Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORIK PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL

Disusun Oleh :

1.NEISITARA TRI UTAMI (A2R19034)

2.NITA SOFIANTARI (A2R19035)

3.NOVIA ZAHWA NADYA PUTRI (A2R19036)

4.NOVIANA DINTA P (A2R19037)

5.NUGIETA WINO FIRMANSYAH (A2R19038)

6.NUR AJENG PITALOKA (A2R19039)

7.PUPUT NUR FADILA (A2R19040)

8.RATIH WULAN IRAYANI (A2R19041)

9.RINDY FEBRILIA (A2R19042)

10.RINI AMANDA PRADITYA (A2R19043)

11.SAFNA REKHA (A2R19044)

12.SELLI TRIA AMANDA (A2R19045)

13.SHANIA IMELLANA PUTRI (A2R19046)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “HUTAMA ABDI HUSADA”

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp. / Fax (0355) 322738 Tulungagung 66224
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga
penulisan program kerja praktik keperawatan jiwa Mahasiswa STIKes
Hutama Abdi Husada Tulungagung 2021/2022 dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Dalam proposal ini penulis membahas mengenai terapi individual


isolasi sosial. Proposal ini di buat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan proposal ini. Oleh karna itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan yang


mendasar pada proposal ini. Oleh karna itu kepada semuanya untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun penulis menjadi lebih
baik.Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

 
Tulungagung,15 Desember 2021
 
 
 
Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................... 3

BAB II SATUAN ACARA KEGIATAN

A. Pengertian ……………………............................................ 4
B. Tujuan.................................................................................. 4
C. Karakteristik Klien............................................................... 5
D. Masalah Keperawatan ......................................................... 5
E. Kriteria Evaluasi ................................................................. 5
F. Pengorganisasian TAK........................................................ 6
G. Setting Tempat..................................................................... 9
H. Proses TAK.......................................................................... 9
I. Antisipasi Masalah............................................................... 15
J. Lampiran.............................................................................. 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 21
B. Saran..................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial
yang terkihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku, dan koping
yang efektif, konsep diri positif, dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain otonomi dan kemandirian,
memaksimalkan potensi diri, menoleransi ketidakpastian hidup, harga diri, menguasai
lingkungan, orientasi realitas dan manajemen stress. Salah satu bentuk gangguan jiwa
adalah isolasi sosial.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa isolasi sosial memiliki perilaku cenderung
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, dan
menghindar dari orang di sekitarnya (Endang, 2015 & Berhimpong, 2016).

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi


kesehatan jiwa dan fisik sangat diperlukan untuk mencegah meningkatnya angka
gangguan jiwa. Perawatan klien gangguan jiwa di rumah sakit membutuhkan
dukungan dari banyak aspek sehingga kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah satu
tujuan perawatan klien dengan gangguan jiwa di rumah sakit adalah dengan melatih
klien untuk mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Ketika klien mampu
berinteraksi diharapkan klien dapat kembali berfungsi di masyarakat dan mampu
melakukan perannya di masyarakat. Bentuk pelatihan berinteraksi dan bekerjasama
dengan orang lain adalah dengan melakukan terapi aktivitas kelompok.
Salah satu penanganan klien gangguan jiwa dengan halusinasi penglihatan
adalah dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi aktivitas
kelompok (TAK) stimulasi sensorik adalah terapi yang menggunakan aktivitas
sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternative penyelesaian masalah.

5
Sebagai bentuk dari terapi aktivitas kelompok stimulasi sensorik yang akan kami
gunakan adalah diskusi pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta
menggambar. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat memberikan stimulus kognitif,
afektif, dan psikomotorik untuk klien. Selain itu juga dapat menjalin komunikasi dan
kerjasama antar klien. Oleh karena itu, kami menerapkan terapi ini pada pasien
halusinasi penglihatan di ruang mawar Rsj Lawang.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien mampu bekerja sama dengan terapis dan klien lain
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus terapi aktivitas kelompok pasien dengan isolasi sosial ini
adalah:
1. Klien mampu memperkenalkan nama lengkap dan nama panggilannya
2. Klien mampu mengikuti kegiatan sampai batas waktu yang sudah
ditentukan dan sesuai tata tertib
3. Klien mampu memahami perintah dari leader
4. Klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk melaksanakan
perintah leader.
5. Klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi dengan klien
yang lain.
6. Pasien mampu memahami gambar dan mewarnai
7. Klien mampu mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang telah
dilakukan.

6
C. Manfaat
a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada mahasiswa, khususnya dalam hal
keperawatan tentang TAK pada klien dengan gangguan stimulasi sensorik.
b. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada mahasiswa untuk mengembangkan
terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan gangguan jiwa.
c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama terutama pada klien
gangguan stimulasi sensorik dengan berbagai sesi.
d. Membantu proses penyembuhan pada klien dengan gangguan stimulasi sensorik.

7
BAB II
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULASI SENSORIK PADA ISOLASI
SOSIAL

A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori merupakan terapi yang diberikan
dengan menstimulus semua panca indra pada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku
dan memberikan respon yang adekuat (Keliat, 2012). Terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori merupakan aktivitas yang digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori
pasien, kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi emosi atau perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009)..
Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial
Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan
lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian.
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan
mengalami perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih
menyukai berdiam diri, mengurung diri, dan menghindar dari orang lain (Yosep, Sutini,
2014).

B. Tujuan
c. Tujuan umum
Klien mampu bekerja sama dengan terapis dan klien lain
d. Tujuan khusus
Tujuan khusus terapi aktivitas kelompok pasien dengan isolasi sosial ini adalah:
1. Klien mampu memperkenalkan nama lengkap dan nama panggilannya

8
2. Klien mampu mengikuti kegiatan sampai batas waktu yang sudah ditentukan dan
sesuai tata tertib
3. Klien mampu memahami perintah dari leader
4. Klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk melaksanakan perintah
leader.
5. Klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi dengan klien yang
lain.
6. Pasien mampu memahami gambar serta mewarnai
7. Klien mampu mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang telah dilakukan.

C. Karakteristik Klien
a. Kriteria inklusi
 Klien yang sudah mampu berinteraksi dengan klien lain.
 Klien dengan kondisi yang stabil.
 Klien bersedia mengikuti permainan
b. Kriteria eksklusi
Klien dengan gangguan isolasi social yang belum mampu berinteraksi dengan
orang lain.

D. Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah disiapkan sebelumnya.
b. Kontrak waktu sudah tepat dan mempertimbangkan kondisi klien.
c. Media dan alat yang dipilih sudah tepat.
d. Tempat luas dan sesuai untuk kegiatan.
e. Materi TAK sesuai dengan kondisi klien.
f. Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik
klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok.

9
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan kegiatan dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di samping klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannnya permainan
d. 100% klien yang mengikuti kegiatan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari
awal sampai selesai.
e. Di akhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan dan dilakukan kontrak yang
akan datang.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal.
b. 100% klien mampu memahami perintah dari leader.
c. 100% klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk melaksanakan
perintah leader.
d. 80% klien mampu mengenal nama, tanggal lahir, usia klien lain.
e. 100% klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi dengan klien
yang lain.
f. 100% klien mampu mengikuti aturan selama kegiatan.
g. 80% klien mampu mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang telah
dilakukan.

F. Pengorganisasian TAK
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok pasien dengan isolasi sosial akan
dilaksanakan  pada:
Hari/Tanggal : Kamis / 23 Desember 2021
Pukul                   : 09.00 – 12.00 WIB
Durasi              : 3 jam
2. Tim Terapis
Adapun tim terapis yang akan terlibat meliputi; leader, co-leader, fasilitator,
observer.

10
a. Leader
Tugas :
 Menyusun rencana TAK
 Memimpin jalannya diskusi
 Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
 Memberikan memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
 Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
 Menjelaskan permainan.
 Sebagai role model
b. Co-leader
Tugas :
 Membantu leader secara umum
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.
 Membantu leader dalam memimpin permainan.
 Membantu leader dalam menjelaskan aturan main kegiatan
 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
 Memberikan reward bagi kelompok yang menyelesaikan perintah dengan
cepat.
 Memberikan punishment bagi kelompok yang kalah.
c. Fasilitator
Tugas :
 Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi
 Memberikan stimulus pada anggota kelompok.
 Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan.
 Mempertahankan kehadiran anggota
d. Observer

11
Tugas :
 Mengobservasi dan mencatat jalannya proses kegiatan.
 Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung.
 Mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok.
 Mencatat jika ada peserta yang drop out dan alasan drop out.
 Memberi umpan balik pada kelompok

Semua tim terapis adalah memenuhi persyaratan, diantaranya:


a. Memiliki pengalaman mengikuti TAK
b. Memiliki pengetahuan tentang masalah pasien
c. Mengetahui metode yang tepat untuk TAK
d. Terampil berperan sebagai pemimpin
3. Pasien
Seluruh pasien rsj Lawang yang mengalami masalah keperawatan jiwa
4. Metode dan media
a. Metode
Adapun metode yang digunakan pada terapi aktivitas ini adalah Diskusi
dan Permainan
b. Media
Media yang akan digunakan meliputi:
 Papan nama sejumlah pasien dan perawat yang ikut TAK
 Pola gambar
 Pensil warna
 Bola
 Botol
5. Proses seleksi peserta
a. Menyeleksi klien sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Mengidentifikasi nama klien dan masalah keperawatan yang dialami.
c. Membuat kontrak waktu dengan klien.
d. Membagi klien dalam kelompok kecil
12
G. Setting Tempat

L Co-L
O
F k

k
F

F K
k F
F k

Keterangan:
: Leader : Klien
L k

Co-L : Co-Leader F : Fasilitator

: Observer
O

H. Proses TAK
Sesi 1 : Senam Pagi
Tujuan
1. Klien dapat mengikuti gerakan sesuai arahan instruksi senam .
2. Klien dapat aktif mengikuti kegiatan .
Setting
1. Klien baris sesuai arahan dari perawat
2. Suasana nyaman dan menyenangkan.

13
Alat
1. sound system .
2. pemutar musik
Metode
Diskusi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri:
isolasi sosial .
b. Membuat kontrak dengan klien .
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan .
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
1. Salam terapis pada klien .
2. Perkenalkan nama dan panggilan perawat (pakai papan nama) .
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini .
c. Kontrak
1. Perawat menjalankan tujuan kegiatan, yaitu bercakap – cakap tentang hal
positif diri sendiri .
2. Perawat menjalaskan aturan Senam sebagai berikut .
 Klien harus menirukan gerakan senam sesuai arahan instruksi dan MC.
 Lama kegiatan 15 menit .
 Setiap kali mengikuti kegiatan harus dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Perawat memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama .
b. Perawat mengarahkan klien untuk baris .
c. Perawat menata barisan klien agar terlihat rapi
d. MC membuka acara

14
e. MC menyerahkan acara ke intruksi senam
f. Perawat meninjau pelaksanaan senam dan memberi dukungan ke klien
g. Perawat ikut serta mengikuti senam untuk memberi dukungan ke Klien
h. Senam selesai setelah 15 menit
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Perawat menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK
2. Perawat memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
a. Tindak lanjut
Perawat tetap memberi dukungan pada klien yang kurang interaktif
b. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yaitu melatih
hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah .
2. Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK . Untuk
TAK stimulasi sensorik : isolasi sosial sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan
adalah bisa percaya diri di hadapan orang banyak ( kemampuan yang dimiliki ) .

15
Sesi 2 : Permainan bola berputar
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan nama teman dan mengenali orientasi orang
2. Terapis dapat mengetahui perkembangan kondisi psikologis klien setelah permainan
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran .
2. Ruangan nyaman dan tenang .
Alat
1. Bola
1. Lagu
Metode
Menyanyi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana ruang yang
tenang dan nyaman)
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :
Mengucapkan salam terapeutik
a. Validasi
Menanyakan perasaan pasien hari ini
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan
2. Menjelaskan aturan main: lagu diputar diwaktu yang sama bola gilir diserahkan
pada sampingnya, pada saat lagu berhenti klien yang memegang
bola harus memilih opsi menyanyi atau mewarnai.
2. Tahap Kerja
a. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
b. Menyerahkan bola terhadap satu klien

16
c. Terapis memutar kaset pada tape recorder serta bola diedarkan diserahkan ke
teman sampingnya dan pada saat tape dimatikan maka klien yang memegang bola
harus memilih opsi yang sudah ditentukan.
d. Px menjalankan opsi yang sudah dipilih.
e. Terapis memberikan pujian kepada pasien setelah berhasil melakukan opsi yang
telah dipilih
3. Terminasi
a. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2. Memberi pujian dan hadiah atas pencapaian kelompok
a. Tindak Lanjut
Menganjurkan agar klien mampu menyebutkan nama teman secara acak
b. Kontrak yang akan datang
Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya 

Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi sensorik umum sesi 2, kemampuan yang di harapkan adalah px mampu
berinteraksi dengan perawat dan juga klien yang lain, mampu membuat keputusan apa
yang dipilihnya, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain dan mengikuti
sampai selesai kegiatan. Formulir evuluasi :
Sesi 2
Stimulasi sensori: isolasi sosial
Mewarnai/menyanyi
Nama Klien
No Aspek yang Dinilai

1 Memilih opsi dan


melakukan kegiatan yang
dipilih

17
2 Mengikuti kegiatan
sampai selesai

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien , tulis nama paggilan klien yang ikut TAK .
2. Untuk tiap klien , semua aspek yang di nilai dengan memberi tanda ceklis jika di
temukan pada klien tau beri tanda silang jika tak di temukan.
a. Dokumentasi
Dokumentasikan lah kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh catatan: klien mingikuti TAK stimulasi sensorik
(mewarnai), klien tidak mampu mengekpresikan dan memberi tanggapan, namun
mengikuti kegiatan sampai selesai.

I. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1. Memanggil nama klien
2. Memotivasi klien untuk ikut diskusi dan mewarnai
b. Bila klien meninggalkan aktifitas mewarnai tanpa pamit :
1. Panggil nama klien
2. Tanya alasan kenapa klien meninggalkan aktivitas tersebut
3. Berikan penjelasan tentang tujuan kegiatan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu boleh kembali lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut :
1. Berikan penjelasan bahwa diskusi dan mewarnai ditunjukkan pada klien yang
sudah dipilih
2. Katakan pada klien lain ada aktifitas atau permainan lain yang bisa diikuti oleh
klien tersebut.
3. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk tapi jangan berikan peran pada
klien

18
J. Lampiran

LEMBAR OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
Sesi I

1. Evaluasi Struktur:
a. TAK dimulai pada pukul :………………………….....................
b. Jumlah peserta :……………………………………….
c. Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian? Ya/Tidak
Catatan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
.....................

2. Evaluasi Proses:
No. Pelaksanaan TAK Check list
1. Orientasi:
1. Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Memperkenalkan nama dan panggilan terapis
2. Evaluasi atau validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu orientasi pengenalan
orang

19
b. Menjelaskan aturan kegiatan :
2. Kerja:
1. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama
panggilan serta memakai papan nama .
2. Mempersiapkan px untuk mengikuti kegiatan senam
3. Terapis memimpin jalannya senam
4. Bersama-sama menjalankan kegiatan senam
5. Setelah selesai, terapis memberi pujian atas peran serta klien
3. Terminasi:
1. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti
TAK
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk mempraktekkan senam pagi
dalam aktivitasnya
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal
positif diri yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan dirumah sakit dan dirumah .
b. Menyepakati waktu dan tempat

20
LEMBAR OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
Sesi II

1. Evaluasi Struktur:
a. TAK dimulai pada pukul :………………………….....................
b. Jumlah peserta :……………………………………….
c. Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian? Ya/Tidak
Catatan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
.....................

2. Evaluasi Proses:
No. Pelaksanaan TAK Check list
1. Orientasi:
1. Salam terapeutik
c. Salam dari terapis kepada klien
d. Memperkenalkan nama dan panggilan terapis
2. Evaluasi atau validasi
c. Menanyakan perasaan klien saat ini
d. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Kontrak
c. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu orientasi pengenalan
orang
d. Menjelaskan aturan main :

21
2. Kerja:
1. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu permainan
bola dan menentukan opsi kegiatan yang akan dipilih klien
2. Apabila px sudah menentukan opsi, px tersebut melakukan
kegiatan sesuai opsi yang telah dipilihnya
3. Untuk opsi menyanyi, px diharuskan untuk menyanyi.
Sedangkan untuk yang mewarnai, terapis membagikan kertas
dan pensil warna.
4. Sementara pasien melakukan opsi yang dipilih, terapis
memberi motivasi kepada klien.
5. Setelah semua selesai, terapis memberikan pujian kepada
klien atas pencapaiannya
3. Terminasi:
1. Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b. Memberi pujian dan hadiah atas pencapaian kelompok
2. Tindak Lanjut
Menganjurkan agar klien mampu mengekspresikan
perasaan melalui menyanyi/mewarnai.
3. Kontrak yang akan datang
Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya 

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok pasien dengan isolasi sosial adalah upaya untuk
menggali dan meningkatkan aspek-aspek yang ada dalam diri demi meningkatkan harga
diri pasien.
Karakteristik klien

1. Kriteria inklusi
 Klien yang sudah mampu berinteraksi dengan klien lain.
 Klien dengan kondisi yang stabil.
 Klien bersedia mengikuti permainan
2. Kriteria eksklusi
Klien dengan gangguan isolasi sosial yang belum mampu berinteraksi
dengan orang lain.

Kriteria evaluasi

 Evaluasi struktur
 Evaluasi proses
 Evaluasi hasil

Pengorganisasian TAK

1. Waktu
2. Tim terapis
3. Pasien
4. Metode dan media
5. Proses seleksi peserta

Proses TAK
 Sesi 1 : Kegiatan senam
 Sesi 2 : Permainan sederhana (menyanyi/mewarnai)

B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan
praktik TAK serta pengetahuannya khususnya pada pasien dengan isolasi sosial sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi
klien maupun keluarganya.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
 Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi mahasiswa agar dapat membantu
dalam pembuatan TAK isolasi sosial
 Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan lebih
memahami isolasi sosial serta pemberian TAK kepada klien dengan isolasi sosial
dan mempermudah masyarakat awam untuk mengetahui tentang gangguan
tersebut tersebut.

.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/42885/2/BAB%20I.pdf. Dikutip pada tanggal 19 Desember 2021


pukul 13.00 WIB

file:///C:/Users/Admin/Downloads/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf. Dikutip pada


tanggal 19 Desember 2021 pukul 13.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai