NYERI MUSKULOSKELETAL
Pembimbing:
Oleh :
Juliatika
201820401011120
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
i
LEMBAR
PENGESAHAN
REFERAT
NYERI
MUSKULOSKELETAL
Referat dengan judul Nyeri Muskuloskeletal telah diperiksa dan disetujui sebagai
salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di
Stase Elektif.
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
Muskuloskeletal.
Penulisan referat ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Muhammadiyah Malang.
khususnya kepada dr. Risma Karlina Prabawati, Sp.S selaku pembimbing, dan
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tinjauan pustakaan ini.
kritik dan saran yang membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Wassalamualaikum WR.WB.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
1 BAB 1 ............................................................................................................. 1
2 BAB 2 ............................................................................................................. 1
2.3 Patofisiologi.............................................................................................. 4
3 BAB 3 ........................................................................................................... 15
iv
1 BAB 1
PENDAHULUAN
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang
difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif
dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga
2004).
mencium bau harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya
merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau
demikian, nyeri berbeda dengan stimulus panca indera, karena stimulus nyeri
merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan jaringan atau yang berpotensi
Bagi dokter, nyeri adalah suatu masalah yang membingungkan. Selain itu
nyeri merupakan alasan tersering yang dikeluhkan pasien ketika berobat kedokter.
Banyak institusi sekarang menyebut nyeri sebagai tanda vital kelima (fifth vital
sign), dan mengelompokkannya bersama tandatanda klasik seprti: suhu, nadi, dan
tekanan darah. Milton mengatakan “Pain is perfect miserie, the worst / of evil.
1
And excessive, overture / All patience”. Sudah menjadi kewajaran bahwa manusia
sejak awal berupaya sedemikian untuk mengerti tentang nyeri dan mencoba
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri
adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam
intensitas (ringan, sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien,
intermiten, persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri
adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam
suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output
2.2 Etiologi
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan (aktual atau potensial) organ.
Penyebab nyeri umumnya mudah dikenali sebagai akibat adanya cedera, penyakit atau
Nyeri neuropatik, disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. Suatu kelainan
akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak. Nyeri
neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya
Berdasarkan penyebabnya:
- Truma (bedah, jebakan saraf, CRPS, amputasi, cedera medula spinalis dll.)
- Genetik
Nyeri psikogenik adalah nyeri akibat berbagai faktor psikologis. Gangguan ini lebih mengarah
pada gangguan psikologis dari pada gangguan organ. Pasien yang menderita memang benar-
benar mengalaminya. Nyeri ini umumnya terjadi ketika efek-efek psikogenik seperti cemas dan
2.3 Patofisiologi
Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan viscera yang dipicu oleh
rangsangan yang tidak berbahaya dengan intensitas tinggi (peregangan, suhu), serta oleh
lesi jaringan. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel. Peningkatan
mediator penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien, prostatglandin E2, dan histamine
akan mensensitisasi nosiseptor sehingga rangsangan, baik yang kurang berbahaya maupun
yang berada di bawah ambang bahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau
allodinia).
Lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin
dan serotonin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan
penimbunan K+ dan H+ ekstrasel yang akan semakin mengaktifkan nosiseptor yang telah
dan meningkatkan permeabilitas vaskular. Hal ini menyebabkan edema local, peningkatan
substansi peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan dengan gen kalsitonin (CGRP),
permeabilitas vaskular.
berperan dalam serangan migren (sakit kepala hebat yang berulang, sering kali unilateral
dan berhubungan dengan disfungsi neurologis, paling tidak sebagian disebabkan oleh
Neuroregulator Nyeri
dua serabut saraf, dan dapat bersifat menghambat atau dapat mengeksitasi. Sedangkan
lain adalah:
1. Neurotransmiter
a. Substansi P (Peptida)
- Ditemukan pada neuron nyeri di kornu dorsalis (peptide eksitator) berfungsi
untuk menstranmisi impuls nyeri dai perifer ke otak dan dapat menyebabkan
b. Serotonin
- Dilepaskan oleh batang otak dan kornu dorsalis untuk menghambat transmisi
nyeri.
c. Prostaglandin
2. Neuromodulator
Merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh dan diaktivasi oleh
daya stress dan nyeri. Terdapat pada otak, spinal, dan traktus gastrointestinal. Berfungsi
b. Bradikinin
Dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar pembuluh darah pada daerah yang
stimulus nyeri yang bekerja pada sel, menyebabkan reaksi berantai sehingga terjadi
pelepasan prostaglandin.
3.1 Klasifikasi
Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
masalah
atau intermiten
Frekuensi jantung
meningkat
Volume sekuncup
meningkat
Tekanan darah
meningkat
Dilatasi pupil
Tegangan otot
meningkat
Penurunan
motilitas GIT
Mulut kering
Menarik diri,
isolasi
Libido menurun
Nafsu makan
menurun
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan (aktual atau
potensial) organ. Penyebab nyeri umumnya mudah dikenali sebagai akibat adanya
cedera, penyakit atau pembedahan terhadap salah satu atau beberapa organ.
Nyeri neuropatik, disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. suatu
kelainan akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah
oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar dan
mengarah pada gangguan psikologis dari pada gangguan organ. Pasien yang menderita
3.2 Diagnosis
5 Anamnesis.
1. Menentukan jenis nyeri :nyeri neuropati atau bukan ? ini dapat diketahui dengan
2. Asesmen
(NPIS), Visual analog scale (VAS), Faces pain rating scale (FPRS).
Keadaan umum
Tanda vital
(ROM).
raba
Status lokalis perlu juga diperiksa untuk menetukan ada tidaknya luka, massa, nyeri
9 Pemeriksaan Penunjang
9.1 Tatalaksana
1. Latihan Fisik
pada keluhan nyeri, fungsi dan kualitas hidup untuk nyeri bahu, lutut,
bisa disesuaikan dengan keluhan dan bisa mengadopsi kegiatan yang biasa
2. Terapi Farmakologis
secara umum efektif dalam mengatasi rasa nyeri, tapi dalam beberapa
jangka pendek atau serangan akut nyeri lokal, seperti strain, sprain atau
2017).
semua alternatif yang lebih aman terbukti tidak efektif dan tidak cocok
b. Injeksi
penelitian injeksi ini tidak menunjukkan hasil yang efektif pada nyeri
leher atau tulang belakang. Secara umum, untuk jangka panjang terapi
c. Alat Bantu
Alat – alat bantu yang biasa digunakan adalah korset penyangga tulang
d. Terapi lainnya
e. Intervensi Psikososial
KESIMPULAN
tulang dan otot (tendon, ligamen, dan jaringan penghubung), dan sendi.
aktual atau potensial bagi tubuh. Namun, rasa sakit lebih dari sensasi atau
kesadaran fisik rasa sakit; itu juga termasuk persepsi, interpretasi subjektif dari
ketidaknyamanan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bonica, J.J., Loeser, J.D., 2001. History of Pain Concepts and Therapies, In:
Meliala, L. 2004. Nyeri Keluhan yang Terabaikan: Konsep Dahulu, Sekarang, dan
Babatunde, Opeyemi O., Joanne L. J., Daniella A. V., Jonathan C. H., Nadine E.
1–93.
Schug, S.A., dan Ahmad Afifi M.A., 2017, Acute and Chronic Musculoskeletal
pp. 14-20.
http://dx.doi.org/10.29406/jjum.v2i2.328.
16