Disusun Oleh :
J.0105.20.043
CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas dengan judul makalah “ Tehnik Distraksi
Dalam penyusunan makalah ini berbagai hambatan yang dihadapi oleh penulis ini dari
tahap persiapan sampai penyelesaian tulisan. Namun berkat karuni Allah SWT dan tentunya
doa dari orang tua dan teman-teman semua yang selalu memberi bimbingan dan motivasinya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
A. Konsep Teori Distraksi........................................................................................................7
1. Definisi Distraksi.......................................................................................................................7
2. Prosedur Tehnik Distraksi.........................................................................................................7
3. Tujuan Teknik Distraksi............................................................................................................9
4. Manfaat Distraksi Pernafasan..................................................................................................10
B. Konsep Teori Nyeri............................................................................................................11
1. Definisi Nyeri..........................................................................................................................11
2. Fisiologi Nyeri.........................................................................................................................11
3. Sifat Nyeri...............................................................................................................................13
4. Respon Nyeri...........................................................................................................................14
5. Skala Pengukuran Nyeri..........................................................................................................15
6. Prosedur Penatalaksanaan Tehnik Distraksi pernafasan...........................................................18
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri adalah keluhan yang sering kita jumpai dalam praktik sehari-hari.
Sensasi nyeri dapat dirasakan berasal dari seluruh bagian tubuh kita karena pada
umumnya seluruh jaringan tubuh mendapat persarafan. Nyeri dapat timbul karena
berbagai sebab, antara lain kimiawi, mekanik, listrik, ternal dan psikologis.
atu rusaknya ujung syaraf (Priharjo, 1996). Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu
keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman, terlindun dari ancaman psikologis
bebas dari rasa sakit terutama nyeri (Purwanto dalam karendehi,2015). Nyeri adalah
suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan terkait
kerusakan jaringan yang actual maupun potensial, (Meliala & suryamiharja, 2007).
Menurut Potter & Perry (2006), nyeri merupakan pengalaman pribadi yang
diperlihatkan dengan cara berbeda pada setiap individu. Setiap individu memiliki
pengalaman nyeri dengan skala tertentu. Menurut Smeltzer & Bare (2002) Secara
umum nyeri dikategorikan menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga kurang dari 6 bulan
biasanya dengan awitan tiba-tiba da umumnya berkaitan dengan cidera fisik dimana
nyeri akut mengidinkasikan adanya cedera fisik dimana nyeri akut mengidikasikan
adanya kerusakan atau cedera telah terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, biasanya
menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan, salah satunya adalah nyeri akibat
pembedahan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu dimana nyeri ini berlangsung diluar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab
mengalihkan fokus dan perhatian pada nyeri ke stimulus yang lain. Distraksi
digunakan untuk memusatkan perhatian seseorang agar menjauhi rasa nyeri ataupun
rasa sakit dan tehnik distraksi ini dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri.
Beberapa tehnik distraksi yang dikenal adalah distraksi visual seperti melihat gambar
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap
untuk jangka waktu singkat untuk mengatasi nyeri intensif yang hanya berlangsung
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Distraksi
stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang
stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri
modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena
itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif
dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007).
a. Distraksi visual
b. Distraksi pendengaran
gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan
musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik
(Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya
antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka
Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-
motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan
musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya
c. Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau
mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).
gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola
pernafasan ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan
ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh
area nyeri.
d. Distraksi intelektual
e. Imajinasi terbimbing
untuk pengalihan atau menjauhi perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi,
misalnya rasa sakit (nyeri). Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu
agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa
menjauhi rasa nyeri. Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam
mengurangi nyeri. Teknik distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti
Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun dapat menjadi teknik distraksi yang
baik pada anak yang sedang dalam distres. Orangtua harus diajarkan teknik
distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak mereka agar nyaman selama
mungkin. Melatih orangtua akan memberi mereka jalan untuk berpartisipasi dalam
nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi kecemasan dan ansietas
orangtua
4. Manfaat Distraksi Pernafasan
melalui mekanisme yaitu dengan tehnik nafas ritmik otot-otot skelet yang
terjadi fase dilataasi pembuluh darah dan akan meningkatakan aliran darah
kedaerah yang mengalami spasme dan iskemik, tehnik nafas ritmik dipercaya
mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opioid endiogen yaitu endorphin dan
enkefalit. Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh tehnik nafas
hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat sterss
tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. Dengan distraksi nafas
mengontrol atau meredakan nyeri dengan cara fikiran rileks dan berfokus pada
objek atau suatu gambar yang dijadikan sebagai media untuk pusat konsentrasi.
Dan selain itu juga tehnik distraksi nafas ritmik mampu membuat irama nafas
seseorang lebih teratur dan berirama yang dihasilkan dari pola pernafasan dengan
hitungan satu sampai empat membuat nafas teratur dan menghasilkan respon
rileks pada pasien dan membuat pasien mengalihkan rasa nyeri dengan irama
pernafasan sehingga nyeri dapat terkontrol secara tidak langsung dapat berkurang
1. Definisi Nyeri
The International Associaton For The Study Of Pain (1979) dalam tuti
Mahon (1994) dalam Perry dan Potter nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih
dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat
subyektif dan sangat bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus
yang bersifat fisik dan atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada
2. Fisiologi Nyeri
Nyeri terjadi bila ada kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial.
Kerusakan jaringan (yang bisa disebabkan oleh termal, mekanik, dsb seperti
memberikan sinyal kepada reseptor nyeri (yang berupa akhiran syaraf bebas yang
melalui penghantar impuls nyeri (saraf afferen) ke otak untuk diolah dan
a. Transduksi
menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli
ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi
b. Transmisi
Transmisi dari impuls berlanjut saat masuk kedalam kornu dorsalis dari
medulla spinalis melalui serat-serat delta A yang besar dan bermielin tipis,
serta serat-serat tipe C tanpa myelin. Dari sini impuls dibawa melalui jalur
diterima sebagai nyeri. Baik transduksi maupun transmisi terjadi pada jalur
aferen.
c. Modulasi
lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri
3. Sifat Nyeri
Contoh : sakit kepala, nyeri dada dan nyeri abdomen atau tungkai.
atau abnormal dalam susunan saraf perier atau pusat, tanpa cedera
dan konversi.
Menurut Suddarth dan Brunner (2002), dua kategori dasar dari nyeri yang
cedera fisik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah
terjadi, hal ini menarik perhatian bahwa nyeri benar terjadi dan mengajarkan
b. Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu episode waktu (lebih dari 6 bulan). Nyeri berlangsung diluar waktu
penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan
yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati, biasanya nyeri ini
penyebabnya.
4. Respon Nyeri
1. Tidak nyeri
2. Nyeri ringan
gelisah.
3. Nyeri sedang
Muka pucat, frustasi, menggeliat kuat, difusi biji mata, penyempitan biji
merintih, menangis.
kembangkan oleh Beyer dan skala wajah yang dikembangkan oleh Wong &
Baker. Pada skala oucher terdiri dari skala dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah
kiri untuk anak-anak yang lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada
sisi kanan untuk anak yang lebih kecil. Foto wajah seorang anak dengan
Anak bisa diminta untuk mendiskripsikan nyeri yang dirasakan dengan memilih
gambar yang ada. Skala wajah terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang
menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri),
kemudian secara bertahap meningkat sampai wajah yang sangat ketakutan (nyeri
yang sangat)
Menurut De idhoe (2007) Penatalaksanaan nyeri ada dua yaitu :
a. Intervensi Farmakologis
1. Analgesik
dengan jalan mendepresi sistem saraf pusat pada Thalamus dan Korteks
nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini
c. analgesik kombinasi
1) Distraksi
a. Mendengar musik
memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik,
dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
b. Menonton video
atau acara yang disukai oleh klien akan menjadi tehnik distraksi yang
c. Pernafasan terkontrol
b. Intsruksikan pasien untuk tarik nafas sehingga rongga paru berisi udara
e. Minta pasien untuk memusatkan perhatian nya pada gambar yang memberi
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengalihkan fokus dan perhatian pada nyeri ke stimulus yang lain. Distraksi
digunakan untuk memusatkan perhatian seseorang agar menjauhi rasa nyeri ataupun
rasa sakit dan tehnik distraksi ini dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri. Tehnik
perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang
toleransi terhadap nyeri. Distraksi memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu
singkat untuk mengatasi nyeri intensif yang hanya berlangsung beberapa menit.
B. Saran
pernafasan ritmik, memahami defisini nyeri, distraksi pernafasan ritmik dan prosedur
Nur Faridah, Virgianti. (2015). Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis Dengan
25,2009)
Vivi Rahmatun, Wijinarko Heru. (2020). Penerapan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik Untuk
Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Apendiktomi, Vol.4 No.1 Januari 2020