OLEH:
TEDIE SETIYO
NIM : 2018.B.19.0497
TAHUN 2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn.S Dengan Diagnosa Medis Myalgia di
Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangkaraya”.
Laporan Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
PKL. Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun.
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
Myalgia cervical mempunyai tanda dan gejala, yaitu rasa tegang pada leher, nyeri leher
dan bahu, keterbatasan gerak sendi leher, rasa pusing dan tidak nyaman sehingga menggangu
aktifitas sehari-hari. Tanda dan gejala tersebut bisa ditanggulangi dengan tindakan fisioterapi.
Fisioterapi berperan serta dalam menangani kasus myalgia cervical. Sebuah studi
menunjukkan prevalensi nyeri muskuloskeletal pada leher di masyarakat selama 1 tahun
besarnya 40% dan prevalensi ini lebih tinggi pada wanita. Selama 1 tahun, prevalensi nyeri
muskuloskelatal di daerah leher pada pekerja besarnya berkisar antara 60-76% dan wanita
ternyata juga lebih tinggi dibandingkan pria (Huldani, 2013).
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) yaitu terapi listrik dengan arus
rendah yang diletakkan pada titik syaraf, Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS)
dapat mengurangi nyeri memblokir syaraf sensorik, menstimulasi saraf motorik karena
impuls elektrik ini mempunyai impuls elektrik ini menyerupai impuls saraf otak untuk
menstimulasi gerakan otot sehingga bisa memperbaiki kelemahan otot dan mengurangi nyeri.
2
Ultra Sound (US) yaitu terapi panas yang dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis.
Terapi ini menggunakan arus listrik yang dialirkan lewat tranduser yang mengandung kristal
kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang suara yang
dapat ditransmisikan pada kulit serta dalam tubuh, Ultra Sound bermanfaat dalam terapi
gangguan muskuloskeletal, menghancurkan jaringan parut dan membantu mengulur tendon
(Arovah, 2007).
Massage merupakan tekhnik manipulasi jaringan lunak tekanan dan gerakan. Terapi ini
dapat dilakukan pada seluruh tubuh maupun pada bagian tertentu ( contoh punggung, kaki,
dan tangan). Massage membantu penderita relax dan mengatasi nyeri, tekhnik massage untuk
kondisi myalgia cervical yaitu Effluarage dan friction. Teknik eflluarage atau teknik
menggosok yaitu gerakan ringan berirama yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh,
tujuannya untuk melancarkan peredaran darah dan getah bening sedangakan tekhnik friction
atau menggerus yaitu gerakan menggerus arah searah dengan otot atau berlawanan, tujuannya
membantu menghancurkan miyogeloasis, yaitu timbunan sisa-sisa penbakaran energi yang
menyebabkan pengerasan pada otot (Firastiwidyaratni, 2007).
Terapi latihan tekhnik Propioceptive Neuromuscular Facilitations (PNF) contract relax
yaitu Suatu teknik menggunakan kontraksi isotonik yang optimal dari kelompok otot
antagonis yang memendek, dilanjutkan dengan rileksasi otot tersebut. Tujuannya
meningkatkan lingkup gerak sendi, mengurangi nyeri, menaikkan tingkat relaksasi otot,
perbaikan koordinasi, meningkatkan kekuatan kontraksi sehingga kemampuan aktifitas
fungsional mningkat (Ariotejo, 2010).
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada diagnosa myalgia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui proses penatalaksanaan pada kasus Myalgia.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.2 Semoga makalah ini bisa dijadikan bahan referensi yang terkait mengenai penyakit
myalgia. .
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan pada penyakit myalgia.
1.4.2 Bagi Perawat
Sebagai sumber informasi bimbingan atau referensi untuk menambah pengetahuan tentang
pemberian asuhan keperawatan pada penyakit myalgia.
1.4.3 Bagi Penulis
Laporan kasus ini merupakan sarana penulis untuk memperoleh pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penyakit myalgia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik,
universal, dan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan
tidak bisa disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008).
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam
merespons suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012). Nyeri akut
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); serangan yang tiba-tiba
atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantidipasi atau
diprediksi dan berlangsung < 6 bulan (NANDA, 2012).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); serangan yang
tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantidipasi
atau diprediksi dan berlangsung > 6 bulan (NANDA, 2012).
2.1.2 Etiologi
Faktor resiko
2.1.2.1 Nyeri akut
1) Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
2) Menunjukan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
4) Gerakan untuk melindungi
5) Tingkah laku berhati-hati
6) Muka dengan ekspresi nyeri
7) Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)
8) Fokus pada diri sendiri
9) Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang, proses berpilur)
10) Tingkah laku distraksi
5
11) Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dilatasi pupil)
12) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
13) Perubahan nafsu makan
2.1.2.2 Nyeri kronis
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan nonverbal
3) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
4) Perubahan pola tidur
5) Kelelahan
6) Atrofi yang melibatkan beberapa otot
7) Takut cedera
8) Interaksi dengan orang lain menurun
Faktor predisposisi
2.1.2.3 Trauma
1) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya
akibat benturan, gesekan, luka
2) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas,
dingin, misalnya api atau air panas
3) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
4) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa
nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar
2.1.2.4 Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
2.1.2.5 Peradangan
2.1.2.6 Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
2.1.2.7 Trauma psikologis
Faktor presipitasi
2.1.2.8 Ligkungan
2.1.2.9 Suhu ekstrim
2.1.2.10 Kegiatan
2.1.2.11 Emosi
6
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti gula,
larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena
faktor persepsi kepercayaan pasien.
2.2 Konsep Dasar Keluarga
2.2.1 Pengertian
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu ada di
dalamnya terlihat dari pola interaksi saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama
Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi hidup bersama dalam satu rumah tangga, anggota keluarga berinterkasi dan
berkomunikasi satu sama lain dengan peran sosial keluarga (Burgest dkk, dalam Komang,
2010:17 )
Keluarga adalah suatu sistem sosial berisi dua atau lebih orang hidup bersama
mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling
Karena merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang
kehidupan individu tersebut, serta berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara
masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat
dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota serta menyiapkan peran anggotanya menerima
(1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, ana-anak hidup dalam rumah
tangga sama
(2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga hanya dengan satu orang yang
mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau ditinggalkan.
(3) Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak
tinggal bersama mereka.
(4) Bujang dewasa tinggal sendirian
(5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal
dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
(6) Jaringan keluarga besar: terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota keluarga
yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
2). Keluarga non Tradisional
(1) Keluarga dengan orang tua mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari
ibu dan anak saja)
(2) Pasangan suami istri tidak menikah dan telah mempunyai anak.
(3) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan menikah.
(4) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogami
dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman
sama.
2.2.3.2 Menurut (Allender & Spradley dalam Komang, 2010:6), membagi tipe keluarga
berdasarkan:
1). Keluarga tradisional
(1) Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak
kandung atau anak angkat.
(2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibi.
(3) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
(4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung
atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
10
(5) Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja.
(6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
2) Keluarga non tradisional
(1) commune family, yaitu dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah
(2) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam
satu rumah tangga.
(3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah
tangga.
Pada bagian sebelumya telah dibahas mengenai struktur keluarga. Dari seluruh struktur itu,
perawat harus memiliki datanya. Data yang dibutuhkan untuk proses keperawatan keluarga
ini adalah.
Perawat diharuskan untuk melakukan observasi terhadap seluruh anggota dalam berhubungan
satu sama lain. Apakah komunikasi dalam keluarga berfungsi dengan baik atau sebaliknya?
Komunikasi yang berjalan baik mudah diketahui dari anggota keluarga yang menjadi
pendengar yang baik, pola komunikasi tepat, penyampaian pesan jelas, keterlibatan perasaan
dalam berinteraksi.
Kekuatan diukur dari peran dominan anggota keluarga. Oleh sebab itu, seorang perawat
membutuhkan data tentang siapa yang dominan dalam mengambil keputusan, mengelola
anggaran, tempat tinggal, tempat kerja, mendidik anak dan lain sebagianya. Selain itu, perlu
11
juga diketahui bagaimana pola interaksi dominan tersebut dilakukan, apakah dengan cara
terlepas dari perannya, baik dari orang tua maupun anak-anak. Peran ini berjalan dengan
sendirinya, meski tanpa disepakati terlebih dahulu. Akan tetapi jika peran ini tidak berjalan
dengan baik, maka akan ada anggota yang terganggu. Misalnya anak harus belajar atau
bermain, jika anak tak melakukannya, tentunya orang tua akan gelisah. Begitu pula jika orang
tua atau utamanya ayah tidak bekerja, pasti semuanya akan kesulitan memenuhi
kebutuhannya.
Perawat perlu mengetahui seluruh peran tersebut dan bagaimana peran itu
dilaksanakan/dijalankan. Jika ada masalah dengan peran tersebut, siapa yang biasanya akan
komunikasi.Selain peran formal, ada pula peran informal, peran yang tidak dibebankan
kepada salah satu anggota. Peran tersebut akan diambil oleh siapa saja yang bersedia.
Kesediaan ini pun bersifat tentatif. Jenis peran ini lebih sering terlihat jika pasangan suami
istri sama-sama bekerja. Pada peran ini, perawat harus mengetahui siapa yang cenderung
Terdapat beberapa fungsi menurut (Friedmann, Setiawati & Dermawan dalam Padila
2012:23) yaitu:
anggota. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap
anggota baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara mengekspresikan kasih
12
sayang.
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada
anak, meneruskan nilai-nilai budaya. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial dan
bagaimana memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar berdisiplin, mengenal
budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam anggota sehingga mampu berperan
dalam masyarakat.
Merupakan fungsi dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota serta mengenali kondisi sakit tiap anggota.
Untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya
melalui keefektifan sumber dana. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan,
Bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan
Terlihat bagaimana memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan
13
perkembangannya.
sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit
dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan
perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single parent)
Perawat perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan ini, untuk
serta untuk memberikan dukungan pada semua anggota agar tercapai kemajuan dari satu
tahap berikutnya. Tahap perkembangan menurut (Duvall & Miller ; Carter & Mc Goldrick
Tugas perkembangan pemula antara lain membina hubungan harmonis dan kepuasan bersama
dengan membangun perkawinan saling memuaskan, membina hubungan dengan orang lain
2.2.5.2 Tahap II, sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan) Tugas
perkembangan pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit,
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan
2.2.5.3 Tahap III, dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun) Tugas
perkembangan pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota, mensosialisasikan anak,
mengintregrasikan anak baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
14
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai
2.2.5.4 Tahap IV, dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
2.2.5.5 Tahap V, dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan
2.2.5.6 Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
Tugas perkembangan pada tahap VI yaitu memperluas siklus dengan memasukan anggota
hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit sakitan dari suami maupun
orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan
anak.
2.2.5.7 Tahap VII, orang tua usia pertengahan ( tanpa jabatan, pensiun)
Tugas perkembangan pada tahap VII yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan
15
Tugas perkembangan pada tahap VIII yaitu mempertahankan pengaturan hidup memuaskan,
generasi, meneruskan untuk memahami eksitensi mereka, saling memberi perhatian yang
menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti
Pada dasarnya ada delapan tugas pokok sebagai berikut: (Padilla, 2012:29)
masing.
Menentukan perilaku dan arahan hidup, pemimpin/kepala pencari nafkah, pelindung, pemberi
2.2.7.2 Peran ibu cenderung menjadi teman dan pendidik pertama bagi anak, ibu juga
berperan sabagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
16
masyarakat dari lingkuangnnya, bahkan dapat pula berperan sebagai pencari nafkah
tambahan.
Intervensi Rasional
1. Kaji faktor penyebab, kualitas, 1. Menentukan sejauhmana nyeri yang
lokasi, frekuensi, dan skala nyeri dirasakan dan untuk memudahkan
member intervensi selanjutnya.
2. Monitor tanda-tanda vital, 2. Dapat mengidentifikasi rasa sakit
perhatikan takikardia, hipertensi, dan ketidaknyamanan
dan peningkatan pernafasan.
3. Ajarkan tehnik distraksi dan 3. Membantu pasien menjadi rileks,
relaksasi menurunkan rasa nyeri, serta mampu
mengalihkan perhatian pasien dari
nyeri yang dirasakan
4. Mengurangi rasa sakit,
4. Beri posisi yang nyaman untuk meningkatkan sirkulasi, posisi
pasien semifowler dapat mengurangi
tekanan dorsal.
5. Pasien mengerti tentang nyeri yang
5. Beri Health Education (HE) tentang dirasakan dan menghindari hal-hal
nyeri yang dapat memperparah nyeri.
6. Menekan susunan saraf pusat pada
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi thalamus dan korteks serebri sehigga
analgesik seperti dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri
2.3.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan yang telah
dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi (Tarwoto
dan Wartonah, 2003).
2.3.4 Evaluasi
2.3.4.1 Penurunan skala nyeri, contohnya skala nyeri menurun dari 8 menjadi 5 dari 10 skala
yang diberikan.
18
Nim : 2018.B.19.0497
Tanggal : 07-06-2021
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Umur : 41 Tahun
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
No.Telp :
20
Komposisi Keluraga
Gender Hubungan
No Nama (Inisial) Umur Pendidikan Pekerjaan
(L / P) Dg KK
1 Tn. S 41 thn Laki-laki suami SMA swasta
2 Ny. M 38 thn Perempuan isri SMA IRT
4 Tn. T 19 thn Laki-laki Anak SMA
5
6
7
8
9
10
Tipe Keluarga :
√
Keluarga Inti
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti yang terdiri dari Ny. M istri Tn. T Anak tinggal satu
rumah
Keterangan
No Tahap perkembangan keluarga
Terpenuhi Sebagian Tidak
1 Pasangan baru atau keluarga baru (berginning √
family), meliputi :
a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman
dan kelompok social.
d. Merencanakan anak ( KB).
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan
mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.
Keterangan
No Tahap perkembangan keluarga
Terpenuhi Sebagian Tidak
*Genogram
Keterangan:
= laki-laki
=perempuan
= yang sakit
= meninggal
C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi: Baik, Peran dalam keluarga : Tidak Ada masalah, Nilai / norma keluarga :
Tidak ada konflik nilai.
D. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif : Berfungsi, Fungsi Sosial : Berfungsi, Fungsi Ekonomi : Baik
Fungsi Perawatan Kesehatan :
Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan: Tidak, Pencegahan Penyakit : Tidak, Perawatan
Penyakit : Tidak, Pemanfaatan Layanan Kesehatan : Baik, Modifikasi lingkungan : Baik
24
Ketakutan Tidak
Kurang interaksi dengan orang lain Tidak, Menarik diri dengan lingkunga Tidak, Konflik
dengan keluarga Tidak ada, Penurunan harga diri Tidak, Gangguan gambaran diri Tidak
ada
VITAL SIGN
Tanggal
Nama (Inisial) BB/TB
TD N RR S pemeriksaa Lain- lain
n
Tn. S 103/68 97 20 36 60/160 08-06-2021 Leher dan punggung terasa
kaku dan sakit
Ny. M 120/90 93 20 36 50/155 08-06-2021
Tn. T 120/80 90 20 36 59/162 08-06-2021
J. Pemeriksaan Fisik
Status mental:
tidak bingung, tidak cemas, tidak Disorientasi, tidak Depresi, tidak Menarik diri
Sistem Kardiovaskuler :
Aritmia normal, Nyeri dada tidak ada, Distensi vena jugularis tidak, Jantung berdebar tidak
Nyeri spesifik :
Lokasi leher dan punggung, Tipe Nyeri ringan, Durasi ± 1 menit, Intensitas seperti tertusuk
Sistem pernafasan :
Stridor tidak ada, Wheezing tidak ada, Ronchi tidak ada, Akumulasi Sputum tidak ada sputum
Sistem Integumen :
Ciasonis tidak ada, Akral Dingin tidak ada, Diaporesis tidak ada, Juandice tidak ada, Luka
tidak ada
Mukosa Mulut normal
Sistem Muskuloskeletal :
26
Tonus otot kurang tidak, Paralisis tidak, Hemiparesis tidak, ROM kurang tidak, Gangguan
keseimbangan tidak
Sistem Persarafan :
Nyeri kepala tidak, Pusing tidak, Tremor tidak, Reflek pupil anisokor tidak, Paralisis : lengan
kiri/ lengan kanan/ kaki kiri/ kaki kanan tidak
Anestesi daerah perifer tidak
Sistem Perkemihan Disuria tidak, Hematuria tidak, Frekuensi normal, Retensi tidak,
Inkontinensia tidak
Sistem Pencernaan :
Intake cairan kurang tidak, Mual/ muntah tidak, Nyeri perut tidak, Muntah darah tidak, Flatus
tidak, Distensi abdomen tidak, Colostomy tidak, Diare tidak, Konstipasi tidak, Bising usus
normal, Terpasang sonde tidak.
K. Pengkajian Lingkungan:
Ventilasi 10% luas lantai, Pencahayaan Baik, Lantai semen.
Kebersihan rumah baik, Jenis bangunan semi permanen
Air untuk keperluan sehari-hari, Sumber air untuk keperluan minum Air mineral/air galon
Sumber air untuk keperluan mandi dan cuci Sumur
Jarak sumber air dengan pembuangan limbah keluarga/septic tank >10 meter
Tempat penampungan air sementara Gentong
Kondisi tempat penampungan air Terbuka
Kondisi air Berbau
Sampah Keluarga Pembuangan sampah Dibakar
Apakah rumah memiliki tempat penampungan sampah sementara Ya Bila ya bagaiman
kondisisnya Terbuka
jarak tempat penampungan sampah dengan rumah >5meter
Sistem pembuangan kotoran Tempat Keluarga buang hajat(BAK/BAB) Jamban(WC)
Apabila memiliki jamban,jenisnya apa? Leher angsa
Pembuangan air limbah : Got
Hewan peliharaan / ternak tidak
1. Leher dan punggung terasa kaku dan Mengeluh nyeri Agen pencedera fisiologis
sakit
29
1 Sifat masalah: 1
Ancaman Leher dan punggung terasa kaku dan sakit
3: Aktual 3/3x1=1
2: Resiko
1: Sejahtera
0 : Rendah
3 Potensi masalah untuk dicegah: 1 Potensi masalah untuk dicegah cukup
3: Tinggi
2: Cukup 2/2x1=1
1 : Rendah
4 Menonjolnya masalah: 1 Menonjolnya masalah berat segera di tangani
2: Berat, Segera ditangani
1: Tidak Perlu Segera ditangani 2/2x1=1
0:Tidak dirasakan
Jumlah 5 5
31
Senin, 21 Juni 2021 10.00 WIB Penyuluhan tentang Nyeri S= Pasien dan keluarga mengatakan cukup memahami
mengajarkan teknik relaksasi
tentang penyuluhan tenknik relaksasi yang di sampaikan
O= Pasien dan keluarga terlihat cukup memahami apa yang
di sampaikan tentang tenkinik relaksasi
A= masalah belum teratasi sebagian
P= intervensi dilanjutkan
34
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.