Anda di halaman 1dari 7

Nama : Leni Hayati

Nim : 616080620017

1. PENGERTIAN EVIDANCE BASED MIDWIFERY


Dengan kata lain Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan
EBM adalah penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh,
eksplisit dan bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan pasien
perseorangan (Sackett et al,1997). Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat
penting peranannya pada dunia kebidanan karena dengan adanya EBM maka dapat
mencegah tindakan–tindakan yang tidak diperlukan/tidak bermanfaat bahkan
merugikan bagi pasien,terutama pada proses persalinan yang diharapkan berjalan
dengan lancar danaman sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.

2. PENGERTIAN, PERBEDAAN DAN CONTOH EVIDANCE BASED MEDACINE DAN


PRACTICE DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

a) EVIDANCE BASED MEDACINE

 PENGERTIAN EVIDANCE BASED MEDACINE


Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara
sistematik untuk melakukan evaluasi, menemukan, menelaah/ me-review, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Menurut Sackett et al. (2000), Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek,
EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti
ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.
Dengan demikian, maka salah satu syarat utama untuk memfasilpengambilan
keputusan klinik yang evidence-based adalah dengan menyediakan bukti-bukti
ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi, serta diutamakan yang
berupa hasil meta-analisis, review sistematik, dan randomized double blind
controlled clinical trial (RCT).

 PERBEDAAN EVIDANCE BASED MEDACINE


proses yang panjang dan berkelanjutan, melakukan pembelajaran/analisis
berdasarkan masalah yang timbul dari pasien dan karenanya bisa menemukan
informasi yang penting dalam aspek diagnosis, terapi, prognosis atau aspek
lainnya dari pelayanan kesehatan, antara lain pedoman pengobatan dan
sebagainya.

 CONTOH EVIDANCE BASED MEDACINE


An. T usia 2 thn mengalami nyeri tenggorokan dan demam, kemungkinan akibat
infeksi . Dokter di pukesmas mengatakan bahwa anak tersebut harus di berikan
obat entibiotik golongan penisilin supaya cepat sembuh
b) PRACTICE DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

 PENGERTIAN PRACTICE DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


Evidence Based Practice (EBP) merupakan prosedur yang dapat
menunjang supaya bisa mendapatkan fakta terbaru sehingga menjadikan
bukti guna melakukan ketentuan klinis efektif dan efisien serta
memberikan pasien perawatan yang paling baik. Selain itu, Evidence
Based Practice merupakan strategi untuk memperoleh ilmu serta
ketrampilan guna menambah aksi positif tenaga kesehatan hingga dapat
menerapkan Evidence Based Practice di dalam praktik kesehatan.
Dari kedua penjelasan tentang pengertian Evidence Based Practice
diatas dimengerti sebagai salah satu cara guna memperoleh pengetahuan
yang paling baru dan bersumber pada data jelas dan sangat terkait guna
mengambil Kesimpulan paling efektif serta menambah kemampuan
tenaga kesehatan di praktikum guna meninggikan derajat kesehatan pasien.
Karena itu membuat keputusan serta menggabungkan Evidence Based
Practice ke dalam kurikulum pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting

 PERBEDAAN PRACTICE DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


sebuah bukti dari sekumpulan fakta dimana kebenarannya dapat
diyakini.Bukti yang akan diperoleh dari riset ketat serta didapatkan dari prosedur
maupun desain suatu riset yang bersifat keilmuan. Persoalan yang utama guna
menerapkan data dari luar diperoleh pada sebuah riset yaitu Apa penemuan dalam
penelitian atau produk yang sudah diperoleh bisa di implementasikan ke dalam
masyarakat atau dunia praktik kesehatan dan apakah seorang tenaga kesehatan
akan dapat memperoleh hasil sama dengan hasil yang diperoleh dalam riset
tersebut. Namun, bukti internal lain dengan bukti eksternal, bukti internal yaitu
hasil perbaikan kualitas. pondasi utama terbentuknya bidan professional yang
memerlukan strategi untuk dapat meningkatkan keahlian, ketrampilan dan
pengetahuan serta pemahaman yang bertahap terhadap kasus nyata yang terjadi di
lapangan atau masyarakat.

 CONTOH PRACTICE DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


ibu post SC akan bertanya tentang teknik pernapasan relaksasi itu apa lebih baik
guna mengurangi kecemasan dibandingkan 4 aromaterapi? Kemudian apa metode
relaksasi kian efektif apabila disbanding metode distraksi guna mengatasi
kesakitan ibu pada waktu inpartu

3. SATU PAPER JURNAL TERKAIT SENI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN ( 5 TAHUN


TERAKHIR) LALU RESUME SECARA SINGKAT PADAT DAN JELAS.
Dari jurnal yang saya dpatkan Pemulihan luka perineum yang lama
pada ibu yang melahirkan secara normal (vaginal delivery) dapat
menyebabkan terjadinya infeksi. Salah satu faktor yang diduga berhubungan
dengan pemulihan luka adalah faktor gizi. Tujuan: Menganalisis hubungan
pemenuhan gizi ibu nifas dengan pemulihan luka perineum. Dengan
menggunkan Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional
study. Penelitian dilakukan di BPS Murtini,Amd.Keb, Surabaya dengan
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 orang dan diambil secara
accidental sampling. Variabel bebas dalam penelitian iniadalah pemenuhan
gizi sedangakan variabel terikatnya berupa penyembuhan luke perineum.
Analisis data menggunakan uji Chi-Square
kebutuhan gizi pada masa nifas sebaiknya mengandung tinggi kalori.
Kecukupan gizi selama 6 bulan pertama masa laktasi 330 kkal lebih tinggi
daripada saat tidak hamil. Sebanyak 33.3% responden mempunyai kebutuhan
gizi yang tidak terpenuhi. Tidak terpenuhinya kebutuhan gizi responden dapat
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah masih adanya budaya
pantang makan untuk ibu yang baru melahirkan. Ibu yang baru melahirkan
dalam penelitian ini tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi telur, daging
ayam, ikan, dan makanan yang berasal dari laut.
Dari jurnal yang saya dapatkan beberapa survei menunjukkan bahwa
budaya pantang makan masih banyak dijumpai di masyarakat. Beberapa survei
menunjukkan bahwa budaya pantang makan masih banyak dijumpai di
masyarakat.
Penelitian di daerah Grobogan menunjukkan bahwa ibu yang baru
melahirkan tidak diperbolehkan mengonsumsi telur, daging, dan ikan dengan
asumsi dapat memperlama penyembuhan luka pada jalan lahirnya. Budaya
pantang makan juga ditemui di daerah Blitar. Ibu yag baru melahirkan tidak
diperbolehkan mengonsumsi ketan, telur,daging ayam, ikan, tempe, kacang
tanah, pisang, papaya, nanas, jeruk, nangka, dan santan Pantangan makan pada
masa nifas dapat menurunkan asupan gizi ibu yang akan berpengaruh
terhadap kesehatan ibu dan produksi air susu7. pantangan makan sumber-
sumber protein akan menyebabkan defisitnya tingkat kecukupan protein dan
zat besi sehingga menyebabkan terjadinya anemia. Terpenuhinya kebutuhan
gizi selama masa nifas, khususnya protein berhubungan dengan lamanya
penyembuhan luka perineum. Beberapa zat gizi, baik zat gizi makro maupun
mikro berperan penting dalam pemulihan luka.vitamin C dan vitamin A juga
berperan dalam sintesis kolagen. Defisiensi vitamin C akan menyebabkan
kerentanan terjadinya infeksi. Zat gizi mikro, seperti zink, zat besi, dan
magnesium juga berperan dalam pemulihan luka. Defisiensi zink akan
menyebabkan penurunan proliferasi fibroblast dan sintesis kolagen.
https://www.wiyata.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/view/30
4. BUATLAH CONTOH KASUS UNTUK L&D CARE DAN PARTNERSHIP DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN

Ibu Nia mengalami gangguan pada saat menyusui anaknya karena


terjai peradangan pada payudaranya sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan sang buah hati ketika menyusui. ASI yang dikeluarkan oleh
Ibu Nia terasa asin dan membuat nafsu nyusu sang anak menurun. Ibu Nia
menjadi tidak tenang karena hal ini, sehingga Ibu Nia datang ke tempat praktik
bidan Ani untuk melakukan konsultasi dan perobatan.
Asuhan tugas mandiri yang dilakukan: Menganjurkan pada Ibu Nia
untuk tetap melanjutkan menyusui dan memberikan kompres dengan air panas
pada daerah payudara yang terasa sakit dan terjadi peradangan, lalu
menyarankan agar Ibu Nia melakukan tirah baring atau istirahat bersama
anaknya sebanyak mungkin

5. CARI SATU PAPER JURNAL TERBARU TERKAIT INOVASI DALAM PENERAPAN


SOCIAL MODEL & MEDICAL MODEL (10 TAHUN TERAKHIR), LALU DI RESUME
SECARA SINGKAT DAN JELAS.

Jurnal yang saya dapat mengenai presepsi bidan terhadap konsep asuhan persalinan
kala III di RS Tadjudding Chalid Makasar

PERSEPSI BIDAN TERHADAP KONSEP ASUHAN PERSALINAN KALA III DI


RS DR TADJUDDIN CHALID MAKASAR

dari jurnal yang saya dapatkan dapat di simpulkan manajemen aktif


kala III merupakan intervensi yang dianggap mampu mengurangi risiko
perdarahan post partum. Hasil studi pendahuluan di ruang bersalin RS Dr.
Tadjuddin Chalid Makassar ditemukan bahwa manajemen aktif merupakan
asuhan dalam persalinan kala III, selain itu kateterisasi dan eksplorasi uterus
juga rutin dilakukan pada semua persalinan normal sebagai bagian dari asuhan
kala III.

Adapun Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh persepsi bidan
terhadap sikap dan perilaku dalam pertolongan persalinan kala III.

Dengan metode:
Penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dilakukan di RS
Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Subjek purposive dari 5 bidan yang mewakili
karakter berbeda-beda berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengumpulan data
menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Data dianalisis
dengan menggunakan metode analisis tematik.
Hasil:
1) Bidan meyakini kala III merupakan fase persalinan yang paling berisiko
bagi semua ibu bersalin, 2) Upaya bidan meminimalisir risiko perdarahan post
partum dengan menerapkan manajemen aktif kala III, 3) Persepsi bidan
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memberikan asuhan yakni
dengan menggunakan pendekatan manajemen risiko.
Kesimpulan:
Persepsi bidan memiliki peran penting terhadap sikap dan perilaku dalam
memberikan asuhan persalinan. Persepsi tersebut berpengaruh dalam
penerapan medical model dalam pertolongan persalinan kala III. Bidan harus
memahami filosofi asuhan kebidanan untuk menghindari intervensi medis
yang tidak perlu pada semua persalinan normal.

https://www.e-journal.unair.ac.id/IMHSJ/article/view/28884

6. JELASKAN SECARA DETAIL DAN BERIKAN CONTOH KASUS PENERAPAN


FILSAFAH DALAM PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN.
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan

Contoh kasus:
Nn.S umur 18 tahun datang ke Puskesmas Lingsar tanggal 9 mei 2014,
diantarkan oleh seorang Laki-laki muda yang dikatakannya sebagai kakaknya,
Sejak awal datang Nn. S sudah tampak cemas dan ragu-ragu untuk di lakukan
pemeriksaan,
Saat Nn. S masuk ke ruang Konseling bidan T menyambut dengan sopan dan
ramah. Nn.S segera dipersilahkan untuk duduk didampingi bersama dengan
kakak laki-lakinya tersebut . Bidan pun mulai melakukan anamnesa.
Dari hasil anamnesa diketahui bahwa Nn.S belum menikah, umur 18
Th, Pendidikan SMA, mengeluh telat haid selama 1 bulan dan Menstruasinya
tidak teratur Nn. S meminta diberikan obat pelancar menstruas, Nn.S
mengatakan tidak pernah mengidap penyakit kronis apapun. setelah
melakukan anamnesa bidan kemudian melakukan pemeriksaan selanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil bahwa tanda-
tanda vital normal. Bidan kemudian melanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa TFU sepusat (24 minggu).
Bidan kemudian menjelaskan pada Nn. S hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa bidan telah menemukan tanda mungkin kehamilan tapi untuk
lebih pastinya harus dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan
PP-test. Dari hasil PP test ditemukan bahwa Nn. S positif (+) hamil. Nn. S
tampak syok dan meminta kepada bidan untuk menggugurkan kandungannya,
bidan melakukan pendekatan kepada Nn. S dari hati ke hati untuk
menceritakan kejadian yang sebenarnya, informasi yang didapatkan dari Nn.
S, bahwa laki-laki yang mendampinginya saat ini adalah kekasihnya mereka
sering melakukan hubungan sexsual, dia mengaku terakhir kali berhubungan 2
bulan yang lalu, Bidan melakukan konseling mengenai bahaya aborsi,
keesokan harinya Nn. S datang lagi didampingi ibunya, sang ibu masih tidak
bisa menerima keadaan putrinya dan ingin berkonsultasi dengan bidan, bidan
melakukan konseling kepada keluarga dan kedua pasangan muda mudi
tersebut. Bidan menyerahkan keputusan akhir pada Nn.S Sang Kekasih dan
keluarga.

 Dari kasus tersebut bidan sudah mampu memandang bahwa kehamilan dan
persalinan adalah peristiwa normal dan alami yang terjadi pada wanita dewasa
sesuai dengan falsafah kebidanan Normal and Natural Childbirth. Hal ini terlihat
dari sikap bidan T mencerminkan kepedulian terhadap kasus pada Nn.S dan
memberikan pengarahan bahwa kehamilan perlu di jaga dan lindungi.
 Bidan sudah mampu memahami bahwa wanita itu unik dan patut dihormati hal ini
sesuai dengan falasafah kebidanan Women centre care yang tercermin dari sikap
bidan yang tetap memberikan semangat,dukungan dan pemahaman kepada ibu
bahwa semuanya telah terjadi dan cobalah untuk menerima kehamilannya sehinga
kehamilan harus di pertahankan demi keselamatan ibu dan janin, dengan
menggugurkan kandungan ibu tidak bisa menyelesaikan masalah selain itu resiko
yang ibu hadapi jika menggugurkan kandungan sangat besar bahkan dapat
menyebabkan kematian.

 Pandangan bidan mengenai Empowering Women sudah sesuai dimana bidan tidak
ikut campur dalam ranah masalah pribadi Nn.S hanya saja memberikan masukan
yang dibutuhkan oleh Nn.S karena bidan yakin bahwa Nn.S akan mampu untuk
mengatasi masalah yang dialaminya.

 Pada kasus ini pandangan bidan sesuai dengan falsafah kebidanan mengenai
Continuity of care sebab bidan mampu/berusaha untuk memberikan pelayanan
yang berkesinambungan dan sesuai standar kebidanan sehingga Nn. S mau
menerima kehamilannya saat ini dan akan menjaga kesehatan dirinya serta
janinnya, dengan melangsungkan pernikahannya anak yang dilahirkan ini dapat
kejelasan status sehingga tidak dikucilkan oleh masyarakat, dan ibu bias
berinteraksi seperti biasa dengan masyarakat di sekitarnya dan setelah melahirkan
ibu bias melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda

 Sikap bidan yang mengembalikan segala keputusan yang telah dipilih oleh Nn. S
adalah tanggung jawab dari Nn. S sendiri beserta keluarganya. Pandangan bidan
ini sudah sesuai dengan falsafah kebidanan Woman and Family Partnership,
bidan memberikan nasehat kepada keluarga untuk menerima keadaan ibu saat ini
dan meminta untuk selalu mendukungnya, keluarga Nn. S dapat menerima
keadaan anaknya saat ini mendukung pernikahan yang dilakukan demi kebaikan
bersama serta membantu untuk mengurus dan merawat ibu selama kehamilan
sampai bayi lahir.

Anda mungkin juga menyukai