Anda di halaman 1dari 120

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI SENSORI

Di susun oleh:
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Proposal Terapi Aktivitas (TAK)
Stimulasi Sensori” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa II dengan baik.
Proposal ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik dalam materi atau pemikirannya.
Besar harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki susunan,
bentuk maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum sempurna karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaannya makalah ini.

Purwodadi, Desember 2022

Penulis

iiX
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................... i


KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
A. Pengertian TAK Stimulasi Sensori............................................ 3
B. Tujuan TAK Stimulasi Sensori.................................................. 3
C. Karakteristik Klien .................................................................... 4
D. Masalah Keperawatan................................................................ 4
E. Kriteria Evaluasi........................................................................ 6
F. Pengorganisasian TAK.............................................................. 7
G. Proses TAK................................................................................ 12
H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK................................................... 21
I. Antisipasi Masalah..................................................................... 22
BAB III PENUTUP......................................................................................... 23
A. Kesimpulan............................................................................... 23
B. Saran.......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24

iiiX
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang
signifikan setiap tahun diberbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan
jiwa bertambah. Berdasarkan data dari WHO dalam Yoseph (2013) ada sekitar
450 juta orang di dunia mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan,
setidaknya ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental dan
masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia suadah menjadi
masalah yang sangat serius. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim
dalam Mubarta (2011) prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar
6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lain.
Data dari 33 RSJ yang ada di Indonesia menyebutkan hingga saat ini jumlah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Jumlah penderita
gangguan jiwa di Jawa Barat naik sekitar 63%. Data Riskesdas (2013)
menyebutkan pasien gangguan jiwa ringan hingga berat di jawa barat mencapai
465.975 orang naik signifikan dari tahun 2012 sebesar 296.943 orang
(Riskesdas, 2013).
Tiga gejala gangguan jiwa yaitu gejala positif (delusi/waham, halusinasi,
pikiran paranoid, gejala negatif (motivasi rendah/ low motivation, menarik diri
dari masyarakat/ social withdrawal), dan gejala kognitif (mengalami problema
dengan perhatian dan ingatan, tidak dapat berkonsentrasi, miskin
perbendaharaan kata dan proses pikir yang lambat) (Hawari, 2001).
Penatalaksanaan keperawatan dengan klien gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah terapi aktivitas
kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam proposal ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan TAK Stimulasi Sensori?
2. Apa saja tujuan TAK Stimulasi Sensori?
3. Apa saja karakteristik klien dan masalah keperawatan pada TAK Stimulasi
Sensori?
4. Bagaimana tahapan dalam TAK Stimulasi Sensori?
5. Bagaimana tahapan pada sesi I TAK stimulasi sensori suara: mendengarkan
musik?
6. Bagaimana tahapan pada sesi II TAK stimulasi sensori menggambar?
7. Bagaimana tahapan pada sesi III TAK stimulasi sensori menonton
TV/video?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam proposal TAK
ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian TAK Stimulasi Sensori
2. Untuk mengetahui tujuan TAK Stimulasi Sensori
3. Untuk mengetahui karakteristik klien dan masalah keperawatan pada TAK
Stimulasi Sensori
4. Untuk mengetahui tahapan dalam TAK Stimulasi Sensori
5. Untuk mengetahui tahapan pada sesi I TAK stimulasi sensori suara:
mendengarkan musik
6. Untuk mengetahui tahapan pada sesi II TAK stimulasi sensori menggambar
7. Untuk mengetahui tahapan pada sesi III TAK stimulasi sensori menonton
TV/video

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian TAK Stimulasi Sensori


Terapi aktivitas kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui
dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan
tertentu fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya. TAK stimulasi
adalah TAK dengan fokus memberikan stimulasi kepada pasien agar mampu
memberikan respon yang adekuat. TAK stimulasi sensori diindikasikan untuk
pasien isolasi sosial, harga diri rendah, dan kurang komunikasi verbal (Keliat
& Akemat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua panca indra (sensori) agar memberi respons yang adekuat. TAK
stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku (Keliat & Akemat,
2005).
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. Aktivitas
digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien berupa ekspresi
emosi/perasaaan mellaui gerakan tubuh, ekspresi wajah (respon non-verbal).
Biasanya klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal akan terangsang
sensoris emosi dan perasaanya melalui aktivitas tertentu. Aktivitas berupa:
1. TAK Stimulasi sensori suara: mendengarkan musik
2. TAK Stimulasi sensori menggambar
3. TAK Stimulasi sensori menonton TV/Video
B. Tujuan TAK Stimulasi Sensori
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien
bisa merubah perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.

6
2. Tujuan khusus
TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami:
a. Peningkatan kepekaan terhadap stimulus
b. Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
c. Peningatan apresiasi terhadap lingkungan
C. Karakteristik Klien
Aktivitas stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran, dan lain lain, seperti gamar, video, tarian, dan nyanyian. Pasien
yang mempunyai indikasi TAK Stimulasi Sensori adalah pasien isolasi sosial,
menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan gangguan komunikasi
verbal (Keliat & Akemat, 2016). Karakteristik/kriteri klien yang diikutsetakan
dalam TAK, adalah sebagai berikut:
1. Kooperatif
2. Mengalami kemunduran sensori
3. Sehat fisik
4. Bicara jelas
5. Waham atau halusinasi terkontrol
6. Mau mengikuti kegiatan
7. Klien mengalami isolasi sosial, HDR dan kurang komunikasi verbal
D. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
1. Pengertian Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh sesorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam
(Kusumawati, 2010).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
(Keliat, 2012).

7
Isolasi sosial adalah suatu upaya menghindari komunikasi dengan orang
lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa pikiran, dan kegagalan (Yosep, 2009).
Jadi isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seseoarang mencoba
menghindar dari berinteraksi dan atau berhubungan dengan orang
lain/lingkungan sekitar.
2. Penyebab Isolasi Sosial
Salah satu gangguan berhubungan sosiao diantaranya perilaku menarik
diri atau isolasi sosial yang disebabkan perasaan tidak berharga yang bisa
dialami klien dengan latar belakang yang penuh permasalahan, ketegangan,
kekecewaan, dan kecemasan. Perasaan tidak berharga menyebabkan klien
makin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain, akhirnya
klien menjadi regresi atau kemunduran dan mengalami penurunan dalam
aktifitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri.
Seseorang yang mengalmi isolasi sosial merasa dirinya tidak berharga
sehingga merasa tidak aman untukberhubungan dengan orang lain dan
individu tersebut mengalami kesulitan dalam menumbuhkan hubungan
denga orang lain, diisolasi dari lingkungan sosial yang ada (Dalami, 2009).
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yautu perasaan
negatif terhadap dirinya, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan yang ditandai dnegan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri,
rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan
martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri (Carpenito,
L.J, 1998).
3. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial
Menurut Towsend M.C (1998) dan Carpenito, L.J (1998) isolasi sosial:
menarik diri sering ditemukan adanya tanda gejala sebagai berikut: kurang
spontan, apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan
kebersihan diri, komunikasi verbal kurang, menyendiri, tidak peduli
lingkungan, asupan makanan terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas

8
menurun, posisi baring seperti fetus, menolak berhubungan dengan orang
lain (Stuart and Sundeen, 1998).
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup, dan
emmungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Perserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam bentuk baik
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer, operator berperan sebagaimana
mestinya
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-leader membantu mengkooordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggungjawab dalam antisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Operator mampu mengatur permainan dan waktu
h. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah didengarkan, digambarkan dan apa yang
sudah dilihat/ditonton
b. Menyampaikan reaksi sensori klien yang berupa reaksi emosi/perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah
c. Mampu memberikan pendapat dari apa yang sudah didengar,
dibuat/digambar dan di tonton

9
F. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
a. Leader :
b. Co-Leader :
c. Observer :
d. Fasilitator :
e. Operator :
2. Peran dan Fungsi
a. Leader
1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal kegiatan TAK)
2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
3) Menjelaskan aturan permainan
4) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
5) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
6) Sebagai “role model”
7) Memotivasi setiap anggota untuk aktif, mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik serta memperkenalkan dirinya
8) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-Leader
1) Membantu leader dalam mengorganisis anggota kelompok
2) Menyampaikan informasi dari fasilitas ke leader tentang aktivitas
pasien
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
c. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan dan semua respon klien

10
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien
3) Memberikan umpan balik pada kelompok
4) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat ada format yang tersedia)
5) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
d. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
4) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator ada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
e. Operator
1) Mengatur alih permainan (mengidupkan dan mematikan musik,
TV/video)
2) Timer (mengatur waktu)
3. Seleksi Klien
Proses seleksi klien adalah:
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
1) Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari pasien yang dikelola oleh
perawat
2) Berdasrkan informasi dan diskusi mengenai perilaku pasien sehari-
hari serta kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada pasien
tersebut dengan perawat ruangan
3) Melakukan kontrak waktu pada pasien untuk mengikuti aktivitas yang
akan dilakukan
b. Mengumpulkan pasien yang sesuai kriteria

11
c. Membuat kontak dengan klien yang setuju mengikuti TAK, meliputi
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
4. Nama Klien yang ikut TAK
a. Ny. A
b. Tn. B
c. Ny. C
d. Tn. D
e. Ny. R
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. TAK stimulasi sensori suara: mendengarkan musik
1) Hari/tanggal : Senin, 12 Desember 2022
2) Tempat : Ruang Garuda
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
b. TAK stimulasi sensori menggambar
1) Hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2022
2) Tempat : Ruang Garuda
3) Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
c. TAK stimulasi sensori menonton TV/video
1) Hari/tanggal : Rabu, 13 Desember 2022
2) Tempat : Ruang Garuda
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
6. Metode
Metode yang digunakan dalam TAK adalah diskusi dan sharing persepsi
7. Alat-Alat
a. TAK stimulasi sensori suara: mendengarkan musik
1) Tape recorder / handphone
2) Speaker
3) Kertas
4) Pulpen/pensil
5) Jadwal kegiatan klien

12
b. TAK stimulasi sensori menggambar
1) Kertas menggambar/HVS
2) Pensil
3) Penghapus
4) Pensir warna/spidol warna
5) Jadwal kegiatan klien
c. TAK stimulasi sensori menonton TV/video
1) Handphone/laptop
2) TV
3) Speaker
4) Kaset video
5) Jadwal kegiatan klien
8. Setting Tempat
a. TAK stimulasi sensori suara: mendengarkan musik

13
b. TAK stimulasi sensori menggambar

c. TAK stimulasi sensori menonton TV/video

Keterangan:

: Leader : Klien

: Co-Leader : Fasilitator

: Observer : Alat menggambar/music/TV/video

14
: Operator

G. Proses TAK
1. Sesi I TAK Stimulasi Sensori Suara: Mendengarkan Musik
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi:
klien perubahan stimulasi sensori dan klien menarik diri
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Terapis mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis
c) Menayakan nama dan panggilan semua klien
2) Evaluasi/validasi
a) Menayakan perasaan klien saat ini
b) Menayakan masalah yang di rasakan
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik.
1) Klien mampu mengenali musik yang didengar
2) Klien mampu memberi respon terhadap musik
3) Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik
b) Waktu: 45 menit
c) Terapis membacakan tata tertib TAK
1) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir
2) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
kepada terapis
d) Doa

15
c. Fase Kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum
jam.
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
3) Terapis dan klien memakai papan nama.
4) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
klien akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan
klien setelah mendengar lagu.
5) Terapis memutar lagu, klien mendengar (kira-kira 15 menit). Musik
yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi
respons klien terhadap musik.
6) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan
perasaannya. Sampai semua klien mendapat giliran.
7) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai
dan bermakna dalam kehidupannya.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat

16
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulus sensori sesi I mendengar
musik, memberi pendapat tentang musik yang didengar, dan
perasaan saat mendengar musik.
Formulir evaluasi
SESI I : TAK STIMULASI SENSORI SUARA:
MENDENGARKAN MUSIK
Kemampuan memberi respon terhadap musik
No. Aspek yang dinilai
Nama Klien :

1. Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
2. Memberi respon terhadap
musik setelah mendengar
music
3. Menjelaskan pendapat
tentang music
4. Menjelaskan perasaan
setelah mendengar
musik/lagu
Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien
b) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, merespon, memberi pendapat, meyampaikan perasaan
tentang musik/lagu yang didengar. Beri tanda () jika klien
mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu
Hal-hal yang perlu dievaluasi, antara lain:
a) Evaluasi struktur
(1) Tim terapis berjumlah 9 orang, terdiri atas 1 leader, 1 co-
leader, 5 orang fasilitator, 1 observer dan 1 operator.

17
(2) Lingkungan tenang
(3) Peralatan
b) Evaluasi proses
(1) 95% dari jumlah klien dapat mengikuti permainan dan dapat
mengkuti kegiatan dari awal sampai selesai.
(2) 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
c) Evaluasi akhir
(1) 75% dari jumlah klien mampu memahami musik yang
didengar.
(2) 85% dari jumlah klien mampu memberi respon terhadap musik
yang didengar.
(3) 85% dari jumlah klien mampu memberi pendapat tentang
musik yang didengar.
(4) 75% dari jumlah klien mampu menceritakan perasaannya
setelah mendengar musik.
(5) 95% dari jumlah klien mampu mengikuti peraturan kegiatan.
(6) 75% dari jumlah klien mampu menyebutkan manfaat dari
TAK.
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti
TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori mendengarkan musik. Klien
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan menggerakkan jari
sesuai dengan irama musik, namun belum mampu memberi pendapat
dan perasaan tentang musik. Latih klien mendengarkan musik di ruang
rawat.
2. Sesi II TAK Stimulasi Sensori Menggambar
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi:
klien perubahan stimulasi sensori dan klien menarik diri
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

18
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Terapis mengucapkan salam
b) Terapis perkenalan nama dan panggilan terapis
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
2) Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini dan menanyakan apakah
sudah mencoba mendengarkan musik yang bermakna pada kehidupan
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan TAK
b) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
(1)Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
(2)Jika akan keluar kelompok, klien harus meminta izin terapis
(3)Lama kegiatan 45 menit
c. Fase Kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menggambar dan cerita hasil gambar kepada klien lain
2) Terapis membagian kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap klien
3) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan perasaan
hatinya
4) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk meneruskan menggambar. Jangan
mencela klien
5) Setelah selesai semua menggambar, terapis meminta masing-masing
klien untuk menceritakan gambar yang telah dibuatnya. Yang harus
diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut
menurut klien.
6) Kegiatan no. 5 dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
7) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien bertepuk tangan (Lilik Ma’rifatul, 2011)

19
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar
3) Kontrak yang akan dating
a) Terapis menyepakati TAK berikutnya
b) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori sesi II
menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu
mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar
dan menceritakan makna gambar.
Formulir evaluasi
SESI II : TAK STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR
Kemampuan memberi respon terhadap menggambar
No. Aspek yang dinilai
Nama Klien :

1. mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
2. menggambar sampai
selesai
3. menceritakan jenis
gambar
4. menceritakan makna
gambar
Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

20
b) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, menggambar, menyebutkan gambar dan menceritakan
makna gambar. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x) jika
klien tidak mampu
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan :
a) 90% dari jumlah klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b) 80% dari jumlah klien menggambar sampai selesai
c) 70% dari jumlah klien mampu menceritakan jenis gambar
d) 70% dari jumlah klien mampu menceritakan makna gambar
2) Dokumentasi
Dokumentasikam kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2
TAK atimulasi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai selesai.
Klien mampu menggambar. Menyebutkan nama gambar, dan
menceritakan makna gambar. Ajarkan klien untuk mengungkapakan
perasaan melalui gambar.
3. Sesi III: TAK Stimulasi Sensori Menonton TV/Video
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi:
klien perubahan stimulasi sensori dan klien menarik diri
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis
c) Menayakan nama dan panggilan semua klien
2) Evaluasi/validasi
a) Menayakan perasaan klien saat ini
b) Menayakan apakah klien sudah mengekspresikan perasaan melalui
gambar

21
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton video dan bercakap-
cakap tentang video yang di tonton.
b) Menjelaskan aturan main berikut.
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai
c. Fase Kerja
1) Tentukan video yang menarik dan mudah di mengerti oleh klien
2) Terapis memutar video yang telah disiapkan
3) Beri kesempatan bagi klien untuk menonton video selama 10 menit
dan setelah itu video di matikan
4) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai video yang telah di tonton
5) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
6) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien member pendapat
7) Ulangi c,d dan e samapi semua klien mendapat kesempatan
8) Beri kesimpulan tentang video yang di tonton
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
a) Mengajurkan klien untuk melatih kemampuan mempersiapkan
tayangan video/acara TV yang baik tertentu dan mendiskusikan
pada orang lain
b) Membuat jadwal nonton video
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat

22
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK, untuk TAK stimulasi sensori sesi III
kemampuan yang diharapkan adalah memberi pendapat tentang acara
TV, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain dan mengikuti
kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut.
SESI III : TAK STIMULASI SENSORI MENONTON TV/VIDEO
Kemampuan memberi respon pada tontonan
No Aspek yang dinilai
. Nama Klien :

1. Memberi pendapat
tentang acara
TV/video
2. Memberi tanggapan
terhadap pendapat
klien lain
3. Mengikuti kegiatan
sampai selesai
4. memberi respon
pada saat menonton
(senyum, sedih, dan
gembira)
Petunjuk :
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien
b) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, berespon, menceritakan dan menyampaikan perasaan
saat menonton. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x)
jika klien tidak mampu
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan :
a) 95% dari jumlah klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir

23
b) 80% dari jumlah klien mampu memperjelas/ menceritakan tentang
video yang ditampilkan.
c) 80% dari jumpah klien mampu memberi respon pada saat
menonton
d) 70% dari jumllah klien mampu menerjemahkan perintah permainan
e) 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditentukan
f) 75% dari jumlah klien mampu memberi pendapat tentang tontonan
yang sedang ditonton
g) 75% dari jumlah klien mampu memberi pendapat dari pendapat
klien lain
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika akhir
TAK pada catatan proses keperawatan setiap pasien. Contoh catatan:
Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi (TV/video), klien mampu
dan benar memberikan pendapat tentang acara TV/video, tetapi belum
mampu memberikan tanggapan pada pendapat klien lain. Anjurkan
menonton TV/video bersama klien lain dan bercakap-cakap tentang
acara TV/video (buat jadwal). Disimpulkan kemampuan yang telah
dapat diterapkan oleh pasien berhari-hari. Untuk pasien yang telah
mampu maka dianjurkan dan dievaluasi pada kegiatan sehari-hari
(melalui jadwal kegiatan kesehariann). Jika pasien tidak mampu, maka
pasien dapat disertakan pada kelompok TAK yang baru.
H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK
Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.

24
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacau jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum
selesai makan pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK pada anggota.
I. Antisipasi Masalah
1. Penangan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Penanganan pada klien yang diam saat TAK berlangsung
a. Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
b. Jika klien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader meningkatkan
motivasi klien
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK
4. Bila ada klien yang ingi ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
diikuti klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut
5. Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk,
ribut, dan mengganggu klien lain), terapis atau leader mengingatkan tentang
tata tertib TAK

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua panca indra (sensori) agar memberi respons yang adekuat. TAK
stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. TAK stimulasi
sensori ini dilakukan dengan 3 sesi yaitu TAK stimulasi sensori suara:
mendengarkan music, TAK stimulasi sensori menggambar dan TAK stimulasi
sensori menonton TV atau video.
B. Saran
Dalam terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulais sensori ini diharapkan
setiap mahasiswa bisa menerapkan terapi ini sesuai dengan karakteristik klien
yang membutuhkan terapi ini serta melaksanakannya dengan hati-hati, tertib
dan teratur sehingga setelah kegiatan terapi ini diharapkan klien meningkat
kepekaan pada stimulus, merasakan keindahan serta apresiasi terhadap
lingkungan menjadi meningkat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, Dadang. (2001). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.


Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Indra Kurniawan, dkk. (2018). Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori.


Akademi Kesehatan Rustida. Prodi III Keperawatan Krikilan-Glenmore-
Banyuwangi.

Keliat, B. A. (2005). Proses Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas kelompok


Edisi 2. Jakarta: EGC

Ma’rifatul L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Purwaningsih W & Karlina L. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa Terapi


Modalitas dan Standard Operating Procedure (SOP). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Prabowo E. (2014). Konsep dan Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

27
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
ORIENTASI REALITA

Di susun oleh:
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
2022

28
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Proposal Terapi Aktivitas (TAK)
Stimulasi Sensori” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa II dengan baik.
Proposal ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik dalam materi atau pemikirannya.
Besar harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki susunan,
bentuk maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum sempurna karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaannya makalah ini.

Purwodadi, Desember 2022

Penulis

29
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................... i


KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
A. Pengertian TAK Orientasi Realita............................................ 3
B. Tujuan TAK Orientasi Realita................................................... 3
C. Karakteristik Klien .................................................................... 3
D. Masalah Keperawatan................................................................ 4
E. Kriteria Evaluasi........................................................................ 4
F. Pengorganisasian TAK.............................................................. 5
G. Proses TAK................................................................................ 8
H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK................................................... 18
I. Antisipasi Masalah..................................................................... 18
BAB III PENUTUP......................................................................................... 20
A. Kesimpulan............................................................................... 20
B. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain
atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang
lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu
memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku pasien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan
mengurangi perilaku maladaptif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TAK Orientasi Realita?
2. Apa saja tujuan TAK Orientasi Realita?
3. Bagaimana tahapan dalam TAK Orientasi Realita?
4. Bagaimana tahapan pada sesi pengenalan orang dalam TAK Orientasi
Realita?
5. Bagaimana tahapan pada sesi pengenalan tempat dalam TAK Orientasi
Realita?
6. Bagaimana tahapan pada sesi pengenalan waktu dalam TAK Orientasi
Realita?

31
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu TAK Orientasi Realita.
2. Mengetahui tujuan TAK Orientasi Realita.
3. Mengetahui tahapan TAK Orientasi Realita.
4. Mengetahui tahapan pada sesi pengenalan orang dalam TAK Orientasi
Realita.
5. Mengetahui tahapan pada sesi pengenalan tempat dalam TAK Orientasi
Realita.
6. Mengetahui tahapan pada sesi pengenalan waktu dalam TAK Orientasi
Realita.

32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian TAK Orientasi Realita


Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan
pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan Karlina (2009)
adalah pendekatan untuk mngorientasikan klien terhadap situasi nyata
(realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK
orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain.
B. Tujuan TAK Orientasi Realita
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali
orang, tempat, dan waktu. Tujuan khusus menurut (Keliat dan Akemt, 2005)
adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan
tepat.
C. Karakteristik Klien
1. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi)
2. Klien yang kooperatif denga riwayat halusinasi, waham, ilusi.
3. Klien dengn gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
4. Klien yang sehat secara fisik
5. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
6. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik

33
D. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan berupa halusinasi
No. NAMA MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup, dan
emmungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Perserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam bentuk baik
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer, operator berperan sebagaimana
mestinya
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-leader membantu mengkooordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggungjawab dalam antisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Operator mampu mengatur permainan dan waktu
h. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

34
3. Evaluasi hasil
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan:
a. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
b. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
c. 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan
yang diajukan
d. 70% dari jumlah klien mampu menerjemahkan perintah permainan
e. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditentukan
f. 50% dari jumlah klien mampu mengemukakan pendapat tentang terapi
aktivitas kelompok yang dilakukan (Kusumawati, 2012)
F. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
a. Leader :
b. Co-Leader :
c. Observer :
d. Fasilitator :
e. Operator :
2. Peran dan Fungsi
a. Leader
1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal kegiatan TAK)
2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
3) Menjelaskan aturan permainan
4) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
5) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
6) Sebagai “role model”
7) Memotivasi setiap anggota untuk aktif, mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik serta memperkenalkan dirinya

35
8) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-Leader
1) Membantu leader dalam mengorganisis anggota kelompok
2) Menyampaikan informasi dari fasilitas ke leader tentang aktivitas
pasien
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
c. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan dan semua respon klien
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien
3) Memberikan umpan balik pada kelompok
4) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat ada format yang tersedia)
5) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
d. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
4) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator ada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
e. Operator
1) Mengatur alih permainan
2) Timer (mengatur waktu)
3. Seleksi Klien
Proses seleksi klien adalah:
a. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria

36
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
e. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok
f. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
4. Nama Klien yang ikut TAK
a. Ny. C
b. Tn. S
c. Ny. K
d. Tn. Z
e. Ny. P
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. TAK Orientasi Realita Sesi I: Pengenalan Orang
1) Hari/tanggal : Senin, 12 Desember 2022
2) Tempat : Ruang Garuda
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
b. TAK Orientasi Realita Sesi II: Pengenalan Tempat
1) Hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2022
2) Tempat : Ruang Garuda
3) Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
c. TAK Orientasi Realita Sesi III: Pengenalan Waktu
1) Hari/tanggal : Rabu, 13 Desember 2022
2) Tempat : Ruang Garuda
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
6. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
7. Alat-Alat
a. Spidol
b. Bola tenis
c. Tape recorder

37
d. Kaset dangdut
e. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang mengikuti TAK
8. Setting Tempat
Keterangan Gambar
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator

O CL P

F L F

P P

P P
F

OP

G. Proses TAK
Aktivitas TAK orientasi realitas, dimana aktivitas yang dilakukan tiga
sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang
mempunyai indikasi TAK orientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia,
kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat dan waktu
(Keliat dan Akemat, 2005).
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1 : pengenalan orang,
sesi 2 : pengenalan tempat dan sesi 3 : pengenalan waktu (Keliat dan Akemat,
2005).

38
Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita
Sesi 1 : Pengenalan Orang
1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
b. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain
2. Pengaturan
a. Terapi dan klien duduk bersama lingkaran
b. Ruang nyaman dan tenang
3. Alat
a. Spidol
b. Bola tenis
c. Tape perekam
d. Kaset dangdut
e. Papan nama jumlah klien dan perawat yang ikut TAK
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Kelompok sesuai dengan indikasi
2) Memilih kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis untuk pasien.
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan main :

39
(1) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, haus minta
ijin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan selama 45 menit
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, dan asal.
3) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan
di papan nama yang dibagikan.
4) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi :
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
5) Terapis menjelaska langkah berikutnya : tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis ipindahkan dari satu
klien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama
panggilan).
6) Terapis memutar tape recorder dan menghentikannya. Saat musik
berhenti klien yang sedang memegang bola tenis menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi klien yang lain.
7) Ulangi langkah (6) sampai semua klien mendapat giliran.
8) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien bertepuk tangan.
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut

40
a) Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan
nama panggilan
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang yaitu
“Mengenal Tempat”
b) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan namalengkap, nama panggilan, asal
dan hobi klien.

41
7. Kemampuan Memperkenalkan Diri
Mengenal nama :
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Menyebutkan nama lain
2. Menyebutkan nama panggilan klien
3. Menyebutkan asal klien
4. Menyebutkan hobi klien

Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal
tempat-tempat di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (√)
jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
8. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2,
ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien
dengan tempat-tempat di ruangan.

Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita


Sesi 2 : Pengenalan Tempat
1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
b. Klien mampu mengenal nama ruangan di tempat perawatan
c. Klien mampu mengenal kamar tidur
d. Klien mampu mengenal tempat tidur
e. Klien mampu mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan,
kamar mandi, dan toilet.
2. Pengaturan

42
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkran
b. Ruang perawatan klien
3. Alat
a. Alat perekam
b. Kaset dangdut
c. Bola tenis
4. Metode
a. Kelompok diskusi
b. Orientasi lapangan
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Perawat kontrak pada klien peserta sesi 1 TAK Orientasi Realitas
2) Mempersiapkan alat dan bahan pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi dan validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini. Menanyakan apakah
klien masih mengingat nama-nama klien lain.

3) Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang
biasa dilihat. Aturan utamanya yaitu :
a) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus inta ijin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan selama 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti dari awal sampai selesai.
c. Tahap Kerja

43
1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan, klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian yang
mampu menjawab dengan tepat.
2) Terapis menjelaskan dengan lagu dangdut tape recorder, sedangkan
bola tenis diarahkan dari satu peserta ke peserta lain searah jarum
jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola
tenis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama
tempat klien dirawat.

44
3) Terapis mengehntikan tape recorder, lalu meminta klien yang
sedang memegang bolatenis untuk menyebutkan nama ruangan dan
nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua
mendapatkan giliran.
4) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.
5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC,
ruang istirahat, ruang TAK, dan ruang lainnya.
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan
nama panggilan.
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu
“Mengenal Waktu”
b) Menyepakatai waktu dan tempat
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi Realitas tempat, kemampuan klien
yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.
7. Kemampuan Mengenal Tempat
Mengenal tempat di rumah sakit :
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Meyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan

45
3. Menyebutkan letak kantor perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Petunjuk
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal
tempat-tempat di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (√)
jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
8. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2,
ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien
dengan tempat-tempat di rungan.

Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas


Sesi 3 : Pengenalan Waktu
1. Tujuan
a. Klien dapat mengenal waktu dan tempat
b. Klien dapat mengenal tanggal dan tempat
c. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
d. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
b. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding
3. Alat
a. Kalender
b. Jam dinding
c. Tape recorder
d. Kaset lagu dangdut
e. Bola tenis

46
4. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Meningkatkan kontrak dengan klien peserta sesi 2 TAK orientasi
realitas
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien.
b) Terapis dari klien memakai nama.
2) Evaluasi/ Validasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama
ruangan yag sudah dipelajari.
3) Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu.
Menjelaskan aturan main yaitu :
a) Jika klien yang ingin meninggalkan kelompok, haus minta ijin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap Kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
2) Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan
bola tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain, pada saat musik
berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari
terapis.
3) Terapis menghidupkan musik dan mematikan musik. Klien
mengedarkan bola tenis secara bergantian searah jarum jam. Saat

47
musik berhenti, klien yang memegang bola siap menjawab
pertanyaan terapis tentang tanggal, buka, tahu, hari, dan jam saat
itu. Kegiatan diulang sampai semua klien mendapat giliran.
4) Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberi jawaban
tepat.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
Terapis meminta klien memberi tanda/ mengganti kalender setiap
hari.

3) Kontrak yang akan datang


a) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi
klien
b) Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi Realitas waktu, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun.
7. Kemampuan Mengenal Waktu
Kemampuan mengenal waktu :

No. Aspek yang dinilai Nama Klien


1. Mnyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan

48
5. Menyebutkan tahun

Petunjuk
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui
waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda (√) jika klien mampu
dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
9. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3,
TAK orientasi realitas waktu. Klien mampu menyebutkan tanggal dan
hari, tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-
tempat di rungan.

H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK


Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
9. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
10. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
11. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
12. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
13. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
14. Peserta yang mengacau jalannya acara akan dikeluarkan.
15. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
16. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum
selesai makan pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK pada anggota.
I. Antisipasi Masalah
6. Penangan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok

49
c. Memanggil klien
d. Memberi kesempatan pada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
7. Penanganan pada klien yang diam saat TAK berlangsung
c. Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
d. Jika klien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader meningkatkan
motivasi klien
8. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
d. Panggil nama klien
e. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
f. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK
9. Bila ada klien yang ingi ikut
d. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
e. Katakan pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
diikuti klien tersebut
f. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut
10. Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk,
ribut, dan mengganggu klien lain), terapis atau leader mengingatkan tentang
tata tertib TAK

50
BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata pada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa sikotik,
mengalami penuruan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak
lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.
Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu
ada aktivita yang memberi stimulus secara onsisten kepada klien tentang
relitas disekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas
lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu dan tempat.
D. Saran

51
Demikian proposal ini kami susun sebagiamana mestinya semoga
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi
kesehatan. Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan
yang menyebabkan kurang sempurnanya dalam proposal ini, baik dari segi isi
maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-
perbaikan selanjutnya, agar proposal selanjutnya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. (2005). Proses Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas kelompok


Edisi 2. Jakarta: EGC

Kusunawati, F. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Ma’rifatul L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Purwaningsih W & Karlina L. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa Terapi


Modalitas dan Standard Operating Procedure (SOP). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Prabowo E. (2014). Konsep dan Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

52
53
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI

Di susun oleh:
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Proposal Terapi Aktivitas (TAK)
Sosialisasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II
dengan baik.
Proposal ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik dalam materi atau pemikirannya.
Besar harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki susunan,
bentuk maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum sempurna karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaannya makalah ini.

Purwodadi, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................... i


KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
A. Pengertian TAK Sosialisasi....................................................... 3
B. Tujuan TAK Sosialisasi............................................................. 3
C. Karakteristik Klien .................................................................... 4
D. Masalah Keperawatan................................................................ 4
E. Kriteria Evaluasi........................................................................ 5
F. Pengorganisasian TAK.............................................................. 5
G. Proses TAK................................................................................ 10
H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK................................................... 36
I. Antisipasi Masalah..................................................................... 36
BAB III PENUTUP......................................................................................... 38
A. Kesimpulan............................................................................... 38
B. Saran.......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 39

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi
pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai
mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah
dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping socialstive
(skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penananan yang baik
akan menimbulkan masalah-masalah yng lebih banyak dan lebih buruk. (Keliat
dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada
pasien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian terapi aktivitas kelompok
sosialisasi. Namun kenyataannya pada saat ini di Rumah Sakit Jiwa HB.
Saanin Padang pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan. hal ini disebabkan
karena jumlah pasien dengan riwayat menarik diri masih relative banyak
meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
Hampir diseluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil Survey Kesehatan
Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan 185 orang per 1000 penduduk
di indonesia mengalami skizofernia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey
dirumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan
adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41
%), dan harga diri rendah (16,92%) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TAK sosialisasi?
2. Apa saja tujuan TAK sosialisasi?
3. Bagaimana tahapan pada sesi I TAK sosialisasi: Menyebutkan jati diri?

4
4. Bagaimana tahapan pada sesi II TAK sosialisasi: Mengenali jati diri
anggota kelompok?
5. Bagaimana tahapan pada sesi III TAK sosialisasi: Bercakap-cakap dengan
anggota kelompok?
6. Bagaimana tahapan pada sesi IV TAK sosialisasi: Menyampaikan dan
membicarakan topik percakapan?
7. Bagaimana tahapan pada sesi V TAK sosialisasi: Menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi dengan orang lain?
8. Bagaimana tahapan pada sesi VI TAK sosialisasi: Bekerja sama dalam
permainan sosialisasi kelompok?
9. Bagaimana tahapan pada sesi VII TAK sosialisasi: Menyampaikan
pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari proposal ini adalah untuk mengaplikasikan “Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan TAK sosialisasi
b. Untuk mengetahui tahapan sesi I TAK sosialisasi: Menyebutkan jati diri
c. Untuk mengetahui tahapan sesi II TAK sosialisasi: Mengenali jati diri
anggota kelompok
d. Untuk mengetahui tahapan sesi III TAK sosialisasi: Bercakap-cakap
dengan anggota kelompok
e. Untuk mengetahui tahapan pada sesi IV TAK sosialisasi: Menyampaikan
dan membicarakan topik percakapan
f. Untuk mengetahui tahapan sesi V TAK sosialisasi: Menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
g. Untuk mengetahui tahapan sesi VI TAK sosialisasi: Bekerja sama dalam
permainan sosialisasi kelompok
h. Untuk mengetahui tahapan sesi VII TAK sosialisasi: Menyampaikan
pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian TAK Sosialisasi


Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok cara ini
cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan
yang lain, saling memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu persetujuan
norma yang diaku bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas
yang di dalamnya terdapat Interaksi, interelasi, dan interdependensi.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi
bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan
memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk
meningkatkan respon sosial serta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh
anggota kelompok yaitu adanya dukungan pendidikan, meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan hubungan interpersonal.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasitasi
kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang
tersebut diatas penulis tertarik membuat melaksanakan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan riwayat menarik
diri.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah klien dibantu untuk
melakaukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Kegiatan
sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan interaksi sosial maupun berperan dalm lingkungan sosial.
Sosialisasi dimaksudkan menfasilitasi psikoterapis untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang
lain, menekpresikan ide dan tukar persepsi, menerima stimulus eksternal yang
berasal dari lingkungan

6
B. Tujuan TAK Sosialisasi
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain dalam suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b) Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c) Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d) Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e) Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f) Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g) Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok
sosialisasi
C. Karakteristik Klien
Karakteristik Pasien Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien
maka karakteristik klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini
adalah klien dengan masalah keperawatan seperti isolasi sosial : menarik diri
yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal, resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan diri,
klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus.
D. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan berupa isolasi sosial
No. NAMA MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.

7
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Pengaturan tempat sesuai dengan rencana
c. Perserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam bentuk baik
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer, operator berperan sebagaimana
mestinya
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-leader membantu mengkooordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggungjawab dalam antisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Operator mampu mengatur permainan dan waktu
h. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
i. Peserta tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
j. Peserta dapat mengikuti peraturan permainan yang telah berlansung
k. Peserta berpartisipasi secara aktif dalam permainan
l. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana
m. Peserta dapat memerankan tokoh sesuai dengan permintaan dan adanya
tanggapan dari peserta lain tentang peran yang telah diperagakan
3. Evaluasi hasil
75% klien mampu melakukan atau mempraktekkan cara berkenalan,
kemampuan berkenalan, bertanya masalah pribadi, topik tertentu, bicara
tentang masalah pribadi, dan kerjasama

8
F. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
a. Leader :
b. Co-Leader :
c. Observer :
d. Fasilitator :
e. Operator :
2. Peran dan Fungsi
a. Leader
1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal kegiatan TAK)
2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
3) Menjelaskan aturan permainan
4) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
5) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
6) Sebagai “role model”
7) Memotivasi setiap anggota untuk aktif, mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik serta memperkenalkan dirinya
8) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-Leader
1) Membantu leader dalam mengorganisis anggota kelompok
2) Menyampaikan informasi dari fasilitas ke leader tentang aktivitas
pasien
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
c. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan dan semua respon klien

9
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien
3) Memberikan umpan balik pada kelompok
1) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat ada format yang tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
d. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
4) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator ada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
e. Operator
1) Mengatur alih permainan
2) Timer (mengatur waktu)
3. Seleksi Klien
a. Kriteria pasien
1) Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kemauan untuk melakukan interaksi interpesonal
2) Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berspons
sesuai dengan stimulus yang diberikan
b. Proses seleksi
1) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
2) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
3) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.

10
4. Nama Klien yang ikut TAK
a. Ny. C, Tn.P
b. Tn. S, Ny. L
c. Ny. K, Tn. J
d. Tn. Z, Ny. H
e. Ny. P
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. TAK Sosialisasi Sesi I: Menyebutkan Jati Diri
1) Hari/tanggal : Senin, 12 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
b. TAK Sosialisasi Sesi II: Mengenali Jati Diri Anggota Kelompok
1) Hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
c. TAK Sosialisasi Sesi III: Bercakap-Cakap dengan Anggota
Kelompok
1) Hari/tanggal : Rabu, 13 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
d. TAK Sosialisasi Sesi IV: Menyampaikan dan Membicarakan Topik
Percakapan
1) Hari/tanggal : Kamis, 14 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
e. TAK Sosialisasi Sesi V: Menyampaikan dan Membicarakan
Masalah Pribadi dengan Orang Lain
1) Hari/tanggal : Jum’at, 15 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB

11
f. TAK Sosialisasi Sesi VI: Bekerja Sama dalam Permainan Sosialisasi
Kelompok
1) Hari/tanggal : Sabtu, 16 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
g. TAK Sosialisasi Sesi VII: Menyampaikan Pendapat Tentang
Manfaat Kegiatan TAKS yang telah dilakukan
1) Hari/tanggal : Jum’at, 15 Desember 2022
2) Tempat : Ruang TAK An Nuur
3) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
6. Metode
Diskusi kelompok, Bermain peran/stimulasi
7. Alat-Alat
a. Tape recorder
b. Bola Tenis
c. Kaset Lagu Ceria
d. Buku Catatan, bulpoint, jadwal kegiatan klien
e. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang mengikuti TAK
8. Setting Tempat

12
Keterangan:

Leader

Co - leader

Observer

Fasilitator

Pasien
G. Proses TAK
1. TAK Sosialiasi Sesi I: Menyebutkan Jati Diri
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Terapis mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis
c) Menayakan nama dan panggilan semua klien
2) Evaluasi/validasi
a) Menayakan perasaan klien saat ini
b) Menayakan masalah yang di rasakan
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyebutkan jati diri
Klien mampu menyebutkan jati diri kepada orang lain
b) Waktu: 45 menit
c) Terapis membacakan tata tertib TAK

13
3) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir
4) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
kepada terapis
d) Doa
c. Fase Kerja
1) Jelaskan kegiatan, yaitu lagu pada laptop akan di hidupkan serta
bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam ( yaitu ke arah
kiri) dan pada saat lagu berhenti maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan dirinya.
2) Lagu di mulai lagi dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah
jarum jam.
3) Pada saat lagu berhenti maka anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap,
nama panggilan, hobi, dan asal, di mulai oleh terapis sebagai
contoh.
4) Tulis nama panggilan pada kertas/ papan nama dan tempel/ pakai.
5) Ulangi 2), 3) dan 4) sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
6) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
a) Terapis menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri dengan orang lain di kehidupan sehari-hari
b) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang

14
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Evaluasi kemampuan klien menyebutkan jati diri secara verbal dan
non verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:
a) Kemampuan Verbal

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan nama
1
lengkap
Menyebutkan nama
2
panggilan
3 Menyebutkan Asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

15
Petujuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK`pada
satatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi I
TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non
verbal, dianjurkan memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat
(buat jadwal).
2. TAK Sosialiasi Sesi II: Mengenali Jati Diri Anggota Kelompok
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Terapis mengucapkan salam
b) Terapis perkenalan nama dan panggilan terapis
2) Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini dan menayakan apakah
sudah mencoba memperkenalkan diri
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan TAK
(1)Klien mampu menyebutkan jati diri meliputi: nama lengkap,
nama panggilan, asal, hobi
(2)Klien mampu menyebutkan jati diri kelompok lain meliputi
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi

16
b) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
(4)Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
(5)Jika akan keluar kelompok, klien harus meminta izin terapis
(6)Lama kegiatan 45 menit
(7)Masing-masing memperkenalkan diri dengan anggota lai
c. Fase Kerja
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tipe recorder akan
dinyalakan saat music terdengat bola tenis dipindahkan dari satu
peserta ke peserta lain. Saat music dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan salam, nama, nama panggilan,
hobi
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan salam, nama, nama panggilan, hobi anggota yang ada
disebelah kananya
3) Uangi langkah nomor 2) sampai peserta mendapat giliran
4) Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai
5) Terapis menyalakan tipe recorder dan menghentikan kembali. Saat
music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis dimohon
memperkenalkan anggota kelompok yang berada di sebelah kanannya
kepada semua kelompok
6) Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan agar pasien melatih berkenalan dengan orang lain
b) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal
kegiatan harian pasien

17
3) Kontrak yang akan datang
c) Terapis menyepakati TAK berikutnya
d) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalaha kemampuan pasien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAKS sesi II dievaluasi kemampuan pasien
memperkenalkan diri verbal dan non verbal dengan formulir evaluasi
a) Kemampuan Verbal

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan Asal
4 Menyebutkan hobi
Menyebutkan nama lengkap
5
anggota kelompok
Menyebutkan nama panggilan
6
anggota kelompok
Jumlah

b) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh
3
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
4
sampai akhir
Jumlah

18
Petunjuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan
d) Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6,
disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5
e) Kemampua nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK
pada catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya jika nilai
pasien 7 untuk verbal dan 3 untuk non verbal, catatan keperawatan
adalah pasien mengikuti TAKS sesi II, pasien berkenalan secara
verbal dan non verbal, anjurkan pasien untuk berkenalana dengan
pasien lain, buat jadwal (Prabowo, 2014).
3. TAK Sosialiasi Sesi III: Bercakap-Cakap dengan Anggota Kelompok
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis serta masing-masing
memakai name tag
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini dan menanyakan apakah sudah
mencoba berkenalan

19
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengajukan pertanyaan
tentang kehidupan pribadi kepada satu orang kelompok
b) Menjelaskan aturan main berikut.
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai
c. Fase Kerja
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya
a) Tape recorder akan dinyalakan
b) Saat music terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke
peserta lain
c) Saat music dihentikan, peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada disebelah kananya dengan cara: memberi
salam, memanggil nama panggilannya, menanyakan kehidupan
pribadinya misalnya orang terekatnya siapa?
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu
menghentikan. Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang
bola tenis mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi
anggota kelompok yang ada disebelah kananya dengan cara: memberi
salam, memanggil nama panggilannya, menanyakan kehidupan
pribadi
3) Ulangi langah nomor 2 sampai sema peserta mendapat giliran
4) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan
perasaannya
d. Fase Terminasi
4) Evaluasi
c) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
d) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

20
5) Tidak lanjut
Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi
dan memasukkan ke dalam jadwal harian klien
6) Kontrak yang akan datang
c) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
d) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk sesi III, dievaluasi kemampuan verbal dalam
bertanya dan tanya jawabsaat bercakap-cakap serta kemampuan non
verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:
a) Kemampuan Verbal: bertanya

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Mengajukan
1 pertanyaan yang
jelas
Mengajukan
2 pertanyaan yang
ringkas
Mengajukan
3 pertanyaan yang
relavan
Mengajukan
4 pertanyaan secara
spontan
Jumlah

21
b) Kemampuan Verbal: menjawab

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menjawab dengan
1
jelas
Menjawab dengan
2
ringkas
Menjawab dengan
3
relavan
Menjawab dengan
4
spontan
Jumlah

c) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petujuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.

22
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimilki pasien ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya nilai kemampuan
verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2 dan kemampuan
nonverbal 2 maka catatan keperawatan adalah pasien mengikuti
TAKS sesi III, pasien mampu bercakap-cakap secara verbal dan
nonverbal, anjurkan latihan ulang di ruangan (buat jadwal).
4. TAK Sosialiasi Sesi IV: Menyampaikan dan Membicarakan Topik
Percakapan
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis serta masing-masing
memakai name tag
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini dan menanyakan apakah sudah
latihan bercakap-cakap dengan orang lain
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan dan
membicarakan topic tertentu
b) Menjelaskan aturan main berikut.
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai

23
c. Fase Kerja
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya
a) Tape recorder akan dinyalakan
b) Saat music terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke
peserta lain
c) Saat music dihentikan, peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topic yang ingin
dibicarakan misalnya cara mencari teman, setelah semua mendapat
giliran
d) Tape akan dihidupkan lagi dan edarkan bola
e) Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk memilih topic yang disukai dan setelah
masalah ditemukan
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu
menghentikan. Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang
bola tenis mendapat giliran untuk menyampiakan suatu topic yang
ingin dibicarakan
3) Tulis topic pada white board. Topic yang disampaikan secara
berurutan
4) Ulangi langah nomor 2 sampai sema peserta mendapat giliran
5) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat music dihentikan peserta
yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk memilih
topic yang disukai
6) Ulangi nomor 5 sampai semua mendapat giliran
7) Terapi membantu menentukan topic yang paling banyak
8) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat music dihentikan peserta
yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk
memberikan pendapat tentang topic yang telah ditentukan
9) Ulangi nomor 8 sampai semua mendapat giliran
10) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan
perasaannya

24
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang topic tertentu
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk sesi IV, dievaluasi kemampuan verbal
menyampaikan, memilih dan memberi pendapat tentang topic
percakapan serta kemampuan non verbal dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut:
a) Kemampuan Verbal: menyampaikan topik

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyampaikan topik
1
dengan jelas
Menyampaikan topik
2
secara ringkas
Menyampaikan topik
3
yang relavan
Menyampaikan topik
4
secara spontan
Jumlah

25
b) Kemampuan Verbal: memilih topik

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Memilih topik
1
dengan jelas
Memilih topik
2
dengan ringkas
Memilih topik yang
3
relavan
Memilih topik secara
4
spontan
Jumlah

c) Kemampuan Verbal: Memberi Pendapat


Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyampaikan topik
1
dengan jelas
Menyampaika topik
2
dengan ringkas
Menyampaika topik
3
yang relavan
Menyampaika topik
4
secara spontan
Jumlah

d) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa

26
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petujuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS.
Misalnya kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topik
percakapan 3, kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan non
verbal 2. Oleh karena itu, catatan keperawatan adalah pasien
mengikuti TAKS sesi IV, pasien mampu menyampaikan dan memilih
topik percakapan, tetapi belum mampu memberikan pendapat. Secara
non verbal juga belum mampu, dianjurkan untuk melatih pasien
bercakap-cakap dengan topik tertentu diruang rawat (buat jadwal)
(Prabowo, 2014: 261-263).

27
5. TAK Sosialiasi Sesi V: Menyampaikan dan Membicarakan Masalah
Pribadi dengan Orang Lain
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis serta masing-masing
memakai name tag
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini dan menanyakan apakah sudah
latihan bercakap-cakap dengan orang lain
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
b) Menjelaskan aturan main berikut.
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai
c. Fase Kerja
1)Terapis menjelaskan langkah berikutnya
a) Tape recorder akan dinyalakan
b) Saat music terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke
peserta lain
c) Saat music dihentikan, peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topic yang ingin
dibicarakan misalnya cara mencari teman, setelah semua mendapat
giliran
d) Tape akan dihidupkan lagi dan edarkan bola

28
e) Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk memilih topic yang disukai dan setelah
masalah ditemukan
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu
menghentikan. Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang
bola tenis mendapat giliran untuk menyampiakan suatu topic yang
ingin dibicarakan
3) Tulis topic pada white board. Topic yang disampaikan secara
berurutan
4) Ulangi langah nomor 2 sampai sema peserta mendapat giliran
5) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat music dihentikan peserta
yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk memilih
topic yang disukai
6) Ulangi nomor 5 sampai semua mendapat giliran
7) Terapi membantu menentukan topic yang paling banyak
8) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat music dihentikan peserta
yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk
memberikan pendapat tentang topic yang telah ditentukan
9) Ulangi nomor 8 sampai semua mendapat giliran
10) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan
perasaannya
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang topic tertentu
3) Kontrak yang akan datang
c) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
d) Menyepakati waktu dan tempat

29
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk sesi V, dievaluasi kemampuan verbal
menyampaikan, memilih dan memberi pendapat tentang percakapan
mengenai masalah pribadi serta kemampuan non verbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut:
a) Kemampuan Verbal: menyampaikan topik

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyampaikan topik
1
dengan jelas
Menyampaikan topik
2
secara ringkas
Menyampaikan topik
3
yang relavan
Menyampaikan topik
4
secara spontan
Jumlah

b) Kemampuan Verbal: memilih topik

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Memilih topik
1
dengan jelas
Memilih topik
2
dengan ringkas
Memilih topik yang
3
relavan
Memilih topik secara
4
spontan

30
Jumlah

c) Kemampuan Verbal: Memberi Pendapat


Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyampaikan topik
1
dengan jelas
Menyampaika topik
2
dengan ringkas
Menyampaika topik
3
yang relavan
Menyampaika topik
4
secara spontan
Jumlah

d) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petujuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.

31
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan
menyampaikan topik masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3,
memilih dan memberi pendapat 2, dan kemampuan nonverbal 4.
Untuk itu, catatan keperawatannya adalah pasien mengikuti TAK sesi
5, pasien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin
dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi pendapat, tapui non
verbal baik. Anjurkan/latih pasien untuk bercakap-cakap tentang
masalah pribadi dengan perawat dan pasien laindi ruang rawat (buat
jadwal) (Eko prabowo, 2014)
6. TAK Sosialiasi Sesi VI: Bekerja Sama dalam Permainan Sosialisasi
Kelompok
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis serta masing-masing
memakai name tag
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini dan menanyakan apakah telah
bercakap-cakap tentang masalah pribadi

3) Kontrak

32
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bekerja sama dalam permainan
sosialisasi kelompok dengan bertanya dan meminta sesuai
kebutuhan pada orang lain, menjawab dan memberi pada orang lain
b) Menjelaskan aturan main berikut.
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai
c. Fase Kerja
1)Terapis membagi 4 buah kartu kwartet pada setiap anggota sisanya
diletakkan diatas meja
2)Terapis meminta tiap anggota menyusun kartu sesuai serinya
3)Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
memulai permainan dengan cara:
a) Meminta kartu yang dibutuhkan kepada anggota kelompok
disebelah kamarnya
b) Jika kartu yang dipegagnya telah lengkap maka diumumkan pada
kelompok dengan membaca judul dan subjudul
c) Jika kartu yang dipegang tidak lengkap maka diperkenankan
mengambil kartu yang berada diatas meja
d) Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada
yang meminta ia berhak mengambil satu kartu yang berada diatas
meja
e) Setiap menerima kartu diminta mengucapkan terima kasih
4) Ulangi langah nomor 2, 3, jika 3b,3c sterjadi
5) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat music dihentikan peserta
yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk memilih
topic yang disukai
6) Ulangi nomor 5 sampai semua mendapat giliran
7) Terapis memberikan pujian, setiap kali keberhasilan klien
d. Fase Terminasi

33
1) Evaluasi
a) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tidak lanjut
Menganjurkan agar pasien berlatih bekerjasama
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk sesi VI, dievaluasi kemampuan verbal pasien
dalam meminta, menjawab dan memberi serta kemampuan non
verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:
a) Kemampuan Verbal: Bertanya dan Meminta

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Bertanya dan meminta


1
dengan jelas
Bertanya dan meminta
2
secara ringkas
Bertanya dan meminta
3
yang relavan
Bertanya dan meminta
4
secara spontan
Jumlah

b) Kemampuan Verbal: Menjawab dan Memberi

34
Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menjawab dan memberi


1
dengan jelas
Menjawab dan memberi
2
secara ringkas
Menjawab dan memberi
3
yang relavan
Menjawab dan memberi
4
secara spontan
Jumlah

c) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petujuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi

35
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan
verbal bertanya, meminta, menjawab, dan memberi 4, serta
kemampuan nonverbal 4. Maka, catatan keperawatannya adalah
pasien mengikuti TAK sesi 6, pasien mampu secara verbal dan
nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi.
Anjurkan pasien untuk melakukannya di ruang rawat (buat jadwal)
(Eko prabowo, 2014)
7. TAK Sosialiasi Sesi VII: Menyampaikan Pendapat Tentang Manfaat
Kegiatan TAKS yang telah dilakukan
a. Fase Pra Interaksi
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengucapkan salam
b) Perkenalan nama, dan panggilan terapis serta masing-masing
memakai name tag
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini dan menanyakan apakah telah
latihan bekerjasama
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan
b) Menjelaskan aturan main berikut.
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai
d) Masing-masing dapat menyempaikan manfaat 6 kali pertemuan
TAKS
c. Fase Kerja

36
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan
dinyalakan. Saat music terdengar bola tenis dipindahkan dari satu
peserta ke peserta lain. Saat music dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan manfaat 6 kali pertemuan TAKS.
2) Terapis menyalakan tape dan menghentikan. Saat music dihentikan
peserta yang sedang memegang bola tenis menyebutkan manfaat 6
kali pertemuan TAKS.
3) Ulangi nomor 2 sampai semua mendapat giliran
4) Terapis memberikan pujian, setiap kali keberhasilan klien
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
c) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lali
2) Tidak lanjut
a) Menganjurkan agar pasien melatih diri untuk 6 kemampuan yang
telah dimiliki
b) Penkes keluarga agar memberikan dukungan pada klien
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan evaluasi kemampuan secara periodik
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk sesi VII, dievaluasi kemampuan verbal pasien
menyampaikan manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesii secara
verbal dan disertai kemampuan non verbal dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut:
a) Kemampuan Verbal: Menyebutkan manfaat 6 kali TAKS

37
Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan manfaat
1
dengan jelas
Menyebutkan manfaat
2
secara ringkas
Menyebutkan manfaat
3
secara relavan
Menyebutkan manfaat
4
secara spontan
Jumlah

b) Kemampuan non verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petujuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek
list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika
tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu,
dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Dokumentasi

38
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika akhir
TAKS pada catatan proses keperawatan setiap pasien. Disimpulkan
kemampuan yang telah dapat diterapkan oleh pasien berhari-hari.
Untuk pasien yang telah mampu maka dianjurkan dan dievaluasi pada
kegiatan sehari-hari (melalui jadwal kegiatan kesehariann). Jika pasien
tidak mampu, maka pasien dapat disertakan pada kelompok TAKS
yang baru (Eko prabowo, 2014)
H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK
Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacau jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum
selesai makan pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK pada anggota.
I. Antisipasi Masalah
1. Penangan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
e. Memanggil klien
f. Memberi kesempatan pada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Penanganan pada klien yang diam saat TAK berlangsung
e. Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
f. Jika klien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader meningkatkan
motivasi klien
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit

39
g. Panggil nama klien
h. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
i. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK
4. Bila ada klien yang ingin ikut
g. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
h. Katakan pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
diikuti klien tersebut
i. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut
5. Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk,
ribut, dan mengganggu klien lain), terapis atau leader mengingatkan tentang
tata tertib TAK

BAB III
PENUTUP

40
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah klien dibantu untuk
melakaukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Kegiatan
sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan interaksi sosial maupun berperan dalm lingkungan sosial.
Sosialisasi dimaksudkan menfasilitasi psikoterapis untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang
lain, menekpresikan ide dan tukar persepsi, menerima stimulus eksternal yang
berasal dari lingkungan. TAK sosialisasi terdiri dari 7 sesi yaitu
1. Sesi I TAK sosialisasi: Menyebutkan jati diri
2. Sesi II TAK sosialisasi: Mengenali jati diri anggota kelompok
3. Sesi III TAK sosialisasi: Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Sesi IV TAK sosialisasi: Menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan
5. Sesi V TAK sosialisasi: Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain
6. Sesi VI TAK sosialisasi: Bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok
7. Sesi VII TAK sosialisasi: Menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan
B. Saran
Demikian proposal ini kami susun sebagiamana mestinya semoga
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi
kesehatan. Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan
yang menyebabkan kurang sempurnanya dalam proposal ini, baik dari segi isi
maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-
perbaikan selanjutnya, agar proposal selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

41
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika

Keliat, B. A. (2005). Proses Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas kelompok


Edisi 2. Jakarta: EGC

Kusunawati, F. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Ma’rifatul L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Purwaningsih W & Karlina L. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa Terapi


Modalitas dan Standard Operating Procedure (SOP). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Prabowo E. (2014). Konsep dan Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

42
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI

Di susun oleh:
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Proposal Terapi Aktivitas (TAK)
Stimulasi Persepsi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa II dengan baik.
Proposal ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik dalam materi atau pemikirannya.
Besar harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki susunan,
bentuk maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum sempurna karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaannya makalah ini.

Purwodadi, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................... i


KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
D. Latar Belakang............................................................................ 1
E. Rumusan Masalah....................................................................... 1
F. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
J. Pengertian TAK Stimulasi Persepsi........................................... 3
K. Tujuan TAK Stimulasi Persepsi................................................ 3
L. Karakteristik Klien .................................................................... 4
M. Masalah Keperawatan................................................................ 4
N. Kriteria Evaluasi........................................................................ 4
O. Pengorganisasian TAK.............................................................. 5
P. Proses TAK................................................................................ 9
Q. Tata Tertib Pelaksanaan TAK................................................... 18
R. Antisipasi Masalah..................................................................... 19
BAB III PENUTUP......................................................................................... 20
C. Kesimpulan............................................................................... 20
D. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu empat masalah kesehatan utama di
negara-negara maju. Penyakit yang menempati urutan empat besar adalah
penyakit degenerative, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan. Salah satu
bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah skizofrenia.
Skizofrenia adalah penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi klien,
cara berfikir, bahasa, emosi dan perilaku sosialnya. Salah satu gejala yang
paling muncul pada skizofrenia adalah munculnya halusinasi yaitu sekitar 70%
(Yosep, 2007). Nuraeni dkk (2009) menyatakan bahwa pasien dengan
diagnosis madis skizofrenia sebanyak 70%, halusinasi yang dialami pasien
gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% mengalami halusiansi
penglihatan dan 10% mengalami halusinasi penghidu, pengacapan dan
perabaan.
Dampak yang ditimbulkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah
kehilangan kontrol dirinya. dimana klien mengalami panikanicperilakunya
dikendalikan oleh halusinasinya. Dalam situasi ini klien dapat melakukan
bunuh diri (Suicide), membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak
lingkungan. Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan, dibutuhkan
penanganan halusinasi dengan segera dan tepat dimana langkah pertama adalah
dengan membina hubungan saling percaya melalui komunikasi dengan klien
halusinasi (Afifah, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TAK stimulasi persepsi?
2. Apa saja tujuan TAK stimulasi persepsi?
3. Bagaimana tahapan dalam TAK stimulasi persepsi?
4. Bagaimana tahapan pada sesi I TAK stimulasi persepsi: Menonton TV?

4
5. Bagaimana tahapan pada sesi II TAK stimulasi persepsi: Membaca
Majalah/Koran/Artikel?
6. Bagaimana tahapan pada sesi III TAK stimulasi persepsi: Menggambar?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia yang
mengalami isolasi sosial dengan menerapkan “Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui TAK stimulasi persepsi
b. Untuk mengetahui tujuan TAK stimulasi persepsi
c. Untuk mengetahui tahapan dalam TAK stimulasi persepsi
d. Untuk mengetahui tahapan pada sesi I TAK stimulasi persepsi:
Menonton TV
e. Untuk mengetahui tahapan pada sesi II TAK stimulasi persepsi:
Membaca Majalah/Koran/Artikel
f. Untuk mengetahui tahapan pada sesi III TAK stimulasi persepsi:
Menggambar

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian TAK Stimulasi Persepsi


Terapi Aktitivas Kelompok Stimulasi Persepsi digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensasi pasien, kemudian diobservasi reaksi sensori
pasien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi
muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada
penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang
digunakan meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan
mengekspresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal (Prabowo,
2014).
Menurut Muhith (2015) halusinasi adalah gangguan persepsi yang terjadi
ketika pasien mepersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu hal
yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
eksternal (persepsi palsu). Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa ketika
pasien merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan senssi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penciuman. Pada gangguan halusinasi penglihatan
misalnya, pasien melihat suatu bayangan menakutkan, padahal tidak ada
bayangan tersebut. Salah satu manifestasi yang timbul adalah halusinasi
membuat pasien tidak dapatmemenuhi kehidupan sehari – hari. Halusinasi
merupakan salah satu dari sekian bentuk psikopatologi yang paling parah dan
membingungkan (Sutejo, 2018).
B. Tujuan TAK Stimulasi Persepsi
3. Tujuan Umum
Klien dapat berespon terhadap stimulus panca indera yang diberikan
secara adekuat.
4. Tujuan Khusus
a) Peningkatan kepekaan terhadap stimulus
b) Peningkatan kemampuan merasakan keindahan

6
c) Peningatan apresiasi terhadap lingkungan
C. Karakteristik Klien
Karakteristik Pasien Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien
maka karakteristik klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini
adalah klien dengan masalah keperawatan seperti isolasi sosial : menarik diri
yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal, resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan diri,
klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus.
D. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan berupa isolasi sosial
No. NAMA MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.

E. Kriteria Evaluasi
4. Evaluasi struktur
f. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
g. Pengaturan tempat sesuai dengan rencana
h. Perserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
i. Alat yang digunakan dalam bentuk baik
j. Leader, co-leader, fasilitator, observer, operator berperan sebagaimana
mestinya
5. Evaluasi proses
i. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
j. Leader mampu memimpin acara
k. Co-leader membantu mengkooordinasi seluruh kegiatan
l. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan

7
m. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggungjawab dalam antisipasi masalah
n. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
o. Operator mampu mengatur permainan dan waktu
p. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
q. Peserta tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
r. Peserta dapat mengikuti peraturan permainan yang telah berlansung
s. Peserta berpartisipasi secara aktif dalam permainan
t. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana
u. Peserta dapat memerankan tokoh sesuai dengan permintaan dan adanya
tanggapan dari peserta lain tentang peran yang telah diperagakan
6. Evaluasi hasil
75% klien mampu melakukan atau mempraktekkan cara berkenalan,
kemampuan berkenalan, bertanya masalah pribadi, topik tertentu, bicara
tentang masalah pribadi, dan kerjasama
F. Pengorganisasian TAK
9. Terapis
f. Leader :
g. Co-Leader :
h. Observer :
i. Fasilitator :
j. Operator :
10. Peran dan Fungsi
f. Leader
9) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal kegiatan TAK)
10) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
11) Menjelaskan aturan permainan
12) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan

8
13) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
14) Sebagai “role model”
15) Memotivasi setiap anggota untuk aktif, mengemukakan pendapat
dan memberikan umpan balik serta memperkenalkan dirinya
16) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
g. Co-Leader
5) Membantu leader dalam mengorganisis anggota kelompok
6) Menyampaikan informasi dari fasilitas ke leader tentang aktivitas
pasien
7) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
8) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
h. Observer
6) Mengobservasi jalannya proses kegiatan dan semua respon klien
7) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien
8) Memberikan umpan balik pada kelompok
9) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat ada format yang tersedia)
10) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
i. Fasilitator
5) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
6) Memfokuskan kegiatan
7) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
8) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator ada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi

9
j. Operator
3) Mengatur alih permainan
4) Timer (mengatur waktu)
11. Seleksi Klien
c. Kriteria pasien
3) Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kemauan untuk melakukan interaksi interpesonal
4) Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berspons
sesuai dengan stimulus yang diberikan
d. Proses seleksi
1) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
2) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
3) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
12. Nama Klien yang ikut TAK
f. Ny. C
g. Tn. S
h. Ny. K
i. Tn. Z
j. Ny. P
13. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
d. Sesi I TAK Stimulasi Persepsi: Menonton TV
4) Hari/tanggal : Senin, 12 Desember 2022
5) Tempat : Ruang TAK An Nuur
6) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
e. Sesi II TAK Stimulasi Persepsi: Membaca Majalah/Koran/Artikel
4) Hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2022
5) Tempat : Ruang TAK An Nuur
6) Waktu : 09.00 – 09.45 WIB

10
f. Sesi III TAK Stimulasi Persepsi: Menggambar
4) Hari/tanggal : Rabu, 13 Desember 2022
5) Tempat : Ruang TAK An Nuur
6) Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
14. Metode
Diskusi kelompok, Bermain peran/stimulasi
15. Alat-Alat
f. Tape recorder
g. Bola Tenis
h. Kaset Lagu Ceria
i. Buku Catatan, bulpoint, jadwal kegiatan klien
j. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang mengikuti TAK
16. Setting Tempat

CL
O

P P P F P P P

P P P F P P P

OP

Keterangan gambar:
L : Leader
CL : Co-leader
F : Fasilitator
O : Observer

11
OP : Operator
P : Pasien
G. Proses TAK
4. Sesi I TAK Stimulasi Persepsi: Menonton TV/Video
f. Fase Pra Interaksi
3) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi:
klien perubahan stimulasi persepsi dan klien menarik diri
4) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
g. Fase Orientasi
4) Salam terapeutik
d) Mengucapkan salam
e) Perkenalan nama, dan panggilan terapis
f) Menayakan nama dan panggilan semua klien
5) Evaluasi/validasi
c) Menayakan perasaan klien saat ini
d) Menayakan masalah yang di rasakan
6) Kontrak
d) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton video dan bercakap-
cakap tentang video yang di tonton.
e) Menjelaskan aturan main berikut.
f) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai
h. Fase Kerja
9) Tentukan video yang menarik dan mudah di mengerti oleh klien
10) Terapis memutar video yang telah disiapkan
11) Beri kesempatan bagi klien untuk menonton video selama 10 menit
dan setelah itu video di matikan
12) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai video yang telah di
tonton
13) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya

12
14) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien member
pendapat
15) Ulangi c,d dan e samapi semua klien mendapat kesempatan
16) Beri kesimpulan tentang video yang di tonton
i. Fase Terminasi
7) Evaluasi
e) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
f) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
8) Tidak lanjut
c) Mengajurkan klien untuk melatih kemampuan mempersiapkan
tayangan video/acara TV yang baik tertentu dan mendiskusikan
pada orang lain
d) Membuat jadwal nonton video
9) Kontrak yang akan datang
e) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
f) Menyepakati waktu dan tempat
j. Evaluasi dan Dokumentasi
3) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK, untuk TAK stimulasi persepsi umum, sesi
I kemampuan yang diharapkan adalah memberi pendapat tentang
acara TV, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain dan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
SESI I : TAK STIMULASI PERSEPSI MENONTON TV/VIDEO
Kemampuan memberi respon pada tontonan
No Aspek yang dinilai
. Nama Klien :

1. Memberi pendapat
tentang acara
TV/video

13
2. Memberi tanggapan
terhadap pendapat
klien lain
3. Mengikuti kegiatan
sampai selesai
4. memberi respon
pada saat menonton
(senyum, sedih, dan
gembira)
Petunjuk :
c) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien
d) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, berespon, menceritakan dan menyampaikan perasaan
saat menonton. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x)
jika klien tidak mampu
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan :
h) 95% dari jumlah klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
i) 80% dari jumlah klien mampu memperjelas/ menceritakan tentang
video yang ditampilkan.
j) 80% dari jumpah klien mampu memberi respon pada saat
menonton
k) 70% dari jumllah klien mampu menerjemahkan perintah permainan
l) 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditentukan
m)75% dari jumlah klien mampu memberi pendapat tentang tontonan
yang sedang ditonton
n) 75% dari jumlah klien mampu memberi pendapat dari pendapat
klien lain
4) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK
ada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh catatan : Klien

14
mengikuti TAK stimulasi persepsi (TV/video), klien mampu dan
benar memberikan pendapat tentang acara TV/video, tetapi belum
mampu memberikan tanggapan pada pendapt klien lain. Anjurkan
menonton TV/video bersama klien lain dan bercakap-cakap tentang
acara TV/video (buat jadwal).
5. Sesi II TAK Stimulasi Persepsi: Membaca Majalah/Koran/Artikel
f. Fase Pra Interaksi
3) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi:
klien perubahan stimulasi persepsi dan klien menarik diri
4) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
g. Fase Orientasi
4) Salam terapeutik
d) Terapis mengucapkan salam
e) Perkenalan nama, dan panggilan terapis
f) Menayakan nama dan panggilan semua klien
5) Evaluasi/validasi
c) Menayakan perasaan klien saat ini
d) Menayakan klien apakah sudah melatih kemampuan
mempersiapkan tayangan video/acara TV yang baik tertentu dan
mendiskusikan pada orang lain
6) Kontrak
e) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca
majalah/Koran/artikel
4) Klien mampu mengenali majalah/koran/artikel yang dibaca
5) Klien mampu memberi respon terhadap majalah/koran/artikel
yang dibaca
6) Klien mampu menceritakan perasaannya setelah membaca
majalah/koran/artikel
f) Waktu: 45 menit
g) Terapis membacakan tata tertib TAK
5) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir

15
6) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
kepada terapis
h) Doa
h. Fase Kerja
8) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum
jam.
9) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
10) Terapis dan klien memakai papan nama.
11) Terapis menjelaskan bahwa akan diberikan majalah/koran/artikel
untuk dibaca klien. Setelah klien selesai membaca isi
majalah/koran/artikel, klien akan diminta menceritakan isi dari bacaan
tersebut dan perasaan klien setelah membaca majalah/koran/artikel
tersebut.
12) Terapis membagikan majalah/koran/artikel, klien bisa membaca
(kira-kira 15 menit). Bacaan boleh diulang beberapa kali. Terapis
mengobservasi respons klien terhadap majalah/koran/artikel.
13) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi
majalah/koran/artikel dan perasaannya. Sampai semua klien mendapat
giliran.
14) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
i. Fase Terminasi
4) Evaluasi
c) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
d) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
5) Tidak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk membaca majalah/koran/artikel
yang bermakna dalam hidupnya dan memberikan informasi yang
berguna untuk kehidupan klien

16
6) Kontrak yang akan datang
c) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
d) Menyepakati waktu dan tempat
j. Evaluasi dan Dokumentasi
3) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulus persepsi membaca
majalah/koran/artikel, memberi pendapat tentang bacaan
majalah/koran/artikel yang dibaca, dan perasaan saat mendengar
membaca.
Formulir evaluasi
SESI II : TAK STIMULASI PERSEPSI: MEMBACA
MAJALAH/KORAN/ARTIKEL
Kemampuan memberi respon terhadap bacaan majalah/koran/artikel
No. Aspek yang dinilai
Nama Klien :

1. Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
2. Memberi respon terhadap
isi bacaan setelah
membaca
majalah/koran/artikel
3. Menjelaskan pendapat
tentang isi
majalah/koran/artikel
4. Menjelaskan perasaan
setelah membaca
majalah/koran/artikel

Petunjuk:
c) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien

17
d) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, merespon, memberi pendapat, meyampaikan perasaan
tentang musik/lagu yang didengar. Beri tanda () jika klien
mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu
Hal-hal yang perlu dievaluasi, antara lain:
d) Evaluasi struktur
(4) Tim terapis berjumlah 9 orang, terdiri atas 1 leader, 1 co-
leader, 5 orang fasilitator, 1 observer dan 1 operator.
(5) Lingkungan tenang
(6) Peralatan
e) Evaluasi proses
(3) 95% dari jumlah klien dapat mengikuti permainan dan dapat
mengkuti kegiatan dari awal sampai selesai.
(4) 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
f) Evaluasi akhir
(7) 75% dari jumlah klien mampu memahami isi bacaan
majalah/koran/artikel yang dibaca
(8) 85% dari jumlah klien mampu memberi respon terhadap isi
bacaan majalah/koran/artikel yang dibaca
(9) 85% dari jumlah klien mampu memberi pendapat tentang
bacaan yang dibaca
(10) 75% dari jumlah klien mampu menceritakan perasaannya
setelah membaca majalah/koran/artikel
(11) 95% dari jumlah klien mampu mengikuti peraturan
kegiatan.
(12) 75% dari jumlah klien mampu menyebutkan manfaat dari
TAK.
4) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti
TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti sesi 1I, TAK stimulasi persepsi membaca

18
majalah/koran/artikel. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir dan mengerti isi serta makna sesuai dengan isi bacaan dalam
majalah/koran/artikel, namun belum mampu memberi pendapat dan
perasaan tentang isi bacaan majalah/koran/artikel. Latih klien
membaca majalah/koran/artikel di ruang rawat.
6. Sesi III TAK Stimulasi Persepsi Menggambar
f. Fase Pra Interaksi
3) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi:
klien perubahan stimulasi persepsi dan klien menarik diri
4) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
g. Fase Orientasi
4) Salam terapeutik
d) Terapis mengucapkan salam
e) Terapis perkenalan nama dan panggilan terapis
f) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
5) Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien dan menanyakan apakah klien
sudah membaca majalah/koran/artikel yang bermakna dalam hidupnya
serta memberikan informasi yang berguna untuk kehidupan klien
6) Kontrak
c) Terapis menjelaskan tujuan TAK
d) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
(8)Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
(9)Jika akan keluar kelompok, klien harus meminta izin terapis
(10) Lama kegiatan 45 menit
h. Fase Kerja
8) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menggambar dan cerita hasil gambar kepada klien lain
9) Terapis membagian kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap klien
10) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan
perasaan hatinya

19
11) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan
memberi penguatan kepada klien untuk meneruskan menggambar.
Jangan mencela klien
12) Setelah selesai semua menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk menceritakan gambar yang telah dibuatnya. Yang
harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut
menurut klien.
13) Kegiatan no. 5 dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
14) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien bertepuk tangan (Lilik Ma’rifatul, 2011)
i. Fase Terminasi
4) Evaluasi
c) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
d) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
5) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar
6) Kontrak yang akan dating
e) Terapis menyepakati TAK berikutnya
f) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
j. Evaluasi dan Dokumentasi
3) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi perspsi
menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu
mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar
dan menceritakan makna gambar. Formulir evaluasi:
SESI III : TAK STIMULASI PERSEPSI MENGGAMBAR
Kemampuan memberi respon terhadap menggambar

20
No. Aspek yang dinilai Nama Klien :

1. Mengikuti Kegiatan Dari


Awal Sampai Akhir
2. Menggambar Sampai
Selesai
3. Menceritakan Jenis
Gambar
4. Menceritakan Makna
Gambar
Petunjuk:
c) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
d) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, menggambar, menyebutkan gambar dan menceritakan
makna gambar. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x) jika
klien tidak mampu
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan :
e) 90% dari jumlah klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
f) 80% dari jumlah klien menggambar sampai selesai
g) 70% dari jumlah klien mampu menceritakan jenis gambar
h) 70% dari jumlah klien mampu menceritakan makna gambar
4) Dokumentasi
Dokumentasikam kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2
TAK stimulasi persepsi menggambar. Klien mengikuti sampai selesai.
Klien mampu menggambar. Menyebutkan nama gambar, dan
menceritakan makna gambar. Ajarkan klien untuk mengungkapakan
perasaan melalui gambar.
H. Tata Tertib Pelaksanaan TAK
Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.

21
4. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacau jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum
selesai makan pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK pada anggota.
I. Antisipasi Masalah
1. Penangan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
g. Memanggil klien
h. Memberi kesempatan pada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Penanganan pada klien yang diam saat TAK berlangsung
g. Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
h. Jika klien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader meningkatkan
motivasi klien
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
j. Panggil nama klien
k. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
l. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK
4. Bila ada klien yang ingi ikut
j. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
k. Katakan pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
diikuti klien tersebut
l. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut

22
5. Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk,
ribut, dan mengganggu klien lain), terapis atau leader mengingatkan tentang
tata tertib TAK

BAB III
PENUTUP

23
A. Kesimpulan
Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau
stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sessi. Dalam proses ini diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
1. Sesi I TAK stimulasi persepsi: Menonton video/TV
2. Sesi II TAK stimulasi persepsi: Membaca majalah/koran/artikel
3. Sesi III TAK stimulasi persepsi: Menggambar
B. Saran
Demikian proposal ini kami susun sebagiamana mestinya semoga
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi
kesehatan. Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan
yang menyebabkan kurang sempurnanya dalam proposal ini, baik dari segi isi
maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-
perbaikan selanjutnya, agar proposal selanjutnya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

24
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika

Keliat, B. A. (2005). Proses Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas kelompok


Edisi 2. Jakarta: EGC

Kusunawati, F. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Ma’rifatul L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Purwaningsih W & Karlina L. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa Terapi


Modalitas dan Standard Operating Procedure (SOP). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Prabowo E. (2014). Konsep dan Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

25

Anda mungkin juga menyukai