerapan strategi promosi kesehatan yang
didasarkan pada bukti ilmiah, dapat ditingkatkan pengetahuan masyarakat,
perilaku hidup sehat, dan partisipasi aktif dalam perawatan kesehatan
maternal dan neonatal. Ini menciptakan suatu lingkungan yang mendukung
kesehatan ibu dan bayi sejak awal kehamilan hingga masa pascapartum.
Meskipun penting, implementasi EBP dalam praktik kebidanan dan
promosi kesehatan tidak selalu berjalan mulus. Tantangan seperti
keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, dan kompleksitas
dalam mengevaluasi bukti ilmiah seringkali menjadi hambatan. Oleh karena
itu, perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang EBP,
pengembangan keterampilan kritis, dan peningkatan budaya organisasi yang
mendukung penerapan EBP di semua tingkatan layanan kesehatan.
Dengan memahami konsep dan manfaat EBP, praktisi kebidanan dan
promosi kesehatan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan,
meminimalkan risiko, dan memaksimalkan hasil kesehatan bagi ibu dan bayi.
Makalah ini bertujuan untuk mendalami konsep EBP, menganalisis
penerapannya dalam praktik kebidanan, serta mengeksplorasi peran
pentingnya dalam konteks promosi kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan EBP (EVIDANCE BASED PRACTICE) dalam
praktik kebidanan dan promosi kesehatan?
2. Bagai mana tahapan EBP (EVIDANCE BASED PRACTICE) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Peran EBP (EVIDANCE BASED PRACTICE) dalam
praktik kebidanan dan promosi Kesehatan
2. Umtuk Mengetahui Tahapan dalam EBP (EVIDANCE BASED PRACTICE)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian EBP (EVIDANCE BASED PRACTICE)


Menurut Greenberg & Pyle (2006) dalam Keele (2011), “Evidence-Based
Practice adalah penggunaan bukti untuk mendukung pengambilan keputusan
di pelayanan kesehatan”.
Menurut Melnyk & Fineout-Overholt (2011) EvidenceBased Practice in
Nursing adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise),
serta manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan
keputusan di pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Pendapat Para Ahli di Atas dapat kita simpulkan bahwa
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh
informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan
klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik
kepada pasien.
Pembelajaran evidence based practice pada undergraduate student
merupakan tahap awal dalam menyiapkan peran mereka sebagai registered
nurses (RN).

B. Tujuan EBP (Evidence-Based Practice) dalam Praktik Kebidanan dan


Promosi Kesehatan
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan:
 Memastikan bahwa keputusan klinis dan intervensi yang diambil
didasarkan pada bukti ilmiah terkini, sehingga meningkatkan
keakuratan dan efektivitas pelayanan kesehatan.
 Mengurangi kemungkinan kesalahan atau praktik yang tidak efektif,
sehingga memberikan perawatan yang optimal bagi ibu, bayi, dan
masyarakat.
2. Optimalisasi Hasil Kesehatan:
 Meningkatkan hasil kesehatan ibu dan bayi dengan menggunakan
pendekatan yang didukung oleh bukti ilmiah, sehingga memberikan
dampak positif pada tingkat kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan
perkembangan anak.
3. Mengurangi Risiko dan Komplikasi:
 Minimalkan risiko terkait dengan praktik kebidanan dan promosi
kesehatan melalui penerapan strategi yang didukung oleh bukti ilmiah
yang kuat.
 Mencegah atau mengurangi komplikasi yang mungkin timbul pada
masa kehamilan, persalinan, dan pascapartum.
4. Peningkatan Kepercayaan dan Kepuasan Pasien:
 Memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada pasien dan
keluarga mengenai perawatan kesehatan, sehingga meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan mereka terhadap pelayanan kebidanan
dan promosi kesehatan.
5. Pengembangan Keterampilan Profesional:
 Mendorong praktisi kebidanan untuk mengembangkan keterampilan
kritis dalam mengevaluasi dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah
ke dalam praktik sehari-hari.
 Memotivasi kontinuitas pembelajaran dan peningkatan keterampilan
profesional untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
6. Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas:
 Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan dengan mengurangi
penggunaan metode atau intervensi yang tidak efektif atau tidak
didukung oleh bukti ilmiah.
 Mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi biaya
dengan fokus pada praktik yang terbukti memberikan hasil yang baik.
7. Pemberdayaan Masyarakat:
 Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait
perawatan kesehatan mereka sendiri melalui penyediaan informasi
yang akurat dan didukung oleh bukti ilmiah.
Evidence Based Practice sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, keselamatan pasien, keefektifan managemen dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya bukti
empiris dalam melaksanakan pelayanan.
Evidence-Based dalam Kebidanan : Kehamilan, Persalinan & Nifas adalah
buku yang menyajikan bukti ( Evidence-Based ) dalam praktik kebidanan.
Buku ini terbagi dalam tiga pokok bahasan, yaitu EvidenceBased dalam
kehamilan, persalinan dan nifas. setipa pokok bahasan dilengkapi dengan
hasil penelitian terbaru.

C. Tahapan dan Langkah dalam EBP (Evidence-Based Practice)


Tahapan dalam EBP (Evidence-Based Practice) tersebut terdiri atas lima
tahap, yaitu: (1) memunculkan pertanyaan (PICO), (2) mencari evidence
terkait, (3) penilaian terhadap evidence yang ditemukan, (4) implementasi
evidence yang didapatkan, dan (5) evaluasi penerapan EBN.
Langkah dalam EBP (Evidence-Based Practice) terdiri dari tujuh tahap
yaitu :
(1) Menumbuhkan semangat menyelidiki
 Mendorong praktisi kebidanan dan promosi kesehatan untuk
memiliki semangat penyelidikan dengan memberikan pemahaman
tentang pentingnya terus-menerus mencari dan mengintegrasikan
pengetahuan baru dalam praktik sehari-hari.
 Memotivasi untuk menjalani pendekatan berpikir kritis dan kreatif
dalam menyelesaikan permasalahan klinis, serta terus
mengembangkan keterampilan dalam mencari, mengevaluasi, dan
menerapkan bukti ilmiah.
(2) Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format
 Mendorong praktisi untuk merumuskan pertanyaan klinik dengan
jelas dan terstruktur menggunakan format PICO/PICOT, yang
mencakup elemen Population, Intervention, Comparison, Outcome,
dan Time (jika relevan).
 Memastikan bahwa pertanyaan klinik yang diajukan memiliki
kerangka kerja yang sistematis untuk membimbing pencarian bukti
ilmiah.
(3) Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang paling
relevan dengan PICO/PICOT
 Mengajarkan teknik pencarian yang efektif dan efisien untuk
menemukan bukti ilmiah yang relevan dengan pertanyaan klinik
menggunakan basis data terpercaya dan sumber informasi medis yang
terkini.
 Menekankan pentingnya selektivitas dalam mengumpulkan bukti
yang paling relevan dengan karakteristik PICO/PICOT yang
ditetapkan.
(4) Melakukan penilaian critis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)
 Memberikan keterampilan dalam mengevaluasi kualitas metodologi
penelitian, keabsahan hasil, dan relevansi bukti ilmiah dengan
mempertimbangkan kelemahan dan kekuatan studi.
 Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi bias,
ketidakpastian, dan potensi dampak klinis dari penelitian yang
dievaluasi.
(5) Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelitian) terbaik dengan salah
satu ahli di klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi
pasien dalam membuat keputusan atau perubahan.
 Mendorong kolaborasi antara praktisi dan ahli klinik dalam
membahas dan menginterpretasi hasil bukti ilmiah.
 Memahamkan pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai pasien,
preferensi, dan keinginan dalam pengambilan keputusan klinis.
(6) Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan
berdasarkan bukti-bukti.
 Mengajarkan metode evaluasi hasil praktik yang dilakukan setelah
implementasi perubahan berdasarkan bukti ilmiah.
 Memastikan bahwa hasil yang dicapai sesuai dengan ekspektasi dan
memberikan dampak positif pada kesehatan pasien.
(7) Menyebarluaskan hasil dari EBP.
 Mendorong praktisi untuk berbagi hasil, pengalaman, dan
pengetahuan yang diperoleh melalui EBP dengan komunitas
profesional, baik melalui publikasi ilmiah, presentasi, atau forum
kolaboratif lainnya.
 Menekankan pentingnya berkontribusi pada peningkatan praktik
klinik secara lebih luas melalui penyebarluasan informasi yang
didukung oleh bukti ilmiah.
D. PICO
P adalah pasien, populasi atau masalah baik itu umur, gender, ras atapun
penyakit
I adalah intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun
pendidikan dan administratif
C atau comparison merupakan intervensi pembanding bisa dalam bentuk
terapi, faktor resiko, placebo ataupun nonintervensi
O atau outcome adalah hasil yang ingin dicari dapat berupa kualitas
hidup, patient safety, menurunkan biaya ataupun meningkatkan
kepuasan pasien

E. Manfaat Evidence Based Midwifery dalam Praktik Kebidanan


Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab tes-tes rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu
kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya
haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
Asuhan yang dilakukan dituntut tanggap terhadap fakta yang terjadi,
menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien dengan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan pasien dengan mengikuti prosedur yang sesuai
dengan evidence based asuhan kebidanan, yang tentu saja berdasar kepada
hal-hal yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu: standar asuhan kebidanan,
standar pelayanan kebidanan, kewenangan bidan komunitas, fungsi utama
bidan bagi masyarakat. Fungsi utama profesi kebidanan, ruang lingkup
asuhan yang diberikan.
Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan
evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka
kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang di alami selama persalinan bagi ibu
dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan
masyarakat.

F. Kategori Evidence Based Menurut World Health Organization (WHO)


Evidence-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam
waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi
terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya.
Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi
kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.
Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
Evidence based report adalah merupakan bentuk penulisan laporan
kasus yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian
dapat diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.

G. Kelebihan dan Keterbatasan EBP (Evidence-Based Practice)


a. Kelebihan
 Memberikan pelayanan yang terbaik
 Menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpercaya
b. Keterbatasan
 Membatasi autonomi professional
BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai