Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan merupakan satu di antara kompetensi asisten perawat yang
penting untuk dikuasai. Buku ini memuat materi yang kedalamannya telah disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap,pengerahuan dan keterampilan
secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup
kompetensi dasar jelompok sikap, kompetensi dasar pengetahuan, kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua
Modul ini menjabarkan minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan mencari sumber belajar lain
yang tersedia dan terbentang luas disekitarnya. Peran guru sangat penting dalam meningkatkan dan menyesuaikan
daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk
kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam
Penulis,
SAMPUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................
BAB I Pendahuluan...................................................................................................................
Deskripsi Singkat............................................................................................................
Analisis Masalah ………………………………………………………………
Indikator Pencapaian Belajar………………………………………..
Tujuan Pembelajaran……………………………………………………
Petunjuk Penggunaan Modul ……………………………………..
Peta Konsep Modul …………………………………………………….
BAB II URAIAN MATERI............................................................................................................
Definisi Nyeri...................................................................................................................
Klasifikasi nyeri.....................................................................................................
Manajemen Nyeri..................................................................................................
Pengkajian Nyeri...................................................................................................
Skala Nyeri............................................................................................................
Fase Pengalaman Nyeri..........................................................................................
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri................................................................
Macam-macam Penanganan Nyeri.........................................................................
Penanganan Nyeri................................................................................................
BAB I Penutup..........................................................................................................................
Definisi Nyeri...................................................................................................................
Klasifikasi nyeri.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
B. Analisis Masalah
E. Tujuan Pembelajaran
URAIAN MATERI
A. Definisi Nyeri
Menurut IASP (International Association for the Study of Pain), Nyeri merupakan pengalaman sensoris & emosional
yang tidak nyaman, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau nekrosis yang aktual atau potensial atau yang
dideskripsikan oleh penderita semacam kerusakan tersebut (Raja, 2020).
Nyeri merupakan sensasi sensori dari pengalaman subjektif setiap individu dan berbeda persepsi antara satu orang
dengan orang yang laian, yang menyebabkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan berkaitan dengan adanya atau
kerusakan potensial (Loue & Sajatovic, 2008).
Nyeri dapat di definisikan sebagai sesuatu yang sujar dipahami dan fenomena yang kompleks meskipun universal ,
tetapi merupakan masih misteri. Nyeri adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh manusia yang menunjukkan adanya
pengalaman masalah. Nyeri merupakan keyakinan individu dan bagaimana respon individu terhadap sakit yang dialaminya
( Taylor, 2011).
Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi
kerusakan jaringan. Karena nilainya bagi kelangsungan hidup, nosiseptor (reseptor nyeri) tidak beradaptasi terhadap stimulasi
yang berulang atau berkepanjangan. Simpanan pengalaman yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita
menghindari kejadian – kejadian yang berpotensi membahayakan di masa mendatang (Sherwood, 2015).
B. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Nyeri somatik luar Perasaan tidak nyaman dengan rangsangan dari kulit, jaringan subkutan dan membran mukosa.
Keluhan yang timbul berupa seperti sensasi terbakar, tajam, dan dapat dilokalisasi.
2) Nyeri somatik dalam. Digambarkan sebagai nyeri tumpul (dullness) akibat stimulus pada otot, jaringan ikat, sendi, tulang
sehingga tidak dapat dilokalisasi dengan baik.
3) Nyeri viseral. Respon yang timbul akibat adanya rangsangan pada organ somatik yang menutupinya seperti pleura,
parietalis, pericardium, dan peritoneum.
1) Nyeri nosiseptif. Nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan somatic ataupun visceral. Stimulasi nosiseptor akanV
mengakibatkan tersekresinya mediator inflamasi dari jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan simpatik.
2) Nyeri neurogenik. Nyeri akibat adanya disfungsi primer pada sistem saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar saraf
perifer. Umumnya penderita akan merasakan seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas dan tidak mengenakkan pada
fungsi perabaan.
3) Nyeri psikogenik. Nyeri yang berkaitan dengan adanya gangguan pada kejiwaan seseorang yang direpresentasikan
dengan kasus depresi maupun kecemasan
1) Nyerii akut. Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan dengan kerusakan jaringan dengan durasi mendadak dengan
intensitas nyeri ringan hingga berat dan telah dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016).
2) Nyeri kronik. Pengalaman nyeri berkaitan dengan kerusakan aktual maupun fungsional, yang terjadi secara lambat
dengan intensitas ringan hingga berat dan konstan yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI, 2016).
Klasifikasi nyeri berdasarkan derajatnya :
1) Nyeri ringan dirasakan secara hilang timbul dan pada umumnya terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari.
2) Nyeri sedang timbul secara terus menerus dan menyebabkan terganggunya aktivitas dan dapat hilang saat penderita
beristirahat.
3) Nyeri berat dapat terjadi secara menerus sepanjang hari dan menyebabkan penderita tidak mampu beristirahat
.
Dalam mengatasi rasa nyeri terdapat beberapa cara yang dilakukan diantaranya
Dalam obat analgesic seperti aspirin digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer sehingga
menghambat rangsangan prostaglandin.
Ketidak percayaaan Pengurangan rasa nyeri dapat dilakukan oleh pengakuan rasa nyeri yang diderita pasien
Dalam bentuk
Pernyataan verbal
Mendengarkan dengan penuh perhatian
Kebosanan Pengurangan rasa nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik berikut
Teknik yang digunakan :
Bernapas pelan dan berirama
Memijat secara perlahan
Menyanyi berirama
Mendengarkan musik
Membayangkan hal-hal yang menyenangkan
Kesalah pahaman Hal tersebut dilakukan dengan memberitahukan pasien bahwa nyeri yang dirasakan bersifat
individual, dan hanya pasien saja yang mengetahui secara pasti tentang rasa nyeri
Kelelahan Untuk mengatasi nyeri karena kelelahan dapat dilakukan dengan cara
istirahat yang cukup
Pengkajian Nyeri
Berikut Pengkajian Nyeri, dintaranya :
1) Lokasi
Berdasarkan Lokasi nyeri, nyeri dapat terbagi menjadi 4 jenis yaitu :
No Jenis Nyeri Keterangan
1 Nyeri Radiasi Penyebaran Nyeri sepanjang area asal
tidak dapat di lokalisir
Nyeri serasa menyebar kebagian tubuh
bawah atau keseluruh tubuh
Nyeri bersifat intermitten
Nyeri meluas dari tempat awal cidera
kebagian tubuh yang lain
2 Nyeri superficial Nyeri akibat stimulasi kult
atau Kutaneus Nyeri berlangsung sebentar dan
terlokalisasi
Nyeri terasa seperti sensasi yang tajam
Contoh penyebab : jarum suntik, luka
potongan kecil
3 Nyeri Viseral Nyeri akibat organ internal
dalam Nyeri bersifat difus
Durasi bervariasi
Nyeri bersifat tajam
Contoh : nyeri disebabkan pukulan
4 Nyeri Alih Nyeri dipersepsikan pada area yang jauh
dari area rangsang nyeri
Tumpul atau unik
Terjadi pada nyeri visceral
Nyeri terjadi pada bagian tubuh yang
terpisah dari sumber nyeri dan dapat
terasa dengan berbagai karakteristik
1. Skala Nyeri
Alat ukur skala nyeri dikategorikan sebagai skala dimensi tunggal dan multidimensi. Hal ini membutuhkan self report dari
pasien terkait nyeri yang dirasakan (Correl, 2011)
Intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan numerical rating scale (NRS), verbal rating scale (VRS), visual analog
scale (VAS) dan faces rating scale.
1) VAS (Visual Analogue Scale) telah digunakan sangat luas dalam beberapa dasawarsa belakangan ini dalam penelitian
terkait dengan nyeri dengan hasil yang handal, valid dan konsisten.VAS adalah suatu instrumen yang digunakan untuk
menilai intensitas nyeri dengan menggunakan sebuah tabel garis 10 cm dengan pembacaan skala 0–100 mm dengan
rentangan makna:
Cara penilaiannya adalah penderita menandai sendiri dengan pensil pada nilai skala yang sesuai dengan intensitas nyeri
yang dirasakannya setelah diberi penjelasan dari peneliti tentang makna dari setiap skala tersebut. Penentuan skor VAS
dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung garis yang menunjukkan tidak nyeri hingga ke titik yang ditunjukkan
pasien.
Penderita sadar atau tidak mengalami gangguan mental/kognitif sehingga dapat berkomunikasi dengan
fisioterapis.
Penderita dapat melihat dengan jelas, sehingga penderita dapat menunjuk titik pada skala VAS berkaitan
dengan kualitas nyeri yang dirasakannya.
Penderita kooperatif, sehingga pengukuran nyeri dapat terlaksana. Catatan: anak kecil, meskipun sadar,
namun tidak kooperatif untuk berkomunikasi.
Agar pengukuran dapat berjalan sebagai mestinya, sebelum dilakukan pengukuran pasien diberi
penjelasan mengenai pengukuran yang akan dilakukan beserta prosedurnya.
Kemudian pasien diminta untuk memberi tanda pada garis sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan
pasien.
2) Verbal Rating Scale (VRS) Alat ukur nyeri yang menggunakan angka 0 sampai dengan 10. Skala Verbal Rating
Scale ini efektif digunakan untuk pasien pasca bedah, karena skala verbal ini mengunakan kata-kata dan bukan
garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak nyeri, sedang, dan
parah. Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.
3) Numerical Rating Scale (NRS) Alat ukur nyeri yang sederhana dan mudah dimengerti. Efektif untuk menilai nyeri
akut. Kekurangan pada Numerical Rating Scale ini 15 adalah keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan rasa
nyeri. Skala mulai dari 0 sampai dengan 10.
Keterangan:
Skala 0 : Tidak nyeri
Skala 1-3 : Nyeri ringan
Skala 4-6 : Nyeri sedang
Skala 7-10 : Nyeri berat
4) Wong-Baker Faces Rating Scale Skala wajah Wong-Baker biasanya digunakan untuk nyeri pada pasien dewasa
dan anak-anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan nyerinya dengan angka. Skala ini menggunakan 6
kartun wajah yang menggambarkan wajah tersenyum, wajah sedih, sampai menangis.
Jawaban :
1. Nyeri dapat di definisikan sebagai sesuatu yang sujar dipahami dan fenomena yang kompleks meskipun
universal , tetapi merupakan masih misteri. Nyeri adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh manusia yang
menunjukkan adanya pengalaman masalah. Nyeri merupakan keyakinan individu dan bagaimana respon
individu terhadap sakit yang dialaminya ( Taylor, 2011)
2. Nyeri neurogenik Nyeri akibat adanya disfungsi primer pada sistem saraf perifer seperti lesi pada daerah
sekitar saraf perifer. Umumnya penderita akan merasakan seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas dan tidak
mengenakkan pada fungsi perabaan.
3. Nyeri ini dengan Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan dengan kerusakan jaringan dengan durasi
mendadak dengan intensitas nyeri ringan hingga berat dan telah dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016)
4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri : Usia
5. Nyeri yang dimaksud adalah Nyeri Berat, Skala Nyeri 7-9 : Nyeri berat
Rubrik
Skor 20 (menjawab dengan benar, dan pengembangan)
Skor 15 (menjawab dengan Benar)
Skor 10 (menjawab salah)
Skor 5 (soal ditulis ulang)
Skor 0 (Tidak Menjawab)
DAFTAR PUSTAKA
Loue S., & Sajatovic, M. 2008. Encylopedia Aging and Health. New York. LLC
PPNI. (2016). Perubahan Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perawat Indonesia, Dewan
Pengurus Pusat.
Setyo Bayu Aji, dkk. 2015. Efektifitas Antara Relaksasi Autogenik Dan Slow Deep Breathing Relaxation
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Orif Di Rsud Ambarawa.
Sherwood, LZ., 2015. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Shila winasari, dkk. 2021. Keperawatan Dasar : Dasar-dasar untuk Praktik Keperawatan. Universitas
Brawijaya Press : Malang
Sulistyo Andarmoyo. 2013. Konsep & proses keperawatan nyeri,. Ar- Ruzzs Media : Yogyakarta
Taylor, C.N.,Lilis,C., Et all. (2011). Fundamental Of Nursing The Art And Science Of Nursing Care (8th ed ) :
USA : Lippincott Williams& Wilkins.
Yuli Lestari, dkk. 2018. Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan Kompetensi Keahlian Keperawatan.
Penerbit Andi : Yogyakarta